Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


16 September 2015

Hendak Menikah, Pemuda asal Kulonprogo Ini Gantung Diri

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Jelang pernikahan, pemuda warga RT 20 RW
11 Dusun Kroco Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Supriyanto (22),
justru mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diridi rumahnya, Selasa
(15/9/2015).

Kejadian ini kali pertama diketahui oleh ibunya, Ngaminem, antara
pukul 10.00 - 11.00. Dugaan sementara, pemuda ini nekat gantung
dirikarena menghadapi suatu persoalan menjelang pernikahan yang akan
digelar setelah idul adha nanti.

Kapolsek Pengasih, Kompol Mulyono, mengatakan sekitar pukul 10.00
pemuda ini diketahui masih mengantar ibunya menggiling padi.
Rencananya, beras hasil penggilingan itu akan digunakan untuk hajatan
pernikahannya.

Namun begitu sampai di penggilingan, Supriyanto pamit pulang lebih
dulu dan meninggalkan ibunya sendirian. Selang sekitar 10 menit ibunya
pun selesai menggiling padi dan langsung pulang menyusul anak
laki-laki semata wayangnya itu.

Tak dinyana, ketika sampai di rumah, Ngaminem justru menemukan anaknya
itu telah tergantung di ruang tamu menggunakan selendang yang biasa
untuk menggendong gabah ke penggilingan.

Hasil identifikasi menunjukkan pemuda itu murni tewas karena gantung
diri. Cirinya antara lain lidah menjulur dan tergigit.
Sementara berdasarkan keterangan saksi kepada polisi menyatakan pemuda
itu rencananya akan menikah dengan seorang gadis setelah idul adha.

Informasi beredar dia merasa kalut dengan persiapan pernikahan itu.

"Kami juga peroleh informasi pemuda ini sebelumnya pernah berusaha
bunuh diri dua kali, tapi gagal," kata Kapolsek.

Kepala Desa Sendangsari, Sumbogo, membenarkan salah seorang warganya
itu memang pernah berusaha bunuh diri sebanyak dua kali.

Pertama adalah dengan berusaha mengajak ibunya menceburkan diri ke
laut di Pantai Bugel, kedua adalah sehari sebelum akhirnya benar-benar
kejadian, yaitu dengan berusaha menceburkan diri ke sumur.

"Dua kali digagalkan ibunya. Tapi kemudian dia gantung dirisaat ibunya
menggiling padi. Dia di rumah sendiri sehingga tidak terselamatkan,"
katanya.

Sumbogo juga menerima informasi, bahwa Supriyanto merasa kalut dengan
persiapan pernikahan serta cemburu karena calon istrinya didekati pria
lain.( tribunjogja.com)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

14 September 2015

Kulonprogo Buka Peluang Pendirian Rumah Sakit Baru

Bisnis.com, KULONPROGO-Peluang investasi di bidang pelayanan kesehatan, khususnya pendirian rumah sakit baru di Kabupaten Kulonprogo masih terbuka lebar.

Kebutuhan rumah sakit, terutama di wilayah utara, dinilai masih cukup tinggi sehingga Pemkab Kulonprogo belum memberlakukan moratorium.

Saat ini, Kulonprogo telah memiliki dua rumah sakit pemerintah, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang. Tujuh rumah sakit swasta lain pun tersebar di sejumlah wilayah.

"Pendirian rumah sakit baru di Kulonprogo masih diperbolehkan," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Bambang Haryatno, Minggu (13/9/2015).

Bambang mengungkapkan, pengajuan pendirian rumah sakit baru cenderung diarahkan di wilayah utara yang didominasi perbukitan. Bambang mengakui, sebaran fasilitas rumah sakit di Kulonprogo masih terpusat di wilayah tengah dan selatan.

"Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, investor juga mempertimbangkan analisis kelayakan usaha," ucap Bambang.

Sembari menunggu adanya rumah sakit baru, lanjut Bambang, pelayanan kesehatan bagi masyarakat dioptimalkan melalui peran 21 puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan. Fasilitas itu juga didukung operasional sejumlah puskesmas pembantu dan poliklinik desa.

"Kami juga sudah melengkapi tujuh puskesmas dengan fasilitas rawat inap, dua diantaranya membuka layanan melahirkan," kata Bambang.

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kekeringan Di Girimulyo Terus Meluas

GIRIMULYO ( KRJogja.com)- Wilayah Kecamatan Girimulyo yang mengalami keringan terus meluas. Jika pada awal Juli tercatat 13 pedukuhan maka pada akhir Agustus lalu bertambah menjadi 20 pedukuhan. "Dari 52 pedukuhan ada 20 pedukuhan tersebar di Desa Giripurwo, Purwosari dan Desa Pendoworejo sekarang mengalami kekeringan," jelas Camat setempat Purwono saat menerima bantuan 25 tangki air bersih dari Pengurus Daerah Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) DIY, di halaman Kantor Kecamatan Girimulyo, Senin (13/9).

Ke 25 tangki air bersih untuk warga di sepuluh pedukuhan dan sekolah yang ada di Girimulyo tersebut diserahkan Wakil Ketua Pengda IMBI DIY Sugiyarto.
Menurutnya, sebelum kemarau warga biasanya memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur atau rembesan air di beberapa perbukitan yang dialirkan ke rumah warga. Tapi pada musim kemarau sekarang hampir semua mata air mengalami kekeringan. Guna memenuhi kebutuhan air warga terpaksa mencari air bersih di wilayah bawah yang jaraknya mencapai satu kilometer.

Dalam upaya mengatasi kekeringan, pemerintah sesungguhnya telah melakukan beberapa kali droping air bersih bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pengda IMBI DIY dan Rotary Club. "Memang sudah ada upaya membantu warga mendapatkan air bersih dengan membuat pamsimas atau mengangkat air dari sumber mata air. Tapi karena kemaraunya panjang sehingga debit air menurun," jelas Camat Purwono menambahkan kedepan kecamatan akan mencoba memanfaatkan air di Pedukuhan Gunturan dan Karangrejo maupun di Kedung Tawang. "Air dari tiga mata air tersebut bisa diangkat dan disalurkan kepada warga di beberapa wilayah," terangnya.
Sugiyarto menjelaskan, droping air bersih merupakan agenda rutin tahunan. Khusus 25 tangki diberikan kepada warga di sepuluh pedukuhan dan PAUD, SD, SMP dan SMK di Desa Giripurwo, Purwosari, Pendoworejo dan Jatimulyo. "Kami memberikan bantuan semampunya untuk meringankan beban warga yang mengalami kekeringan," ujarnya menambahkan Pengda IMBI DIY sebelumnya menyalurkan bantuan air bersih di Kabupaten Gunungkidul. "Kami masih punya cadangan dana sosial untuk bantuan droping air di daerah-daerah lain," tuturnya.

Pihaknya menyadari droping air hanya bersifat bantuan jangka pendek. "Agar bantuan lebih tepat dan menyelesaikan masalah, Pengda IMBI DIY akan berkoordinasi dengan pengurus yang lebih tinggi guna memberikan bantuan pipanisasi maupun mesin penyedot air yang setiap saat bisa berfungsi," terangnya.(Rul)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

12 September 2015

SMAN 1 Pengasih Raih Kemenangan

WATES ( KRjogja.com)- SMAN 1 Pengasih secara meyakinkan berhasil
meraih kemenangan 2-0 atas SMK Muhammadiyah 1 Temon pada ajang Liga
Futsal Pelajar (LFP) Kulonprogo 2015 di Spirit Futsal Pengasih, Jumat
(11/9/2015).

SMAN 1 Pengasih diawal babak mendapat perlawanan ketat dari lawan.
SMAN 1 Pengasih membuka keunggulan 1-0 lewat sepakan Farid. Satu gol
tambahan SMAN 1 Pengasih tercipta pada babak kedua yang dilesakkan
Catur. Dengan kemenangan tersebut, SMAN 1 Pengasih berpeluang lolos ke
babak selanjutnya.

Pertandingan lainnya, SMKN 2 Pengasih mencatat kemenangan lima gol
tanpa balas atas SMK Kesehatan CSI Wates. MAN 2 Wates menang telak 3-0
atas SMK PGRI 1 Sentolo. SMAN 1 Temon mengalahkan SMKN 1 Temon dengan
skor 3-1. SMAN 1 Lendah bermain imbang 1-1 melawan SMAN 1 Girimulyo.

Sementara untuk tingkat SMP, SMPN 2 Pengasih harus bersusah payah
mengatasi SMPN 2 Galur dengan skor ketat 3-2. Sedangkan SMPN 1
Pengasih unggul tipis 1-0 atas SMPN 1 Lendah.(*-32)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Bakar Sampah, Nenek Ponem Tewas Kobong

KULONROGO ( KRjogja.com)- Bermaksud membakar sampah di pekarangan
rumahnya, RT 33 RW 17 Pedukuhan Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan
Kecamatan Sentolo, Kamis (10/09/2015), seorang nenek berusia 85 tahun,
Ponem Joyo Winoto malah tewas terbakar. Saat ditemukan, tubuh Nenek
Ponem dalam kondisi hangus, rambut dan baju habis terbakar, serta
kulit melepuh dengan luka bakar 90 persen. Kejadian ini sontak
menghebohkan warga Srikayangan dan berduyun-duyun datang ke lokasi
kejadian.

Peristiwa naas ini pertamakali diketahui tetangga korban, Sugeng (40),
yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian. Sekira pukul 11.00
WIB, Sugeng kaget karena melihat kobaran api di pekarangan Nenek Ponem
mulai merembet ke kediamannya, dan langsung melakukan pemadaman.

"Namun tiba di lokasi kejadian, Sugeng yang merupakan saksi satu ini
melihat ada mayat korban tergeletak. Kondisinya sudah hangus dengan
luka bakar 90 persen, juga ada kobaran api di stagen yang melilit
perut korban. Saksi langsung berusaha memadamkan api di tubuh korban
menggunakan air, namun nyawanya tak bisa diselamatkan," kata Kapolsek
Sentolo, Kompol Slamet, usai melakukan olah TKP.

Dalam keadaan panik, saksi satu lalu memanggil saksi dua, Slamet
Wahyudi (45). Bersama warga sekitar, mereka langsung memadamkan api di
pekarangan, juga melaporkan peristiwa ini ke Polsek Sentolo. Baik
saksi satu maupun saksi dua, masih shock dengan kejadian tersebut
sehingga sulit dimintai keterangan.

"Korban berniat membakar sampah berupa dedaunan kering di pekarangan.
Namun lantaran angin bertiup kencang, api menjalar dengan cepat hingga
mengepung tubuhnya. Kondisi korban yang sudah berusia lanjut,
membuatnya kesulitan menyelamatkan diri, hingga tewas terbakar" urai
Slamet.

Dari hasil olah TKP, tambahnya, tidak ada tanda-tanda yang mengandung
unsur pidana sehingga dipastikan, peristiwa ini murni kecelakaan.
Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk
disemayamkan.(Unt)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

MANUNGGAL FAIR KULONPROGO : Manunggal Fair akan Digelar Kembali

Manunggal Fair Kulonprogoakan digelar kembali

Harianjogja.com, KULONPROGO– Pameran dalam rangka memeringati hari
jadi Kulonprogo ke 64 akan segera diselenggarakan. Pameran Manunggal
Fair pada tahun ini akan mengusung tema prestasi, sesuai dengan
pencapaian yang telah dilakukan Pemkab Kulonprogo di semua aspek.
Kabag TI dan Humas Setda Kulonprogo Rudy Widiyatmoko mengatakan,
penyelenggaraan Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2015 akan
dilangsungkan 20-10 Oktober mendatang. Pameran tersebut berpusat di
Alun-alun Wates yang menjadi jantung Kota Wates.

"Diharapkan melalui media pameran, masyarakat akan mengetahui
keberhasilan pemerintah daerah selama ini," ujar Rudy, Kamis
(10/9/2015).
Rudy menjelaskan, pameran bertajuk Tingkatkan Prestasi Menuju
Kemandirian Daerah, yang dimaksud yakni beberapa keberhasilan yang
diraih oleh pemkab. Di antaranya seperti pencapaian predikat laporan
keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Selain itu, laporan kinerja yang mampu meraih nilai yang cukup baik,
penyelenggaraan pemerintahan yang masuk dalam peringkat sepuluh besar,
bahkan tingkat satu se-Indonesia. Berbagai prestasi pelajar Kulonprogo
juga dinilai memberikan kontribusi terhadap prestasi kabupaten ini
dalam mencetak generasi yang unggul.

Terkait rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo, juga
menjadi prestasi yang akan diraih kabupaten berjuluk Binangun ini.
Beberapa prestasi tersebut nantinya akan digambarkan dalam wujud
gapura utama di depan pemkab dan satu lagi di depan sebelah Makodim
0731.

Ada pula informasi keberhasilan atau prestasi ini di stan-stan
pemerintah yang beberapa waktu yang lalu telah dilakukan sosialisasi
dengan SKPD.
Kasubag Data dan Informasi Heri Widada menambahkan, rencananya pameran
tersebut akan dilangsungkan di Taman Budaya Kulonprogo. Namun,
pembangunan sentra budaya dan kesenian itu belum jadi, maka
penyelenggaraan akan tetap dilaksanakan di Alun-alun Wates.

Heri menjelaskan, meski saat ini baru ada pekerjaan beberapa ruang
publik di Alun-alun Wates, namun tidak ada permasalahan. Pasalnya, hal
itu telah dikomunikasikan dengan pihak terkait. Selain itu, koordinasi
juga telah dilakukan dengan sejumlah PKL yang ada di sekitar Alun-alun
Wates.

"Baik di sisi selatan maupun timur, sudah dikoordinasikan dengan para
PKL tentang rencana penyelenggaraan event tersebut," terang Heri.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

10 September 2015

Kawasan Industri Sentolo Butuh 50 Hektare, Belum Terpenuhi

Bisnis.com, KULONPROGO – Lahan yang dibutuhkan untuk membangun kawasan
industri di Sentolo sedikitnya memerlukan tanah seluas 50 hektare.
Namun, sulitnya pembebasan lahan mengakibatkan rencana pembangunan
kawasan ekonomi khusus itu tersendat.

"Pengadaan lahan menjadi kendala pengembangan kawasan industri
tersebut. Masyarakat masih belum memahami arti penting dari
pengembangan kawasan itu," ujar Kepala Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan, Selasa
(8/9/2015).

Agung menandaskan, dikembangkannya kawasan industri di Sentolo sebagai
kawasan ekonomi khusus akan memberikan dampak positif bagi warga.

Multiefek dari adanya kawasan tersebut akan dirasakan langsung oleh
masyarakat. Kawasan industri Sentolo ini akan dikembangkan di Desa
Banguncipto, Desa Sentolo, Desa Sukoreno, Desa Salamrejo, dan Desa
Tuksono berada di Kecamatan Sentolo.

Lebih lanjut Agung memaparkan, paling tidak luas lahan yang diperlukan
untuk mengembangan kawasan itu minimal 50 hektare. Saat ini, luas
lahan yang baru dapat dibebaskan mencapai 35 hektare.

"Kawasan yang akan dijadikan kawasan industri merupakan wilayah
pegunungan yang tandus. Lahan yang ada di wilayah itu tidak produktif
untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian," jelas Agung.

Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya agar lahan yang dibutuhkan
dapat terpenuhi. Agung menambahkan, jika lahan untuk kawasan industri
itu dapat terpenuhi, selanjutnya akan dilakukan penilaian. Penilaian
tersebut dilakukan untuk menentukan kelayakan wilayah tersebut untuk
dijadikan kawasan industri.

Agung menandaskan, sesuai Perda nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW), Kulonprogo telah menentukan pengembangan
Kawasan Peruntukan Industri yang meliputi empat kecamatan, yakni
Sentolo, Nanggulan, Lendah, dan Temon.

Kawasan industri Sentolo termasuk dalam kawasan peruntukan industri.
Potensi lahan yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Peruntunkan
Industri mencapai 4.700 hektare.

"Warga sebenarnya tidak masalah dengan adanya pengembangan kawasan
industri. Hanya saja, persoalannya pada harga, negosiasinya yang perlu
waktu," imbuh Agung.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo memaparkan, kawasan
industri sudah mulai banyak dilirik investor-investor besar. Banyak
investor yang siap menanamkan modalnya untuk mengembangkan pabrik dan
industri di kawasan tersebut.

"Perusahaan yang bekerjasama dengan perbankan asal Singapura yang siap
menempati salah satu area di kawasan industri. Diharapkan proses
akuisisi lahan segera dilakukan, sehingga perusahaan itu dapat segera
membangun," imbuh Hasto.
Share:

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki
sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan
terus mengalami peningkatan.

"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena
kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran
Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka
Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).

Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai
Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi
wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.

"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat
yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di
Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.

Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan
sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman
dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu
wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.

"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.
Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.

Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada
menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.

"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu
wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"
katanya.

Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu
wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar
dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke
masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan
ekonomi masyarakat.

"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak
sektor pariwsata," katanya.

Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata
lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari
manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.

"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya
secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap
mengalami kesulitan," katanya.



(ruli)
Share:

Warga Penolak Bandara Kulonprogo Gelar Kirab Hasil Panen Dari Lahan Calon Bandara

Bisnis.com, KULONPROGO – Paguyuban warga penolak pembangunan bandara,
Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar hari jadi ke 3 di Dusun Kragon II,
Desa Palihan, Rabu (9/9/2015). Dalam perayaan itu, warga WTT masih
akan tetap memperjuangkan dibatalkannya pembangunan bandara.

Hari jadi tersebut digelar dengan konvoi dan mengarak gunungan hasil
bumi ke wilayah empat desa yang akan dijadikan lokasi pembangunan
bandara. Menurut Ketua WTT Martono di sela acara ulang tahun,
gunungan yang diarak itu mewakili hasil bumi yang selama ini dipanen
oleh petani pesisir.

"Hasil bumi itu menegaskan bahwa tanah di wilayah ini masih produktif
dan merupakan satu-satunya mata pencaharian warga kami," papar
Martono.

Dihadapan warga, Martono juga mengungkapkan syukur dengan ditolaknya
IPL Bandara dari Gubernur DIY oleh PTUN Yogyakarta beberapa waktu
lalu. Hal itu dianggap menjadi kemenangan pertama warga WTT. Selain
itu, bersama sekitar 400 warga yang bergumpulkan merayakan hari jadi
tersebut, juga disyukuri atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.

Selain tetap berupaya melakukan gerakan penolakan terhadap rencana
pembangunan bandara, WTT akan terus berusaha memperjuangkannya di
ranah hukum. Martono memaparkan, terkait upaya pengajuan judicial
review terhadap perda RTRW Kulonprogo ke Mahkamah Agung, dirinya tetap
optimis.

"Apabila judicial review kalah, kami akan tetap ajukan PK ," ujar Martono.

Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky
Fatahillah menambahkan, perayaan hari jadi tersebut adalah momentum
bagi WTT untuk menjaga konsolidasi. Terutama dalam berjuang melawan
perampasan tanah yang akan digunakan sebagai bandara baru.

"Terkait PK, bisa saja itu dilakukan. Kami akan lihat dulu seperti apa
keputusananya," imbuh Rizky.
Apps Bisnis.com available on:
Editor : Nina Atmasari
Share:

PENCURIAN KULONPROGO 2 Kambing Kurban Digondol Maling

Harianjogja.com, KULONPROGO- Untoro, seorang peternak kambing harus
merelakan dua ekor kambing yang sudah dibeli untuk kurban dicuri
kawanan pencuri, Rabu (9/9/2015) dini hari. Kambing-kambing tersebut
telah laku terjual dan siap diambil pemiliknya menjelang Idul Adha.

"Ada dua yang dicuri dan kejadiannya sekitar jam 03.00 WIB. Tadinya
kambing yang ada di kandang ini 18 ekor," ujar Untoro saat ditemui
dirumahnya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Pengasih.

Untoro mengatakan, saat kejadian dirinya tidak mendengar suara gaduh
ataupun suara kambingnya mengembik. Padahal, saat itu dia sedang tidur
di sebuah gardu ronda yang hanya berjarak sepuluh meter dari kandang
kambing. Setelah satu jam, dia mendengar istrinya berteriak dan suara
gas sepeda motor.

"Saya bangun mendengar orang menyalakan sepeda motor, lalu buru-buru
kabur. Ada dua motor dan langsung saya kejar, tapi langsung
menghilang," ungkap Untoro.

Untoro mengungkapkan, dua kambing tersebut sudah dilego dengan harga
Rp2,5 juta dan Rp3 juta. Bahkan, Untoro sudah menerima uang muka untuk
dua ekor kambing tersebut. Akibat kejadian tersebut, dirinya terpaksa
akan mengganti kambing yang telah dipesan itu dengan kambing lainnya.

Lebih lanjut Untoro mengaku ada yang janggal dari kejadian tersebut.
Pasalnya, dia sama sekali tidak mendengar suara gaduh dan suara
kambingnya saat kejadian itu terjadi.

"Saya heran, kok, tidak ada suara gaduh, bahkan kambingnya juga tidak
bersuara. Padahal, saya cuma tidur di gardu depan rumah. Mungkin
pelakunya sudah tahu daerah sini," ungkap Untoro.

Tri Sunaryati, istri Untoro, mengaku sempat mendengar suara dua sepeda
motor di dekat kandang. Pasalnya, pada jam 03.00 dini hari itu,
dirinya terbangun. Saat curiga dengan suara tersebut, Tri langsung
berusaha membangunkan suaminya.

"Tapi orangnya sudah kabur dan kandangnya sudah kosong," imbuh Tri.

Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pengasih. Keesokan
paginya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Menjelang
perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban, kejadian pencurian hewan
kurban mulai marak terjadi. Untuk itu, polisi mengimbau agar
mewaspadai terjadinya pencurian semacam itu.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP