Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


15 October 2015

Jamasan Pusaka Kitab Daun Lontar Kalimasodo Tarik Antusiasme Warga

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Prosesi jamasanpusaka kitab daun lontar
kalimasodo yang diturunkan sang pemilik Mangun Sendjoyo kembali
dilakukan di rumah Mugiharjo, warga Dusun Klebakan, Desa Salamrejo,
Sentolo, Rabu (14/10/2015).

Bertepatan moment menyambut 1 Suro, pembersihan pusaka berupa kitab
itu juga melibatkan dan disaksikan warga sekitar.

Mugiharjo kini merupakan generasi kelima dari Mangun Sendjoyo. Sebagai
pemegang kitab daun lontar yang diturunkan leluhurnya itu, Mugiharjo
pun berkewajiban melakukan jamasansetiap tahunnya.

Prosesi itu dimulai pagi. Warga selain beberapa terlibat dalam
jamasan, banyak pula yang datang untuk menyaksikan.

Mugiharjo memulainya dengan mengeluarkan kitab berusia ratusan tahun
itu dari peti penyimpanan.

Kitab yang memang harus dijaga secara hati-hati oleh ahli warisnya ini
dikeluarkan masih dalam bentuk gulungan. Ahli waris dan warga pun
melakukan prosesi dengan mengoleskannya minyak kasturi.

Intinya, pembersihan dilakukan agar tulisan di dalamnya terjaga utuh.

"Dulu hanya keluarga yang boleh menjamas. Sekarang warga terlibat. Ini
agar semua ikut melestarikannya," kata Mugoharjo.

Kitab sepanjang 40 sentimeter dan lebar lima sentimeter berbahan daun
lontar kalimasodo itu diyakini ada sejak zaman Sultan Agung di
Kerajaan Mataram. Isinya merupakan tulisan bahasa Jawa Kawi.

Meski demikian, sampai saat ini belum ada yang dapat membaca pesan
tulisan secara detail.

Inti yang dapat diungkap, sejauh ini kitab daun lontar itu berisi
kalimat syahadat petunjuk jalan kehidupan manusia.

Menurutnya, dahulu kitab itu diberikan Sultan Agung kepada eyangnya
bernama Kyai Jlegong Kethok. Hal ini sebagai penghargaan atas jasa
kyai mengusir bangsa penjajah.

Begitu sang kyai meninggal, konon kabarnya dihukum mati akibat suatu
peristiwa, kitab itu diturunkan kepada adiknya, Panji Darmo Gathi,
yang tak lain adalah leluhur Mangun Sendjoyo. Di tangan Mugiharjo,
kitab itu berarti telah sampai ke generasi kelima.

Seorang warga, Gunanto, menganggap prosesi tersebut merupakan bagian budaya.

"Saya dua kali ikut prosesi ini. Nampaknya kali ini lebih halus
jamasannya," ujarnya.(*)
Share:

14 October 2015

Persiapan Pembebasan Lahan Bandara Terus Dilakukan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Persiapan pembebasan lahan untuk lokasi
bandara baru DIY di wilayah pesisir selatan Kecamatan Temon,
Kulonprogo terus dilakukan oleh pemkab setempat. Demi kelancaran
proses tersebut, dalam waktu dekat akan dibentuk satuan tugas (satgas)
yang akan bekerja sesuai tahapan-tahapan yang diatur
perundang-undangan. Di tingkat desa, para kepala desa (kades) dan
perangkat desa (perades) yang wilayahnya masuk lokasi bandara terus
berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Saat ini tahapannya memang masih persiapan untuk pengadaan lahan,"
jelas Sekretaris Daerah (Sekda) setempat Ir RM Astungkoro, Senin
(12/10/2015).

Mengingat proses pengadaan lahan semua kewenangan ada di BPN DIY maka
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya akan dibentuk beberapa satgas.
Sehingga begitu salinan petikan kasasi Mahkamah Agung (MA) turun,
satgas-satgas tersebut bisa langsung bergerak. "Sekarang prosesnya
sedang melengkapi dokumen yang diperlukan," ujarnya.
Secara terpisah Camat Temon Jaka Prasetya membenarkan pihaknya dan
para kades serta perades telah mengadakan pertemuan dengan BPN. Dalam
pertemuan dimaksud para pihak masih sebatas koordinasi dan belum ada
hal detail dan teknis yang dibahas. "Masih sebatas persiapan dan belum
membahas hal teknis," tuturnya.

Dalam waktu dekat rencananya tim akan melakukan sosialisasi kepada
warga untuk proses lebih lanjut. Sosialisasi akan dilaksanakan secara
cepat untuk memberikan pemahaman konsep pembebasan lahan. Pasca ada
putusan Mahkamah Agung (MA), pihaknya aktif memantau perkembangan
khususnya terhadap warga yang terdampak. Di lapangan, masyarakat tetap
kondusif meski di wilayah yang banyak warga menolak rencana
pembangunan bandara.

Hal senada disampaikan Pejabat sementara (Pjs) Kades Jangkaran Masruh
Effendi. Permasalahan yang dibahas bersama BPN masih seputar
persiapan-persiapan identifikasi atas lahan. Tim justru lebih banyak
meminta masukan dari desa, agar proses kedepan lebih baik.

"Sampai saat ini belum ada keputusan apapun termasuk pembentukan tim
khusus. Pembentukan akan dilakukan ketika nanti sudah ada salinan
petikan keputusan kasasi dari MA. Pertemuan hanya persiapan awal dan
BPN lebih banyak minta masukan tentang langkah terbaik yang harus
ditempuh," terangnya.

Kalangan pemdes yang wilayahnya masuk lokasi bandara berharap sebelum
ada pengukuran dan penilaian harga atas lahan hendaknya dilakukan
sosialisasi. Hal tersebut penting dalam upaya meminimalisir
permasalahan yang akan muncul. "Termasuk menjaga kondusifitas agar
tidak ada gejolak," katanya.(Rul)
Share:

Para Desainer Batik di Kulonprogo Bakal Unjuk Gigi

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Para desainer batik di Kulonprogo bakal
tampil memeriahkan Fashion Day Carnival yang dikemas bersamaan dengan
Kirab Budaya Menoreh di Kulonprogo pada 14 Oktober 2015 mendatang.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olarga Kulonprogo,
Krissutanta, mengatakan acara tersebut terilhami oleh kegiatan serupa
di Jember.

Dalam event tersebut, Kulonprogo bakal menampilkan kelompok desainer,
terutama batik.

Mereka akan melakukan kirab mulai dari kompleks UNY Wates menujut
halaman Pemkab Kulonprogo.

"Kegiatan ini sekaligus memeriahkan hari jadi Kabupaten Kulonprogo ke
64," kata Krissutanta, Minggu (11/10/2015).
Kabid Kebudayaan, Joko Mursito, menambahkan selain kirab para desainer
batik, acara itu juga akan dimeriahkan penampilan kesenian unggulan
Kulonprogo.Panitia bahkan tidak hanya memberi kesempatan pada pelaku
seni lokal, tetapi juga menampilkan kesenian dari luar Kulonprogo
termasuk Jawa Tengah.

"Sudah ada 20 grup yang terdaftar. Mereka juga berasal dari
Temanggung, Kebumen, Solo, dan sekitarnya," ujarnya.

Selain kirab budaya dan para desainer, acara tersebut juga akan
menampilkan arak-arakan gerobak sapi yang sebagaimana biasanya tampil
lengkap dengan dekorasinya.
Joko menambahkan bahwa acara tersebut melibatkan pelaku seni dan
budaya dari berbagai daerah karena Kulonprogo dahulu pernah menjadi
pertemuan wilayah kerajaan Mataram.( tribunjogja.com)
Share:

Masa Paceklik, Nelayan Kulon Progo Beralih Jadi Petani

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Sekitar 100 nelayan di Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, beralih mata pencarian sementara
menjadi petani karena kondisi laut yang sedang pasang dan paceklik
ikan.

"Jumlah nelayan yang memiliki kartu anggota sebanyak 500 orang,
sebanyak 20 persennya beralih profesi sementara menjadi petani," kata
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo
Sudarna di Kulon Progo, Selasa (13/10).

Menurut dia, alih profesi sementara yang dilakukan nelayan Kulon Progo
merupakan hal yang wajar. Ia mengatakan di Kulon Progo tidak ada
nelayan murni karena nenek moyang mereka adalah petani sehingga sangat
wajar ketika gelombang tinggi dan paceklik ikan beralih menjadi
petani.

"Hampir tidak ada nelayan Kabupaten Kulon Progo yang mengandalkan
hidupnya dengan melaut," katanya.
Ia mengatakan nelayan yang beralih sementara menjadi petani merupakan
optimalisasi potensi. Ketika tidak melaut, mereka dapat bercocok
tanaman seperti menanam cabai, semangka, atau sayur-sayuran.

"Apa yang mereka lakukan ini demi kelangsungan hidup mereka," katanya.
Sudarma mengatakan nelayan Kulon Progo akan menggantungkan hidupnya
dari melaut, ketika sarana dan prasarana sudah ada, yakni ketika
Pelabuhan Tanjung Adikarto sudah dibuka.

"Saat ini, Pelabuhan Tanjung Adikarto belum dapat difungsikan. Apa
yang menjadi impian dan harapan petani supaya pelabuhan beroperasi
belum terwujud," katanya.

Anggota nelayan Pantai Bugel Warto mengatakan nelayan yang tidak
melaut beralih bercocok tanam. Mereka menanam cabai, melon, semangka
dan sayur-sayuran supaya dapat bertahan hidup.

Ia mengatakan sudah beberapa tahun terakhir, jumlah nelayan Pantai
Bugel yang melaut sangat sedikit. Hal ini dikarenakan adanya abrasi di
pantai tersebut dan gelombang sangat tinggi.

"Untuk sementara waktu, kami beralih menjadi petani. Kami memiliki
ladang, sehingga kami dapat bercocok tanam saat tidak melaut,"
katanya.

Red:Nur Aini
Sumber:antara
Share:

11 October 2015

BPBD Kulonprogo Sebut Kekeringan Capai 200 Titik



Ilustrasi Liputan Khusus El Nino
Ilustrasi Liputan Khusus El Nino

Liputan6.com, Yogyakarta - Musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir tahun ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Yogyakarta menyebut kemarau ini dampak dari El Nino, sehingga beberapa daerah mengalami kekeringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan kekeringan di wilayahnya semakin meluas. Merujuk data BPBD Kulonprogo, ada 200 titik kekeringan.

Menurut Untung, jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 118 titik kekeringan. 200 Titik ini ada di 6 kecamatan, yakni Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo, lalu di Panjatan dan Lendah.

"Ya dampak dari musim kemarau yakni kekeringan memang makin meluas di Kulonprogo," Ujar Untung Waluyo, saat dihubungi wartawan Sabtu (10/10/2015).

Menurut Untung kekeringan di Kulonprogo sudah melanda wilayah di tingkat RT padahal sebelumnya hanya di tingkat RW. Sementara di dalam satu RW ada beberapa RT. Oleh karena pihaknya terus memasok air ke masyarakat. Namun dropping air terkendala armada yang hanya 1 unit saja.

"Dulu kita punya 2 armada tangki air, 1 pinjam. Tapi sekarang sudah diambil jadi tinggal 1 saja, padahal kita harus dropping sampai tingkat RT, ya tidak bisa cepat," ucap Untung.

Ia meminta kepada masyarakat agar sabar menunggu dropping air karena minimnya armada. Ia pun akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminjam satu armada tangki air.

"Saya harap masyarakat bersabar menunggu antrean, kita akan usahakan tambahan armada," pungkas Untung Waluyo.

El Nino di Yogya

Kekeringan yang melanda berbagai daerah Indonesia diperkirakan akan sampai akhir tahun ini. Hal ini karena adanya dampak El Nino yang terjadi pada tahun ini.

Staf Data dan Informasi BMKG DIY Etik Setyaningrum mengatakan, fenomena El Nino masih akan terjadi sampai Desember 2015. Alhasil, fenomena El Nino ini menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang termasuk di Yogyakarta.

"El Nino akan sampai bulan Desember. Pada awal Januari El Nino sudah mulai luruh atau mulai menurun intensitasnya," ujar Etik di Yogyakarta, Sabtu 10 Oktober 2015.

Etik menjelaskan, dampak dari El Nino ini membuat pengurangan curah hujan sampai bulan September 2015. Hal inilah yang membuat kekeringan terjadi di Indonesia.

Pemantauan BMKG hingga September lalu, anomali suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah, El nino semakin kuat. Sejak pertengahan Agustus 2015, indeks El Nino bertahan di sekitar batas ambang El Nino kuat yaitu +2.

Dengan demikian, Etik memperkirakan El Nino menguat hingga akhir tahun 2015. Prediksi BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan pada Oktober dan November. Namun bagi daerah terkena dampak El Nino, maka hujan diprediksi terjadi mundur pada November dan Desember mendatang.

"Ini prediksi awal musim hujan 2015/2016 wilayah DIY umumnya terjadi pada bulan November dasarian (10 hari) 2 dan November dasarian 3. Kecuali Gunungkidul bagian selatan terjadi pada bulan Desember dasarian 1," ujar Etik.

Etik mengatakan adanya dampak El Nino di DIY ini ia menyarankan kepada warga Yogya untuk menghemat air. Sebab pada awal musim hujan baru akan dimulai pada pertengahan November.

"Sarannya ya, hemat air saja," pungkas Etik. (Ans/Vra)

Share:

Gua Kebon, Alternatif Wisata untuk Pendidikan


Sejumlah pelajar dari seluruh Kecamatan Panjatan menyerbu kawasan Taman Tirta Wiyata Gua Kebon di Dusun VII Krembangan, Desa Krembangan, yang mulai resmi dilaunching, Kamis (8/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)Sejumlah pelajar dari seluruh Kecamatan Panjatan menyerbu kawasan Taman Tirta Wiyata Gua Kebon di Dusun VII Krembangan, Desa Krembangan, yang mulai resmi dilaunching, Kamis (8/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)
"Taman ini memiliki salah satu objek alam yang menarik, yakni Gua Kebon. Gua tersebut terbentuk secara alami dari endapan kapur yang berlangsung cukup lama," ujar  Sudarmanto disela peluncuran Taman Tirta Wiyata yang diresmikan Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo, Kamis (8/10/2015).

Sudarmanto mengatakan, taman tersebut memiliki luasan tiga hektare dan akan dikembangkan beberapa spot wisata edukasi. Potensi alam selain gua, yakni area budidaya ikan, sungai dan taman alam dengan suasana pedesaan. Taman ini dapat menjadi ruang belajar bagi pelajar untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati.

Lebih lanjut Sudarmanto memaparkan, guna mengembangkan wisata tersebut pihaknya berharap dukungan dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah. Pasalnya, untuk mengembangkan destinasi wisata berbasis pendidikan ini perlu peran serta dari sektor pendidikan, pertanian, peternakan hingga pariwisata.

"Kami sudah berkoordinasi juga dengan Dinas Pertanian untuk mendukung pengembangan destinasi pendidikan ini. Salah satu yang kami upayakan adalah pembangunan embung tak jauh dari objek wisata ini," jelas Sudarmanto.

Dinas Pendidikan Kulonprogo turut mengapresiasi ide masyarakat Panjatan untuk mengembangan potensi wisata berbasis edukasi. Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo Sumarsana mengungkapkan, sampai saat ini belum ada objek wisata yang mengkhususkan diri sebagai destinasi wisata edukasi. Meskipun banyak objek wisata yang menawarkan wisata edukasi di dalamnya.

"Maka dari itu, kami sangat mengapresiasi pembentukan objek wisata edukasi ini. Namun, kami akan melihat dulu peran serta masyarakat, sejauh mana dapat mendorong dan mendukung objek wisata tersebut," tandas Sumarsana.

Sumarsana menambahkan, pihaknya akan mengikuti ide atau gagasan masyarakat dalam mengembangkan wisata ini. Untuk mendukung edukasi yang akan diusung objek wisata tersebut, Sumarsana akan mencoba mengundang para pelaku pendidikan, guru dan akademisi. Tujuannya, untuk memberikan masukan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mengelola taman tersebut.

"Tentunya akan membutuhkan masukan dari guru maupun pelaku pendidikan tentang apa saja fasilitas wisata yang dapat menunjang wisata edukasi di tempat tersebut. Khususnya, jika objek wisata itu ditujukan sebagai tempat pendidikan bagi anak usia dini dan pendidikan dasar," jelas Sumarsana.

Editor:  | dalam: Kulon Progo |
 
Share:

10 October 2015

Ratusan Pemuda Bersihkan Tempat Ibadah

PENGASIH ( KRJogja.com)- Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan
dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengerahkan ratusan
pemuda dari lima kabupaten/ kota melakukan bhakti sosial (bhaksos)
membersihkan tempat ibadah di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan
tersebut sebagai bagian pembinaan peran serta pemuda dan pembangunan.

Menurut Ketua Forum Sarjana Pengerak Desa DIY Setiyo Purnomo, bhaksos
tahun ini difokuskan di Kulonprogo. Selama beberapa hari seratus
peserta menginap di Wisma Dharmais di Desa/ Kecamatan Pengasih untuk
mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari outbound, pramuka sampai
kegiatan-kegiatan pembangunan. "Kegiatan pembinaan merupakan salah
satu upaya memotivasi pemuda agar aktif dalam pembangunan. Khusus pada
Jumat (9/10) kegiatan bhaksos kami fokuskan membersihkan tempat ibadah
meliputi Masjid Taubat Terbah, Masjid Jami Driyan, Masjid Al Manar
Wonosidi, Majis di Kompleks Wisma Dharmais dan Gereja Kristen serta
Gereja Katolik," katanya, Jumat.

Gerakan bersih-bersih tempat ibadah merupakan upaya meningkatkan
kerukunan antarumat beragama. "Dalam pelaksanaan bhaksos peserta
dibagi enam kelompok, empat kelompok membersihkan masjid sisanya dua
kelompok bersih-bersih di gereja Kristen dan Katolik," terangnya
menambahkan pembagian kelompok tidak mendasar pada agama.

Selain membersihkan tempat ibadah, bhaksos yang melibatkan sejumlah
organisasi kepemudaan tersebut juga di melaksanakan droping air bersih
di Desa Tuksono Kecamatan Sentolo. "Kami juga akan membangun gardu dan
rumah budaya di Sewon dan Kemusuk, Argodadi, Sedayu Bantul," tuturnya.

Peserta, Amri Kristiani mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut.
Apalagi banyak peserta dari berbagai organisasi kepemudaan. "Selama
mengikuti kegiatan kami bisa bekerjasama dan diskusi berbagai hal.
Pengabdian masyarakat yang menyenangkan," katanya.(Rul)
Share:

09 October 2015

Rencana Pembangunan Bandara Kulonprogo Abaikan PK Petani

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo bersikukuh
melanjutkan tahapan prapembangunan Bandara Kulonprogo walaupun
mendapat tentangan dari warga. Hingga kini pihaknya masih menunggu
salinan putusan kasasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) dari Mahkamah Agung
(MA) untuk bertindak.

"Kalau secara hukum sah (ada salinan putusan kasasi IPL dari MA) kita
tetap berjalan (proses tahapan prapembangunan bandara)," kata dia
melalui sambungan telepon di Yogyakarta, Kamis (8/10/2015).

Namun, ia tetap menghormati langkah hukum peninjauan kembali yang akan
dilakukan warga penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam
kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) . "Mekanisme hukum yang ada kita
hormati dan ikuti mekanisme yang ada," katanya.

Ketika ditanyakan apakah langkah hukum yang akan dilakukan WTT akan
mengganggu proses prapembangunan bandara, Hasto menegaskan tidak.

"Kita akan tetap berjalan walaupun banyak pihak yang tidak setuju.
Masyarakat tidak setuju itu bukan harga mati. Mereka tidak setuju
karena banyak yang belum tahu terkait kepastian relokasi tanah dan
penggantian tanah dari tim appraisal tanah independen," katanya.

Sebelumnya Tim kuasa hukum WTT dari lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Yogayakarta Rizky Fatahillah mengatakan akan melakukan berbagai upaya
hukum, salah satunya peninjauan kembali (PK) pengabulan gugatan ILP
oleh Mahkamah Agung.

"Kami sedang menunggu salinan putusan kasasi dari MA. Setelah kami
pelajari, akan kami lakukan tindakan hukum serta politik untuk mencari
keadilan," kata dia.
(UWA)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

30 Hektar Lahan Cabai Di Kulonprogo Terserang Virus Kuning

*KULONPROGO* – Sekira 30 hektar (ha) lahan tanaman cabai yang tersebar pada
empat kecamatan di Kulonprogo terserang virus kuning. Akibatnya petani
terancam merugi karena pertumbuhan cabai yang tidak sempurna.

Menurut Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kulonprogo Eko Purwanto, sekira 30 ha lahan yang terserang virus kuning
berada di Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.

"Kalau kena virus kuning, buah buah rontok, Kalaupun jadi buah tidak
sempurna. Atau mutu masuk kategori ketiga," kata Eko, Kamis (8/10/2015)

Menurut Eko, virus kuning mudah berkembang biak saat musim panas. Apalagi
beberapa wilayah merupakan endemis persisten. Virus bisa ke rumput
wedusan/letungan yang menular lewat vektor kutu kebul.

"Untuk penanganan yang bagus sebaiknya tanaman dicabut, tidak sekedar
dipotong," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalah ini, Dinas Pertanian menggelar bakti sosial
dengan gerakan masal pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) cabai,
khususnya pada serangan antraknose (kekek) dan virus kuning.

"Melalui gerakan ini, diharapkan dapat mengendalikan penyebaran OPT agar
tanaman cabai tetap menghasilkan buah, dengan sasaran luas sekira 8-10 Ha,"
kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bambang Tri Budi Harsono.

Selain membahas OPT, Bambang Tri juga mengajak petani membuat pola tanam
dan komoditas agar harga jual produk terjaga. Sebab, saat ini harga cabai
hanya Rp4.000 per kilogram. Harga ini dinilai terlalu rendah dan kurang
menguntungkan petani.

"Beberapa daerah transmigrasi Kalimantan, beberapa tahun ini juga sudah
mulai tanam cabai, sehingga produk cabai banyak. Hal ini menyebabkan harga
cabai menurun saat panen raya," ujarnya.
*(fds)*
Share:

Kisah Pelajar Kulonprogo Wakili Indonesia ke AS

REPUBLIKA.CO.ID,WATES -- Pelajar SMA Negeri Sentolo Kulonprogo, Anisa
Rahmadani mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS).

Pada Kamis (8/10), Anisa melaporkan kegiatannya selama empat pekan di
Virginia, AS kepada Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.

Anisa menyampaikan, dirinya ke Amerika Serikat sebagai siswa Program
Kepemimpinan Muda (*Youth Leadership Program)* Indonesia-Amerika. Ia berada
di Universitas George Mason Fairfax, Virginia, Amerika Serikat.

Selama di Amerika Serikat, kata Anisa, dirinya mengikuti program intensif
yang bertujuan pertama, meningkatkan pemahaman anak muda tentang demokrasi,
hak dan tanggung jawab masyarakat serta meningkatkan komitmen untuk
terlibat dalam masyarakat, pelayanan dan kepemimpinan.

Lalu, memperkuat kapasitas pemuda dengan membekali mereka dengan
keahlian-keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi warga
negara yang terlibat aktif dalam komunitas.

Anisa juga berupaya meningkatkan dialog dan memfasilitasi interaksi yang
memiliki arti dan berbobot antara peserta Indonesia dan Amerika. "Sehingga
mereka bisa memiliki pemahaman yang positif satu sama lain," katanya.

Saat di AS antara 20 Juli – 21 Agustus 2015, Anisa mengikuti analisa
akademik yang inovatif melalui praktik, pelatihan langsung, dan
pengembangan keterampilan.

"Banyak hikmah yang bisa diambil selama di AS, seperti sifat kekeluargaan,
kerjasama antar sesama, persamaan antara yang normal dan penyandang
disabilitas, dan toleransi antar pemeluk agama," kata Anisa.

Saat ditanya Hasto program apa yang akan dilakukan setelah dari AS, Anisa
menyampaikan ingin mengubah pandangan anak-anak sekolah dan masyarakat
sekitar agar peduli lingkungan sekitar.

"Salah satu hal kecil seperti agar tidak buang sampah sembarangan, kemudian
mendaur ulang sampah," kata Anisa yang berangkat ke AS bersama 19 peserta
dari Indonesia lainnya.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP