Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


19 September 2015

Ternyata Wakil PM Malaysia Orang Kulonprogo

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -Untuk pertama kalinya setelah dilantik
sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Ahmad Zahid Hamidi
menyambangi Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden,
Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).

Jusuf Kalla mengaku sudah mengenal baik Wakil Perdana Menteri Malaysia
sebelumnya. Kepada wartawan, Jusuf Kalla menginformasikan bahwa tamu
istimewanya itu adalah orang Jawa, yang berstatus Warga Negara
Malaysia.
Lebih spesifik lagi, Wapres menyebut Datuk Ahmad Zahid Hamidi sebagai
orang Kulonprogo, Jawa Tengah.

"Beliau kan orang Jawa, orang Jogya, Kulonprogo, (beliau) pulang
kampung," katanya.

Seperti yang dikutip dari Wikipedia, diketahui Wakil Perdana Menteri
Malaysiasaat ini diketahui merupakan anak dari pasangan Raden Hamidi
Abdul Fatah dan Tuminah Abdul Jalil.

Ayahnya adalah warga Wates, Kulonprogoyang hijrah ke Malaysiapada
tahun 1932. Sedangkan ibunya adalah warga Ponorogo.

Datuk Ahmad Zahidi Hamidi yang merupakan mantan Menteri Pertahanan
Malaysiaitu, juga diketahui masih fasih berbahasa Jawa halus, seperti
yang diajarkan kedua orangtuanya.

Dalam kunjungannya kali ini selain menyambangi pemimpin di Indonesia,
Wakil Perdana Menteri Malaysiaitu juga akan menghadiri pernikahan
kerabatnya di Jawa Tengah.

Jusuf Kalla mengatakan, dalam pertemuan singkatnya dengan Wakil
Perdana Menteri Malaysia, sempat juga dibahas masalah ekonomi, sosial,
dan keamanan di wilayah Indonesia dan Malaysia. Namun pertemuan
tersebut tidak membahas masalah kabut asap.(*)
Share:

18 September 2015

115 Santri Ikuti MQK Kulonprogo

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Sebanyak 115 santri ikut dalam Musabaqoh Qiro'atul Kutub (MQK) VI Kabupaten Kulonprogo diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) setempat dibuka Kepala Kemenag Drs H Edhi Gunawan MPdI, Rabu (16/9/2015) di Pondok Pesantren Alquran Wates (Pesawat) Giripeni Wates asuhan H Su'adi Hasan. Ke-115 Santri terdiri dari Ula 27 Santri, Wustho 43 Santri, Ulya 21 Santri dan 24 Santri Debat Bahasa.
MQK tersebut terdiri dari tiga tingkatan (Marhalah) yaitu Marhalah Ula, Marhalah Wustho dan Marhalah Ulya. Cabang Marhalah Ula terdiri Fiqih, Nahwu, Ahlaq dan Tarikh. Marhalah Wustho , cabang Fiqih, Nahwu, Akhlaq, Tarikh, Tafsir, Hadist, Ushul Fiqh dan Balaghoh. Cabang Ulya terdiri dari Fiqih, Nahwu, Aklaq, Tarikh, Tafsir dan Debat Bahasa Arab dan Inggris.

Diharapkan Kepala Kemenag Kulonprogo Drs H Edhi Gunawan, para santri bisa menggunakan kesempatan ini sebagai ajang melatih diri dan mental, serta sebagai evaluasi kemampuan santri dalam membaca Kitab di Pondok Pesantren, sehingga Kulonprogo sebagai tuan rumah MQK tingkat DIY pada 20-21 Oktober mendatang di Pondok Nurul Haromain, Kulonprogo bisa menjadi juara I.

"Dengan Musaboqoh ini, kita berharap para santri akan lebih mantap dan makin rajin mempelajari kitab yang ada, karena di setiap tahunnya akan selalu dimusabaqohkan, sehingga diharapkan santri akan lebih bangga, karena sudah menguasai atau mempelajari beberapa kitab," harap Edhi.

Salah satu peserta MTQ dari PP Budi Mulyo, Nikmah Nazulanita R berharap kegiatan ini diadakan secara rutin oleh Kemenag, sehingga semangat untuk memperlajari kitab selalu muncul, karena tiap tahunnya akan selalu dilombakan dengan santri dari pondok yang lain. (Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Sertifikasi Internasional Belum Jelas, Gula Semut Tak Bisa Diekspor

KOKAP ( KRjogja.com)- Industri gula semut di Kabupaten Kulonprogo mengalami masalah dari segi eksport, menyusul belum turunnya perpanjangan sertifikasi dari lembaga sertifikasi internasional yang ada di Belanda. Akibatnya terjadi kelebihan produksi atau overload sehingga produk gula semut menumpuk di gudang. Terhadap kenyataan tersebut kalangan petani diarahkan kembali memproduksi gula bathok.

Guna mengatasi permasalahan yang dihadapi produsen gula semut tersebut, Dinas Koperasi dan Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Kulonprogo telah turun ke lapangan mengklarifikasi permasalahan seputar gula semut. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM setempat Sri Harmintarti proses perpanjangan sertifikat memang sempat ada masalah. Dalam verifikasi tim menemukan beberapa permasalahan meliputi adanya sampah di sekitar pohon kelapa dan adanya kandang burung di dapur rumah petani nira.

Temuan tersebut menyebabkan standar sertifikasi tidak bisa diterbitkan. "Tapi setelah dikonfirmasi dan ditindaklanjuti serta hasil perbaikan disampaikan ini tinggal menunggu turunnya perpanjangan. Artinya permasalahan sudah selesai tinggal menunggu surat sertifikasi," jelasnya, Rabu (16/9/2015).

Akibat belum turunnya sertifikasi, koperasi yang menangani penjualan eksport terpaksa menunda pembelian. Sebab kapasitas gudang yang ada sudah overload. Jika mau menjual, tetap diterima namun hanya dikasih uang muka. Karena itu petani diarahkan membuat gula bathok sambil turunnnya sertifikasi. "Untuk dieksport, produk harus organik dan melalui pengujian ketat," tambah mantan Camat Pengasih.
Dengan adanya tindaklanjut tersebut pihaknya berhapkan sertifikat bisa segera turun, akhir September atau awal Oktober. "Sertifikat penting agar produk kita bisa diterima di pasar global," ujarnya mengakui gula semut tidak hanya diproduksi di Kulonprogo. Tapi masalah rasa gula semut produk warga Kulonprogo jauh lebih nikmat.

Sementara Kabid Permodalan Dinas Koperasi dan UMKM Cahyono Suryanto mengungkapkan, akibat belum turunnya sertifikasi menyebabkan terjadinya penumpukan gula semut di gudang di Pedukuhan Tambak Desa Triharjo Kecamatan Wates. Meski demikian petani yang menjual hasil produknya telah diberi uang muka dan setelah sertifikasi turun, produk dari kelompok akan diambil. "Agar pendapatan petani tetap terjaga maka untuk sementara kami menyarankan para petani membuat kembali gula bathok," pungkasnya.(Rul)
Share:

Permudah Pelayanan, Samsat Terapkan Drive Thru

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sistem administrasi manunggal satu atap (Samsat) Kulonprogo memberlakukan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk Drive Through (Drive Thru) atau melayani masyarakat yang menunggu di kendaraannya untuk perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) bagi roda empat.

"Pelaksanaan Drive Thru sebenarnya sudah diberlakukan sejak 1 Agustus 2015. Wajib pajak yang memperpanjang STNK-nya, tinggal membawa kendaraannya dan berkas berupa STNK, KTP, BPKB asli dan fotocopi. Langsung dibawa ke Drive Thru, tidak usah turun dari kendaraan, karena petugas akan cepat memprosesnya," kata Kanit Registrasi dan Identifikasi (Reg Ident) Iptu Sujarwo, Rabu (16/9/2015).

Salah satu wajib pajak, Widodo menuturkan Drive Thru cukup membantu, karena tidak antri. "Semua berkas lengkap, pelayanan Drive Thru menjadi cepat diproses. Kami tidak usah turun," katanya.(Wid)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Pemkab Kulonprogo Siapkan Dana Rp199 Juta untuk Stadion Cangkring

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemkab Kulonprogo menggelontorkan anggaran senilai Rp199 juta dari APBD perubahan, untuk pembenahan dan penyempurnaan stadion Cangkring Kulonprogo, yang dianggap belum siap digunakan dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIYXIII.
Asisten II Setda Kulonprogo, Triyana, mengatakan dengan dana itu harapannya segala kekurangan seperti belum siapnya perlintasan lari, bangku pemain, dan jalur khusus ambulans dapat segera diupayakan.

Menurutnya, akses keluar dan masuk ambulan itu rencananya akan diarahkan dari pintu belakang di sisi barat.

"Kami sudah buat akses sementara, satu pintu menjadi akses utama ambulans," katanya, Kamis (17/9/2015).
Selain mengupayakan akses ambulan, menurutnya, saat ini DPU Kulonprogo juga sedang mengerjakan penyelesaian perlintasan lari.

Perbaikan itu termasuk saluran airnya yang berada di tepi perlintasan. Jika selama ini dianggap terlalu dekat dengan lintasan sehingga membahayakan, pihaknya bersama DPU telah melakukan koordinasi untuk menyesuaikannya.

"Masalah tribun penonton juga akan disesuaikan agar standar. Kami ajukan Rp 199 juta di perubahan untuk keperluan itu," katanya.
Kondisi Stadion Cangkring sebagai lokasi utama Porda sampai saat ini memang dianggap belum siap. Padahal, pelaksanaan Porda rencananya akan berlangsung mulai 19-26 Oktober 2015.(*)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

17 September 2015

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo

BPOM DIY Temuan Makanan Berpengawet Kimia di Kulonprogo
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Inspeksi yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY dan Disperindag Kulonprogo di pasar wilayah Kulonprogo, Rabu (16/9/2015), menemukan makanan mengandung bahan pengawet industri atau zat kimia.
Temuan tersebut terutama pada makanan jenis camilan kering seperti bolumprit dan lanting.
Petugas yang melakukan cek dan pemeriksaan tersebut tidak menyitanya. Namun, petugas hanya memberikan pembinaan kepada pedagangnya agar lebih cermat dan tidak mengulanginya.
Staff Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM DIY, Sri Yuniati, mengatakan temuan makanan berbahan pengawet kimia itu dipasok dari daerah Purworejo dan Magelang.
"Pedagang kami minta bikin surat pernyataan dan agar segera memusnahkannya," kata Yuniati.
Pemantauan dan pengawasan itu dilakukan di sejumlah toko dan pasar di Kulonprogo. Petugas memulai dari sejumlah kios di kompleks Pasar Wates. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan di wilayah Sentolo.
Selain menindaklanjuti temuan bahan pengawet kimia, petugas juga menegaskan kepada para pedagang agar melakukan pengemasan secara higienis.
Salah satunya adalah dengan cara pengemasan menggunakan sarung tangan. Dengan demikian, makanan yang akan dijual tidak tersentuh langsung oleh tangan.
Kasi Metrologi dan Perlindungan Konsumen, Disperindag Kulonprogo, Sungkono, mengatakan temuan memang tidak langsung disita.
Pihaknya hanya menegaskan agar pedagang langsung memusnahkannya. Selain itu, pedagang juga membuat pernyataan tidak akan merugikan konsumen.
Pengawasan tersebut tidak hanya pada toko dan pedagang di kompleks pasar. Petugas juga menyasar perajin kerupuk di rumah.
Perajin kerupuk tengiri rumahan, Paiman, mengakui selama proses pembuatan kerupuk, usaha yang dikelolanya itu selalu dipantau oleh dinas.
Dia menegaskan selama ini tidak pernah menggunakan bahan pewarna industri.
"Kami sudah jalan sekitar empat tahun dan tidak pakai pewarna kimia," katanya.
Share:

16 September 2015

Disbudparpora Kulonprogo Kompetisikan Suvenir Khas

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulonprogobekerjasama dengan Paguyuban Dimas Diajeng Kabupaten Kulonprogoakan mengadakan Lomba Cinderamata Khas Kulonprogo.

Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan produk pariwisata khususnya cinderamata atau suvenir sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa pulang.

Tema yang diangkat dalam lomba ini adalah 'Cenderamata Khas Kulonprogo, sebagai kenangan yang berbudaya dan berkearifan lokal'.

Lomba ini terbuka untuk umum bagi semua lapisan masyarakat baik yang berada atau bermukim di Kabupaten Kulonprogomaupun yang berada di wilayah lain dalam wilayah Republik Indonesia.
Juara I akan mendapatkan, trophy, piagam dan uang pembinaan Rp 3 juta untuk satu orang. Sementara Juara Harapan akan mendapatkan trophy, piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 1 juta untuk lima orang.( tribunjogja.com)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Alat Peraga Kampanye di Kulonprogo Dirusak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami, mengatakan pelaksanaan kampanye pilkades serentak secara umum berjalan tertib dan aman.

Meski demikian, dia mengaku sempat mendapat laporan adanya perusakan alat peraga kampanye di utara Balai Desa Bugel.

Menurut Sri Utami, alat peraga tersebut tampak dicorat-coret tepat pada bagian foto wajah calon.

Pihaknya belum memastikan apakah aksi corat-coret itu ulah calon lain atau orang tak dikenal yang sekadar iseng.

Yang jelas, berdasarkan laporan, coretan itu berwarna hitam dan terlihat mencolok.

Untuk menelusurinya lebih jauh, Sri Utami mengakui hal itu tidak mudah. Pasalnya, dengan posisi poster atau alat peraga di tepi simpang jalan raya, siapa pun bisa melewatinya dan melakukan hal-hal yang di luar dugaan. "Untuk melacaknya pasti sulit," kata Sri Utami, Selasa (15/9/2015).
Sejauh ini laporan perusakan alat peraga kampanye baru satu. Selebihnya, pelaksanaan kampanye sampai Selasa ini berjalan tertib dan aman.
Bahkan dalam berbagai kampanye dialogis berupa pemaparan visi dan misi di masing-masing desa pelaksana pilkades juga terbilang tertib dan aman.

Kasubid Tata Pemerintahan Desa BPMPDPKB Kulonprogo, Ernawati Handayani, menambahkan bahwa persiapan hari H berupa pengiriman logistik telah dilakukan.

Beberapa yang didistribusikan antara lain kotak suara, bilik, bantalan coblos, surat suara, segel amplop, dan label kotak suara


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi

Bisnis.com, KULONPROGO-Penerapan Perda No.5/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo ternyata menarik perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka ingin tahu bagaimana proses penyusunan hingga pelaksanaan aturan tersebut.

Kepala Dinkes Sigi, Sofyan Mailili mengungkapkan, sebelumnya dia mendapatkan informasi dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI yang menganggap Pemkab Kulonprogo layak dijadikan obyek studi banding tentang KTR. Dia kemudian mengajak seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Sigi untuk mempelajari penerapan Perda KTR di Kulonprogo, Senin (14/9/2015).

"Kami ingin tahu trik-trik Kulonprogo yang bisa punya Perda KTR," kata Sofyan, saat diterima jajaran Pemkab Kulonprogo di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Senin pagi.

Sofyan mengaku, usaha pembuatan Perda KTR di Sigi mengalami banyak hambatan dan penentangan dari berbagai kalangan. "Perokok di Sigi masih banyak, termasuk para birokrat. Hal ini menjadi hambatan tersendiri," ucap Sofyan.

Menanggapi hal itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, kunci keberhasilan penyusunan dan penerapan Perda KTR adalah efektivitas komunikasi, termasuk dengan para perokok.

Pilihan kata dan bahasa harus disesuaikan dengan kemampuan dan wawasan masyarakat yang beragam. Kesadaran untuk mengedepankan kepentingan orang lain juga ditanamkan secara bertahap.

Hasto sendiri secara gamblang menerangkan proses terbitnya Perda KTR hingga bagaimana impelementasinya saat ini. Dia pun mengaku jika butuh ketelatenan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. "Perda KTR bukan untuk melarang orang merokok, tapi membatasi tempat orang merokok," tegas Hasto.

Setelah dialog bersama Hasto dan Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno, rombongan studi banding melanjutkan kunjungan ke Puskesmas Panjatan I untuk mengobservasi pelayanan konseling berhenti merokok. Mereka juga dijadwalkan mengunjungi dusun bebas asap rokok.

Kawasan Tanpa Rokok di Kulonprogo Menarik Minat Sigi

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Hama Ulat Daun Serang Tanaman Bawang Merah

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tanaman bawang merah di area persawahan wilayah Demangrejo, Kecamatan Sentolo mulai terserang hama ulat daun. Para petani di wilayah setempat kemudian berupaya mengatasi penyebaran hama tersebut dengan penyemprotan pestisida.

Ketua Kelompok Tani Manu Demangrejo, Samidi menerangkan, hama ulat menyerang tanaman bawang merah pada bagian daun. Jika dibiarkan, hama tersebut akan mengganggu proses pembuahan hingga berdampak pada hasil produksi bawang merah. "Hama ini mengganggu proses pembuahan. Kalau tidak dibasmi, produksi bawang merah akan menurun. Kami bisa rugi," kata Samidi, saat dijumpai di sawahnya.

Sebagai upaya penyelamatan, lanjut Samidi, para petani kemudian melakukan penyemprotan massal terhadap tanaman bawang merah yang terserang hama ulat daun. Pestisida yang digunakan untuk menyemprot hama ulat daun, merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo.

"Dalam penyemprotan hama, satu hektar tanaman bawang merah membutuhkan pestisida 400 mililiter. Dengan demikian, seluruh lahan bawang merah di Desa Demangrejo yang mencapai 18 hektar membutuhkan 10 liter pestisida," jelas Samidi(Unt)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP