Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


20 August 2018

Tol Yogyakarta-Solo akan tersambung akses ke Bandara Kulon Progo

 adhi karya. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto mengungkapkan, pembangunan Tol Yogyakarta-Solo sepanjang 40,49 km nantinya akan tersambung dengan jalan menuju Bandara International Yogyakarta, Kulon Progo. Saat ini, pihaknya telah mengajukan diri sebagai pemrakarsa dengan porsi sebesar 40 persen. Untuk porsi sisa, Adhi Karya bermitra dengan dua pihak swasta yakni Gama Grup dan DDT.

"Kita sudah mengajukan sebagai pemrakarsa. Kami join dengan swasta, porsi Adhi 40 persen. Partner ada Gama Grup, DDT. Pemerintah juga kan sedang mendorong swasta masuk ke tol," terangnya di Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (20/8).

Menurut data yang diambil dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Pemerintah (KPPIP), pembangunan tol akan menghabiskan biaya Rp 16,01 triliun. Namun, Budi menyebutkan, ongkos pembangunan kini bertambah Rp 3 triliun.

"Investasi sekitar Rp 19 triliun, di luar tanah. Itu sampai Kulon Progo, akses bandara nantinya. Ada elevated itu 15 km. Makanya agak mahal, tiga kali lipat dari biasa," urainya.

Demi menambal nominal yang membengkak tersebut, dia menambahkan, pihak swasta akan turut dilibatkan dalam pengerjaan proyek Tol Yogyakarta-Solo, agar pembangunan fisiknya mulai bisa dilakukan pada 2019.

"Lelang segera, mudah-mudahan tahun ini. Feasibility Study sudah kami ajukan, jadi tahun depan bisa langsung fisik," ujar dia.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com [azz]
Share:

Kulonprogo Kejar Waktu Selesaikan Proyek



TRIBUNJOGJA.COM - Sejumlah proyek infrastruktur di Kulonprogo ditarget rampung hingga akhir tahun anggaran 2018 ini. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo pun tengah berkejaran waktu untuk menyelesaikannya.

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan pemukiman (DPUPKP) Kulonprogo mencatat, ada beberapa pekerjaan berkaitan sarana jalan di tahun ini.

Yakni sekitar 80 titik jalan dan jembatan. Ini juga mencakup pembangunan dan peningkatan kapasitas di 47 titik jalan lokal primer 2.


Kepala Bidang Bina Marga, DPUPKP Kulonprogo, Nurcahyo Wibowo mengatakan kontrak pekerjaan sudah ditandatangani pada 23 Juli 2018 lalu dan rencananya bakal berjalan hingga November mendatang.


Proses pekerjaan saat ini secara umum sudah mencapai 75-80 persen dan optimistis bisa selesai pada akhir tahun.

Paling tidak, teken kontrak dan tinggal pelaksanaan untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu. DPUPKP saat ini berusaha untuk mengejar rekanan yang progresnya lamban maupun yang belum mencairkan anggaran sesuai termin.

"Meski sedikit mundur dari jadwal semula, tahapan masih sesuai skedul. Kami beraharap semuanya bisa selesai tepat waktu dan sesuai spesifikasi dalamkontrak," kata Nurcahyo, Minggu (19/8/2018). (tribunjogja)


Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kulonprogo Kejar Waktu Selesaikan Proyek, http://jogja.tribunnews.com/2018/08/19/kulonprogo-kejar-waktu-selesaikan-proyek.

Penulis: ing
Editor: has
Baca Selengkapnya pada Kulonprogo Kejar Waktu Selesaikan Proyek Tribun Jogja
Share:

Konservasi Penyu di Kulon Progo, Hidup Segan Mati Tak Mau

Tukik yang masih belum genap berusia tiga bulan siap untuk dilepasliarkan ke Pantai Trisik di selatan Yogyakarta.

KULON PROGO, KOMPAS.com - Gerakan masyarakat Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melindungi dan melestarikan satwa penyu mengalami kendala keuangan sehingga kondisinya bak hidup segan mati tak mau.

Gerakan mereka selama ini tersalurkan lewat wadah Penyu Abadi Pantai Trisik. Kondisi Penyu Abadi (PA) saat ini berada pada pilihan bertahan atau menutup kegiatan yang sudah berjalan belasan tahun.

"Kami dilematis. Berhenti atau terus. Apa harus dilepas saja semua, habis itu tidak ada lagi," kata Jaka Samudra, Ketua Penyu Abadi, Minggu (19/8/2018).

Pantai di selatan Yogyakarta, termasuk di wilayah Kulon Progo, yang mencapai 24 kilometer panjangnya menjadi lokasi favorit penyu bertelur. Wilayah pantai itu meliputi empat kecamatan yakni Galur, Panjatan, Wates, dan Temon.

Pantai Trisik sendiri merupakan pantai wisata yang terletak di Dukuh Sidorejo, Kelurahan Banaran, Kecamatan Galur di Kulon Progo.

Baca juga: 70 Tukik Penyu Lekang dan Satu Penyu Hijau Dewasa Dilepasliarkan

Jaka mengatakan, penyu yang kerap mendarat dan bertelur di Trisik dan sekitarnya itu umumnya jenis lekang (Lepidochelys oliviacea) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Lekang suka bertelur di dekat rumput-rumput dan hamparan pasir landai, biasanya di antara Mei-Agustus.

Nelayan sepanjang pantai juga sering mendapati penyu indukan tersangkut jaring. Dulu, mereka menjual satwa ini, baik telur maupun ketika menjadi tangkapan tidak sengaja. Penyu yang mampir untuk bertelur jumlahnya terus menyusut hingga kini.

Perilaku warga berubah sejak aktivis perlindungan dan pelestarian penyu muncul di tengah mereka tahun 2002. Mereka kemudian dikenal sebagai Penyu Abadi sejak 2004. Banyak warga pantai dan nelayan khususnya di Trisik memilih menyelamatkan telur, menetaskannya, kemudian melepaskan anak-anak penyu ( tukik) itu ke laut.

Dalam perjalanannya, PA mengalami kesulitan mempertahankan upaya konservasi itu. Mereka kesulitan pembiayan, baik untuk mengganti telur yang ditemukan warga, menempatkannya di lokasi penetasan, menjaga telur, menetaskannya, memberi makan, dan mengganti berkala air asin.

Pegiat konservasi PA, Dwi Suryaputra mencontohkan, sering terjadi tukik terserang jamur di dalam kolam sementara. Diperkirakan jamur muncul akibat air asin yang tidak cocok. Mereka menyuplai air dari sumur buatan yang menampung air asin resapan.

"Kata peneliti UGM karena air asin tidak cocok maka kena jamur," kata Dwi.

PA perlu membangun sumur dan fasilitas penampung yang lebih baik untuk air asin laut. Air asin yang cocok diyakini bisa membuat tukik tumbuh lebih baik.

Namun, membangun fasilitas baru memerlukan dana tidak sedikit. Dwi mengatakan, mereka kesulitan karena tidak ada lagi pembiayaan dari donor.

"Sudah lama sekali tidak ada pendanaan lebih 8 tahun," kata dia.

Jaka mengatakan, bantuan pihak ketiga terakhir pada 2008. Bantuan itu berupa beberapa kolam dan akuarium transit sebelum tukik dilepas ke laut, area penetasan, alat filter, hingga pengukur suhu. Namun dalam perkembangannya, perawatan memerlukan biaya tinggi.

Tahun ini, kata Jaka, ada 1.700 telur yang ditemukan 17 orang. PA memerlukan biaya perawatan hingga melepaskan tukik setidaknya Rp 50.000 untuk satu tukik. Jaka memerinci, nilai itu untuk mengganti telur temuan warga Rp 5.000 per butir. Selebihnya untuk membiayai operasional, memberi pakan, sampai lepas liar.

"Transaksi uang tidak boleh. Saya jadi bingung. Padahal kami yang mengawali tapi dinas tidak ada yang membantu. Kalau pakai uang pribadi (terus) berat," kata Jaka.

PA kini memanfaatkan terobosan dengan cara membuka sumbangan sukarela dari berbagai komunitas. Salah satunya adalah Nissan Livina Club (NLC) asal Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selain menyumbang, klub otomotif itu ikut melepaskan tukik ke pantai Trisik.

Baca juga: HUT ke-72 RI, Puluhan Ekor Tukik Dilepasliarkan

Anggota Seksi Kegiatan NLC Yogyakarta, Heri Sutanto mengatakan, kegiatan peduli lingkungan dan sosial bukan kegiatan baru dalam kebanyakan komunitas otomotif. Selain rutin menyumbang ke beberapa panti dan pertemuan antar anggota, komunitas mereka juga kerap ikut dalam aksi tanggap darurat, bakti sosial, hingga aksi lingkungan seperti menanam pohon.

Heri mengatakan, peduli lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga harus tumbuh dalam masyarakat.

"Kita menggerakkan komunitas yang ada. Komunitas otomotif ada banyak dan akan efektif," kata dia.


Menurut Jaka, mengajak pihak ketiga merupakan salah satu cara mereka menggalang dana untuk memperpanjang nafas upaya pelestarian dan perlindungan penyu di pantai selatan Kulon Progo itu. Ke depan, katanya, ada banyak kelompok komunitas otomotif lain yang menyusul.

"Tidak ada patokan, seiklasnya saja," kata Jaka.


PenulisKontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua
EditorEgidius Patnistik


Baca Selengkapnya pada Konservasi Penyu di Kulon Progo, Hidup Segan Mati Tak Mau KOMPAS.com
Share:

Rekor MURI Makan 17.818 Geblek Berhasil Terpecahkan di ...





Angkasa Pura I, Garuda Indonesia, Indonesia Re dan Kliring Berjangka Indonesia mempromosikan makanan asal Kulon Progo, Geblek melalui pemecahan Rekor MURI.


Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura I (Persero) bersama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re dan PT Kliring Berjangka Indonesia atau KBI bersinergi melaksanakan puncak perayaan Program BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan menggelar sejumlah kegiatan yang berpusat di Alun-Alun Utara, Yogyakarta, Minggu (19/8) pagi.

Rangkaian kegiatan memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-73 RI ini diselenggarakan dalam berbagai kegiatan seperti Jalan Sehat 5K, Bazaar UMKM Binaan BUMN, Bakti sosial berupa bersih-bersih lingkungan di sekitar Keraton, Kuliner Gratis, Donor Darah & Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Hiburan serta Pemecahan Rekor MURI Makan 17.818 Geblek yang melibatkan lebih dari 3.500 peserta.


BACA JUGA
Hadir untuk Negeri, Angkasa Pura I Gelar Pasar Murah Serentak di 15 Desa di Kulon Progo
Empat Perusahaan BUMN Upacara Kemerdekaan RI ke-73 di Kulon Progo
Program BUMN Hadir untuk Negeri Akan Datang ke Kulon Progo untuk Upacara 17 Agustus


Perayaan puncak BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi DIY diawali pelepasan sebanyak 3.500 peserta Jalan Sehat 5K oleh Direktur Utama Angkasa Pura I & PIC BHUN Provinsi DIY Faik Fahmi didampingi Direktur Teknik Garuda Indonesia I Wayan Susena, Direktur Pengembangan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan Indonesia Re Adi Pramana, Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Gatot Saptadi.

Peserta Jalan Sehat 5K kemudian diiringi oleh Prajuri Bregodo, arak-arakan kuda serta andong berjalan melewati rute-rute jalan utama seperti Jl. Ahmad Dahlan, Jl. Nyai Ahmad Dahlan, Jl. Ngasem, Jl. Polowijan, Jl. Tamanan, Jl. Ngadisungan, Alun-alun Kidul, Langenastran Lor, Jl. Gamelan, Jl. Mantrigawen Lor, Jl. Brigjen Katamso, Jl. Panembahan Senopati dan kembali ke Alun-alun Utara sepanjang 5 Km.

“Angkasa Pura I bersinergi dengan Garuda Indonesia, Indonesia Re dan Kliring Berjangka Indonesia untuk mensukseskan Program BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi DIY. Kegiatan ini merupakan salah satu komitmen kami sebagai BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan serta memupuk rasa kebanggaan berbangsa, bertanah air kepada seluruh masyarakat di pelosok negeri,”ujar Direktur Utama Angkasa Pura I & PIC BHUN Provinsi DIY, Faik Fahmi.

Pecahkan Rekor MURI Makan Massal 17.818 Geblek

Momentum pelaksanaan puncak kegiatan BHUN di Provinsi DIY dimanfaatkan oleh Angkasa Pura I, Garuda Indonesia, Indonesia Re dan Kliring Berjangka Indonesia untuk mempromosikan makanan asal Kulon Progo, Geblek melalui pemecahan Rekor MURI. Geblek merupakan salah satu makanan kahs dari Kulon Progo yang terbuat dari bahan seperti tepung tapioka, bawang putih dan garam. Makanan ini biasa disajikan bersama Tempe Benguk.

“Kami sangat bangga dapat mencatatkan rekor MURI melalui kegiatan makan sebanyak 17.818 Geblek dengan melibatkan lebih dari 3.500 peserta di Provinsi DIY. Melalui kegiatan ini kami sebagai BUMN berharap dapat lebih mempromosikan Geblek sebagai salah satu ikon kuliner asal Kulon Progo di tingkat nasional maupun dunia,” tambah Faik Fahmi.

Pemilihan Geblek sendiri sebagai makanan yang disiapkan dalam pemecahan Rekor MURI merupakan komitmen Angkasa Pura I bersama Garuda Indonesia, Indonesia Re dan KBI untuk mempersiapkan peningkatan ekonomi & pariwisata di Kabupaten Kulon Progo menjelang hadirnya Bandara Internasional Yogyakarta.

Rangkaian BHUN di Provinsi DIY

Pada pelaksanaan BHUN 2018 di Provinsi DIY Angkasa Pura I, bersama Garuda Indonesia, Indonesia Re, dan KBI telah menjalankan serangkaian kegiatan diantaranya Siswa Mengenai Nusantara (SMN). Pada kegiatan ini Angkasa Pura I, bersama Garuda Indonesia, Indonesia Re, dan KBI berhasil menyeleksi 23 Siswa berprestasi dari SMA/SMK/SLB sederajat, 2 guru teladan dan 2 guru pendamping siswa berkebutuhan khusus Provinsi D.I. Yogyakarta untuk mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 ke Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Angkasa Pura I, Garuda Indonesia, Indonesia Re, dan KBI juga menerima 23 Siswa berprestasi SMA/SMK/SLB sederajat, 2 guru teladan dan 3 guru pendamping siswa berkebutuhan khusus asal Provinsi Kalteng yang telah diseleksi dan dikirimkan oleh Askrindo dan Danareksa sebagai PIC pelaksanaan SMN di Provinsi Kalteng. Para siswa/i kemudian dibekali pengetahuan mengenai BUMN, budaya, sejarah, serta penguatan karakter melalui Bela Negara bersama TNI AU Adisutjipto di Provinsi DIY.

Pada tanggal 17 Agustus 2018 bertempat di Balai Desa Palihan, Kabupaten Kulon Progo melaksanakan upacara bendera dengan melibatkan perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, perwakilan seluruh BUMN di Provinsi DIY, Siswa Mengenal Nusantara asal Provinsi Kalteng, serta perwakilan warga dari 5 Desa di Kulon Progo yaitu Desa Palihan, Glagah, Panjatan, Jangkaran dan Kebonrejo.

Angkasa Pura I bersama Garuda Indonesia, Indonesia Re dan KBI juga memeriahkan suasana HUT RI ke-73 dengan berbagai hiburan & perlombaan bersama masyarakat. Beberapa perlombaan yang dilaksanakan seperti, Panjat Pinang untuk orang dewasa dan anak-anak, balap bakiak dewasa dan ibu-ibu, balap sarung, balap gelinding ban, gigit koin semangka, tarik tambang, dan lomba makan kerupuk.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat di Kulon Progo, Angkasa Pura I bersama Garuda Indonesia, Indonesia Re dan KBI juga turut memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Adapun bentuk bantuannya yaitu bantuan elektrifikasi kepada 100 rumah & sebanyak 70 sarana MCK di 10 desa, bantuan penyediaan sarana air bersih di 2 desa untuk 4 KK, perbaikan sarana dan prasarana di 2 Sekolah Dasar, pemberian beasiswa untuk 30 siswa, dan pembuatan rumah taman baca di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.

Pada tanggal 18 Agustus 2018 juga dilaksanakan kegiatan Pasar Murah yang dilaksanakan secara serentak di 15 Desa di Kecamatan Temon, Kulun Progo. Pada Kegiatan ini dilakukan penjualan sebanyak 3.500 paket senilai Rp 100.000,- yang terdiri dari beras 5 Kg, minyak goreng 1 liter, tepung 1 Kg dan gula pasir 1 Kg dengan harga yang lebih murah yaitu Rp 25.000,-. Adapaun hasil penjualan paket sembako senilai Rp. 87.500.000,- kemudian disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah yang membutuhkan di daerah Kulon Progo.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Daerah Kulon Progo, serta seluruh elemen masyarakat yang telah membantu terselenggara dan suksesnya pelaksanaan BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi DIY. Kami berharap kehadiran kami disini dapat membangun pemahaman mengenai peran BUMN sebagai agen pembangunan serta berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan bangsa melalui kerja nyata yang berdampak langsung,” jelas Faik

Sumber : Liputan6.com, 
Share:

19 August 2018

Jelang Idul Adha, Tagana Kulonprogo Distribusikan Air ke Masjid ...





KULONPROGO, iNews.id - Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendistribusikan air bersih ke masjid-masjid di wilayah kekeringan. Ini dilakukan untuk membersihkan daging kurban pada Idul Adha 1439 Hijriah.

Koordinator penyaluran air Tagana Kulonprogo, Ibnu Wibowo mengatakan, Tagana banyak menerima permohonan air bersih dari warga dan panitia kurban untuk membersihkan daging atau jeroan, khususnya di Kecamatan Nanggulan, Pengasih, Sentolo, dan Kalibawang.

"Kami sudah menerima belasan proposal permohonan distribusi air bersih yang akan digunakan warga untuk membersihkan jeroan hewan kurban," katanya, Minggu (19/8/2018).

Dia mengatakan, warga yang biasanya membersihkan jeroan ke sungai atau selokan, mulai beralih menggunakan air dari sumur. Selain air selokan tidak mengalir, Dinas Pertanian dan Pangan melarang panitia kurban atau masyarakat mencuci jeroan ke sungai karena akan menambah banyak bakteri.

"Yang di Sentolo, saluran irigasi belum mengalir, biasanya jeroan dibersihkan di sana, makanya minta bantuan air bersih," ucap Ibnu.

Menurutnya, pengeringan saluran Kalibawang yang dilakukan untuk perbaikan jembatan air Talang Bowong di Banjaraurum dan saluran tersebut saat ini membuat sejumlah warga mengalami kekeringan.
Setelah diperbaiki, air di saluran tersebut tidak meresap ke tanah karena telah ditutup rapat dengan semen.

Selain itu, debit yang hanya sebesar dua meter kubik membuat sejumlah irigasi tersier tidak terisi dan membuat sebagian sawah masih belum terisi. "Jadi sumur rumah tangga warga tidak terisi akibat rapatnya dasar aliran irigasi," ungkapnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Drajat Purbadi mengimbau panitia kurban tidak mencuci jeroan ke sungai atau selokan. “Saat musim kemarau ini banyak orang memanfaatkan sungai untuk berbagai keperluan. Kalau panitia kurban mencuci jeroan di sungai berarti makin menambah banyak bakteri,” ucapnya.

Dia menilai selama ini teknik penyembelihan hewan kurban tidak benar, khususnya teknik perobohan sapi. "Kami sudah melakukan sosialisasi kepada panitia kurban terkait teknik perobohan hewan hingga penyembelihan yang sesuai standar baku," katanya.


Editor : Himas Puspito Putra
Share:

Tagana distribusikan air ke masjid


Air bersih. (Foto ANTARA/)

Kulon Progo  (Antaranews Jogja) - Taruna Siaga Bencana Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendistribusikan air bersih di masjid-masjid wilayah kekeringan untuk membersihkan daging kurban nanti.
   
Koordinator dropping air Tagana Kulon Progo Ibnu Wibowo di Kulon Progo, Minggu, mengatakan tagana banyak menerima permohonan air bersih dari warga dan panitia kurban untuk membersihkan daging atau "jeroan", khususnya di Kecamatan Nanggulan, Pengasih, Sentolo, dan Kalibawang.
   
"Kami sudah menerima belasan proposal permohonan distribusi air bersih yang akan digunakan warga untuk membersihkan jeroan hewan kurban," katanya.
     Ia mengatakan warga yang biasanya membersihkan jeroan ke sungai atau selokan, mulai beralih menggunakan air dari sumur. Selain air selokan tidak mengalir, Dinas Pertanian dan Pangan melarang panitia kurban atau masyarakat mencuci jeroan ke sungai karena akan menambah banyak bakteri.
   
"Yang di Sentolo, saluran irigasi belum mengalir, biasanya jeroan dibersihkan di sana, makanya minta bantuan air bersih," katanya.
 
 Ibnu mengatakan pengeringan saluran Kalibawang yang dilakukan untuk perbaikan jembatan air Talang Bowong di Banjaraurum dan saluran tersebut saat ini membuat sejumlah warga mengalami kekeringan.
   
Selepas diperbaiki, saluran tersebut tidak meresap ke tanah karena telah ditutup rapat dengan semen. Selain itu, debit yang hanya sebesar dua meter kubik membuat sejumlah irigasi tersier tidak terisi dan membuat sebagian sawah masih belum terisi.
   
"Jadi sumur rumah tangga warga tidak terisi akibat rapatnya dasar aliran irigasi," ungkapnya.
 
 Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajat Purbadi mengimbau panitia kurban tidak mencuci "jeroan" ke sungai atau selokan.
   
Ia mengatakan saat musim kemarau ini banyak orang memanfaatkan sungai untuk berbagai keperluan, kalau panitia kurban mencuci jeroan di sungai berarti semakin menambah banyak bakteri.
 
 "Kami mengimbau panitia kurban tidak mencuci jeroan ke sungai. Jeroan tidak akan bersih, justru akan semakin banyak bakteri," imbau Drajat.
 
 Ia menilai selama ini teknik penyembelihan hewan kurban tidak benar, khususnya teknik perobohan sapi.
   
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada panitia korban terkait teknik perobohan hewan hingga penyembelihan yang sesuai standar baku," katanya.

Pewarta : Sutarmi
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018” https://buff.ly/2MB8P3C
Share:

Proyek Fisik Bandara NYIA Masih Terganjal Makam Warga di Kulonprogo


Kuntadi · Senin, 30 Juli 2018 - 00:45 WIB



Sebuah alat berat merobohkan pohon dan bangunan milik penduduk di lokasi proyek baru di Yogyakarta di Kulonprogo. (Foto: Dok.iNews.id) 

KULONPROGO, iNews.id - Sejumlah makam di lokasi cukup bandara baru Yogyakarta (Bandar Udara Internasional Yogyakarta Baru / NYIA) di Desa Glagah dan Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulonprogo belum dipindah. Selain makam, masih ada satu masjid dan satu musala yang belum dirobohkan untuk dipindah. 

Kasi Kemasyarakatan Desa Palihan, Muslihudin Sukardi mengatakan, di desanya masih ada sekitar tujuh makam yang belum direlokasi dari total sekitar 800 makam.

Menurut dia, tujuh makam yang menjadi makam dari keluarga penolak bandara yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran (PWPP). Saat makam lain direlokasi, mereka juga menolah makam leluhur mereka untuk dipindah. Bahkan proses pemroses akan menyisikan makam-makam tersebut. "Kita nanti akan memindah makam itu dari Pemakaman Kragon III ke Kragon I," katanya, Minggu (29/7/2018).

BACA JUGA : Tak Ditawari Rumah Kontrakan, Penolak Bandara NYIA Bertahan di Masjid

Relokasi makam ini, kata dia, akan ditanggung oleh ahli waris.Berita anggaran relokasi makam dari PT Angkasa Pura sudah terserap dan lewat. Belum tuntasnya pemindahan makam juga terjadi di Desa Glagah. Pilih warga penolak juga tidak merelakan relokasi makam.

Juru Bicara Proyek NYIA PT AP I, Agus Pandu Purnama mengatakan pembangunan bandara masih menunggu proses pemindahan. Jika nanti semuanya selesai, mereka akan melakukan penyisiran atas makam-makam yang ada di atas IPL. "Semoga prosesnya bisa lebih cepat karena pembangunan fisik akan dilanjutkan," katanya.


Editor: Kastolani Marzuki
Share:

Ditarget April 2019, AP I Kebut Pembangunan Fisik Bandara NYIA


Kuntadi · Sabtu, 18 Agustus 2018 - 01:48 WIB



Proyek pembangunan bandara baru Yogyakarta (NYIA) terus dikebut untuk mengejar target. (Foto: Dok.iNews.id) 

KULONPROGO, iNews.id - PT Angkasa Pura I mempercepat pembangunan bandara Yogyakarta Baru (Bandara Internasional Yogyakarta Baru / NYIA) di Kulonprogo, DIY agar bisa selesai April 2019.

Direktur PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengatakan, pembangunan bandara NYIA di Kulonprogo ini landasan pada April 2019 sudah selesai. Sedangkan untuk pembangunan Apron sudah selesai sekitar 50 persen, dan terminal juga minimal 35 persen. “April minimal operasional sudah bisa. Ini harus sesuai jadwal, ”kata dia di sela-sela Kegiatan BUMN Hadir untuk Negeri memperingati HUT Kemerdekaan Ri di Lapangan Palihan, Temon, Kulonprogo, Jumat (17/8/2018).

Dia menjelaskan, progres pembangunan bandara baru Yogyakarta yang sudah sesuai dengan jadwal. Menurutnya, tempat parkir sangat ditunggu dan dinantikan masyarakat, karena bandara yang ada di Adisutjipto sudah tidak mampu menampung penumpang yang terus meningkat.

Disinggung masih ada warga yang bertahan di dalam masjid di dalam Izin Penetapan Lokasi (IPL), Faik menyarakan kepada warga untuk segera pindah. Sebab saat ini proses pembangunan akan dilakukan secara paralel.

“Akan banyak alat berat untuk peningkatan progres pembangunan sesuai target. Jika masih ada orang pasti akan ekonomi yang ditimbulkan. Karena itu, warga harus pindah, ”ujarnya.


BACA JUGA:

Juru berbicara proyek Pembangunan Bandara NYIA, Agus Pandu Purnama mengatakan, proses pemadatan runway sudah selesai. Proses pembangunan juga sudah dilelangkan di pusat dan sudah ada pemenang. Dalam hal ini, oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) KSO dan sudah dilakukan pada bulan Juli lalu. “Jadi besok sudah di sisi udara, nanti fisiknya sudah akan kelihatan,” ucapnya.

Dia menambahkan, dalam waktu dua minggu ke depan, PT AP Aku akan membangun masjid baru untuk mengganti Masjid Al Hidayah yang kini masih dipakai warga. “Kita fokus untuk membangun masjid yang lebih besar dan lebih baik,” katanya.


Editor: Kastolani Marzuki
Share:

Sejumlah Mesin Sedot Pasir Berbagai Model Dirazia Petugas ...


Oleh Redaksi Cakrawala





Kulonprogo, CAKRAWALA.CO- Sejumlah mesin sedot pasir yang berada di sepanjang hilir Sungai Progo, wilayah Dusun Bleberan, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, terjaring razia yang digelar Polres Kulonprogo selama dua hari ini.

Bukan saja mesin yang beroperasi di di Daerah Aliran Sungai ( DAS ) yang digaruk petugas, tetapi juga mesin sedot pasir milik investor pemegang izin resmi penamabangan pasir.

Padahal penambangan resmi mestinya menggunakan alat bego bukan mesin sedot. Tetaqpi diam-diam mengoperasikan mesin sedot di bantaran sungai ( daratan, red ) selain juga melakukan penambangan dengan alat berat ( bego ).

“Penggunaan mesin sedot di lokasi tambang berizin itu bahkan beroperasi siang malam, sementara penambangan dengan alat bego hanya siang hari saja,” kata Haryanta, SH Kepala Desa Banaran, ketika diminta konfirmasinya.

Sepertti diketahui penggunaan mesin sedot untuk menambang pasir melanggar Undang – Undang Minerba.

Sementara ketika diminta konfirmasinya soal penambangan mesin sedot oleh investor berizin maupun mesin sedot pasir yang di luar kawasan berizin, Humas Polres Kulonprogo, AKP Sujarwo, tidak memberi keterangan apapun.



Menurut keterangan warga dikawasan tambang pasir berizin inilah awal mulai gencarnya kembali penggunaan mesin sedot untuk penambangan. Karena investor terang-terangan mengoperasikan mesin sedot untuk menambang di bantaran ( daratan ) bukan di Daerah Aliran Sungai ( DAS ).

Lama kelamaan beroperasi dan nampaknya aman-aman saja, banyak warga lain yang tergiur ikut mengoperasikan alat mesin sedot untuk menambang pasir di bantaran sungai, maupun di DAS. Namun akhir-akhir ini, banyak warga protes adanya mesin sedot untuk penambangan pasir karena, berbagai alasan.

Seperti aksi protes warga memblokir jalan tambang di Jalan Pantai Trisik, warga Dusun Sidorejo, Banaran, Galur, Kulonprogo, protes karena Jalan Trisik menjadi becek dan tinyak nyaman untuk lalu lintas di waktu padi dan malam hari. Mereka pun menebar protes melalui media sosial.

Sementara sejumlah penambang yang merasa terganggu bisnisnya akibat maraknya mesin sedot pasir, mereka juga melancarkan protes di sejumlah media sosial dengan berbagai dalih. Dan terakhir warga Dusun Nepi 7 Desa Brosot, Galur, Kulonprogo, menggelar aksi demo di Polda DIY (16/8/2018).

Meski demo ini tidak banyak massa dan tanpa atraksi yang aneh-aneh, akhirnya membuat mesin sedot pasit di wilayahnya berhenti bekerja.

Wakil Kepala Kantor Pelayanan Terpadu PUP-ESDM DIY, Cholil Nasution, tidak banyak memberi komenbtar soal penyalahgunaan perizian yakni dari kewajiban menggunakan alat berat menjadi mesin sedot, serta maraknya kembali mesin sedot di kawasan tambang berizin yang mestinya menggunakan bego, di sepanjang hilir Sungai Progo. “ Hehe…susah ya,” begitu komentar pendek ketika diminta komentarnya. ( fer ) 

Share:

18 August 2018

Droping 3 Juta Liter Air Bersih Untuk Kekeringan di Kulon Progo

Ristu Hanafi - detikNews

Ilustrasi kekeringan. Foto: Eko Susanto/detikcom

Kulon Progo - Kabupaten Kulon Progo masih menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Sekitar 3 juta liter air bersih sudah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di 8 kecamatan terdampak.

"Droping air untuk 8 kecamatan terdampak kekeringan sudah sekitar 600an tanki, sejak bulan Juni lalu sampai pertengahan Agustus ini. Setiap tanki kapasitasnya sekitar 5.000 liter air bersih, jadi sudah sekitar 3 juta liter air bersih yang disalurkan ke warga," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi saat dihubungi detikcom, Senin (13/8/2018).

Berdasarkan data dari BPBD, dari 8 kecamatan yang mengalami kekeringan itu berdampak terhadap 3.016 kepala keluarga yang tersebar di 117 pedukuhan di 23 desa. Sejauh ini droping air dilakukan sebanyak 6 truk tanki per hari. Setiap truk dalam sehari bisa droping hingga 3-4 kali.

"Kita upayakan droping per hari ada 6 truk, dari BPBD, PMI, Tagana, PDAM, dan instansi lainnya," jelas Ariadi. 

Ditambahkannya, Pemkab Kulon Progo menetapkan status tanggap darurat kekeringan sampai bulan September mendatang. Sebelumnya status tanggap darurat kekeringan diberlakukan sejak 25 Juli lalu.

"Tanggap darurat masih berjalan sampai dengan 30 September 2018. Apakah nanti diperpanjang atau tidak, menunggu hasi evaluasi di lapangan," imbuhnya.

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP