Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


21 August 2016

AUNCHING PILKADA 2017, KPU KULONPROGO TEBAR BENIH “BEONG”

KULONPROGO-Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertekad menjaga transparansi dalam pelaksanaan Pilkada 2017 mendatang. Salah satunya dengan merilis C1 hasil penghitungan di setiap TPS yang akan ditampilkan dalam laman website KPU. Masyarakat bisa melakukan kroscek dengan hasil penghitungan di lapangan.

Pernyataan itu disampaikan Divisi Sosialisasi dan SDM KPU RI Sigit Pamungkas dalam launcing Pilkada 2017 Kabupaten Kulonprogo yang ditandai dengan pelepasan benih Ikan Beong dibantaran sungai Clereng dan penanaman bibit pohon di Bumi Perkemahan Secang, Pengasih, Kulonprogo, kemarin (21/8).

"Kendati CI yang ditampilkan dalam websete itu bukan hasil yang akan digunakan untuk rekapitulasi tetapi bisa digunakan sebagai data pembanding atau kontrol masyarakat untuk terciptanya Pilkada yang transparan profesional, berintegritas, jujur dan adil," katan disela kegiatan.

Ditambahkan, pelaksanaan pilkada yang jujur dan adil diharapkan tidak hanya terjadi di Kulonprogo, tetapi juga di 101 daerah lainnya di Indonesia yang juga menggelarkan Pilkada secara serentak. Kulonprogo sendiri, kini tengah tumbuh sebagai kota masa depan, banyak proyek besar seperti bandara dan pelabuhan yang tentunya itu diharapkan akan bisa mensejahterakan warga masyarakat Kulonprogo dan DIJ pada umumnya.

"Kota yang tengah tumbuh manju tentu membutuhkan pemimpin terbaik, bisa mengayomi dan memastikan pembangunan yang ada mensejahterakan masyarakatnya. Dan hanya Pilkada yang baik bisa menghasilkan pemimpin seperti itu, maka perlu kerjasama antara penyelenggara, kandidat dan semua pihak," imbuhnya.

Ketua KPU Kulonprogo Muh Isnaeni menjelaskan, pelepasan ratusan bibit ikan Beong an penanaman pohon demokrasi merupakan rangkaian launching Pilkada 2017 Kulonprogo. Sebelumnya juga sudah dilauncing Jingle dan Maskot Pilkada 2017 di Alun-alun wates, Kulonprogo.

"Penanaman pohon dan pelepasan bibit ikan Beong adalah lajutannya, dengan maksud menjadi simbol dan harapan Pilkada Kulonprogo bisa berlangsung profesional, berintergitas, jujur dan adil seperti yang disampaikan pak Sigit (KPU RI)," jelasnya.

Tidak hanya fokus dalam pelaksanaan Pilkada, lanjut Isnaeni, pelepasan benih ikan dan penanaman bibit pohon ini juga menjadi salah satu bentuk kepedulian KPU Kulonprogo untuk ikut menjaga kelestarian alam sekitar. Karena manusia selalu berdampingan dengan alam.

"Ikan Beong ini merupakan ikan endemik sungai Progo, dibawah sana ada bendungan, harapan kami populasi ikan ini akan tetap bertahan di sungai Progo. Pohon kita tanam agar alam kita ini lestari," ujarnya. (tom/ong)

Share:

Pawai Kemerdekaan Kulonprogo Jadi Semangat Kemandirian


Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak 115 kelompok peleton dan drum band mengikuti pawai peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71 tingkat kabupaten yang dimulai di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Sabtu (20/8/2016). Rute pawai sengaja tidak diarahkan melewati jalan nasional demi menjaga kelancaran lalu lintas.

 
Ketua panitia pawai, Eko Teguh Santosa mengatakan, kelompok peleton yang menjadi peserta pawai berasal dari 19 SD/MI, 22 SMP/MTs, 36 SMA/MA, dan 27 perwakilan berbagai instansi pemerintah dan swasta maupun masyarakat umum.

Sedangkan kelompok drum band yang berpartisipasi tercatat sebanyak lima SD/MI, tiga SMP/MTs, dan tiga SMA/SMK/MA. "Total ada 115 kelompok yang beraksi hari ini," ucap Eko.

Eko memaparkan, rute yang ditempuh peserta tingkat SD dibuat lebih pendek. Peserta memulai perjalanan dari Alun-alun Wates sisi utara menuju ke barat hingga kantor Dinas Kesehatan Kulonprogo lalu belok ke arah timur sampai persimpangan UNY Wates.

 
Peserta kemudian diarahkan kembali ke Alun-Alun Wates. Sementara itu, peserta pada jenjang di atasnya harus melalui rute yang diarahkan ke Kantor Kecamatan Pengasih dan kembali lagi ke garis awal di Alun-alun Wates.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pawai kali ini tidak dimulai pada siang hari, melainkan pagi. Panitia berupaya agar kegiatan tersebut tidak berakhir malam hari seperti biasa. Dengan demikian, penampilan peserta terakhir pun masih bisa dinikmati dan dinilai secara optimal.

Eko menambahkan peserta pawai juga tidak diarahkan melewati jalan nasional. Tidak hanya menjaga kelancaran lalu lintas, tetapi juga demi keamanan peserta dan penonton. "Panitia juga menghindari perlintasan kereta api saat menentukan rute demi keamanan dan kenyamanan semua pihak," ujar dia.

Rombongan pawai dilepas secara resmi oleh Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo. Setiap peserta lalu diberikan kesempatan untuk unjuk gigi di depan jajaran Pemkab Kulonprogo, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo, dan tamu undangan lain.

Hasto mengaku bangga atas antusiasme dan partisipasi generasi muda dalam pawai kemerdekaan. Dia berharap para anak muda bisa berkembang menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.

Dia pun ingin seluruh masyarakat Kulonprogo tetap semangat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan membangun budaya yang berkepribadian. "Jangan menjadi generasi muda yang cengeng," ungkap Hasto.

Editor: Nina Atmasari 
Share:

20 August 2016

50 Regu Melakukan Pendaftaran, Siap Ikuti ISC 2015-2016 Kabupaten Kulonprogo


KULONPROGO-Pelaksanaan Indonesia Scouts Challange (ISC) 2015-2016 Kabupaten Kulonprogo tinggal beberapa hari lagi. Para peserta mulai mendaftar di Gubuk Pramuka atau kantor Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Kulonprogo di Jalan Adiaksa No 1, kemarin (19/8).

Antusiasme peserta nampak jelas dalam registrasi tersebut. Seperti target semula, sebanyak 50 regu melakukan registrasi awal. Mereka berasal dari perwakilan kecamatan. Masing-masing mengirimkan empat wakilnya meliputi dua regu putra dan dua regu putri. Itu kecuali Kecamatan Pengasih dan Kecamatan Wates yang mengirimkan lima regu karena jumlah sekolahnya paling banyak.

"Ini berdasarkan keputusan rapat dan technical meeting sebelumnya,'' terang perwakilan dari Tim ISC 2015-2016 Jawa Pos Group Atika Lis Widowati didampingi Feny E Jayanti.
Pendaftaran kali ini adalah pendaftaran awal. Perwakilan dari Kwarran atau sekolah menyerahkan berkas peserta secara lengkap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan panitia. Yakni selain menyerahkan biaya pendaftaran, peserta juga wajib mencamtumkan biodata diri.

"Biodata peserta ini penting. Karena kami sudah tidak perlu lagi mendata ulang jika yang bersangkutan maju ke provinsi, nasional atau bahkan jika berkesempatan ke Amerika,'' lanjutnya.

Peserta nanti akan melakukan registrasi ulang sebelum acara pembukaan. Diharapkan itu dilakukan saat pelaksanaan (23/8) sebelum pukul 08.00 registrasi ulang sudah selesai untuk dilanjutkan upacara pembukaan.

Sukis Sudarmono salah seorang guru SDN Wonorejo, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo mengungkapkan, setiap UPTD mendapat kesempatan mengirimkan empat regu. Sementara jumlah sekolah yang ada di UPTD Nanggulan ada sekitar 26 sekolah.

"Jadi kami pilih yang terbaik dari setiap sekolah, khususnya gugus inti. Jumlahnya sudah cukup. Menurut saya unuk SD ISC ini bagus, anak-anak juga sangat antusias," ungkapnya.

Pembina dari SDN Janten, Kecamatan Temon Dyah Puspita Sari mengatakan, semua materi perlombaan sudah disampaikan kepada peserta. Dengan bimbingan Pembina, mereka melakukan latihan rutin selepas jam sekolah. Untuk materi lomba yang dipertandingkan sudah dikenal anak-anak. Karena di sekolah juga aktif melakukan kegiatan kepramukaan.

"Setiap tahun kami juga mengadakan Persami, dan materi ISC hampir mirip namun memang gamenya lebih menarik," katanya. (tom/din/ong)

 
Share:

Jamaah Haji Kulonprogo Diiminta Doakan Kampung Halaman



Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak 220 warga jemaah calon haji asal Kulonprogo dilepas keberangkatannya pada Jumat (19/8/2016) dini hari di Masjid Agung Wates. Dari jumlah tersebut, sebagian besar didominasi warga berusia di atas 50 tahun.


Sebanyak 83 jemaah haji berusia 52-60 tahun, 60 orang berusia 61-70 orang, dan 27 orang berusia lebih dari 70 tahun. Kepala Kantor Kemenag Kulonprogo, Nurudin mengatakan mengatakan bahwa hanya 1 orang yang berusia antar 20-30 tahun yang sekaligus menjadi jemaah haji termuda asal Kulonprogo. "Usia yang paling muda 30 tahun asal Galur,"ujarnya ketika acara.

Selain itu, 12 orang berada di rentang usia 31-40 tahun dan 37 orang berusia 41-50 tahun. Sedangkan jemaah paling tua  berusia 79 tahun yang merupakan warga Kecamatan Lendah. Jemaah haji asal Kulonprogo pada tahun ini sendiri terdiri dari 111 pria dan 109 wanita.

Nurudin menyebutkan bahwa para calon haji asal Kulonprogo ini kemudian akan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 28 SOC. Dalam kloter ini, ratusan jemaah haji ini akan terbang bersama jemaah calon haji asal Kota Jogja. Para jemaah ini juga akan menempati penginapan yang berjarak 3 kilometer dari Masjidil Haram.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengatakan bahwa jemaah haji harus berangkat dengan penuh syukur karena mendapatkan kesempatan menjalankan ibadah utama umat Islam ini. Menurutnya, tidak semua orang dapat memiliki kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci.

Ia juga berharap agar perjalanan ibadah warga Kulonprogo ini diberi kelancaran, kesehatan,dan kemudahan. Selain itu, jemaah juga diminta untuk tetap menjaga kesehatannya semabri kusyuk beribadah.

Tak lupa, Hasto juga meminta agar jemaah haji ikut mendoakan warga Kulonprogo, khususnya keluarga yang ditinggalkan. "Harus tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan selama ibadah,"kata Hasto.

Jemaah calon haji ini dilepas oleh Bupati Kulonprogo yang didampingi oleh Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, Kepala Kantor Kemenag Kulonprogo, dan sejumlah pimpinan SKPD terkait. Jemaah haji ini berangkat dengan menggunakan bus seusai melaksanakan shalat subuh berjamaah.

Editor: Nina Atmasari | 
Share:

Dipasang di Tepi Jalan, Belasan Bendera Merah Putih Hilang


Harianjogja.com, KULONPROGO-Belasan bendera yang dipasang di tepi jalan sekitar Dusun Terbah, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo diketahui hilang sejak Rabu (17/8/2016) kemarin. Polres Kulonprogo masih menyelidiki kasus tersebut untuk mengungkap identitas dan motif pelaku.

Kejadian itu disadari pertama kali oleh seorang warga bernama Paiman mengetahui hal tersebut pada Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Saat pulang dari Pasar Wates menuju rumah, Paiman kaget melihat banyak bendera merah-putih hilang dan hanya tersisa bagian talinya pada tiang bambu.

Saat itu setidaknya ada sembilan bendera yang menghilang. Padahal Paiman ingat benar jika bendera-bendera tersebut masing lengkap pada Selasa (16/8/2016) malam.

Paiman melaporkan temuannya kepada Ngaidi, ketua RT setempat. Keduanya kemudian bersama-sama mengecek ke lokasi kejadian. Mereka justru mendapati ada dua bendera lain yang mengalami nasib serupa sehingga total bendera hilang mencapai 11 buah.


Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djunaedi membenarkan adanya laporan warga terkait bendera hilang di Terbah. Dia lalu menegaskan jika kasus tersebut adalah tindak pencurian dan bukan perusakan bendera. Pelaku melancarkan aksinya dengan memotong bendera yang terpasang di tiang bambu pada bagian talinya.

Polres Kulonprogo masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas dan motif pelaku mengambil bendera di pinggir jalan. Petugas telah meminta keterangan dari sejumlah saksi. Sementara ini, pelaku diduga melakukan pencurian pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

"Kita masih lakukan penyelidikan untuk mengungkap motif dibalik semua ini," kata Nanang saat dikonfirmasi pada Kamis (18/8/2016).

Share:

19 August 2016

Bandara Kulonprogo, warga terdampak dapat dikenai BPHTB

Harianjogja.com, KULONPROGO — Keberadaan Peraturan Pemerintah (PP) 34/2016 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan membuat ganti rugi yang diterima warga terdampak bandara Temon takkan dikenai Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 5% lagi. Meski demikian, warga masih akan dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam proses pengalihan lahan tersebut.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan peraturan baru ini diharapkan bisa mempermudah prosespembangunan bandara.

“Ini adalah respon untuk permintaan masyarakat meski mengurangi pendapatan pemerintah,”jelasnya, Kamis (18/8/2016)

Karena itu, pembayaran ganti rugi yang akan diterima warga sudah tidak lagi dikenakan pajak PPh. Hasto juga mengakui warga masih akan dikenakan BPHTB karena pajak tersebut bersumber ke pemerintah daerah dan bukan nasional.

Hasto juga berharap jika pembayaran ganti rugi selesai dilakukan pada bulan September maka peletakan batu pertama bisa dilakukan pada Oktober mendatang. Menurut dia, pertanyaan mengenai realisasi bandara ini juga telah muncul dari Presiden RI, Joko Widodo. Bahkan, presiden juga menyatakan bersedia hadir dalam peletakan batu pertama.

Sebelumnya, Humas Proyek Pembangunan Bandara Temon dari PT Angkasa Pura I, Didik Catur menjelaskan pencairan ganti rugi bagi warga yang sedianya dilakukan pada 22 Agustus diundur menjadi 14 September hingga 6 Oktober 2016. Tim pengadaan akan menyusun jadwal pencairan dana di masing-masing desa dan kemudian dana tersebut ditransfer ke rekening warga melalui 3 bank BUMN yang telah ditunjuk.

Ia juga menyatakan Angkasa Pura belum mengetahui secara pasti nilai ganti rugi yang harus dibayarkan kepada warga. Namun, ia mengakui akan ada sejumlah pembengkakan dikarenakan sejumlah perubahan selama proses pelaksanaan. Perubahan ini salah satunya disebabkan adanya warga yang kemudian bersedia lahannya diukur meski sebelumnya menolak sama sekali. Adapun, ganti rugi atas lahan milik warga yang belum sepakat hingga proses pembayaran kemudian akan dititipkan di pengadilan.

Editor: Mediani Dyah Natalia
Share:

Pembangunan Bandara Kulon Progo Masuk Tahap Validasi Lahan

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Sulistyo Wimbo Hardjito menyatakan, progres pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta telah masuk proses validasi lahan.

Wimbo menjelaskan, pelaksanaan validasi lahan ini akan dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Luas lahan yang akan divalidasi seluas 587 hektar.

"Jadi divalidasi, lokasinya benar atau tidak, validasi ngecek luas lahan," ujarnya saat ditemui di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Untuk pembebasan lahan bandara, paket pertama akan selesai tahun ini. Namun, kata dia, ada beberapa lahan warga yang masih belum dibebaskan. Namun, dia tidak menyebutkan berapa luas lahan yang belum dibebaskan.

"Tahun ini selesai, untuk paket pertama, kan ada penggugat, atau tidak mau diukur. Kalau selesainya semua lahan sesuai dengan proses hukum dulu," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan ICT AP I Novihandri mengatakan, untuk tanah yang sudah dibebaskan masuk dalam proses pembayaran. Dana yang dipakai untuk pembayaran berasal dari pinjaman dan dana perusahaan.

Namun, Novihandri juga tidak meyebutkan kapan proses pembayaran lahan dilakukan. "Prosesnya dalam bayar, kira-kira nanti kita bayar Rp 4 triliun," ucapnya.

Seperti diketahui, Bandara Kulon Progo disiapkan sebagai pengganti Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Nantinya, bandara baru tersebut memiliki kapasitas hingga 15 juta penumpang per tahun.

Share:

Pembebasan Lahan Jalur Kereta Api Bandara Kulonprogo


JOGJA – Kementerian BUMN mengindikasikan akan ada sinergi antar-BUMN dalam proses pembebasan lahan untuk jalur kereta api bandara baru di Kulonprogo. Hal itu dinilai sebagai solusi, karena belum adanya kejelasan pembebasan lahan.

Staf Khusus 1 Menteri BUMN Sahala Lumban Gaol mengatakan, nantinya ada sinergi antara PT Angkasa Pura (AP) I dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan NYIA (New Yogyakarta International Airport) itu. “Dengan sistem kerja sama ini akan dibentuk sedemikian rupa agar semua berpartisipasi,” ujarnya, usai upacara HUT ke-71 RI oleh sinergi BUMN di Stasiun Tugu, kemarin (17/8).

Menurut Sahala, pada saatnya nanti semua BUMN juga akan turut serta dalam pengembangan perekonomian di DIJ. Termasuk dalam pembangunan bandara baru di Kulonprogo. “Ekonomi DIJ akan dikembangkan sesuai dengan kepariwisataan,” jelasnya.
Sementara itu, Dirut PT KAI Edi Sukmoro menambahkan, sudah ada komitmen sinergi BUMN untuk menggerakkan pembangunan bandara NYIA di Kulonprogo. Untuk pembebasan lahan yang akan digunakan sebagai jalur kereta bandara, Edi mengatakan akan dilakukan secara sekaligus berbarengan. “Kami akan mendukung PT AP I karena luasan lahan yang dibutuhkan cukup luas,” ungkapnya.

Edi menjelaskan pada awal yang akan menangani adalah PT AP I. PT KAI, lanjutnya, dalam operasional kereta bandara mendapat tugas sebagai operator, sekaligus mempersiapkan kereta, lokomotif dan stasiun. “Untuk lahan nanti PT AP I, sama-sama sinergi BUMN,” ujarnya.
Sebelumnya untuk pembangunan jalur kereta bandara di Kulonprogo belum ada kepastian, meski Menhub sudah mengeluarkan surat persetujuan menetapkan terase atau jalur.

Tapi hingga saat ini, belum jelas siapa yang akan membebaskan lahan untuk rel ke bandara.
PT AP I yang sebelumnya akan membebaskan lahan, keberatan dan berharap bisa diambilkan dari APBN. “Masalahnya sekarang tanah, siapa yang membebaskan belum jelas,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DIJ Sigit Haryanta. (pra/laz/ong)

Share:

16 August 2016

Gugatan Ganti Rugi Ditenggat 14 Hari, Warga Bingung


​Harianjogja.com, KULONPROGO-Sejumlah warga terdampak pembangunan bandara Temon mengaku dibingungkan dengan tenggat waktu 14 hari yang diberikan sebagai batas pengajuan gugatan atas nilai ganti rugi. Pasalnya, tenggat waktu awal yang dipaparkan oleh setiap petugas berbeda-beda.
 
Sejumlah permasalahan dihadapi oleh warga terdampak yang masih belum sepakat dengan nilai ganti rugi yang didapatkan. Setelah pengajuan peninjauan kembali lahan dan asetnya berakhir sia-sia, warga kemudian berniat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) sebagaimana aturan yang berlaku.

Namun, selain kesulitan kelengkapan berkas administrasi, Sumaradi, warga Ngringgit, Palihan mengaku bahwa pihaknya sendiri bingung dengan batas waktu pengajuan gugatan.

"Katanya 14 hari sesudah, tapi sesudah tahapan apa itu yang berbeda-beda dari para pejabatnya,"ujarnya, Minggu (14/8/2016).
 
Ia memaparkan bahwa menurut penjelasan dari Kepala BPN Kulonprogo, Muhammad Fadhil yang didampingi oleh Sekda Kulonprogo, Astungkoto, batas 14 hari dihitung dari undangan musyawarah pertama yang diterima oleh warga.

Namun, Kepala Kanwil BPN DIY, Arie Yuwarni yang didampingi oleh Project Manager Kantor Proyek Pembangunan Bandara NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengatakan bahwa tenggat waktu tersebut dihitung dari undangan musyawarah terakhir yang diterima warga.

Perbedaan penafsiran yang kemudian berkembang di masyarakat dan menyebabkan kebingungan. Menurut Maryadi, warga yang ingin mengajukan gugatan pun kemudian hanya bisa berupaya melengkapi persyaratan administrasi sambil berharap bahwa tenggat waktu yang diberikan belumlah habis.

Mawarno, salah satu warga terdampak mengatakan sejumlah peramasalahan dan kesulitan memang harus dihadapi warga ketika mengurus ganti rugi lahannya.

Apabila tenggat waktu tersebut ternyata sudah terlewati, menurutnya kemungkinan warga akan berupaya melakukan gugatan secara umum.

"Kami tidak tahu jalurnya seperti apa, tapi jika begini terus maka kami akan dirugikan," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan berkonsultasi dengan kuasa hukum untuk menentukan langkah selanjutnya apabila memang gugatan ganti rugi tersebut tidak bisa diterima.

Editor: Nina Atmasari | 
Share:

Gara-gara Masalah Ini, Belasan Anak Jalanan Pilih Menggelandang di Terminal Wates


​Harianjogja.com, KULONPROGO — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Kabupaten Kulonprogo melaksanakan operasi penertiban anak jalanan di depan Terminal Wates, Kulonprogo, Senin (15/8/2016). Petugas hanya mengamankan lima orang, sedangkan sekitar enam lainnya berhasil melarikan diri.
 
Kepala Satpol PP Kulonprogo, Duana Heru Supriyanto mengatakan operasi tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat yang resah dengan keberadaan anak jalanan. Mereka sering terlihat tampak mengamen atau menongkrong di sekitar persimpangan Terminal Wates.

"Tadi mengamankan lima anak tapi ada enam anak yang melarikan diri dan tidak terkejar karena masuk area persawahan," ujar Duana.

Duana lalu memaparkan dua dari lima orang yang diamankan diketahui merupakan warga Kulonprogo, yaitu Pengasih dan Sentolo. Keduanya kemudian diminta menghubungi orang tua atau anggota keluarga lainnya agar menjemput di Kantor Satpol PP Kulonprogo. Hal berbeda diberlakukan kepada tiga orang lain yang mengaku berasal dari Temanggung, Magelang, dan Kebumen Jawa Tengah. Setelah mendapatkan pembinaan oleh petugas Satpol PP Kulonprogo, mereka dibawa ke ke Camp Assessment Dinas Sosial DIY di Bantul untuk proses lebih lanjut.
 
Duana menjelaskan kebanyakan anak jalanan memiliki permasalahan sosial akibat kondisi keluarga yang tidak harmonis. Mereka menjadi cenderung tidak suka tinggal di rumah dan memilih berkumpul serta menggelandang dengan teman-teman.

"Mereka berusia sekitar 16 sampai 24 tahun dan sudah cukup lama di situ [depan Terminal Wates], sekitar lima hari," kata Duana.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP