Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


25 August 2015

Kecanggihan IT Belum Banyak Dimanfaatkan Pelaku UMKM

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Belum banyak Pelaku usaha mikro kecil
menengah (UMKM) di Kabupaten Kulonprogo yang memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi (TI) untuk memasarkan produknya. Padahal salah
satu kelemahan yang masih dialami oleh UMKM dalam mengembangkan
usahanya adalah lemahnya pangsa pasar produk.

Demikian dikatakan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
(BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan SIP MSi ketika membuka "temu usaha
pelaku UMKM", di RM Nggirli, Senin (24/8/2015). Diakui Agung, memang
sudah ada beberapa yang melakukan pemasaran lewat facebook, seperti
desa wisata, batik, dan lainnya. "Namun ketika ditanya apakah ada yang
memakai media online dalam pemasaran ataupun transaksi, ternyata
tidak ada," ujarnya.

Pembicara yang tampil Latri Wihastuti SE MSc dari Departemen Ekonomika
dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM tentang pemanfaatan internet/toko online
untuk kemajuan bisnis UMKM dan Jogja, serta PT Jogja Media Net dengan
materi mengakses jaringan pemasaran online.
Agung menuturkan, keberadaan internet menjadi salah satu akses bagi
para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. "Mudahnya sistem
pemasaran di internet dan luasnya jangkauan pasar online membuat para
pelaku usaha menjadikan internet sebagai solusi tepat untuk menunjang
perkembangan usahanya," kata Agung.

BPMPT memberikan dukungan bagi pelaku usaha, agar bisa meningkatkan
kapasitas, tidak hanya produksi tapi pemasarannya. Namun pada
kesempatan ini lebih difokuskan pemanfaatan perkembangan jaringan
internet. "Apalagi ke depannya akan dibangun beberapa mega proyek yang
otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Kulonprogo,"
imbuhnya.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
http://wong-lendah.blogspot.com
Share:

24 August 2015

BANDARA KULONPROGO : Petani Gugat Perda Tata Ruang Kulonprogo

Harianjogja.com, JOGJA-Para petani yang terdampak rencana pembangunan
bandara internasional di Kulonprogo, menggugat peraturan daerah
(Perda) Nomor 1/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Kulonprogo. Mereka menganggap perda tata ruang Kulonprogo
bertentangan dengan peraturan di atasnya.

"Kami melakukan Judicial Review Perda Tata Ruang Kulonprogo. Surat
gugatan sudah didaftarkan ke Mahkamah Agung pada 19 Agustus, lalu,"
kata Kuasa Hukum Petani Kulonprogo, Hamzal Wahyudin kepada Harian
Jogja, Minggu (23/8/2015).

Hamzal yang biasa disapa Dindin mengungkapkan, surat gugatan perda
tata ruang Kulonprogo didaftarkan langsung oleh para petani yang
tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) dan didampingi oleh Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Jogja.

"Sebanyak 134 petani yang melakukan gugatan perda tata ruang
Kulonprogo, yang diwakili 18 petani," kata dia.

Dindin memaparkan, ada sejumlah poin yang mendasari petani melakukan
judicial review, di antaranya adalah Pasal 11 huruf C juncto Pasal 18
Perda Tata Ruang Kulonprogo 2012-2032. Dalam perda tersebut,
menurutnya, memuat soal transportasi udara, yang kemudian menjadi
dasar Pemerintah Kulonprogo membangun bandara baru.

Dindin menyatakan, perda itu jelas bertentangan dengan Perda RTRW DIY
Nomor 2/2010, yang hanya menyebut pengembangan bandara Adisucipto.
"Dan bertentangan dengan tata ruang nasional mau pun tata ruang
wilayah Jawa-Bali," tandas Dindin.
Direktur LBH Jogja ini menambahkan, setelah mendaftarkan judicial
review perda tata ruang Kulonprogo, para petani dan LBH Jogja juga
menyambangi Komisi Yudisial di Jakarta. Dindin berharap lembaga
pengawas hakim dan peradilan itu ikut memantau proses pengadilan
gugatan perda tata ruang dan proses kasasi di Mahkamah Agung.

Sebelumnya, para petani Kulonprogo ini sudah berhasil menggugat ijin
penetapan lokasi (IPL) bandara Kulonprogo yang dikeluarkan Gubernur
DIY melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jogja. Putusan hakim
PTUN yang membatalkan IPL bandara ini digugat kembali oleh Pemda DIY
dengan upaya kasasi ke MA.

Upaya kasasi Pemda DIY kembali dilawan oleh petani, dengan mengajukan
kontra memori kasasi ke MA. Saat ini proses sidang kasasi masih
berlangsung di MA. Dindin meyakini upaya petani mempertahankan
hak-haknya bakal dikabulkan pengadilan baik dalam kasasi mau pun
judicial review perda tata ruang Kulonprogo.
Kepala Biro Hukum, Sekretariat Daerah, Pemda DIY, Dewa Isnu Broto Imam
Santoso mengatakan, pihaknya masih menunggu putusan MA atas kasasi
yang diajukannya. "Sampai saat ini belum ada putusan," kata Dewa, 14
Agustus lalu.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

23 August 2015

Kulonprogo Pasok 3.000 Ton Beras untuk Bulog

Bisnis-com, KULONROGO-Hingga Juli lalu, Kabupaten Kulonprogo sudah
menyuplai sekitar 3.000 ton kepada Bulog untuk dialokasikan sebagai
beras miskin (raskin). Meski demikian, para petani masih harus bekerja
keras untuk memenuhi permintaan Bulog yang sebenarnya mencapai 7.000
ton.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo,
dikonfirmasi pada Sabtu (22/8/2015). "Meski belum 100 persen, ini
adalah komitmen petani melawan beras dari luar negeri," kata Hasto.

Hasto memaparkan, Kulonprogo tetap bertekad mengganti raskin dengan
beras daerah (rasda) meski banyak pihak yang meragukannya. Pemkab
Kulonprogo merangkul gabungan kelompok tani (gapoktan) agar secara
bertahap menggeser suplai beras dari Vietnam dan India kepada Bulog
yang selama ini dialokasikan untuk program raskin.

"Memang belum bisa diganti rasda semua tapi kabupaten lain malah belum
sama sekali," ucapnya.
Hasto juga mengatakan, penggantian rasda untuk raskin di Kulonprogo
telah dijadikan proyek percontohan oleh pemerintah pusat. Program itu
akan diukur efektivitasnya dan bagaimana jika konsep serupa diterapkan
di daerah lain. "Kulonprogo jadi pilot project sejak Juli sampai
Desember. Nanti kita evaluasi bersama," ujar Hasto.

Hasto kemudian kembali mengingatkan, akhir tahun nanti Indonesia akan
diserbu produk-produk luar negeri, termasuk beras, yang bisa jadi
harganya jauh lebih murah. "Vietnam berasnya sangat murah dan bisa
datangkan beras ke Balikpapan hanya dalam empat jam. Padahal kalau
kita kirim dari Surabaya bisa empat hari," paparnya.

Menurut Hasto, Indonesia bisa jadi langsung kalah jika menghadapi
perdagangan bebas dengan teknologi. Solusi alternatif yang paling
mungkin dilakukan adalah melawannya dengan ideologi, yaitu cinta
produk dalam negeri. "Kalau beli beras sendiri, nanti uangnya lari ke
petani kita juga," ungkap Hasto.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo, Margiono
mengatakan, kebutuhan beras setiap bulan sebenarnya relatif sama.
Namun, produksi dari hasil panen cenderung tidak stabil.

"Panen raya kemarin hanya mencapai 60 persen dari target karena
kebanjiran. Di sisi lain, saat ini petani disulitkan dengan kekeringan
karena masa tanam duanya gaka mundur," ucap Margiono.

Margiono berpendapat, infrastruktur pengairan irigasi perlu dibenahi
agar Kulonprogo bisa memenuhi permintaan Bulog. Kualitas irigasi
dinilai menjadi salah satu kebutuhan paling krusial bagi keberhasilan
panen.

"Selama ini airnya susah dibuang saat banjir sehingga tanaman banyak
yang mati. Sebaliknya saat kekeringan, petani harus menunggu lama
untuk airnya," jelasnya.

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

22 August 2015

Inilah Hasil Tes Tertulis Bakal Calon Kades Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Enam bakal calon kepala desa di
Banjararum Kalibawang harus melalui jalur seleksi tertulis sebelum
ditetapkan sebagai calon yang maju dalam Pilkades Serentak Kulonprogo
pada 20 September mendatang. Dari enam orang tersebut, dikerucutkan
menjadi lima peserta bakal calon.

Kepala Badan Pemberdayaan masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan dan
KB (BPMPDPKB) Kulonprogo, Sri Utami, menyampaikan bahwa tes bagi enam
orang itu digelar Kamis (20/8/2015).

Berdasarkan tes sejak pagi hingga siang, diperoleh nilai yang
menentukan lima orang sebagai bakal calon kades.
"Hasilnya peringat pertama adalah Sunaryo, lalu kedua Suyono, Warudi,
Barick Sulisyo, Dahlan dan Tugiran. Yang peringkat satu sampai lima
berhak ikut pilkades," kata Sri Utami, Kamis.
Tes tertulis itu dilakukan melalui kerjasama dengan Pusat Pengembangan
Kerjasama dan Kebijakan (PPKK) Fisipol UGM.
Sri Utami mengatakan materi tes antara lain ilmu mengenai Pancasila,
UUD, pemerintahan daerah, Bahasa Indonesia dan muatan
lokal.Pelaksanaan tes tersebut membuktikan bahwa minat masyarakat
dalam pilkadesserentak cukup tinggi. Semula dalam tahapan awal memang
sempat ada beberapa desa yang memperpanjang masa pendaftaran.

Hal itu karena sampai pendaftaran ditutup belum terpenuhi jumlah bakal
calon kadesnya.

"Namun setelah perpanjangan justru peminatnya banyak. Malah ini lebih
dari lima sehingga harus dites untuk diambil lima orang," lanjutnya.
Kabid Pemerintahan Desa, Sugimo, mengatakan pelaksanaan pilkadesmemang
minimal harus diikuti dua orang calon.

Namun sebagaimana terjadi di Banjararum, jika peserta yang mendaftar
lebih dari lima maka harus disaring melalui tes tertulis.

"Lima peserta telah terpilih sesuai peringkat hasil tesnya," katanya.
Selain pendaftar dari masyarakat biasa, dalam tahapan pilkades
serentak tahun ini ternyata juga terdapat lima orang akan maju
pilkades dari kalangan PNS.Selain itu, ada pula pendaftar yang
merupakan mantan kades, BPD, dan perangkat desa. Bagi PNS, menurutnya,
untuk maju pilkades harus meminta izin dari bupati dan mengajukan
cuti.
"Jika nanti mereka gagal atau tidak terpilih, mereka akan kembali
menjadi PNS seperti sebelumnya. Demikian juga ketika terpilih menjadi
kades, setelah pensiun mereka juga kembali menjadi PNS," ujar Sugimo.(
tribunjogja.com)
Share:

Penyegaran, Kreasi Senam Angguk Versi Kedua Dilombakan

WATES ( KRjogja.com) - Untuk menciptakan senam angguk versi baru,
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparora)
Kulonprogo menggelar lomba cipta kreasi senam angguk di Alun-Alun
Wates, Sabtu (22/8/2015). Lomba ini merupakan rangkaian dari
penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Kulonprogo 2015.
Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo, Joko Mursito menyampaikan,
saat ini sudah ada senam angguk versi pertama, dan sudah memerlukan
penyegaran. Pihaknya kemudian memberikan ruang kepada pencipta senam
untuk berkreasi menciptakan senam angguk versi kedua.
"Versi kedua ini diharapkan bisa lebih sederhana, unik namun juga
merupakan penyempurnaan senam angguk versi pertama," kata Joko, di
sela acara.
Senam angguk versi kedua ini, menurut Joko, menggunakan iringan musik
yang lebih dinamis. Pihaknya berharap, versi kedua akan memiliki
identitas, sehingga masyarakat yang melihat bisa mengetahui perbedaan
versi pertama dan kedua.
"Jadi ketika masyarakat melihat, akan langsung tahu bahwa ini senam
angguk versi kedua," imbuhnya.
Dalam lomba tersebut, panitia menyiapkan hadiah berupa uang pembinaan.
Masyarakat terlihat antusias menyaksikan lomba kreasi senam angguk
ini. (Unt)
Share:

21 August 2015

Warga Kulonprogo Ajukan Judicial Review Tata Ruang Bandara ke MA

Metrotvnews.com, Yogyakarta:Para petani pesisir selatan di Kecamatan
Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta memutuskan mengajukan
peninjauan kembali (judicial review) terhadap Perda Kabupaten
Kulonprogo Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kulonprogo, ke Mahkamah Agung (MA).

Pengajuan itu dilakukan lantaran bertentangan dengan aturan-aturan di
atasnya, baik RTRW Yogyakarta maupun RTRW Nasional.
Pokok yang diajukan warga Kecamatan Temon tersebut yakni Pasal 11
huruf c juncto Pasal 18 Perda Kabupaten Kulonprogo Nomor 1 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo 2012-2032 yang memuat jaringan
transportasi udara berupa bandara di Kecamatan Temon.

Hal itu juga diperkuat dengan dikabulkannya gugatan warga oleh majelis
hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta atas rencana
Pemerintah Yogyakarta yang hendak membangun bandar udara baru,
beberapa bulan lalu.

Pengajuan judicial review tersebut langsung diantarkan sebanyak 174
perwakilan warga mewakili ratusan petani yang tersebar di lima desa
terdampak rencana pembangunan bandara, yakni Glagah, Palihan,
Sindutan, Jangkaran dan Kebonrejo, ke Gedung MA, Rabu (19/8/2015).

"Peraturan daerah kabupaten ini diragukan keabsahannya gara-gara tidak
klop dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Malahan
majelis hakim pengadilan tata usaha negara pun, dalam pertimbangan
putusannya, telah mengesampingkan daya berlakunya," kata penasihat
hukum warga Kecamatan Temon dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, Kamis (20/8/2015).

Yogi menjelaskan, mulai dari tingkat yang lebih atas (Peraturan
Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Peraturan
Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Jawa-Bali), hingga peraturan perundang-undangan yang lebih rendah
(Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun
2010 tentang RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2029)
tidak ada satu pun kalimat yang menerangkan pembangunan bandar udara
baru di Kulonprogo.

"Uniknya, di Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012-2032, malah muncul,"
ungkapnya.

Menurutnya, keberangkatan para petani tersebut ke MA sebagai usaha
mempertahankan hak atas ladang penghidupan mereka. Dengan batalnya
pembangunan bandara, lanjutnya, akan membuat lumbung pangan warga
setempat tetap terjaga.

"Upaya kasasi dan wacana tinjau ulang atau merevisi Peraturan Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2009-2029, hanya membuat para
petani yang sudah makmur, susah dan tidak nyaman dalam bekerja, serta
gelisah kehilangan mata pencahariannya," katanya.
(UWA)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bupati Keluarkan Surat Siaga Darurat Kekeringan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo
SpOG(K) mengeluarkan Surat Bupati No 293/A/2015 tentang Status Siaga
Darurat Penanganan Bencana Kekeringan, Rabu (19/08/2015). Keadaan
Siaga Darurat Kekeringan ini berlaku mulai 4 Agustus hingga 30
November 2015 mendatang.
Diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kulonprogo Drs Untung Waluyo, dikeluarkannya surat tersebut merujuk
adanya informasi secara tertulis oleh Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), yang menyatakan bahwa Kabupaten Kulonprogo
dinyatakan kekeringan. "Selain itu pula permohonan droping air dari
masyarakat cukup banyak," kata Untung, Kamis (20/08/2015).

Ditegaskan Untung, adanya Surat Bupati tersebut, maka memberikan
kemudahan pihaknya dalam melakukan tindakan secara cepat untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Kalau tidak dengan surat itu
maka kami susah dalam melakukan tindakan cepat, eksekusinya di surat
itu, termasuk usulan perpipaan untuk dua kecamatan Samigaluh dan
Kalibawang ke BNPB melalui BPBD DIY," tuturnya.

Kekeringan di Kulonprogo sudah terasa sejak Juli 2015. Berdasar data
2014 lalu ada 118 titik. Namun seiring makin panjangnya musim kemarau,
saat ini jumlah titik bertambah. Perkiraan dari BMKG kekeringan tahun
ini agaknya lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya, kemungkinan
sampai bulan November.

"Saat ini ada tujuh kecamatan yang berpotensi kekeringan. Semula titik
kekeringan sebanyak 118 titik yang merupakan tanda merah adalah enam
kecamatan potensi kekeringan di Kecamatan Girimulyo, Kalibawang,
Samigaluh, Kokap, dan sebagian Pengasih dan Sentolo. Sekarang
merembet ke Kecamatan Lendah, ada dua pedukuhan sudah minta droping
air. Artinya tahun 2015 ada tujuh kecamatan yang berpotensi kering,"
ujarnya.

Antisipasi BPBD terhadap kekeringan ini adalah dengan pelayanan, jadi
bukan mengantisipasi kekeringan, tapi memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Yaitu mendekatkan masyarakat dengan air, yaitu bak-bak
tersedia diisi dengan melakukan droping air.

Sementara itu PT Bank BPD DIY memberikan bantuan air bersih sebanyak
200 tangki, tandon air 10 unit, dan pipanisasi di Pedukuhan Sarimulyo
Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh. Penyerahan bantuan air bersih
dilakukan Direktur Umum PT Bank BPD DIY Cahya Widi di Pedukuhan
Nogosari Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo, Kamis (20/08/2015).

Cahya Widi menyatakan bantuan air bersih sebanyak 1.000 tangki yang
dibagikan pada pada 4 kabupaten yaitu Kulonprogo, Gunungkidul, Bantul
dan Sleman. "Khusus Kabupaten Kulonprogo sebanyak 200 tangki untuk
Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap," kata Cahya
Widi.

Bantuan tersebut, kata Cahya Widi, dalam upaya membantu dan
meringankan beban masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih. ini
merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab PT Bank BPD DIY kepada
masyarakat DIY serta menunjukkan peran sertanya pada masyarakat di
sekitar bank dalam meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang
bermanfaat.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

18 August 2015

Warga Keji Upacara Bendera ‘Nyeker’

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Warga Pedukuhan Keji, Hargotirto, Kokap,
Kulonprogo memiliki cara unik dalam melaksanakan upacara bendera
memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Upacara ala kampung
'Tempoe Doeloe' berlangsung sederhana tapi khidmat, seluruh petugas
dan peserta upacara mengenakan pakaian seadanya bahkan tanpa alas kaki
alias 'nyeker'.

"Upacara ala kampung tempoe doeloe sebagai pembelajaran bagi generasi
muda yang tidak mengalami masa-masa getir merebut kemerdekaan
Indonesia. Cekeran dan berpakaian ala kadarnya bukan merupakan
kemunduran melainkan mengajak warga Keji berkaca dan merenung
sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat para pahlawan
dan masyarakat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan," jelas Ketua
Karang Taruna, Sekartadji, Nur Efendi usai upacara, Senin
(17/08/2015).

Bupati dr Hasto dalam sambutannya dibacakan dukuh mengatakan, secara
teknologi Indonesia kalah dengan negara maju, sehingga globalisasi dan
perdagangan bebas lebih menguntungkan negara industri maju. "Lawan
kemajuan teknologi negara maju yang sedang menjajah kita dengan
ideologi. Bela bangsa dan negara dengan membeli produk Indonesia,
sukseskan Program Bela dan Beli Kulonprogo," imbaunya.

Malam peringatan hari kemerdekaan RI secara sederhana juga berlangsung
di Pedukuhan Tambak, Triharjo, Wates. Unsur pemdes dan warga setempat
mengadakan tirakatan dan renungan malam.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo Lepas 70 Pasang Merpati

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat
menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba
memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara
lainnya.

Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan
Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu
(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh
5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika
dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia
puluhan ikatan jerami.

Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,
sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN
UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan
warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan
ternaknya.

Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan
doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia
seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering
harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang
masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau
yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke
warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput
kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.

Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena
dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize
rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat
hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)
Share:

Warga Terbantu, Tujuh Belasan Berhadiah Jerami

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat
menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba
memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara
lainnya.

Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan
Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu
(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh
5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika
dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia
puluhan ikatan jerami.

Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,
sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN
UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan
warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan
ternaknya.

Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan
doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia
seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering
harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang
masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau
yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke
warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput
kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.

Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena
dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize
rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat
hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP