Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


09 October 2015

Pejantan Etawa Unggul Tidak Boleh Dijual

[image: Anggota tim juri memeriksa ukuran tubuh kambing peranakan etawa
yang mengikuti kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih,
Kulonprogo, Rabu (7/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)]


*Harianjogja.com, KULONPROGO*-Peternak kambing peranakan etawa (PE) diimbau
tidak menjual pejantan unggul kepada konsumen luar daerah. Tujuan demi
mempertahankan kualitas bibit kambing PE asal Kulonprogo.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan Perikanan
dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kulonprogo, Nur Syamsu Hidayat, di sela
kontes kambing PE dan sapi putih di Lapangan Pengasih, Kulonprogo, Rabu
(7/10/2015). Dia mengaku sudah menyepakati kebijakan itu dengan
kelompok-kelompok peternak di Kulonprogo.

Nur memaparkan, upaya penjaringan bibit kambing PE kualitas A masih terus
dilakukan. Kambing-kambing itu sebisa mungkin tidak boleh keluar dari
Kulonprogo. Pemkab Kulonprogo juga menyediakan anggaran khusus untuk
pengembangan bibit kambing PE berkualitas unggul.

"Kambing PE yang boleh keluar hanya kualitas B dan C," kata Nur.
Nur menyadari peternak rawan tergiur dengan harga tinggi yang ditawarkan
konsumen demi pejantan unggul. Apalagi jika pejantan itu sering memenangkan
kejuaraan. Dia mengungkapkan, pernah ada pejantan yang ditawar sampai Rp90
juta. Meski demikian, dia berharap peternak bisa menjaga komitmen untuk
menjaga kualitas bibit kambing PE.

Kontes hari itu, lanjut Nur, juga diselenggarakan untuk meningkatkan
kualitas bibit kambing PE. Acara itu sekaligus menjadi ajang evaluasi
program pendampingan dan penyuluhan yang selama ini dilakukan DKPP
Kulonprogo.

"Peternak yang menjadi peserta bisa saling tukar informasi dan berbagi tips
perawatan kambing," ujar Nur.

Bambang Subagiyo, peternak asal Dusun Gendu, Desa Jatimulyo, Kecamatan
Girimulyo mengaku kambing PE pejantan miliknya seberat 115 kilogram pernah
ditawar Rp50 juta. Menurutnya, pejantan yang pernah meraih prestasi tingkat
nasional bahkan bisa bernilai Rp100 juta.

"Tapi tetap tidak kita buka [jual]," ungkap Bambang.

Bambang bertekad tidak menjual pejantan unggulnya. Anak kambing atau cempe
berusia tiga bulan ke bawah saja bisa dihargai Rp3 juta hingga Rp15 juta
per ekor. Terakhir, dia menjual seekor cempe berusia tiga bulan seharga
Rp10 juta ke Jakarta.

"Kalau jual pejantan itu ibarat kehilangan kekuatan intinya," ucapnya.

Bambang lalu menjelaskan, kualitas kambing PE diantaranya terlihat dari
kondisi fisik yang tinggi dan besar. Hal itu juga tampak dari panjang dan
tebalnya bulu bagian belakang panjang serta telinga. Selain memperhatikan
kualitas pakan, kambing PE juga harus rajin perawatan. Misalnya dimandikan
dengan sampo dan kondisioner seminggu sekali.
Share:

08 October 2015

Kekeringan meluas di Kulon Progo

Kulon Progo (ANTARA News) - Area yang mengalami kekeringan di
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini lebih
luas daripada tahun lalu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Untung
Waluyo pada Rabu mengatakan tahun 2014 hanya ada 118 titik kekeringan
dan sekarang bertambah menjadi 200 titik.

"Kekeringan semakin parah," kata Untung serta menambahkan kekeringan
diprakirakan berlangsung sampai November.
Ia mengatakan area kekeringan di Kulon Progo meliputi Kecamatan Kokap,
Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo.
Dan sekarang meluas ke Kecamatan Lendah dan Panjatan.

"Kami berupaya melakukan pipanisasi sumber mata air ke rumah tangga.
Supaya jumlah kepala keluarga yang kekurangan air dapat berkurang,"
katanya.
Untung mengatakan kelompok masyarakat yang mengharapkan bantuan air
bersih semakin banyak.

"Permintaan bantuan air bersih di wilayah yang dilanda kekeringan
akibat musim kemarau terus bertambah," katanya.

Menurut dia, persediaan air bersih untuk masyarakat di wilayah yang
mengalami kekeringan selama musim kemarau sekitar 300 truk tangki.

Sejak musim kemarau hingga awal Oktober, BPBD Kulon Progo sudah
memberikan bantuan air bersih sekitar 200 tangki di luar bantuan dari
berbagai pihak.

BPBD Kulon Progo terus memberikan air bersih kepada kelompok
masyarakat yang sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih.

"Bantuan tersebut bukan untuk perseorangan, seharusnya dapat
dimanfaatkan bersama-sama," katanya.

"Kelompok masyarakat yang mengharapkan bantuan air bersih harus
bersabar. Tidak bisa hari ini mengajukan permohonan bantuan terus
dikirim hari itu juga karena harus antre," katanya.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Suhardiyana menjelaskan mobil
tangki yang dioperasikan masih mampu melayani permintaan bantuan
masyarakat.

Menurut dia, kelompok masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan
air bersih kebanyakan berasal dari wilayah Kecamatan Kalibawang,
Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan wilayah Kecamatan Lendah.

"Untuk sampai pada gilirannya, paling tidak harus menunggu antara dua
sampai tiga hari," katanya.

Editor:Maryati
COPYRIGHT ©ANTARA2015
Share:

05 October 2015

Trotoar Kulonprogo Diganti Batu Andesit, Anggaran Rp1,5 Miliar

Bisnis.com, KULONPROGO- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menganggarkan
kawasan pedestrian diganti dengan batu andesit sebesar Rp1,5 miliar.
Adapun sebagian trotoar di kawasan Kota Wates masih layak pakai.

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo Zahram
Asurawan mengatakan, perbaikan trotoar tersebut merupakan bagian dari
penataan Kota Wates. Ada beberapa titik trotoar yang diperbaiki dan
dibongkar untuk diganti dengan andesit.

"Trotoar ini dibangun sejak tahun 2001, jadi sebagian besar trotoar
memang sudah rusak, kira-kira kerusakannya mencapai 80 persen. Trotoar
kami bongkar semua, sebagian akan diganti dengan batuan andesit
produksi Kulonprogo," ujar Zahram, Jumat (2/10/2015).
Zahram memaparkan, material trotoar yang lama akan diganti dengan batu
alam yakni andesit. Upaya tersebut dilakukan untuk mengangkat potensi
produk tambang batu alam dari Kulonprogo. Meski demikian, Zahram
menandaskan, penggantian material trotoar dengan andesit tidak mutlak
dilakukan. Pasalnya, hal itu juga menyesuaikan dengan ketersediaan
andesit yang ada.

Sejumlah trotoar yang akan diperbaiki yakni berada di ruas Jalan
Sutijab, kawasan Bank BPD, Jalan Moh. Dawan, Jalan KH Dahlan dan ruas
Jalan Mandung di wilayah Pengasih. Zahram mengungkapkan, anggaran
perbaikan trotoar tersebut mendapai Rp1,5 miliar. Adapun total trotoar
yang diperbaiki sejauh dua kilometer. Sedangkan, lebar trotoar yang
diperbaiki cukup variatif. Beberapa trotoar diantaranya memiliki lebar
yang lebih sempit.

"Perbaikan ini disesuaikan dengan kebutuhan jalan. Jadi tidak semua
trotoar lebarnya sama. Tujuannya, jika nanti ada pelebaran jalan,
masih ada ruang cukup yang disisakan," jelas Zahram.

Pengerjaan perbaikan trotoar tersebut sudah dimulai sejak beberapa
hari yang lalu. Ditargetkan pengerjaan kawasan pedestrian ini selesai
tiga bulan ke depan. Perbaikan kawasan pejalan kaki ini disambut baik
warga, baik yang memanfaatkan trotoar di kawasan tersebut, maupun
warga yang tinggal di sekitarnya.

Salah satunya, Anita, 26, warga Wates mengaku senang dengan perbaikan
trotoar tersebut. Menurut dia, beberapa trotoar yang rusak terkadang
membahayakan pejalan kaki, karena tidak jarang banyak yang tersandung
pecahan lantai trotoar.

"Tetapi sayang sekali, beberapa trotoar ada yang masih bagus, tapi
juga ikut dibongkar. Selain itu, saya harap bisa dimanfaatkan sesuai
fungsinya sebagai ruang bagi para pejalan kaki dan bukan untuk
berdagang PKL," papar Anita.

Editor : Mediani Dyah Natalia
Share:

Bupati Kulonprogo Nyatakan Proyek Bandara Berjalan Sesuai Rencana

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,
menegaskan bahwa proses pembangunan megaproyek bandara di Temon,
sampai saat ini telah berjalan sesuai rencana.

Meski sebelumnya sempat tersendat oleh gugatan dan proses kasasi izin
penetapan lokasi (IPL), akhirnya kini proyek tersebut dapat
dilanjutkan.

Hasto mengatakan hal itu saat pembukaan Manunggal Fair 2015 di
seputaran Alun-alun Wates. Dalam event tahunan itu pun Pemkab
Kulonprogo menampilkan pesawatmarchettidanenginedari Sekolah Tinggi
Teknik Adisutjipto Yogyakarta.

"Sampai saat ini progres bandara tetap on the track. Semoga berjalan
lancar. Kami sampaikan terimakasih kepada STT Adisutjipto Yogyakarta
karena berkenan bergabung memeriahkan Kulonprogo Expo ini," kata
Hasto, Jumat (2/10/2015) lalu.

Terlepas dari pernyataan bupati bahwa proyek bandara tetap berjalan
sesuai rencana, dalam Manunggal Fair di Kulonprogo memang dipajang
pesawat dari Sekolah Tinggi Teknik Adisutjipto Yogyakarta.

Harapannya, keberadaan stand berikut pesawatnya itu memotivasi pelajar
Kulonprogo untuk mengetahui seputar pesawat dan penerbangan.

Bupati berharap dengan adanya bandara kelak, para putra daerah
Kulonprogo pun akan lebih jauh terlibat dalam bidang penerbangan.
Sebab itu, bupati pun merespon positif kelanjutan megaproyek bandara
di Temon. Hasto saat ini juga telah menyiapkan tim tingkat kabupaten.
Rencananya, tim tersebut bakal turun lapangan membantu tim dari DIY
untuk memperlancar tahapan bandara, termasuk pendekatan kembali kepada
warga yang masih menolak dan rencana pembebasan lahan.
Sekda Kulonprogo, Astungkoro, mengatakan persiapan memang mulai
dilakukan. Meski demikian, saat ini pemkab dan semua pihak terkait
proyek tersebut masih menunggu salinan putusan MA.
Selain itu, Astungkoro mengaku sangat konsen pada rencana community
development bagi masyarakat terdampak.
"Pendekatan sudah pasti dilakukan. Namun comdev bagi masyarakat juga
tidak boleh diabaikan, masyarakat harus siap saat maupun
pascapembangunan bandara, termasuk penyaluran tenaga kerja bagi
mereka," kata Astungkoro.(*)
Share:

Enam Pasangan Diciduk Satpol PP

TEMON ( KRjogja.com)- Sejumlah enam pasangan tak resmi terjaring
petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kulonprogo saat
menggelar rasia di sejumlah penginapan dan hotel di Kawasan Objek
Wisata (obwis) Pantai Glagah Kecamatan Temon, Minggu (4/10/2015)
petang. Selain keenam pasangan tak resmi, petugas juga mengamankan
sejumlah perempuan pemandu karaoke (lady companion).

Menurut Kepala Satuan (Kasat) Pol PP setempat Duana Heru S pihaknya
sengaja menggelar razia pada petang hari, untuk menjaring mereka yang
'week end' di penginapan. Dijelaskan, razia merupakan upaya penegakan
Peraturan Daerah (Perda) nomor 4/2013 tentang Ketertiban Umum
(Tibum)," jelasnya.

Rasia lebih pada upaya non yustisi sehingga para pelaku yang terjaring
tidak diajukan ke pengadilan seperti pada razia sebelum-sebelumnya.
Para pelaku hanya dibina. Jika kembali tertangkap, mereka akan
ditindak tegas.

Sementara Kasi Penegakan Perda Rockgiarto mengungkapkan, sebagian
mereka yang diamankan petugas masih remaja. Bahkan ada tiga orang yang
masih berstatus pelajar dan mahasiswa pada kartu identitasnya dan
mereka berasal dari sejumlah beberapa wilayah DIY dan Jawa Tengah
(Jateng).

"Kebanyakan masih remaja," jelasnya usai razia seraya menambahkan
beberapa diantara yang diamankan adalah pemandu karaoke.
"Saat diamankan, mereka mengaku kost di tempat penginapan. Tapi karena
tidak ada izin tinggal dan tanpa identitas mereka tetap kami bawa
untuk diberi pembinaan," jelasnya.(Rul)
Share:

Nelayan Kulon Progo Sulit Peroleh Buku Kapal

YOGYAKARTA,(PRLM).- Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimekawa Yogyakarta, mengharapkan pemerintah
pusat mempermudah nelayan mendapatkan grossakte dan buku kapal untuk
legalitas melaut.

Penjabat Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon
Progo Sudarna di Kulon Progo, Minggu (4/10/2015) mengatakan, grossakte
yang mengeluarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan buku kapal
diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Selama ini, nelayan, khususnya di Kulon Progo, kesulitan mendapatkan
grossakte dan buku kapal karena prosedurnya sangat sulit hingga ke
pusat," kata Sudarna.

Sudarna mengatakan kapal Inka Mina bantuan dari pemerintah pusat,
hingga saat ini belum memiliki grossakte dan buku kapal. Sehingga,
nelayan yang melaut tidak membawa perlengkapan melaut dapat dimaklumi.
Pihaknya pun sudah memfasilitasi dengan berbagai upaya, namun belum
ada kejelasan kapan penerbitan grossakte dan buku kapal. Penerbitan
grossakte dan buku kapal disesuaikan antara pengusaha dan nelayan
kecil.

"Nelayan Kulon Progo itu mayoritas petani, kami sudah bersyukur mereka
mau menjadi nelayan dan diikutkan dalam berbagai kegiatan pelatihan.
Kalau ada kasus seperti ini, nelayan ditangkap karena tidak membawa
perlengkapan perizinan, mereka pasti takut," ucapnya.

Aparat penegak hukum,kata Sudarna, harus dapat memaklumi soal
perizinan. Menurutnya, tidak sepenuhnya menjadi kesalahan nelayan
kalau mereka tidak memiliki izin. Kasus penangkapan nelayan dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur saat membongkar ikan di Pelabuhan Sadeng, Gunung
Kidul, menjadi bahan pelajaran bagi semua pihak.

"Kasus seperti ini belum pernah menimpa nelayan Kulon Progo, namun
kami belajar dari penangkapan nelayan oleh Polisi Air (Polair) Polda
DIY di Gunung Kidul," ujarnya.

Selain grossakte dan buku kapal, lanjut Sudarna, nelayan harus
memiliki izin lain yakni ankapin dan adkapin. Ankapin harus dimiliki
seorang nahkoda dan adkapin harus dimiliki teknisi kapal. Untuk
mendapatkan surat tersebut, nelayan harus mengikuti pelatihan atau
diklat secara rutin yang diselenggarakan Unit Pelaksana Teknis KKP.

"Setelah mereka mengikuti diklat dan sudah profesional, maka nelayan
bisa mendapatkan sertifikat adkapin dan ankapin," katanya.

Sementara itu, Salah seorang nelayan Karangwuni, Kecamatan Wates,
Affandi (56) mengatakan, ia tidak memiliki adkapin atau ankapin,
karena dirinya hanya mengoperasikan kapal motor tempel.

"Kami berharap dapat memilikinya, sehingga saat pelabuhan beroperasi
dapat melaut dengan kapal lima grosston," katanya. (Wilujeng
Kharisma/A-147)***
Share:

03 October 2015

Bupati Hasto Buka Kulonprogo Expo 2015

 

Bupati dan wabup di salah stan pameran. Foto: Widiastuti


KULONPROGO (KRjogja.com) - Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) membuka pameran Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015, di seputaran Alun-alun Wates, Jumat (2/10/2015) sore. Pameran berlangsung dari 2 hingga 10 Oktober, mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB.

Pembukaan dimeriahkan juga  Tari Reog SD Prembulan dan Sendratari Sang Garuda dari Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI), dan bupati bersama Wabup Drs H Sutedjo, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha selaku pelaksana pameran, serta  tamu undangan berkesempatan meninjau beberapa stan yang ada.  

Diterangkan Hasto, melalui tema pameran “tingkatkan prestasi menuju kemandirian daerah" diharapkan masyarakat mengetahui berbagai keberhasilan yang telah diraih oleh Pemkab Kulonprogo selama ini. Yakni  keberhasilan kinerja, wajar tanpa pengecualian (WTP), laporan akuntabiltas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) yang memperoleh B, rencana pembangunan bandara, pembangunan perluasan RSUD Wates serta warga masyarakat dan siswa yang berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional, sebagai salah satu motivasi untuk mewujudkan Kabupaten Kulon Progo yang mandiri, maju dan sejahtera.

Kegiatan pameran melibatkan seluruh komponen masyarakat dengan semangat kerja keras dan gotong royong serta membutuhkan sentuhan inovasi agar menarik. "Semangat dari masyarakat ini kita apresiasi dengan mempersiapkan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Meskipun saat ini di kompleks Alun-alun Wates sedang berlangsung pembangunan fasilitas publik serta  membuat taman-taman, air mancur serta tempat burung merpati, diharapkan baik panitia penyelenggara, maupun peserta dan masyarakat dapat menjaganya," ujar Hasto.
 
Pelaksana Kulonprogo Expo di lapangan tahun 2015, Ketua Penyelenggara Rudy Widiyatmoko SSos, dipercayakan kepada Perumda Aneka Usaha. Peserta pameran dari  Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Kulonprogo dan instansi DIY serta pusat. Serta  pelaku UMKM yang menampilkan produk-produk unggulan Kulonprogo.

"Dengan menempati 500 kapling, pameran setiap hari dibuka mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB, dan setiap malam di panggung permanen Alun-alun Wates juga telah dijadwalkan berbagai atraksi seni dari warga masyarakat. Dalam rangka edukasi dan motivasi warga Kulonprogo juga didatangkan Pesawat Marchetti dan mesin jet dari STTA Yogyakarta, serta peralatan tempur TNI AD yang berada di depan Kodim 0731/Kulonprogo," kata Rudy. (Wid)
 

Share:

Percantik Kota Wates, Pemkab Benahi Trotoar

WATES ( KRjogja.com)- Melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Pemkab Kulonprogo terus berupaya mempercantik Kota Wates, salah satu membongkar tegel trotoar di sejumlah ruas jalan kemudian diganti batu andesit. Sebelumnya pekerjaan didahului dengan pelebaran aspal jalan tanpa dibarengi dengan usaha pembebasan tanah warga, tapi mengurangi lebar trotoar.

Fenomena pengurangan lebar trotoar memang sempat mengundang pro kontra warga. Bagi mereka yang kurang sepaham langkah pengurangan lebar trotoar mengurangi hak pejalan kaki yang menggunakan trotoar. Sementara yang mendukung langkah pemkab beralasan, trotoar yang lebar malah digunakan pemilik toko untuk jualan dan bukan untuk pejalan kaki. Salah satu trotoar yang lebarnya dikurangi adalah di ruas Jalan Moh Dawam dengan lebar sekitar 80 centimeter.

Kabid Cipta Karya DPU setempat Zahram Asurawan menjelaskan, pembongkaran trotoar merupakan bagian dari penataan kota. "Total panjang yang harus diperbaiki sekitar dua kilometer," katanya, Jumat (2/10/2015).

Diakuinya, trotoar hasil perbaikan di beberapa ruas jalan Kota Wates memang ada yang dibuat lebih sempit dibanding sebelumnya, yaitu menjadi hanya selebar 80 sentimeter. Langkah tersebut dilakukan menyesuaikan kebutuhan jalan.

"Itu bagian penataan. Kita sesuaikan kalau nanti misal jalan akan dilebarkan masih ada ruang," ujarnya menambahkan, trotoar yang sedang digarap meliputi Jalan Moh Dawam, seputaran Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY, Jalan Sutijab, Jalan Mandung dan sejumlah ruas jalan di Kota Wates.

"Total biaya perbaikan trotoar tersebut mencapai Rp 1,5 miliar," terangnya.(Rul)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Harga Cabai Anjlok, Petani di Kabupaten Kulon Progo Merugi

YOGYAKARTA,(PRLM).- Petani cabai di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kerugian jutaan rupiah akibat harga cabai anjlok dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu menjadi Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu per kilogram.

"Harga cabai sudah turun sejak 24 September, dan paling parah lima hari terakhir. Saat ini, harga cabai kualitas super Rp 4 ribu per kg dan kualitas biasa Rp 2 ribu per kg," kata petani cabai di wilayah Bendungan, Wates, Misnah di Kulon Progo, Kamis (1/10/2015).
Misnah mengatakan pada masa tanam (MT) III, dirinya menggarap lahan pertanian seluas 500 meter persegi dan menghasilkan panen sekitar satu kuintal cabai. Padahal, pada 2014, dirinya bisa mengantongi uang jutaan rupiah karena hasil panen cabai merah melimpah dan harganya mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu.

"Sekarang, harga cabai sangat rendah sehingga uang yang dikantongi hanya sekitar Rp 400.000. Tentu saja, petani merugi jutaan rupiah karena selama masa tanam kami sudah mengeluarkan modal cukup banyak, misalnya untuk membeli pupuk dan menyiram air," ucapnya.
Misnah tidak mengetahui penyebab anjloknya harga cabai di pasaran. Dirinya memperkirakan, anjloknya harga cabai disebabkan wilayah Kulon Progo untuk lahan tegalan dan sawah memasuki panen raya cabai.

"Pasokan cabai melimpah, harga cabai jadi anjlok. Tahun-tahun lalu tidak seperti ini, mungkin karena sebelumnya tidak banyak yang tanam cabai," tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang pedagang cabai di Pasar Wates, Sriani. Ia mengatakan harga cabai merah sempat berkisar Rp 11 ribu per kg. Namun dua hari terakhir turun di angka Rp 4 per kg. Harga cabai merah keriting, cabai rawit merah yang sebelumnya Rp 20 per kg juga turun menjadi Rp 8 ribu per kg.

Menurut dia, penurunan harga cabai tidak lantas berdampak pada peningkatan jumlah pembeli. Kiosnya masih tetap sepi pembeli, sehingga Musidah terkadang harus menyimpan dagangan untuk dijual pada hari-hari berikutnya.

"Kulakan cabai dua kg saja masih utuh. Kalau sudah begini, harus disimpan untuk dijual besok," ujarnya.(Wilujeng Kharisma/A-89
Share:

01 October 2015

3 Bulan Lagi, Tim Pelaksana Bandara Kulonprogo Turun Ke Lapangan

Bisnis.com, KULONPROGO - Setelah putusan kasasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) pembangunan bandara di Mahkamah Agung mulai ditindaklanjuti, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo bersama Polres Kulonprogo, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan instansi terkait lainnya tengah menyiapkan tim pelaksana pembangunan Bandara Kulonprogo di tingkat kabupaten.

Hasto menegaskan, dalam tiga bulan ke depan, tim tersebut diharapkan dapat segera turun ke lapangan untuk melanjutkan tahapan proses pembangunan bandara.

"Selain itu, dalam waktu dekat ini, pemasangan patok dapat dilanjutkan lagi. Agar batas-batas lokasi yang akan dibangun semakin jelas," ujar Hasto, Rabu (30/9/2015).

Lebih lanjut Hasto menerangkan, tim appraisal juga diharapkan dapat segera bekerja untuk melakukan penilaian ganti rugi. Sehingga, upaya relokasi dapat segera dilakukan agar pembangunan juga dapat berjalan sesuai agenda.

Hasto menargetkan, bulan Maret 2016 mendatang, pembebasan dan pembayaran ganti rugi lahan dapat selesai. Meski tindak lanjut itu disikapi dengan cepat oleh pemkab, dia menegaskan, bukan berarti akan mengabaikan kondisi beberapa warga yang belum setuju atas pembangunan bandara tersebut.

"Tidak harus menunggu semua warga setuju. Persoalan itu tetap akan diselesaikan seiring dengan berjalannya proses lainnya. Jika tidak setuju karena belum tahu nilai appraisalnya, atau kapan relokasinya, nanti akan proses untuk menjelaskannya," tandas Hasto.

Terkait adanya upaya peninjauan kembali yang akan dilakukan Paguyiban warga penolak bandara, Wahana Tri Tunggal (WTT), Hasto menegaskan pembangunan bandara akan tetap berjalan. Hasto menambahkan, tim pembangunan bandara di tingkat kabupaten nantinya akan melakukan pendekatan kepada warga WTT.

"Kami sudah buat tim yang dibentuk beesama Sekda dan juga Kapolres. Tim ini lintas sektoral dan nantinya kami akan menyampaikan kepastian tentang bandara," papar Hasto.

Sementara itu, Kapolres Kulonprogo AKBP Yuliyanto mengaku siap melakukan pengamanan atas kelanjutan tahapan pembangunan bandara. Namun, pihaknya masih belum bisa memastikan jumlah personil yang akan diterjunkan dalam proses pengamanan dan pengawalan dalam rangka pebdataab dan pemasangan patok.

"Kami akan pastikan personilnya cukup, apalagi nanti ada back up dari Polda dan Brimob. Namun, kami akan tetap melakukan pendekatan kepada warga," jelas Yuliyanto.

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP