Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


13 July 2015

KASUS MALARIA : Berisiko? Pemudik Silakan ke Puskesmas

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan Kulonprogo menggalakkan
upaya surveilans migrasi malaria pada masa arus mudik. Semua pemudik
dari daerah berisiko malaria diminta memeriksakan diri ke puskesmas
terdekat.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati memaparkan kewaspadaan diutamakan
untuk pemudik dari luar Jawa, terutama yang endemis malaria.

Upaya pemeriksaan ke puskesmas sebagai diagnosa dini terhadap
penyebaran penyakit malaria yang mungkin terbawa pemudik dari daerah
perantauan. Mereka diimbau segera menjalani tes darah setelah sampai
Kulonprogo.

"Harus memeriksakan diri walaupun tidak sedang demam," kata Baning,
Jumat (10/7/2015).
Dinkes Kulonprogo telah menyebarkan surat pemberitahuan ke puskesmas
di setiap kecamatan untuk mendukung pelayanan surveilans migrasi
malaria. Sosialisasi juga telah dilakukan melalui pemerintah desa.

Jika puskesmas terdekat tutup, pemudik bisa diperiksa juru malaria
desa (JMD). Baning memastikan mereka akan siaga setiap saat. "Biasanya
para JMD sudah punya data mengenai kantong pemudik," ungkapnya.

Sampai kini, Kulonprogo belum bisa dikatakan bebas malaria. Pemerintah
Kabupaten terus memantau dan membuat upaya pencegahan di sejumlah
wilayah berisiko. Wilayah-wilayah itu ada di sekitar pegunungan
Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang. Kasus
malaria paling banyak ada di Kokap.

Pelaksana tugas Kepala Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Sutardi
mengaku telah menerima pemberitahuan untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles itu. "Mereka yang
harus diperiksa termasuk yang datang dari luar Jawa, misalnya
Sumatra," paparnya.

Sutardi mengungkapkan tahun lalu sudah tidak ada kejadian kasus
malaria di wilayahnya. Namun, tahun ini kembali ada beberapa warga
yang terserang malaria. Penyakit itu didapat warga karena sering
beraktivitas di Purworejo, Jawa Tengah, yang merupakan wilayah endemis
malaria.
Share:

LALU LINTAS KULONPROGO : Rawan Kecelakan, Rambu Tengkorak Dipasang

Harianjogja, KULONPROGO– Rambu peringatan mandiri dipasang di
sepanjang jalan Wates-Jogja KM1 di Dusun Gunung Gempal, Desa Giripeni,
Wates.

Menurut Ketua Kelompok Pemuda Parasan Dusun Gunung Gempal, Desa
Giripeni Erwan Sukendar, pemasangan rambu peringatan mandiri bergambar
tengkorak merupakan ajakan kepada para pengendara agar lebih
berhati-hati melalui jalan rawan kecelakaan.

"Wilayah ini sering sekali terjadi kecelakaan. Jadi kami berinisiatif
untuk membuat tanda peringatan agar para pengendara lebih hati-hati
saat melintasi jalan ini," ujar Erwan ditemui disela pemasangan rambu,
Selasa (7/7/2015).

Erwan mengungkapkan, tanda peringatan tersebut dibuat secara sederhana
menggunakan tripleks atau kayu lapis. Kayu lapis tersebut kemudian
dilukis oleh beberapa pemuda dari Gunung Gempal. Erwan menegaskan,
gambar yang dilukis berwujud tengkorak namun, tidak ditampilkan dengan
gambar yang seram.

Lebih lanjut Erwan mengatakan, ada 15 rambu yang dipasang, baik yang
berada di utara jalan, maupun yang berada di selatan jalan. Dia
berharap, rambu peringatan tersebut dapat membantu para pengguna jalan
dan pengendara kendaraan bermotor untuk lebih berhati-hati, terutama
para pemudik yang sebentar lagi akan banyak melintasi jalan nasional
tersebut.

"Apalagi di sini kurang penenerangan dan ada tikungan tajam.
Seringkali pengemudi lalai dan mengemudikan kendaraannya dengan
kencang. Kami juga berharap semoga pemerintah juga segera menambah
penerangan untuk wilayah ini," jelas Erwan.

Teguh Paino, salah satu seniman Kulonprogo yang berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut mengamini, daerah tersebut sangat rawan kecelakaan.
Sudah sering kecelakaan terjadi dan banyak warga sekitar yang menjadi
korban akibat ketidakhati-hatian para pengemudi.

Ketua Kelompok Perupa Kulonprogo tersebut menegaskan, upaya yang
dilakukan tersebut, semata-mata bukan untuk menyidir siapapun. Aksi
yang dilakukan itu merupakan bentuk kepedulian warga setempat terhadap
para pengguna jalan dan juga pemudik yang akan melintasi jalan utama
itu.

"Gambar yang saya lukis yakni gambar tengkorak dengan tulang
disilangkan yang dimaknai sebagai simbol bahaya. Harapannya, gambar
ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pengguna jalan," imbuh
Teguh.

Wakijan, salah satu pengguna jalan yang melintas mengaku setuju dengan
usaha yang dilakukan oleh para pemuda. Secara inisiatif, tanda
peringatan dibuat dan dipasang semata-mata untuk membantu para
pengguna jalan dan mengurangi potensi kecelakaan.

"Saya setuju sekali dengan apa yang dilakukan mereka. Selama itu juga
tidak mengganggu, tidak masalah," ujar Wakijan.
Share:

10 Ribu Lebih Warga di Kulonprogo Belum Dapat Jaringan Listrik

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Sekitar 10.939 keluarga di Kulonprogo
yang terbilang sebagai warga kurang mampu sampai saat ini belum dapat
menikmati jaringan listriksecara langsung. Mereka terpaksa harus
'nyambung' dari tetangga.
Kepala Bidang Sumber Energi ESDM Dinas Perindustrian Perdagangan dan
ESDM Kulonprogo, Eko Susanto, mengatakan berdasarkan data bahwa
keluarga yang belum dapat menikmati listriksecara langsung itu
kebanyakan merupakan warga Kokap. Disebutkan, di wilayah itu tercatat
sebanyak 2.061 keluarga 'nyambung' listrikdari tetangga.
"Sebenarnya ini karena persoalan kondisi geografis. Di sana berupa
perbukitan dan jarak antar rumah jauh," ujarnya, pekan kemarin.
Pemerintah pun mengalami kesulitan untuk memberikan pelayanan jaringan
listrikbagi mereka. Sebab itu, setiap tahun pemerintah berusaha dengan
program bantuan pemasangan listrikke permukiman.
"Sasarannya warga kurang mampu," katanya.
Disebutkan, bantuan pemasangan jaringan listrikpada tahun lalu dapat
teralokasikan 95 keluarga dari target 100 keluarga. Sementara tahun
ini dari total target 40 keluarga hanya terealisasi bagi 34 keluarga.
"Yang tidak jadi pasang karena semula mereka buru-buru padahal harus
melalui proses," katanya.
Selain wilayah Kokap, menurutnya, tahun ini sasarannya adalah wilayah
Lendah. Disebutkan, dua desa di kecamatan itu adalah Jatirejo dan
Bumirejo.
(*)
Share:

Satpol PP Amankan Mi Basah dan Ikan Asin Berformalin

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Operasi pengawasan makanan yang dilakukan
Satpol PP dan instansi terkait berhasil mengamankan 20 kilogram mi
kuning basah dan 10,9 kilogram ikan asin berformalin, Jumat
(10/7/2015), di Pasar Jagalan dan Dekso Kalibawang.

"Berdasar laporan dari petugas, mi basah berformalin didapat dari dua
pasar. Yakni di Pasar Jagalan dari empat pedagang dan di Pasar Dekso
dari 1 pedagang. Katanya tempat kulakan mi-nya sama-sama dari
Magelang. Selain mi kuning basah berformalin, di Pasar Dekso juga
ditemukan ikan asin berformalin," ujar Kasat Pol PP Kulonprogo Duana
Heru Supriyanta.

Diungkapkan Duana, operasi pengawasan akan terus dilakukan sebelum
Lebaran ini. Pekan depan masih ada beberapa hari lagi untuk operasi
sejenis di pasar maupun toko-toko.

"Kami berusaha melindungi konsumen. Namun demikian kami juga
menghimbau agar lebih hati-hati dalam membeli atau memilih makanan.
Karena dalam situasi seperti ini (jelang Lebaran) tidak tertutup
kemungkinan banyak yang memanfaatkannya dengan makanan yang tidak
sehat atau mengandung zat-zat yang berbahaya seperti formalin dan
sebagainya," kata Duana.(Wid)
Share:

10 July 2015

Tersangka Asusila Menikah di Polres Kulonprogo

WATES ( KRjogja.com) -Tersangka asusila yang menjadi tahanan Polsek
Kalibawang, Deri Saputra, menikah dengan kekasihnya Triani Susanti di
Masjid Ainnur Rohman, Kompleks Polres Kulonprogo, Kamis (09/07/2015).
Pernikahan tersebut berlangsung penuh haru, dengan dijaga ketat
belasan aparat kepolisian. Pernikahan Deri dengan Triani berlangsung
sekitar pukul 14.30 WIB, di depan penghulu Abdul Rohman, yang
merupakan Kepala KUA Kecamatan Pengasih. Orangtua kedua mempelai yang
hadir di pernikahan terus menangis bahkan nyaris pingsan saat melihat
prosesi pernikahan.
Deri mengaku sudah menjalin hubungan dengan Triani sejak tujuh tahun
terakhir. Ia merasa bahagia meski pernikahannya berlangsung sederhana
dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin emas. "Dia wanita
luar biasa yang bisa mengerti saya. Dia tahu, mana yang salah dan mana
yang benar," terangnya.
Deri menjadi tahanan Polsek Kalibawang setelah menyetubuhi dan
menyebarkan foto-foto bugil mantan kekasihnya, Un (17) yang masih di
bawah umur. Namun mengaku kesal, lantaran Un terus mengganggu
hubungannya dengan Triani.
Plt Kasat Reskrim Polres Kulonprogo, Iptu Satiyem menyampaikan,
pernikahan tersebut harus ditunda satu hari lantaran persyaratan yang
diperlukan belum lengkap. Sebagai warga Kalibawang yang menikah di
Polres Kulonprogo dengan lokasi Pengasih, Deri membutuhkan surat
dispensasi dari pihak kecamatan. "Menikah merupakan Hak Asasi Manusia
yang harus dipenuhi. Jadi ketika tersangka ini berkeinginan menikah,
tetap kami fasilitasi," katanya.(Unt)
Share:

Indosat Super 3G Plus Siap Sambut Pemudik di Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Indosatbersiap menyambut para pemudik yang
datang ke DIY dengan jaringan barunya, IndosatSuper 3G Plus.
Sebagai gerbang kedatangan pemudik menuju Yogyakarta dari arah barat,
wilayah Kabupaten Kulonprogo kini juga sudah tercakup dalam jaringan
tersebut.
Head of Sales IndosatArea Yogyakarta Outer, Agung Purnomo mengatakan,
penguatan jaringan secara masif dilakukan Indosatsejak awal 2015
kemarin.
Setelah sebelumnya menyentuh wilayah Semarang dan Yogyakarta,
modernisasi jaringan kembali dilanjutkan untuk area Kudus, Tegal,
Pekalongan, Surakarta, dan Purwokerto.
"Dan sekarang, Kulonprogo juga sudah ter-coverageJaringan Baru
Indosatuntuk kecepatan akses data dan internet cepat dan stabil hingga
42Mbps. Yogyakarta sudah sangat siap menerima pemudik," kata Agung di
selaoutlet gatheringdan peluncuran IndosatSuper 3G Plus di Wates,
Kulonprogo, Selasa (7/7/2015) petang.
Dia menyebut bahwa lebih dari 90% wilayah kabupaten tersebut sudah
tercoveroleh jaringan Super 3G Plus Indosat Dengan begitu, masyarakat
semakin mudah menikmati internet cepat dan stabil, kualitas suara
lebih jernih dan jelas serta bisa memanfaatkan fitur HD Voice dari
Indosat.
Manfaat nantinya akan dirasakan betul oleh masyarakat luas ketika
trafik data maupunvoicemeningkat tajam di musim mudik Lebaran.
Adapun dengan Jaringan Baru Indosatini, pelanggan memiliki lebih
banyak pilihan paket sesuai kebutuhannya. Agung mengatakan, adanya
jaringan termutakhir Indosatyang lebih cepat dan stabil di Kulonprogo
diharapkan juga akan semakin banyak menggaet pelanggan.
Penjualan melalui jalur ritel diprediksi akan semakin tinggi, terutama
untuk layanan data.
"Jumlah pelanggan di Kulonprogo selalu meningkat, saat ini
pertumbuhannya sekitar 25% dibanding tahun lalu. Kebanyakan merupakan
pelanggan data," tandas Agung.( tribunjogja.com)
Share:

Kantor Pos Kulonprogo Siapkan Kartu Pos Bergambar Obyek Wisata

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Kantor Pos Wates menyediakan kartu pos
bergambar objek pariwisata Kulonprogo secara cuma-cuma. Bagi
masyarakat yang ingin mengirimkan ucapan Selamat Hari Raya, dapat
mengambil di Kantor Pos Wates maupun kantor cabang di setiap
kecamatan.
Kepala Kantor Pos Wates, Abdullah, mengatakan saat ini kantor mencetak
setidaknya 100 lembar kartu pos Lebaran bergambar tiga objek wisata
Kulonprogo. Disebutkan, gambar kartu pos itu adalah objek wisata
Glagah, Waduk Sermo, dan Kalibiru.
"Hasil diskusi kami dengan Dinas Pariwisata akhirnya menentukan tiga
objek itu sebagai background kartu pos," katanya, Kamis (9/7/2015).
Dengan mencantumkan gambar objek wisata tersebut, menurutnya,
dimaksudkan untuk sekaligus mempromosikan potensi wisata Kulonprogo.
"Untuk pengirimannya biaya tetap ditanggung pengirim atau masyarakat.
Dengan perangko pun bisa," jelasnya.
Tidak hanya kartu pos wisata, melengkapi hal itu Kantor Pos Wates juga
melayani perangko prisma, yaitu perangko yang mencantumkan foto
pengirim. Dengan demikian, penerima kiriman akan mengenali si pengirim
dengan melihat foto pada perangko.
Untuk perangko prisma ini masyarakat harus membayar biaya Rp 32 ribu
per delapan lembar. Foto dapat dikirimkan ke kantor pos untuk
dibuatkan perangko prisma.
Menurut Abdullah, sesuai pengalaman tahun lalu peluncuran kartu pos
wisata itu hanya habis dimanfaatkan masyarakat separuhnya. Harapannya,
tahun ini peminatnya lebih banyak.
"Sebab itu kami awal ini mencetak 100 lembar dulu. Kami harap banyak
yang tertarik," katanya.(*)
Share:

06 July 2015

Dugaan Korupsi di Desa Margosari Diusut

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Satreskrim Polres Kulonprogo menemukan
indikasi penyalahgunaan keuangan di DesaMargosari Pengasih Kulonprogo
masa 2011-2013. Menduga ada oknum perangkat desa yang terlibat, saat
ini polisi intensif melakukan penyelidikan.
Kanit III Polres Kulonprogo, Ipda Cakra, mengatakan kasus dugaan
korupsi itu menjadi prioritas. Menurutnya, dugaan atau indikasi
terjadi penyelewengan dana desa terjadi di DesaMargosari pada
2011-2013.
"Saat ini masih penyelidikan," kata Ipda Cakra, Minggu (5/7/2015).
Menurutnya, ketidakberesan dalam pengelolaan terutama pada pencatatan
uang kas desa. Ipda Cakra menyebut saat ini mulai terlihat jelas dan
unit yang menangani sudah menggelar perkara secara internal.
"Gelar perkara internal untuk pematangan penyidikan. Tapi sekarang
masih tahap penyelidikan," lanjutnya.
Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Senin (6/7/2015).(
Tribunjogja.com)
Share:

PEMBAYARAN THR : Khawatir Karyawan Izin, Satu Perusahaan di Kulonprogo Bayar THR H-2 Lebaran

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan
Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo mulai melakukan
pantauan pembayaran tunjangan hari raya (THR) sejak Kamis (2/7/2015).
Hasil sementara menyebutkan, ada satu perusahaan yang telah membuat
kesepakatan dengan karyawan untuk memberikan THR pada H-2 lebaran.
Kasi Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja dari Bidang
Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja (HIPTK)
Dinsosnakertrans Kulonprogo, Harjanto mengatakan, perusahaan yang
dimaksud adalah PT Sung Chang. Pembayaran THR disepakati pada 15 Juli
mendatang. "Tapi sebelumnya, gaji bulanan diberikan tanggal 10,"
ungkap Harjanto, Jumat (3/7/2015).
Harjanto memaparkan, manajemen PT Sung Chang khawatir akan banyak
karyawan yang izin tidak masuk dengan berbagai alasan jika THR
dibayarkan H-7 lebaran. Hal itu bisa membuat target produksi
perusahaan tidak tercapai. "Mereka lalu ambil kesepakatan untuk mundur
saja," katanya.
Harjanto lalu menguraikan, sudah ada banyak perusahaan yang mengisi
surat pernyataan kesanggupan membayar THR pada H-7 lebaran. Beberapa
diantaranya bahkan berjanji membayarkannya lebih cepat. Misalnya saja
PT Putra Patria Adikarsa yang menjamin karyawannya menerima THR pada
pekan ini saat mengikuti sosialisasi, Senin (29/6/2015) lalu. "PT JMI
juga menyatakan mau bayar tanggal 3 Juli," ujarnya.
Kepala Bidang HIPTK Dinsosnakertrans Kulonprogo, Ika Rusita
menegaskan, pembayaran THR memang dibatasi paling lambat H-7 lebaran.
Namun, selama ada kesepakatan antara manajemen perusahaan dan
karyawan, jadwalnya bisa dimajukan maupun sebaliknya. "Tidak masalah
selama ada kesepakatan," ucapnya.
Ika menambahkan, tahun lalu pihaknya juga tidak menerima laporan
keterlambatan pembayaran THR. Begitu pula mengenai jumlah yang harus
diterima karyawan. "Ada yang bayarnya lebih dari H-7 tapi sudah ada
kesepakatan," kata dia.
Pantauan pembayaran THR akan terus dilakukan hingga H-1 lebaran.
Dinsosnakertrans Kulonprogo juga membuka posko pengaduan untuk
memfasilitasi laporan masyarakat terkait penyimpangan dalam pembayaran
THR. "Tim monitoring THR memantau perusahaan besar dan menengah. Kalau
perusahaan kecil, kami ambil sampelnya saja," katanya.
Share:

WISATA KULONPROGO : Keindahan Taman Sungai Mudal di Pedalaman Menoreh

Harianjogja.com, KULONPROGO- Keindahan alam Kulonprogo kini kian
terkuak dan menampilkan berbagai pesona yang unik. Taman Sungai Mudal,
adalah salah satu wisata air yang dimiliki Kecamatan Girimulyo setelah
Air Terjun Kedung Pedu, Grojogan Sewu hingga Air Terjun Kembang Soka.
Taman Sungai Mudal berada di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo
memiliki pesona yang unik dan eksotis. Objek wisata baru itu belum
lama diresmikan oleh Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo. Kesejukan air
dan keindahan alam tempat wisata ini mencoba menawarkan sensasi yang
berbeda dari objek wisata lain yang ada di Pegunungan Menoreh.
Pesona taman sungai ini berada tepat di bawah Gunung Kelir dan
dikelilingi pepohonan. Tak heran jika objek wisata tersebut dikenal
sebagai sebuah taman yang terbentuk secara alami.
Pengelola Taman Sungai Mudal Andri Berlianto mengatakan, tempat wisata
ini muncul berawal dari kegiatan gotong royong dan kerja bakti yang
dilakukan masyarakat. Saat membersihkan sungai, tanpa sengaja warga
menyetuskan untuk menjadikan sungai ini sebagai tempat wisata.
"Akhirnya, sejumlah warga diberdayakan untuk menata sungai ini.
Panjang sungai ini kira-kira 600 meter dan keunikannya adalah beberapa
kolam alam yang dapat digunakan untuk berendam," ujar Andri pekan
lalu.
Taman Sungai Mudal berada tepat di atas objek wisata Air Terjun
Kembang Soka dan Air Terjun Kedung Pedut. Maka tak heran, jika sungai
ini menjadi salah satu sumber mata air yang ada di wilayah Pegunungan
Menoreh. Peningkatan fasilitas dan infrastruktur terus diupayakan
untuk menjadikan tempat wisata ini menarik dan nyaman dikunjungi.
"Kami juga sedang menyiapkan lahan yang akan dijadikan sebagai camping
ground, " jelas Andri.
Salah satu warga, Prayitno menambahkan, masyarakat juga telah
menyiapkan lahan untuk dijadikan sebagai tempat parkir. Pasalnya, saat
ini kunjungan wisata ke Taman Sungai Mudal mulai mengalami
peningkatan.
Prayitno mengungkapkan, permintaan untuk lahan perkemahan juga banyak
datang dari pengunjung. Belum lama ini, ada tawaran dari mahasiswa UGM
yang berencana melakukan kemah untuk 500 orang. Namun, karena lahan
yang belum siap, kegiatan perkemahan belum bisa dibuka.
"Lahan untuk perkemahan harus ditata lebih dulu. Waktu untuk menata
lahan tersebut sekitar empat bulan," imbuh Prayitno.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP