DUA insan yang berbeda kalau sudah dilanda rasa saling mencintai dan
dilandasi ketakwaan akan mengalahkan segalanya termasuk rasa sakit.
Itulah yang sedang dirasakan pasangan Riski Rio Rianto (22) bin Ahmad
Tukul asal Muara Bungo Jambi dan Christina Putri Wahyuni (21) binti
Joko Prasetyo warga Desa Garongan Kecamatan Panjatan. Meski sama-sama
terbaring sakit tapi mereka tetap ingin menyatukan dua hati dalam
bingkai keluarga melalui pernikahan resmi.
"Petugas KUA sesungguhnya mengikuti keinginan pihak keluarga dan
pasangan pengantin. Karena kedua belah pihak tetap ingin melangsungkan
pernikahan kendati dalam kondisi sakit maka kami <I>ngikut<P> saja dan
menikahkan mas Riski dengan mbak Christina," kata penghulu Yusma Alam
Rangga SHI MSi didampingi petugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah
(P3N) Umaryanto usai pernikahan Riski dengan Christina di ruang Nakula
Puskesmas Garongan 2, Kamis (11/6).
Wakil keluarga pengantin putri, Maryanto mengatakan, alasan pernikahan
keponakannya tetap dilaksanakan meski keduanya sedang sakit, selain
atas pertimbangan kondisi kesehatan pengantin pria dan wanita tidak
terlalu mengkhawatirkan juga mengikuti perhitungan hari baik dalam
melaksanakan pernikahan. Sayangnya Maryanto tidak mengungkapkan
perhitungan hari baik dimaksud.
"Pernikahan sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Dua hari menjelang
hari H pernikahan kedua pasangan memang sakit. Puncaknya tadi malam
sehingga terpaksa dilarikan ke Puskesmas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter, mereka harus dirawat inap. Karena itu untuk
memenuhi kesepakatan keluarga dan kedua pengantin sekaligus memenuhi
perhitungan hari baik, pernikahan tetap kami gelar di puskesmas,"
jelasnya.
Sementara itu tim medis Puskesmas Garongan II, dr Tris Haranto MPH dan
dr Renny membenarkan Riski Rio Rianto dan Christina yang mualaf
terpaksa harus rawat inap karena sedang dalam pengawasan dokter.
"Keduanya sakit demam dan masih dalam pengawasan kami apakah ke arah
viral infeksi atau thypoid. Trombosit dan HB (hemoglobin) keduanya
turun sampai dibawah normal," ujar dr Renny didampingi Kasubag TU
Puskesmas Garongan 2 Eko Budi Santoso.
Secara umum prosesi pernikahan Riski dengan Christina yang berlangsung
sederhana dengan dihadiri beberapa keluarga pihak pengantin pria dan
wanita berjalan lancar. Ruangan Nakula Puskesmas Garongan 2 pun
disulap ala kadarnya dengan menghadirkan pas bunga serta <I>sound
system<P>. Sementara sprei tempat tidur tetap menggunakan fasilitas
puskesmas yang ada dengan wara dasar hijau motif kembang-kembang.
Saat ijab kabul baik wali nikah, kakak kandung pengantin putri, Bagus
Prasetyo dan pengantin pria tidak lancar mengucapkan ijab kabul.
Mungkin keduanya terpengaruh suasana sekaligus kondisi pengantin yang
sedang sakit dengan infus menempel di tangan. Setelah beberapa kali
dilakukan uci coba ijab kabul ternyata Riski tidak lancar dalam
menjawab ijab kabul maka penghulu memutuskan menulis ijab kabul.
Dengan membaca akhirnya prosesi ijab kabul berjalan lancar dan
keduanya dinyatakan sah sebagai suami istri dengan berbagai hak dan
kewajiban mereka.(Asrul Sani)
dilandasi ketakwaan akan mengalahkan segalanya termasuk rasa sakit.
Itulah yang sedang dirasakan pasangan Riski Rio Rianto (22) bin Ahmad
Tukul asal Muara Bungo Jambi dan Christina Putri Wahyuni (21) binti
Joko Prasetyo warga Desa Garongan Kecamatan Panjatan. Meski sama-sama
terbaring sakit tapi mereka tetap ingin menyatukan dua hati dalam
bingkai keluarga melalui pernikahan resmi.
"Petugas KUA sesungguhnya mengikuti keinginan pihak keluarga dan
pasangan pengantin. Karena kedua belah pihak tetap ingin melangsungkan
pernikahan kendati dalam kondisi sakit maka kami <I>ngikut<P> saja dan
menikahkan mas Riski dengan mbak Christina," kata penghulu Yusma Alam
Rangga SHI MSi didampingi petugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah
(P3N) Umaryanto usai pernikahan Riski dengan Christina di ruang Nakula
Puskesmas Garongan 2, Kamis (11/6).
Wakil keluarga pengantin putri, Maryanto mengatakan, alasan pernikahan
keponakannya tetap dilaksanakan meski keduanya sedang sakit, selain
atas pertimbangan kondisi kesehatan pengantin pria dan wanita tidak
terlalu mengkhawatirkan juga mengikuti perhitungan hari baik dalam
melaksanakan pernikahan. Sayangnya Maryanto tidak mengungkapkan
perhitungan hari baik dimaksud.
"Pernikahan sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Dua hari menjelang
hari H pernikahan kedua pasangan memang sakit. Puncaknya tadi malam
sehingga terpaksa dilarikan ke Puskesmas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter, mereka harus dirawat inap. Karena itu untuk
memenuhi kesepakatan keluarga dan kedua pengantin sekaligus memenuhi
perhitungan hari baik, pernikahan tetap kami gelar di puskesmas,"
jelasnya.
Sementara itu tim medis Puskesmas Garongan II, dr Tris Haranto MPH dan
dr Renny membenarkan Riski Rio Rianto dan Christina yang mualaf
terpaksa harus rawat inap karena sedang dalam pengawasan dokter.
"Keduanya sakit demam dan masih dalam pengawasan kami apakah ke arah
viral infeksi atau thypoid. Trombosit dan HB (hemoglobin) keduanya
turun sampai dibawah normal," ujar dr Renny didampingi Kasubag TU
Puskesmas Garongan 2 Eko Budi Santoso.
Secara umum prosesi pernikahan Riski dengan Christina yang berlangsung
sederhana dengan dihadiri beberapa keluarga pihak pengantin pria dan
wanita berjalan lancar. Ruangan Nakula Puskesmas Garongan 2 pun
disulap ala kadarnya dengan menghadirkan pas bunga serta <I>sound
system<P>. Sementara sprei tempat tidur tetap menggunakan fasilitas
puskesmas yang ada dengan wara dasar hijau motif kembang-kembang.
Saat ijab kabul baik wali nikah, kakak kandung pengantin putri, Bagus
Prasetyo dan pengantin pria tidak lancar mengucapkan ijab kabul.
Mungkin keduanya terpengaruh suasana sekaligus kondisi pengantin yang
sedang sakit dengan infus menempel di tangan. Setelah beberapa kali
dilakukan uci coba ijab kabul ternyata Riski tidak lancar dalam
menjawab ijab kabul maka penghulu memutuskan menulis ijab kabul.
Dengan membaca akhirnya prosesi ijab kabul berjalan lancar dan
keduanya dinyatakan sah sebagai suami istri dengan berbagai hak dan
kewajiban mereka.(Asrul Sani)