Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


09 February 2019

Hujan Deras Picu Sejumlah Bencana di Kulon Progo, Mulai Banjir Hingga Tanah Longsor - Tribun Jogja

  •  
  • TRIBUNJOGJA.COM - Hujan deras yang mengguyur Kulon Progo pada Jumat (8/2/2019) dinihari memunculkan sejumlah kejadian bencana di Kulon Progo. Mulai dari banjir genangan hingga tanah longsor.
    Di wilayah Wates, air setinggi sekitr 30 centimeter menggenangi lingkungan SDN Conegaran, Pedukuhan Tambah, Desa Triharjo, Kecamatan Wates.
    Air mulai menggenang sejak sekitar subuh hari yang berasal dari luapan air irigasi dan drainase di sekitar lingkungan sekolah yang juga bersebelahan dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kulon Progo itu.
    Akibatnya, tiga ruang kelas berikut perpustakaan, UKS, dan area parkir sekolah itu terendam.
    "Saluran di sisi barat BLK mampet lalu airnya meluap ke sekolah sejak sekitar pukul 04.30," jelas Penjaga SDN Conegaran, Teguh Santosa. 
    Lebatnya hujan yang turun juga membuat kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun di Wates terendam air setinggi sekitar 50 cm di halaman dan jalan masuk kantor tersebut.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mencatat ada sekitar empat laporan kejadian bencana setelah hujan deras pada Jumat.
    Antara lain pohon tumbang di Sri Kayangan yang sempat menutup jalan setempat meski kemudian bsia tertangani oleh TIm Reaksi Cepat (TRC). Lalu juga ada tanggul jebol di Margosari, Pengasih dengan material menutup jalan menuju underpass rel kereta api. Kondisi sudah bisa tertangai dengan dukungan loader (alat berat) dari Kodim 0731 Kulon Progo.
    Selain itu, ada dua kejadian tanah longsor di Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih serta Pedukuhan Puguh, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang.(tribunjogja)

Share:

07 February 2019

5 Desa di Kulon Progo Telah Tersentuh Pamsimas - Tribun Jogja

 


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Lima desa di Kulon Progo kini telah melengkapi diri dengan instalasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas).

Wakil Bupati Kulon Progo, Sutedjo meresmikan kelima instalasi tersebut secara simbolik, Rabu (6/2/2019) di kompleks Masjid Al Muttaqin, Pereng, Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, kelima desa penerima program Pamsimas 2018 itu yakni Ngentakrejo, Sukoreno (Sentolo), Banyuroto (Nanggulan), Karangwuni (Wates), dan Sogan (Wates).

Instalasi Pamsimas di Ngentakrejo memiliki total sambungan rumah (SR) 100 unit, Banyuroto 20 unit, Sukoreno 67 unit, Sogan 100 unit, dan Karangwuni 50 unit.

Baca: Kawasaki W175 Cafe Bakal Jadi Idola Baru Pecinta Motor Retro

Seusai penandatanganan prasasti, Wakil Bupati membuka keran air di halaman masjid sebagai simbolis peresmian Pamsimas tersebut.

Sutedjo mengapresiasi perjuangan kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) demi terselenggaranya penyediaan air bersih di tiap desa tersebut.

Menurutnya, ketersediaan air bersih sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.

Ia berharap instalasi tersebut dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.

Warga diminta menjada sumber mata air dengan menanam berbagai pohon di sekitarnya. 

"Pamsimas perlu dirawat dan di manajemen dengan baik. Musim hujan bisa dimanfaatkan dengan menanam pohon," kata Sutedjo.

Camat Lendah, Sutrisno mengatakan penyerahan Pamsimas sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang.

Di wilayah instalasi Pereng, Pamsimas mencakup tiga pedukuhan yakni Pereng, Temben, dan Bendo.

Ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang kekurangan air saat musim kemarau di wilayah itu dan tahun ini bisa terlayani 100 KK melalui Pamsimas yang menaikkan 1.300 meter kubik air ke penampungan di utara masjid.

"Kami berharap tahun berikutnya Pamsimas juga dibangun di desa lain, seperti Tuksono," jelas Sutrisno. (*)
Share:

Wisata Kulon Progo, Kunjungi Hutan Sermo saat Musim Gugur - iNews


JAKARTA, iNews.id - Travelling ke Kulon Progo, Anda akan dimanjakan dengan berbagai destinasi wisata menarik untuk dijelajahi. Mulai dari Pantai Glagah, wisata alam Kalibiru, hingga Hutan Lindung Sermo yang sedang hits di kalangan traveler kekinian.

Berada di hutan lindung ini, Anda dapat melihat flora dan fauna secara langsung. Menariknya ketika berada di kawasan Hutan Sermo, traveler tak hanya dapat melihat flora dan fauna. Tetapi juga bisa eksis berburu spot foto menarik yang Instagramable. Apalagi ketika memasuki musim gugur, pemandangan di hutan ini terlihat seperti di luar negeri.



"Seperti lagi musim gugur di Kulon Progo," tulis Instagram @Jogja, dikutip Kamis (7/2/2019)

Terletak di sekitar 26 km dari Yogyakarta. Lokasi Suaka Margasatwa Sermo berada di tiga desa, yakni Desa Hargowilis dan Desa Hargorejo. Lokasinya berada di Kecamatan Kokap, serta di Desa Karangasri yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta.

Memiliki luas area 181 hektare, Hutan Sermo awal mulanya adalah berfungsi sebagai hutan produksi yang dikelola Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memasuki kawasan hutan, traveler akan disajikan dengan pemandangan pepohonan pinus, jati, akasia, kayu putih, dan lainnya. Pohon-pohon ini dibagi menjadi petak-petak dan disesuaikan dengan jenis masing-masing pohon. Hal ini dibuat agar pengunjung, khususnya pelajar atau mahasiswa bisa melakukan penelitian dengan mudah.

Waktu tepat mengunjungi Hutan Sermo adalah pagi hari, ketika sinar matahari menyinari area pepohonan. Di Kulonprogo, Hutan Sermo menjadi favorit traveler kekinian. Jika tertarik berkunjung ke sini, jangan lewatkan untuk berburu foto yang mirip dengan luar negeri.

Editor : Vien Dimyati
Share:

Siang Hari, Sleman, Kulon Progo dan Bantul Diprediksi Bakal Diguyur Hujan - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta merilis prakiraan cuaca pada Kamis, 7 Februari 2019.
Potensi hujan masih akan terjadi di beberapa wilayah diantaranya Sleman, Kulon Progo dan Bantul.
Pagi hingga menjelang siang hari hampir seluruh wilayah DIY diprakirakan akan mengalami cuaca berawan.
Hingga pada siang harinya tiga wilayah yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul bakal diguyur hujan dengan beragam intensitas.
Kabupaten Sleman diprakirakan akan diguyur hujan sedang dibeberapa wilayah khususnya di bagian utara. Cuaca ini bakal berlangsung hingga sore hari.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo, hampir semua wilayah bakal diguyur hujan sedang serta pada sore harinya hujan ringan masih akan mengguyur.
Sedangkan untuk Kabupaten Bantul, hujan sedang juga diprediksi masih akan mengguyur mulai siang hingga sore hari.
Untuk wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul siang hari hanya akan dinaungi cuaca berawan hingga pada sore harinya potensi hujan masih akan mengguyur.
Suhu di semua wilayah diprediksi akan berkisar antara 23-31 derajat celcius dengan kecepatan angin berhembus 10 km/h dengan arah barat daya. Kelembaban udara diperkirakan antara 65-90 persen.(TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

Pamsimas untuk Lima Desa Kulonprogo Diresmikan - Kedaulatan Rakyat



  • LENDAH, KRJOGJA.com - Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) tahun 2018 untuk lima desa di Kabupaten Kulonprogo diresmikan. Kelima desa masing-masing Desa Ngentakrejo Lendah, Desa Sukoreno Sentolo, Desa Banyuroto Nanggulan, Desa Karangwuni Wates, dan Desa Sogan Wates.
    Peresmian dan penandatanganan prasasti program Pamsimas III Tahun 2018 untuk 5 desa di Kulonprogo diresmikan Wakil Bupati (Wabup) Drs H Sutedjo di kompleks masjid Al-Muttaqin Pereng Ngentakrejo Lendah Rabu (06/02/2019). Seusai penandatanganan prasasti, Wabup membuka kran air yang ada di halaman masjid, disaksikan Kepala OPD terkait, dan tamu undangan.  
    Wabup Sutedjo mengapresiasi Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) yang sudah berjuang demi terselenggaranya penyediaan air bersih ini. Sebab air sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan. Diharapkan air bersih ini dimanfaatkan dengan baik, Pamsimas dikelola dengan baik, warga juga menjaga sumber mata air dengan melakukan penanaman pohon.
    "Kami berharap air bersih dimanfatkan sebaiknya. Disini tidak ada lahan yang gundul, mari kita manfaatkan musim hujan dengan menanam pohon. Diharap Pamsimas bisa dirawat dengan baik, bisa dikelola dengan manajemen dengan baik," ujar Wabup sambil menyatakan dengan dukungan Bank Dunia setiap tahun resmikan Pamsimas.
    Dikatakan Sutrisno Camat Lendah, dengan penyerahan Pamsimas ini sangat membantu masyarakat saat kemarau panjang. Pamsimas yang diserahkan di Pereng ini mencakup tiga pedukuhan, yaitu Pedukuhan Pereng,  Temben dan Bendo. Ada 200 lebih Kepala Keluarga (KK) kekurangan air saat musim kemarau. Tahun ini dapat untuk melayani 100 KK. "Pamsimas di Pedukuhan Pereng ini, harus menaikkan air 1.300 m sebelah utara masjid, sehingga perlu peralatan untuk menaikkan, dan perlu perawatan, sehingga dibutuhkan ketrampilan untuk merawat dan memelihara agar Pamsimas bisa berkembang," ujar Sutrisno. (Wid)

Share:

05 February 2019

Bawaslu Kulon Progo Butuh Ribuan Pengawas TPS - Tribun Jogja




TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kulon Progo akan merekrut 1.258 petugas pengawas tempat pemungutan suara (TPS).

Proses rekrutmen akan berlangsung pada Februari-Maret 2019.

Koordinator Divisi Organisasi, SDM, Data, dan Informasi, Bawaslu Kulon Progo, Wagiman mengatakan peran Pengawas TPS ini sangat penting karena jadi ujung tombak pengawasan Pemilu.

Terutama saat tahap pemungutan dan penghitungan suara.

Pengawas yang tersedia hanya 1 orang tiap TPS dan harus mengawasi proses pemungutan dan penghitungan suara.

"Termasuk juga mengawasi seluruh 7 orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar bekerja sesuai regulasi," kata Wagiman pada Tribunjogja.com, Minggu (3/2/2019).

Pihaknya bersama Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) tingkat kecamatan memberi peluang kepada seluruh masyarakat dalam rekrutmen tersebut.

Adapun syarat usia minimal adalah 25 tahun dengan pendidikan minimal SMA atau sederajat dan berdomisili di wilayah kerja masing-masing.

Pendaftaran dimulai pada tanggal 11 hingga 21 Februari 2019. Pengambilan dan pengembalian formulir pendaftaran dilaksanakan di kantor Panwaslu Kecamatan (kantor kecamatan) atau Panwaslu Desa masing-masing.

Jumlah anggota Pengawas TPS berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 yakni sebanyak 1 orang per TPS.
Share:

Kulon Progo Tambah e-Warong untuk Layani BPNT. - galamedianews.com




kabar-banten.com

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(Dinsos P3A) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menambah jumlah e-Warong milik warga miskin yang melayani Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Kepala Dinsos P3A Kulon Progo, Eka Pranyata, di Kulon Progo, Minggu, mengatakan, pada 2019 jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 51.974 KPM dari sebelumnya 47.323 KPM, sementara jumlah e-Warong hanya ada 111 unit.


"Idealnya satu unit e-Warong hanya melayani 300 KPM. Namun saat ini ditemui tiap e-Warong penyedia kebutuhan pokok bagi para KPM itu justru melayani lebih dari jumlah tersebut. Untuk itu, kami akan menambah jumlah e-Warong yang dikelola warga miskin," katanya.

Ia mengatakan, rencana penambahan jumlah unit e-Warong untuk memaksimalkan pelayanan dan menumbuhkan ekonomi warga miskin lainnya.

Dia mencontohkan di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, satu e-Warong melayani 800 KPM.

"Itu akan kami bagi untuk dilayani di dua tempat," katanya.

Dalam penambahan ini, Dinsos P3A mempertimbangkan sejumlah faktor. Selain perbandingan jumlah antara KPM dan e-Warong di suatu wilayah, juga memperhitungkan tata letak geografis.

Dia merujuk, Kecamatan Panjatan yang memiliki sekitar 500 KPM tidak perlu ditambah e-Warong. Pasalnya di kecamatan tersebut akses KPM untuk menjangaku e-Warong lebih mudah karena masuk dalam wilayah dataran rendah.

"Kalau di wilayah pegunungan, meski KPM hanya 300, tetapi karena faktor geografis, seperti dari sulit mengaksesnya dan jarak antara e-Warong dengan pemukiman warga jauh, maka kemungkinan tetap akan ditambah," ujar Eka.

Kepada para pengelola e-Warong, Dinsos P3A Kulon Progo juga mendorong agar tiap unit bisa menyediakan kebutuhan yang berkualitas baik kepada KPM.

Kasi Penanganan Fakir Miskin Dinsos P3A Kulon Progo, Ika Dwi Wahyuning Astuti, mengatakan, pada 2019, Kementerian Sosial melakukan perluasan dari penerima Program Keluarga Harapan (PKH) juga akan dapat mendapat BPNT.

Setiap satu KPM akan mendapat dua bantuan, baik PKH sebesar Rp500 ribu per triwulan, dan BPNT senilai Rp110 ribu per bulan.

"Dari total 51.974 KPM, ada 374 KPM PKH yang belum mendapatkan BPNT," katanya.

Ika mengatakan, uang yang beredar di Kulon Progo setiap bulan dengan adanya BPNT dari Kemensos sebesar Rp5,61 miliar. Warga penerima BPNT membelanjakan di e-Warong yang beranggotakan 10 warga miskin.

Di Kulon Progo terdapat 111 e-Warong, yang disuplai beras dan telur dari petani dan peternak lokal. Sehingga, perputaran uang Rp5,61 miliar yang masuk kepada KPM tetap di Kulon Progo.

"BPNT ini mampu menggerakan ekonomi masyarakat miskin. Setiap e-Warong dapat melayani 500 KPM. Selain itu, BPNT mampu menekan kemiskinan di Kulon Progo," katanya.

Editor: Endan Suhendra
Share:

Basis Data Terpadu Warga Miskin di Kulon Progo Perlu Dimutakhirkan Pascapenghapusan Jamkesda - Tribun Jogja




TRIBUNJOGJA.COM - Penghapusan program jaminan kesehatan daerah (jamkesda) pasca 1 Februari tak pelak bikin resah warga miskin yang belum menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pemerintah daerah pun diminta untuk lebih mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari kegaduhan sosial.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kulon Progo, Hamam Cahyadi menyebut, warga miskin yang masuk dalam Basis Data Terpadu (BDT) kemiskinan sebetulnya bisa tetap terlayani urusan kesehatannya di puskesmas maupun perawatan berjenjang dengan kuota BPJS Kesehatan melalui anggaran daerah maupun pusat.

Hanya saja, hal itu belum dipahami betul oleh masayrakat luas. Maka itu pihaknya meminta dinas terkait segera membuat surat edaran pemberitahuan agar masyarakat mengetahuinya.

"Kalau ada warga miskin belum masuk BDT di desa, segera lakukan pemutakhiran data. Juga, sinkronkan data kuota BPJS Kesehatan dari APBN dan APBD dengan BDT miskin yang dimiliki kabupaten," kata Hamam, Senin (4/2/2019).

Merujuk data Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A), kuota BPJS Kesehatan dari APBN bagi warga miskin melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebanyak 242.080 jiwa. Jumlah itu belum termasuk kuota BPJS Kesehatan dari APBD sebanyak 55.000 jiwa.

Total jumlah penjaminan BPJS Kesehatan APBN dan APBD sebanyak 292.000 jiwa. Adapun BDT miskin di Kulon Progo mencakup 227.000 jiwa warga miskin. Hal ini menurut Hamam menandakan bahwa kuota BPJS Kesehatan yang tersedia di Kulon Progo sudah mencukupi.(tribunjogja)
Share:

03 February 2019

Menikmati Kuasa Tuhan dari Puncak Suroloyo di Kulon Progo - Liputan6.com

Hasil gambar untuk puncak suroloyo

Liputan6.com, Kulon Progo - Menikmati matahari terbit di pagi hari memang mangasyikkan, apalagi melihatnya langsung dari puncak bukit Menoreh. Spot yang dituju jelaslah puncak Suroloyo di desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pesona alam, dingin, dan sejuk sangat terasa di puncak Suroloyo. Pohon kopi dan teh mewarnai sepanjang perjalanan di Dusun Keceme, Desa Gerbosari. Semua kuasa Tuhan.

Hanya membayar lima ribu rupiah saja, pengunjung bisa naik ke puncak Suroloyo. Namun syaratnya stamina harus prima lantaran pengunjung akan menaiki ratusan anak tangga.

"Lelah juga naik ke puncak. Cari foto yang bagus pokoknya. Saran saya sarapan dulu sebelum naik," kata Ihwan pengunjung asal Jogja yang berprofesi sebagai fotografer itu, beberapa waktu lalu.

"Katanya juga bisa foto Borobudur dari sini," katanya.

Sayang, pagi hari itu kabut datang cukup lama sehingga pemandangan di sekitar puncak Suroloyo tidak terlihat.

"Alam tidak bisa diprediksi. Awalnya cerah begitu sampai atas malah kabut," kata Cucu pengunjung lainnya.

Cucu mengaku membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai ke puncak Suroloyo. Tangga vertikal membuat perjalanan menuju puncak Suroloyo aman.

Kabut tebal yang datang ke puncak Suroloyo membuat pengunjung gagal melihat Borobudur dari puncak Suroloyo. Ia pun hanya melihat suasana alam dekat Suroloyo saja. "Borobudur sebelah sana keliatan dikit tapi ya ga terlihat," katanya.

Puncak Suroloyo juga menawarkan kopi khas Kulon Progo yaitu kopi Menoreh. Salah satunya Kopi Menoreh Pak Rahmat di Madigondo, Sariharjo, Samigaluh, Kulonprogo,m tidak jauh dari puncak Suroloyo. Kedai ini menyajikan kopi arabika maupun robusta.

"Kita punya lahan dan produksi sendiri kopinya," kata Rohmat pemilik kedai menoreh.

Banyak dari pengunjung di puncak Suroloyo langsung datang ke kedainya. Bahkan tidak hanya pengunjung lokal tapi dari mancanegara. "Biasanya habis liat Sunrise pulang ke sini ngopi sama breakfast," ujarnya.

Rohmat mengatakan, kopi andalan di kedainya adalah kopi lanang. Kopi ini dikenal dapat menambah stamina dan mengurangi migrain.

"Ada juga kopi ijo, kopi ini bisa untuk obat asam urat, diet dan kolesterol," ujarnya.

Kopi lainnya yang sering dipilih adalah kopi luwak yang terkenal mahal diluar negeri. Kopi luwak buatannya berasal dari luwak liar yang memakan kopi dikebunnya.

"Kopi itu kita kumpulkan sedikitdemi sedikit, dia (luwak) yang milih kopi yang enak jadi bukan luwak yang dikuring ini liar. Rasanya beda," ujarnya.
Share:

Setelah Dinyatakan Sah! Pengantin Baru di Galur Kulon Progo Jalani Ritual Lepas Ikan ke Sungai - Tribun Jogja



 
TRIBUNjogja.com KULON PROGO ----- Ada banyak macam tradisi atau ritual unik yang dijalani pengantin baru di penjuru dunia.

Jika di Orcadians, Skotlandia ada tradisi ritual penghitaman dengan menyiram pengantin memakai bahan dapur, seperti tepung, kecap, karamel yang dilemparkan oleh
teman-teman sang pengantin.

Atau ada juga di Jerman, pengantin diminta memotong kayu gelongongan menggunakan gergaji sebagai cara mengajarkan tentang penyelesaian masalah setelah menikah.

Jumat (1/2/2019), ada Sebanyak 9 pasang pengantin baru di Kecamatan Galur menjalani 'ritual' berbeda di hari bahagianya.

Mereka melepasliarkan berbagai jenis ikan ke sungai setelah merampungkan akad nikah.

Hal itu menjadi tradisi baru yang kini tengah digencarkan kantor Urusan Agama (KUA) Galur bersama pemerintah kecamatan dan Koramil setempat kepada para pengantin baru
di wilayahnya.

Tebar benih ikan dilakukan di Sungai Klampok yang berjarak beberapa meter dari KUA Kecamatan Galur.

Alasannya tak lain membawa misi pelestarian lingkungan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

"Ini inovasi kami supaya menjadi amal jariyah pengantin sekaligus bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat," kata Kepala KUA Galur, Zamroni.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP