Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


30 July 2016

Taman Sungai Mudal, Kesempurnaan Perbukitan Menoreh

Kulonprogo yang berbatasan langsung dengan Perbukitan Menoreh, semakin menunjukkan keindahannya. Warga semakin hari menggali setiap potensi dari alam sekitarnya sebagai tempat wisata yang menarik bagi wisatawan.

Taman Sungai Mudal menyempurnakan keindahan Bukit Menoreh dengan memperkenalkan wisata alam unik di tengah hijaunya pepohonan yang asri. Berkunjung ke wisata alam tersebut, wisatawan akan dimanjakan dengan adanya air terjun, kolam alami serta taman yang sangat indah.

Taman Sungai Mudal terletak di desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Jogja. Nama Mudal sendiri berasal dari nama mata air salah satu gua di Girimulyo yang memancar setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Dari sumber mata air itulah mengalir dengan deras ke bawah membentuk Air Terjun Mudal, Air Terjun Kembang Soka, dan mengalir lagi ke bawah menuju Air Terjun Kedung Pedut.

Wisata alam yang berada sekitar 3 km dari Gua Kiskendo tersebut dapat dikunjugi dengan melewati tanjakan yang cukup tinggi dan jalan berbatu. Meski demikian jalanan dapat dilalui dengan kendaraan beroda dua.

Sebelum sampai Taman Sungai Mudal, wisatawan akan disuguhkan adanya pemandangan hutan pinus yang masih asri. Dan ditemani gemericik air terjun di sisi kanan yang masih sangat alami karena memang belum diolah oleh masyarakat.

Setelah berjibaku dengan terjalnya jalanan, rasa lelah akan hilang bersama aliran Sungai Mudal yang jernih dan pemandangan tebing di kiri kanan sungai. Wisatawan juga dapat menikmati segarnya air pegunungan dengan berenang di sungai tersebut.

Sungai dengan panjang 600 meter tersebut memiliki kedalaman yang cukup dalam yaitu 2-3 meter. Sehingga wisatawan dapat menggunakan ban yang disewakan dengan harga Rp 5.000/ban. Meski demikian jika membawa anak-anak, dihimbau untuk bermain di sungai yang dangkal demi kenyamanan wisatawan.

Setelah lelah bermain air, wisatawan dapat menikmati indahnya taman buatan di sekitar sungai yang sudah ditata sedemikian rupa, sehingga taman tersebut terlihat sangat alami. Dengan latar tebing batu Gunung Kelir menambah keeksotisan wisata alam tersebut.

Tidak jauh dari taman, ada tangga bambu kecil yang akan mengantarkan pada Air Terjun Mudal dan beberapa kolam alami lainnya. Saat musim hujan tiba air terjun tersebut sangatlah indah, saat musim kemarau tiba dengan debit air yang kecil menyebabkan bebatuan di sekitar air terjun nampak indah pula dengan lumut hijau menutupinya.

Selain menikmati pemandangan alam yang sangat mempesona tersebut, wisatawan dapatcamping di area camping ground yang telah disediakan. Atau melakukan rapelling dan water canyoning di Air Terjun Mudal saat musim hujan. Bahkan menguji adrenalin dengan bermain  flying fox juga dapat ditemui di wisata tersebut.

Fasilitas yang disediakan cukup lengkap. Mulai dari penjual makanan, kamar mandi, hingga gazebo-gazebo sekedar untuk beristirahat berjajar rapi disana.

Yang unik dari wisata alam tersebut adalah dimana wisatawan dapat menanam atau menyumbangkan benih tanaman bahkan bunga di Taman Sungai Mudal dalam program "Trees of Hope". Hal ini bertujuan agar kelestarian alam Menoreh khususnya Taman Sungai Mudal tetap terjaga.

Nah, menarik bukan? Taman Sungai Mudal wajib ada dalam daftar destinasi kamu selanjutnya. Berlibur bersama keluarga juga lebih asyik.

Jangan lupa tetap menjaga kebersihan lingkungan dan tetap berhati-hati.

Kontributor – Kurnia Fatchul Ma'rifah

sumber : http://kanaljogja.com/pemkab-kulon-progo-siapkan-5-embung-di-perbukitan-menoreh/


Share:

PROYEK BANDARA KULONPROGO Ganti Rugi Bandara Dibayar 15 Agustus




Harianjogja.com, KULONPROGO-Proses pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) memasuki tahapan berikutnya. Project Manager Kantor Proyek Pembangunan Bandara NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengatakan bahwa jika tahapan berjalan lancar maka pembayaran akan bisa dilakukan pada 15 Agustus 2016 mendatang.
 
Hal tersebut dinyatakan dalam rapat koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Bandara Kulonprogo yang dilaksanakan di Setda Pemkab Kulonprogo, Kamis(28/7/2016). Rapat yang dilakukan oleh Kemenetrian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI ini dihadiri oleh Rusli Rahim selaku Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik Kemenko Maritim dan SD RI, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo beserta jajaran terkait.

Sujiastono menguraikan bahwa tahapan musyawarah ganti rugi termasuk tahapan konfirmasi telah selesai dilakukan pada Rabu(27/7) lalu. Dalam tahapan konfirmasi sendiri, tim pelaksana pengadaan tanah melayani warga yang masih mempertimbangkan angka ganti rugi yang mereka dapatkan.

Selanjutnya, proses validasi akan dilakukan oleh BPN pada periode 28 Juli hingga 5 Agustus mendatang. Validasi yang dilakukan akan memastikan bentuk kepemilikan serta pilihan ganti rugi yang diminta oleh warga terdampak. Tim pengadaan lahan bisa melakukan verifikasi di kantor ataupun di lokasi langsung. "Jika semua lancar maka pembayaran dipastikan tanggal 15 Agustus,"ujarnya seperti dikutip Antara.

 
Hasto Wardoyo, Bupati Kulonprogo memebenarkan bahwa ada sejumlah hal yang harus dilakukan percepatan serta pemecahan secepatnya terkait dengan pembangunan Bandara Temon. Ia juga berharap bahwa setelah pembayaran dilakukan akan ada pemagaran di sekeliling lokasi bandara tersebut sehingga liniasinya menjadi lebih cepat dan warga semakin mudah beradaptasi.

"Semoga pembayarannya dalam waktu dekat dan dilanjut peletakkan batu pertama,"kata Hasto. Selain itu, masalah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) milik PLN yang melewati lahan bandara yang harus dipindahkan juga membutuhkan pembiayaan. Sedianya akan dilakukan komunikasi dengan Kementriaan ESDM untuk membahas anggaran pembiayaan yang dibutuhkan. Kemungkinan SUTET tersebut akan dipindahkan ke sisi selatan jalan negara ke utara jalan negara.

Editor: Sumadiyono | 

Share:

Kulon Progo petakan lokasi-lokasi penopang KSPN Borobudur



​Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Kecamatan Samigaluh yang dapat menjadi penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, Jawa Tengah.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Bappeda juga mencari posisi yang menarik untuk melihat Borobudur dari atas.

"Setelah identifikasi dan pemetaan, kami akan usulkan kepada tim percepatan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur untuk mendapat persetujuan dan dibiayai pembangunannya," kata Langgeng.

Ia mengatakan identifikasi dan pemetaan menindaklanjuti ditetapkannya Salaman, Bener, dan Tritis (Samigaluh) sebagai kawasan penopang KSPN Borobudur oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya.

Langgeng mengatakan KSPN Borobudur ada dua kawasan, yakni kawasan otorita dan kawasan koordinatif. Kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten yakni Magelang di wilayah Kecamatan Salaman, Kulon Progo di Samigaluh, dan Purworejo di Bener.

"Prinsipnya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh UNESCO karena termasuk 10 keajaiban dunia. Dengan kondisi itu, ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung, sehingga perlu ada kawasan di luarnya yang menjadi otorita pemerintah dalam pengembangan KSPN Borobudur," kata dia.

Terkait program pembangunan jalan Bedah Menoreh, kata Langgeng, akan tetap jalan karena sudah sinkron dengan program KSPN Borobudur. Program bedah menoreh sendiri berfungsi untuk menghubungkan akses bandara dengan Yogyakarta wilayah utara dan wilayah perbatasan Jawa Tengah, sebagai akses bandara menuju Borobudur, dan untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Pegunungan Menoreh.

"Meskipun dalam perencanaan nasional di Kementerian PU-PR belum masuk perencanaan, 2017, tapi secara bertahap dialokasikan di APBD. Ide program ini juga ansih dari Kulon Progo, tapi harapannya ke depan mendapat dukungan dari Pemda DIY dan Pusat," imbuhnya.

Bupati Kulon Progo asto Wardoyo mengatakan untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik. Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapsaitas 100 liter per detik.

Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," imbuhnya. 

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Share:

Semerbak Harum Cengkeh di Sepanjang Jalan Sidomulyo

Pengepul cengkeh menjemur cengkehnya di sepanjang ruas jalan di Desa Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo, Jumat (29/7/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)
Harianjogja.com, KULONPROGO — Menelusuri ruas jalan utama di Dusun Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo maka pengguna jalan akan dimanjakan dengan harum cengkeh yang dijemur di sisi-sisi jalan. Rempah-rempah yang pernah menjadi primadona Bangsa Eropa tersebut menambah nikmat perjalanan menuju kawasan wisata di utara Kulonprogo ini.

Melalui jalur Clereng, para wisatawan dapat mengakses lebih cepat, tetapi jalanan juga lebih menanjak ke kawasan wisata Waduk Sermo dan Kalibiru, Kokap, Kulonprogo. Namun, jika perjalanan diteruskan sedikit ke arah timur, penggunan jalan juga mendapatkan papan informasi menuju air terjun Kedung Pedut yang semakin kondang beberapa waktu terakhir ini.

Sebelum mencapai tujuan akhir, para pengunjung onjek wisata ini juga akan disuguhkan dengan pemandangan alam nan indah dari ketinggian. Sembari menikmati hawa sejuk yang mulai datang, pengendara juga akan menikmati hamparan cengkeh yang dijemur di kanan dan kiri jalan raya. Cengkeh-cengkeh tersebut digelar di atas tenda ataupun terpal hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

Banyaknya cengkeh yang dijemur inilah yang kemudian menghadirkan keharuman tipis namun khas ini. Perpaduan antara hawa dingin dan harum bunga cengkeh inilah yang kemudian menjadi penanda pengendara berada di kawasan Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo. Meski demikian, siapa sangka bahwa ternyata daerah ini bahkan tidak mampu memproduksi cengkehnya sendiri.

​sumber : harian jogja
Share:

Kulon Progo petakan lokasi-lokasi penopang KSPN Borobudur

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Kecamatan Samigaluh yang dapat menjadi penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, Jawa Tengah.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Bappeda juga mencari posisi yang menarik untuk melihat Borobudur dari atas.

"Setelah identifikasi dan pemetaan, kami akan usulkan kepada tim percepatan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur untuk mendapat persetujuan dan dibiayai pembangunannya," kata Langgeng.

Ia mengatakan identifikasi dan pemetaan menindaklanjuti ditetapkannya Salaman, Bener, dan Tritis (Samigaluh) sebagai kawasan penopang KSPN Borobudur oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya.

Langgeng mengatakan KSPN Borobudur ada dua kawasan, yakni kawasan otorita dan kawasan koordinatif. Kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten yakni Magelang di wilayah Kecamatan Salaman, Kulon Progo di Samigaluh, dan Purworejo di Bener.

"Prinsipnya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh UNESCO karena termasuk 10 keajaiban dunia. Dengan kondisi itu, ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung, sehingga perlu ada kawasan di luarnya yang menjadi otorita pemerintah dalam pengembangan KSPN Borobudur," kata dia.

Terkait program pembangunan jalan Bedah Menoreh, kata Langgeng, akan tetap jalan karena sudah sinkron dengan program KSPN Borobudur. Program bedah menoreh sendiri berfungsi untuk menghubungkan akses bandara dengan Yogyakarta wilayah utara dan wilayah perbatasan Jawa Tengah, sebagai akses bandara menuju Borobudur, dan untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Pegunungan Menoreh.

"Meskipun dalam perencanaan nasional di Kementerian PU-PR belum masuk perencanaan, 2017, tapi secara bertahap dialokasikan di APBD. Ide program ini juga ansih dari Kulon Progo, tapi harapannya ke depan mendapat dukungan dari Pemda DIY dan Pusat," imbuhnya.

Bupati Kulon Progo asto Wardoyo mengatakan untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik. Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapsaitas 100 liter per detik.

Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," imbuhnya. 
Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016
Share:

Kulon Progo petakan lokasi-lokasi penopang KSPN Borobudur

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Kecamatan Samigaluh yang dapat menjadi penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, Jawa Tengah.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Bappeda juga mencari posisi yang menarik untuk melihat Borobudur dari atas.

"Setelah identifikasi dan pemetaan, kami akan usulkan kepada tim percepatan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur untuk mendapat persetujuan dan dibiayai pembangunannya," kata Langgeng.

Ia mengatakan identifikasi dan pemetaan menindaklanjuti ditetapkannya Salaman, Bener, dan Tritis (Samigaluh) sebagai kawasan penopang KSPN Borobudur oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya.

Langgeng mengatakan KSPN Borobudur ada dua kawasan, yakni kawasan otorita dan kawasan koordinatif. Kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten yakni Magelang di wilayah Kecamatan Salaman, Kulon Progo di Samigaluh, dan Purworejo di Bener.

"Prinsipnya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh UNESCO karena termasuk 10 keajaiban dunia. Dengan kondisi itu, ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung, sehingga perlu ada kawasan di luarnya yang menjadi otorita pemerintah dalam pengembangan KSPN Borobudur," kata dia.

Terkait program pembangunan jalan Bedah Menoreh, kata Langgeng, akan tetap jalan karena sudah sinkron dengan program KSPN Borobudur. Program bedah menoreh sendiri berfungsi untuk menghubungkan akses bandara dengan Yogyakarta wilayah utara dan wilayah perbatasan Jawa Tengah, sebagai akses bandara menuju Borobudur, dan untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Pegunungan Menoreh.

"Meskipun dalam perencanaan nasional di Kementerian PU-PR belum masuk perencanaan, 2017, tapi secara bertahap dialokasikan di APBD. Ide program ini juga ansih dari Kulon Progo, tapi harapannya ke depan mendapat dukungan dari Pemda DIY dan Pusat," imbuhnya.

Bupati Kulon Progo asto Wardoyo mengatakan untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik. Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapsaitas 100 liter per detik.

Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," imbuhnya. 
Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016


Share:

29 July 2016

40 KK menolak bandara Kulon Progo



Kulon Progo (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan dari 4.000 kepala keluarga terdampak rencana pembangunan bandara di Kecamatan Temon, hanya 40 saja yang menolak dan tidak menindaklanjuti ke pengadilan.

"Mereka sudah memahami dan mengerti kalau menolak harus ditindaklanjuti dengan melakukan gugatan ke pengadilan. Artinya, mereka setuju dan bersedia dibayar ganti rugi lahan di pengadilan," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dalam rapat koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Bandara Kulon Progo di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan sampai saat ini hanya satu kasus yang beperkara di pengadilan. Kemudian, dari 4.500 titik pembebasan lahan, hanya 150 titik yang harus diperbaiki. Selain itu, hingga saat ini tidak ada tindakan anarkis. Warga yang awalnya menolak secara frontal sekarang minta petugas untuk mengukur lahan mereka.

"Mereka terkejut dengan nilai ganti rugi lahan yang di luar ekspektasi. Pada tahapan ini, ada (warga) masyarakat mendapat ganti rugi sebesar Rp6 miliar, bahkan Rp120 miliar," kata dia.

Terkait relokasi bagi warga terdampak bandara, Hasto mengatakan Sri Paduka Pakualam X memberikan lahan relokasi gratis di kawasan Girigondo seluas 15 hektare. Namun, bukan menjadi hak milik, melainkan magersari (hak guna).

"Kami juga menyediakan lahan relokasi di tanah kas desa. Tapi, kalau masyarakat membeli tanah yang disediakan pemerintah, kami persilakan," kata dia.

Project Manager Kantor Proyek Pembangunan Bandara Baru (New Yogyakarta International Airport/ NYIA) PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan, permasalahan dalam tahapan pembebasan lahan adalah kepastian insentif pajak bagi yang berhak dan instansi yang membutuhkan tanah.

Masyarakat yang terkena pembebasan lahan karena pengadaan tanah untuk kepentingan umum perlu mendapat keringanan berupa insentif pajak.

"Berdasarkan informasi, kepastian insentif pajak sudah ada di Sekretariat Negara dan dalam waktu dekat akan ditandatangani presiden," katanya. 
Editor: Suryanto


Share:

27 July 2016

Pola Konsumsi Masyarakat Kulonprogo Kurang Beragam



Harianjogja.com, KULONPROGO-Pola konsumsi masyarakat Kulonprogo masih dianggap kurang beragam dari aspek jenis pangan serta keseimbangan gizinya. Karena itu dibutuhkan sosialisi untuk merubah pola pikir masyarakat untuk memanfaatkan ragam sumber pangan yang ada di Kulonprogo.

Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli, Endang Purwaningrum saat membuka lomba Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) serta Kudapan 2016 yang diikuti 12 kecamatan di Kulonprogo, Selasa (26/7/2016) di aula Kantor Ketahanan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (KP4K) di aula Kantor KP4K, Kulwaru, Wates. "Perlu sosialisi ragam pangan hingga ke tingkat keluarga," ujarnya.

Karena itu, lomba sejenis dianggap perlu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Pasalnya, meski konsumsi beras di Kuloprogo kini hanya mencapai 79,2 kilogram per kapita per tahun namun hal tersebut dirasa masih kurang menyeluruh. Angka tersebut turun dari tahun sbeelumnya yang mencapai 83,09 kilogram per kapita pada tahun sebelumnya.

Kepala KP4K Kulonprogo, Maman Sugiri mengatakan bahwa lomba ini diharapkan juga menjadi kesempatan untuk menghasilkan kuliner khas Kulonprogo yang bisa dijadikan oleh-oleh.

Selain itu, ia menegaskan bahwa sistem 4 sehat 5 sempurna kini telah berubah. Masyarakat diminta untuk tak hanya menggantungkan kebutuhan karbohidrat pada beras saja namun juga ketela yang merupakan produk lokal Kulonprogo. "Anak-anak pasti suka ketela jika dibuat stik ataupun brownis,"sebutnya.

Adapun, lomba tersebut dimenangkan oleh Kecamatan Girimulyo sebagai juara pertama, Kecamatan Kokap sebagai juara kedua, dan Kecamatan Kalibawang sebagai juara ketiga.


Share:

PILKADA KULONPROGO Baliho Incumbent Perlu Dibersihkan


Harianjogja.com, KULONPROGO – Banyaknya wajah Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo dan Wakil Bupati Sutedjo yang tampak terpajang di baliho maupun iklan layanan masyarakat (ILM) milik pemerintah mendapatkan perhatian khusus dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Kulonprogo.


Baliho-baliho tersebut diharapkan bisa segera diturunkan setelah masa jabatan keduanya berakhir pada Agustus nanti.

Ketua Panwaslu Kulonprogo, Tamyus Rochman mengungkapkan, tahap kampanye dinilai sangat rawan tidak kecurangan dan pelanggaran dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 mendatang. Hal tersebut karena adanya incumbent yang kemungkinan akan mencalonkan diri kembali.

"Masalah incumbent ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena juga berkaitan dengan netralitas ASN [aparatur sipil negara]," kata Tamyus, Minggu (24/7/2016).

 
Tamyus membenarkan jika banyak baliho, baik berisi imbauan maupun ILM pemerintah, yang memasang foto Hasto maupun Sutedjo saat ini. Namun, kondisi itu belum bisa dikatakan sebagai pelanggaran, misalnya berupa kampanye dini.

Meski keduanya masuk di bursa bakal calon bupati dan wakil bupati dari berbagai partai, belum satupun partai mengumumkan siapa nama yang benar-benar akan diusung pada Pilkada 2017.

Sejauh ini Panwaslu Kulonprogo tidak berencana merekomendasikan pencopotan baliho karena bukan termasuk pelanggaran, melainkan cenderung soal etika. Kendati begitu, bukan berarti hanya akan dibiarkan.

Tamyus mengatakan, Panwaslu Kulonprogo bakal mengeluarkan imbauan untuk menurunkan baliho tersebut yang kemungkinan ditujukan kepada Pemkab Kulonprogo. "Akan kami komunikasikan dan koordinasi dengan pihak terkait dulu," ucap Tamyus.

Koordinasi tersebut akan diagendakan setelah pelantikan panitia pengawas kecamatan (Panwascam) pada Rabu (27/7/2016) besok. Tamyus menambahkan, Panwaslu juga segera membuat surat imbauan kepada seluruh ASN untuk tetap menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pilkada 2017.

Imbaun serupa juga diberikan untuk para perangkat desa. "Imbauan diberikan dengan memberikan peraturan seputar netralitas ASN agar mereka lebih memahami," kata Tamyus.

Sementara itu, Ketua KPU Kulonprogo, Isnaini mengatakan, pembentukan badan adhoc telah selesai dilakukan. Saat ini, mereka bersiap membentuk panitia pemutakhiran data pemilih agar data pemilih untuk Pilkada 2017 nanti juga bisa segera diperbarui. "Masa kampanye baru dimulai pada 26 Oktober mendatang," ujar Isnaini.

Editor: Nina Atmasari |

Share:

Kebutuhan Tahun Pelajaran Baru Memberatkan Warga Miskin



Harianjogja.com, KULONPROGO-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kulonprogo menerima keluhan masyarakat seputar pemenuhan kebutuhan awal tahun pelajaran, khususnya dari para orang tua/wali peserta didik baru.
Ketua Fraksi PAN DPRD Kulonprogo, Muhtarom Asrori mengatakan, anggaran yang dibelanjakan orang tua/wali setiap tahun pelajaran baru relatif tinggi, yaitu mencapai Rp500.000 hingga Rp1 juta. Uang tersebut antara lain digunakan untuk membeli seragam, tas, sepatu, dan alat tulis.

Menurut Muhtarom, kondisi itu terasa memberatkan, terlebih bagi warga miskin. "Slogan sekolah gratis itu tidak tepat karena masih ada beberapa biaya yang dikeluarkan orang tua ketika tahun ajaran baru," ungkap Muhtarom, Senin (25/7/2016).

Muhtarom lalu memaparkan, peningkatan akses pelayanan pendidikan menjadi salah satu kunci untuk menekan angka kemiskinan di Kulonprogo. Namun, biaya pendidikan yang memberatkan bisa jadi justru membuat warga miskin semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal itu karena mereka harus menyediakan uang lebih untuk mencukupi kebutuhan sekolah anaknya.

Pemerintah harus meluncurkan langkah konkret agar beban orang tua/wali setiap tahun pelajaran baru bisa berkurang. Muhtarom menegaskan, bantuan biaya pendidikan meski mengoptimalkan album kemiskinan agar lebih tepat sasaran. "Problem tahunan ini harus disikapi dengan serius," kata Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo itu kemudian.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo, Sumarsana mengungkapkan, berbagai program beasiswa telah diberikan pemerintah untuk membantu siswa dari keluarga tidak mampu.

Salah satunya adalah Program Indonesia Pintar (PIP) yang diklaim sudah menjangkau 45% siswa SMA/SMK, 60% siswa SMP, dan 75% siswa SD di Kulonprogo. "Bantuan ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak, misalnya membeli seragam dan perlengkapannya," ucap Sumarsana.

Sumarsana pun berharap pihak sekolah senantiasa bijak dalam memanfaatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sekolah tidak diperkenakan menarik pungutan apapun dari orang tua/wali, termasuk untuk pengadaan buku pelajaran.

Namun, sekolah masih diperbolehkan menerima sumbangan dari masyarakat, misalnya berupa bantuan buku referensi pembelajaran maupun sarana pendidikan lain. "Alokasi BOS sudah ada untuk pengadaan buku tapi silakan kalau orang tua masih ingin mencari referensi tambahan sendiri," ujar dia.

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP