Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


01 September 2015

Pemkab Akan Bangun TPST di Seluruh Desa

GALUR ( KRjogja.com) - Sebagai upaya memperpanjang masa penggunaan
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pedukuhan Sambiroto Desa
Banyuroto Kecamatan Nanggulan sekaligus untuk menciptakan lingkungan
bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo berencana
membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di seluruh desa dan
kelurahan.

"Rencananya ke depan TPST akan dibangun di 87 desa dan satu kelurahan.
Tapi karena keterbatasan dana daerah, maka dalam pelaksanaan program
kabupaten bersih sampah tersebut pemkab terpaksa minta bantuan Satuan
Kerja Pengelolaan Air Minum (Satker PAM) DIY," tegas Kepala Unit
Perangkat Teknik Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Toni SIP, di ruang kerjanya, Senin
(31/8/2015).

Sejak dilaksanakan program tersebut yakni 2014 telah dibangun empat
TPST masing-masing di Desa Pengasih, Kelurahan Wates, Desa Bendungan
dan Sentolo. Sedangkan pada 2015 ini akan dibangun empat TPST lagi
meliputi Desa Triharjo, Giripeni, Ngestiharjo Kecamatan Wates dan Desa
Kranggan Kecamatan Galur.

Langkah populis pemkab dalam penanganan sampah memang cukup bagus,
selain bertujuan memperpanjang usia TPAS Banyuroto serta menciptakan
lingkungan bersih dan sehat juga membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Dalam operasinya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang
menangani TPST di masing-masing desa melakukan pengolahan sampah
dengan cara tiga R. Reduce (mengurangi sampah), reuse, (pemanfaatan
ulang sampah) dan recycle (daur ulang sampah). Petugas mengambil
sampah dari rumah warga dan di bawa ke TPST. Di tempat tersebut
petugas melakukan pemilahan. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk
atau kompos disendirikan. Begitu juga dengan sampah plastik maupun
jenis lainnya dikelompokkan sendiri untuk dijual.

"Kalau pengurus dan anggota KSM benar-benar bisa maksimal melakukan
pengolahan sampah rumah tangga, maka prosentase sisa sampah yang masuk
TPAS Banyuroto tinggal sekitar 40 persen lagi, sebab sebagian sampah
rumah tangga sudah dipilah dan dimanfaat di tingkat TPST," terang
Toni.

Menanggapi kekhawatiran sebagian warga terhadap timbulnya pencemaran
lingkungan, aroma tidak sedap maupun banyak lalat di wilayah mereka
akibat adanya TPST, Toni mengimbau warga agar tidak berlebihan
mensikapi kehadiran TPST. Sebab keberadaan sampah di tempat tersebut
tidak akan terlalu lama. Begitu sampah rumah tangga di bawa ke TPST
tentu petugas akan langsung melakukan pemilahan. (Rul)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

31 August 2015

Festival Campur Krumpyung Hipnotis Warga

Harianjogja.com, KULONPROGO– Musik Campur Krumpyung berhasil membius
warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)
malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung
dengan musik campursari.

Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat
desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di
Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih
di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.

"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur
Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli
Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan
mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,
musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik
ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya
dapat berkelangsungan.

"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan
di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin
dikenal," jelas Hasto.

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik
krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak
mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh
produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat
sedikit jumlahnya.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari
bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing
gamelan.

"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan
nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini
dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.

Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik
bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan
secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi
tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan
diperkenalkan ke masyarakat

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

KECELAKAAN KULONPROGO : Ban Meletus Bikin Mobil Boks Oleng

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebuah mobil boks miliki Tiara Katering
menabrak mobil Suzuki APV bernomor polisi AB 1373 GZ di sekitar Jalan
Mandung, Pengasih, Kulonprogo, Minggu (30/8/2015). Meski tidak ada
korban jiwa, tiga penumpang mobil boks terluka dan segera dibawa di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.

Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, kejadian bermula ketika
sopir mobil boks bernama Heri mengemudikan kendaraan yang membawa
berbagai perlengkapan makanan dan katering. Dia hendak kembali ke
Tiara Katering yang beralamat di dekat Pasar Wates. Namun, mobil boks
tersebut mendadak oleng setelah ban depannya meletus. Laju kendaraan
menjadi tak terkendali dan jatuh ke arah kanan.

Pada saat bersamaan, mobil Suzuki APV yang dijalankan Anik Yulianto
melaju dari arah selatan. Tabrakan pun terjadi hingga bagian depan
mobil boks rusak berat. Heri diketahui menderita luka serius dan tidak
sadarkan diri. Bersama dua penumpang mobil boks lainnya yang mengalami
luka ringan, mereka dilarikan ke RSUD Wates. Sementara itu, Anik dan
anaknya beruntung karena tidak terluka. Meski demikian, bagian kanan
depan mobilnya juga rusak cukup parah.

Kanit Laka Lantas Polres Kulonprogo, Iptu Purwanto mengungkapkan,
mobil boks AB 9467 MB memang terlihat tidak layak jalan. Padahal,
muatan yang dibawa sangat banyak. "Kami masih melakukan penyelidikan.
Namun melihat kondisi mobil, ini karena muatan yang berlebih dan
bannya gundul," ujarnya

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

29 August 2015

Bawang Putih Impor Makin Mahal

Bisnis.com, KULONPROGO-Harga bawang putih impor perlahan merangkak
naik selama tiga hari terakhir. Meski demikian, pasokan tetap berjalan
lancar sehingga jumlah stok tidak berkurang.
Hal tersebut diungkapkan Ngatirah, salah satu pedagang di Pasar Gawok,
Wates, Kulonprogo, Jumat (28/8/2015). Besar kenaikannya mencapai
Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram (kg/2015). "Ini naiknya tinggi.
Biasanya cuma Rp200 atau Rp300. Sekarang sampai Rp1.500," ungkap
Ngatirah.
Sebelumnya, Ngatirah menjual bawang putih seharga Rp15.000 per kg,
sedangkan saat ini sudah naik menjadi Rp16.500 per kg. "Itu buat yang
kulakan. Kalau eceran, harganya Rp19.500. Tadinya sekitar Rp16.000
sampai Rp17.000," paparnya.
Ngatirah menambahkan, bawang putih jenis kating yang sebelumnya dijual
seharga Rp20.000 per kg juga naik menjadi Rp22.000 per kg. Menurut
Ngatirah, kenaikan harga termasuk dampak melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar. Sebab, semua bawang putih di Pasar Gawok merupakan
produk impor dari Tiongkok. "Tidak ada yang lokal. Dari luar negeri
semua," kata Ngatirah.
Meski demikian, pasokan bawang putih masih lancar. Ngatirah sendiri
mengaku menerima dua ton bawang putih setiap 10 hari sekali. Namun,
daya beli konsumen jadi menurun. "Jadi agak sepi. Biasanya sehari bisa
jual sekuital. Ini belum ada yang beli," imbuhnya.
Kenaikan harga bawang putih ternyata cukup meresahkan konsumen.
Misalnya saja Isni Widayati. Dia hanya bisa berharap harga bawang
putih tidak terus melambung. Bagi dia, bawang putih adalah bumbu pokok
di dapurnya setiap hari. "Bawang putih ini harus ada. Kalau bisa ya
harganya turun," tutur Isni saat berbelanja di Pasar Gawok, Jumat
siang.
Isni mengaku kaget saat tahu pedagang telah menjual bawang putih
seharga Rp22.000 per kg. Namun, dia harus tetap membeli, berapa pun
harganya. Solusi alternatifnya hanya satu, menghemat penggunaannya
saat memasak. "Kayaknya kemarin masih Rp20.000. Harus dikurangi biar
irit," ungkapnya.
Sementara itu, kondisi berbeda terjadi pada harga bawang merah yang
justru anjlok. Harganya saat ini hanya dipatok Rp10.000 per kg.
Padahal, sebelumnya mencapai Rp15.000 per kg. "Sudah sekitar10 hari
ini turunnya," ucap Ngatirah.
Editor : Nina Atmasari
Share:

Pemasaran Online, Jangkauan Lebih Luas

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Penguasaan pemasaran online bagi usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) akan dapat bersaing dan meningkatkan
nilai jual, karena jangkauan pasar lebih luas bahkan menjangkau luar
daerah. Dengan teknologi informasi, produk akan diakses jutaan orang,
seperti dengan Facebook. Sedangkan penjualan secara konvensional tidak
dapat memperoleh hasil maksimal.

"Pelatihan pemasaran online sangat penting diberikan kepada para
pelaku UMKM untuk mengangkat daya saing dan nilai jual produk UMKM.
Sebab, selama ini UMKM di Kulonprogo masih sangat minim memanfaatkan
teknologi informasi untuk pemasarannya," kata Dosen Sekolah Vokasi
Diploma Ekonomika dan Bisnis UGM Bahroel Fauzi Rosidi saat
menyampaikan materi workshop pemasaran melalui online atau internet
yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kulonprogo bagi UMKM di RM
Kampung Rasa, Kamis (27/08/2015).
Sekitar 30 pelaku UMKM mendapat kesempatan menguasai teknis pemasaran
produk melalui jejaring sosial seperti Facebook. Pelatihan ini
diadakan dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Terlebih lagi dalam menghadapi pasar bebas Asean, pelaku usaha
Indonesia harus kuat dan tidak hanya sebagai penonton," katanya sambil
menambahkan peran pemerintah dibutuhkan, sebab UMKM tidak bisa jalan
sendiri.

Siti Rupingah pelaku usaha UMKM dari KWT Sari Jampi Salah menuturkan,
pelatihan pemasaran produk melalui internet penting, karena UMKM belum
banyak yang mendapat pengetahuan tentang bisnis online. "Kelompok kami
sudah memanfaatkan pemasaran online, tapi belum optimal. Selama ini
pemasaran online dikelola anggota yang relatih lebih muda, sedangkan
saya lebih fokus pada produksinya," kata Siti.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

28 August 2015

MASALAH LINGKUNGAN : 2 Hari Karnaval, Taman Kulonprogo Rusak

Harianjogja.com, KULONPROGO– Sejumlah tanaman di beberapa taman rusak
akibat terinjak warga saat menyaksikan pawai dan karnaval Kulonprogo.
Kerugian akibat rusaknya taman tersebut diperkirakan mencapai jutaan
rupiah.

Penyelenggaraan acara HUT RI ke-70 digelar selama dua hari dengan
menampilkan parade pawai dan karnaval yang diikuti 12 kecamatan di
seluruh Kulonprogo. Ribuan warga pun turun ke jalan dan memadati
sepanjang rute parade. Bahkan, tidak sedikit dari warga yang berjubel
di kawasan taman kota dan sengaja atau tidak sengaja menginjak tanaman
yang ada di taman.

"Paling parah kerusakan terjadi di Taman Binangun. Hampir semua
tanaman bakung di taman itu diinjak. Bahkan, semua pohon cemara yang
baru setinggi satu meter roboh. Malamnya setelah pawai langsung kami
coba tegakkan lagi. Tidak tahu itu apa akan hidup atau malah mati,"
ujar Kepala UPTD Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Kulonprogo Toni, Kamis (27/8/2015).

Toni mengungkapkan, tidak hanya kawasan Taman Binangun yang banyak
mengalami kerusakan akibat acara tersebut. Taman yang berada di depan
Kodim 0731 Kulonprogo juga menjadi sasaran warga yang ingin
menyaksikan karnaval tersebut. Sejumlah tanaman juga nyari rusak
karena diinjak banyak warga.

Antisipasi untuk pengawasan taman sebelumnya telah dikoordinasikan
dengan pihak terkait. Toni mengatakan, sebelum penyelenggaraan
pengamanan taman menjadi pengamanan dari Satpol PPdan hal itu telah
diketahui Bupati. Namun, meski begitu tetap belum optimal mengurangi
dampak kerusakan taman.

"Satpol PP juga sudah mengingatkan warga, baik lisan maupun dengan
pengeras suara. Tetapi tetap saja kerusakan tanaman tidak bisa
dihindari, mengingat banyaknya penonton yang membludak," jelas Toni.

Toni menegaskan, perawatan tanaman membutuhkan waktu yang cukup lama.
Bahkan, biaya perawatan tanaman juga cukup mahal. Setidaknya, kerugian
akibat rusaknya taman bisa mencapai jutaan rupiah.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

SPBU di Kulonprogo Siap-siap Tampung Pertalite

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Dari total 11 stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU) yang beroperasi di Kulonprogo, baru ada satu lokasi
yang memiliki tangki timbun dan dispenser cadangan, yang dapat
digunakan untuk menampung jenisPertalite.Praktis, 10 SPBU lainnya saat
ini harus menyiapkan atau membangun tangki timbun dan dispenser baru.

Pengelola SPBU Kedundang, Sukamto, mengatakan SPBU yang dikelolanya
termasuk salah satu yang belum memiliki tangki timbun dan dispenser
untuk pertalite. Padahal, saat ini Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru
tersebut mulai merambah DIY. Sesuai kebijakan pusat, pihaknya pun
harus membangun atau menambah tangki dan dispenser satu lagi.

"Kami sekarang mulai menyelesaikan pembangunannya. Tangki timbun dan
dispensernya masing-masing satu," kata Sukamto, Kamis (27/8/2015).
Selama ini, SPBU yang dikelolanya memiliki tiga tangki timbun dan tiga
dispenser. Semuanya telah digunakan untuk menampung BBM solar, premium
dan pertamax. Dengan menambah satu tangki dan dispenser, harapannya
dapat untuk menampung pertalite yang masuk Kulonprogo.

"Kami bangun berkapasitas 15 ribu liter," ujarnya.(*)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Gebyar Macapat Tampilkan Yati Pesek

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Gebyar Macapat digelar Penggiat Macapat
Selapanan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo di Gedung Kesenian Wates, Rabu
(26/8/2015) malam.
Acara bertemakan "Memetri Budaya Jawi" mengundang seniwati Yati Pesek
dan menampilkan kebolehan macapat dari kalangan pelajar yakni siswa SD
N 1 Samigaluh, SMP N 2 Kokap, dan SMK N I Pengasih. Hadir pula KRT
Projo Suwasono Pamong Pamulangan Sekar Macapat Keraton Ngayogyakarta.
Suyanta Ketua Panitia menyatakan, kegiatan "Gebyar Macapat" dalam
upaya melaksanakan program pemerintah dalam nguri-uri kebudayaan Jawa.
Selain diikuti pelajar, juga dari perwakilan 12 kecamatan". "Disamping
itu sebagai penyerapan dana keistimewaan (danais) dengan macapatan
massal, dan ini baru pertama macapat massal di Kulonprogo," ujarnya.
Menurut Suyanta, sambutan peserta antusias terbukti sejak gladi
bersih, selain itu juga melibatkan banyak generasi muda, sehingga
seperti apa yang diharapkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo
SpOG(K) tercapai.
Asisten II Setda Triyono SIP MSi menyatakan pemkab memberikan
apreasiasi terhadap kegiatan macapat selapan sekali. Kegiatan
macapatan malam kamisan selapan sekali, kali ini merupakan istimewa
karena selain dihadiri perwakilan dari kecamatan dan sekolah, kegiatan
ini sekaligus dalam rangka pula memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Acara yang berlangsung semarak tersebut dihadiri macapatan kelompok
dari 12 kecamatan . "Diharapkan macapat yang biasanya dilaksanakan
para sesepuh, sekarang ada siswa SD/SLTP/SLTA agar terus berlatih,"
katanya.
Yati Pesek menambahkan, macapat seharusnya diberikan sejak kecil.
"Saya terharu adanya siswa-siswi yang ikut macapat. Kalau saya memang
sejak kecil sudah bergelut dengan macapat. Saat ini yang mendesak
dilakukan adalah bagaimana membuat macapat disukai di kalangan pelajar
atau kalangan anak muda," katanya.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

26 August 2015

KEKERINGAN KULONPROGO : Warga Ngentakrejo Membuat Bak Penampungan Air Darurat

Harianjogja,com, KULONPROGO-Warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah,
Kulonprogo gotong royong membuat bak penampungan air darurat, Senin
(24/8/2015). Mereka menggunakannya untuk menampung bantuan air bersih
yang hari itu diberikan Pemerintah Kecamatan Lendah.

Ada tiga dusun di Desa Ngentakrejo yang langganan kekeringan. Di
antaranya Dusun Bendo, Pereng, dan Temben. Namun, belum ada warga
setempat yang memiliki bak penampungan air permanen. "Tadi malam saya
dikabari kalau mau ada bantuan air jadi hari ini warga bikin bak.
Nanti airnya ditaruh di situ lalu bisa diambil warga," kata Poniran,
warga Pereng.

Bak penampungan air darurat itu hanya dibuat dari terpal dan bambu.
Warga memulai proses pembuatannya dengan menggali tanah sedalam
setengah meter berukuran dua kali empat meter. Tinggi bak kemudian
ditambah sekitar setengah meter lagi dengan rangkaian bambu. Setelah
kerangkanya jadi, sebuah terpal pun dipasang sebagai alas dan badan
bak. "Satu air bak bisa untuk lima kepala keluarga," ucap Poniran.

Poniran mengaku berterima kasih dengan bantuan air bersih dari
Pemerintah Kecamatan Lendah. Sebab, musim kemarau yang terjadi tiga
bulan terakhir telah membuat warga sekitar terpaksa membeli air
bersih.

"Sudah beli air lima rit. Harganya Rp130.000 per rit," ungkapnya.

Poniran lalu memaparkan, warga mengalami kesulitan air bersih akibat
sumur mengering. Padahal, sumur mereka bahkan sudah digali hingga
sedalam 24 meter.

"Kita beli karena sumurnya kering. Tahun kemarin juga beli air," tuturnya.

Poniran berharap, pemerintah bisa membantu pembuatan bak penampungan
air permanen di Ngentakrejo. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi
menyiapkan bak penampungan darurat setiap kali ada bantuan air bersih.
Bak permanen nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk menampung air
hujan.

"Kalau tidak, masyarakat bisa diberi bantuan peralatan atau bahan
untuk membuat bak permanen sendiri," imbuh Poniran kemudian.
Sementara itu, Camat Lendah, Sumiran mengatakan, ada 126 kepala
keluarga atau 607 jiwa yang terancam kekeringan di Ngentakrejo.
Pemerintah Kecamatan Lendah kemudian menyiapkan bantuan air bersih
sebanyak enam rit dengan volume masing-masing 6.000 liter.

"Kami sudah dropping air dua kali. Rencananya mau satu kali lagi," katanya.
Sumiran menambahkan, bak penampungan air darurat hanya bersifat
sementara. Biasanya, warga langsung mengambil semua airnya dengan
jeriken atau ember. "Rencananya, kita mau membuat bak penampungan yang
volumenya besar sehingga memudahkan masyarakat untuk menampung dan
mengambil bantuan air," ucap Sumiran

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pelaku IKM Kulon Progo Diimbau Kuasai IT

REPUBLIKA,CO,ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau pelaku industri kecil menengah
menyiapkan sumber daya manusia supaya menguasai teknologi informatika
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dan megaproyek setempat.

Kepala Badan Penanam Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kulon Progo
Agung Kurniawan di Kulon Progo, Senin (24/8), mengatakan megaproyek
bandara, pelabuhan, kawasan industri dan pasir besi memberikan
berbagai peluang dan tantangan bagi masyarakat Kulon Progo khususnya
bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah.

"Kami berharap, dengan megaproyek tersebut dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengolah ekonomi
potensial menjadi kekuatan ekonomi riil, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kulon Progo," kata Agung.

Menurut dia, semakin banyak pelaku UMKM merupakan salah satu potensi
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo. Apalagi kedepannya akan
dibangun beberapa mega proyek yang otomatis akan berpengaruh terhadap
perkembangan UMKM di Kulon Progo," katanya.

Namun demikian, ia mengatakan, salah satu kelemahan yang masih dialami
oleh UMKM dan koperasi dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya
pangsa pasar produk.

Ketatnya persaingan pasar dan banyaknya jumlah pelaku UMKM yang
belakangan ini bermunculan di Indonesia, mendorong sebagian dari
pelaku UMKM mulai memutar otak dan mencari strategi baru untuk
memenangkan persaingan. Salah satunya dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi, informasi dan jaringan internet untuk memperluas jangkauan
pasarnya.

"Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan internet menjadi salah
satu akses bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.
Mudahnya sistem pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar
online membuat para pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi
tepat untuk menunjang perkembangan usahanya," katanya.

"Kami berharap, kegiatan ini pelaku UMKM dapat mengambil ilmu dari
materi yang akan disampaikan oleh narasumber," katanya.

Pada kegiatan tersebut, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Latri
Wihastuti memaparkan materi tentang pemanfaatan internet/toko online
untuk kamajuan bisnis. Sedangkan Eka Indarto antara lain memaparkan
strategi pemasaran online dan potensi pasar online yang sangat besar
karena di Indonesia terdapat sekitar 72 juta pengguna internet.

Red:Yudha Manggala P Putra
Sumber:Antara


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP