Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


13 May 2015

Relokasi Warga Mesti Segera Dipastikan

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pembangunan bandara di Kecamatan Temon
yang akan mengusung konsep airport city membutuhkan peran serta para
pejabat di Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.
Agar, penetapan relokasi warga terdampak bandara dapat segera
dipastikan sehingga tidak menjadi ganjalan saat pembangunan dimulai.
Tim Community Development Pembangunan Bandara Baru Ariyadi Subagyo
mengatakan selama ini sosialisasi terus dilakukan menyasar warga yang
terdampak maupun yang tidak terdampak pembangunan.
"Sebagai pembuat kebijakan, pejabat juga diundang sosialisasi
pembangunan. Selama ini, mereka [pejabat] pun juga masih belum
memahami apa dan seperti apa konsep airport city itu," ujar Ariyadi
seusai mengisi workshop Menuju Kulonprogo Masa Depan kepada ratusan
pejabat eselon IV Pemkab Kulonprogo di Gedung Kaca, Selasa
(12/5/2015).
Airport city merupakan pembangunan yang terintegrasi dengan sebuah
kota mandiri. "Ada hubungan simbiosis mutualisme antara kota dan
bandara. Perencanaan airport city ini berbeda dengan bandara
konvensional. Kota mandiri di dalamnya memiliki peluang lapangan kerja
yang lebih luas," ucap Ariyadi.
Peserta yang mengikuti workshop ada 394 pejabat eselon IV yang
merupakan pimpinan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemkab
Kulonprogo. Workshop tersebut juga turut dihadiri General Manager PT.
Angkasa Pura (AP) I Cabang Bandara Adisutjipto, Andi Gunawan Wirson
dan Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo.
"Workshop ini benar-benar bersinergi dan sesuai dengan program
pembangunan yang akan dilaksanakan di Kulonprogo. Karena itu, para
pejabat ini diharapkan dapat membangun daerah sesuai dengan ketugasan
SKPD masing-masing secara profesional, efektif dan efisien," ungkap
Sutedjo.
Share:

JPU Tolak Pledoi Saridjo CS

Harianjogja.com, KULONPROGO -Jaksa penuntut umum menolak seluruh nota
pledoi yang disampaikan tim penasihat hukum para terdakwa kasus
perusakan Balai Desa Glagah Kecamatan Temon pada 2014 silam.
Sebelumnya, dalam pembelaan yang disampaikan penasihat hukum, para
terdakwa dapat dibebaskan dari segala dakwaan.
JPU Hesti Tri Rejeki dan Dian Nathalia menyampaikan replik atau
jawaban atas pembelaan yang disampaikan penasihat hukum para tokoh
Wahana Tri Tunggal (WTT). JPU menyatakan, pembelaan atas terdakwa
Saridjo, Wasiyo, Tri Marsudi dan Wakidi tidak ditopang dengan
dasar-dasar hukum.
"Terhadap hal-hal yang tidak kami tanggapi dalam replik, kami
menyatakan tetap pada surat tuntutan yang telah kami bacakan pada
Kamis [30/4/2015]. Menolak seluruh pledoi dari tim penasehat hukum
terdakwa," jelas Hesti.
Menanggapi isi replik itu, tim penasehat hukum terdakwa langsung
menyampaikan duplik lisan. Anggota Tim Penasehat Terdakwa dari LBH
Jogja Yogi Zulfadli mengungkapkan, jaksa hanya menegaskan isi tuntutan
yang telah disampaikan. Demikian juga tim penasehat terdakwa yang akan
kembali pada pembelaan.
"Kami berharap, hakim dapat melihat fakta di persidangan secara utuh.
Dari latar belakang peristiwa yang terjadi, sehingga harapannya
terdakwa dapat dibebaskan dari segala tuntutan hukum," papar Yogi.
Sementara itu, Hakim Ketua Esther Megaria Sitorus memutuskan akan
menggelar sidang putusan pada Senin (18/5/2015) mendatang. Dalam kasus
tersebut, terdakwa Wasiyo, Tri Marsudi dan Wakidi dituntut dengan
pasal 170 KUHP tentang perusakan.
Sedangkan, Saridjo didakwa dengan pasal 160 KUHP tentang penghasutan
yang menyebabkan terjadinya penyegelan Balaidesa Glagah terkait
penolakan warga WTT terhadap rencana pembangunan bandara
Share:

11 May 2015

Merti Desa Digelar Dua Hari Dua Malam

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Merti desa di Pedukuhan Taruban Tuksono
Sentolo agak berbeda dengan yang lain. Karena kegiatan tersebut
digelarkan dua hari dua malam. Dimulai dengan doa bersama dan acara
'luaran' disertai tarian tayub Sabtu (09/05/2015), serta kirab budaya
dan 'memule' sendang Joko Tarub serta makam petilasan, Minggu
(10/05/2015) dan malamnya digelar wayang kulit semalam suntuk.
Ribuan warga Taruban Tuksana dan sekitarnya berkumpul di sekitar
sendang, menyaksikan ritual pengambilan air sendang. Prosesi
pengambilan air sendang ini diawali kirab budaya dari rumah Dukuh
Taruban Wetan Paridi, yang dilepas Kabid Kebudayaan Disbudparpora
Kulonprogo Joko Mursito SSn MA didampingi Camat Sentolo Ir Aspiah MSi.
Pemangku adat di Taruban, Zainuri menyatakan merti desa dilakukan
setahun sekali. "Kita lakukan setelah panen padi musim rendeng.
Bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur dari para petani, pedagang,
serta masyarakat lainnya, yang sudah diberi kenikmatan berupa rezeki.
Kita juga mohon kepada Allah supaya sehat sejahtera," ujarnya sambil
menambahkan bahwa terkait acara 'luaran' yang disertai seni tayub,
adalah acara yang sudah ada sejak dulu.
Salah satu pengunjung dari Sleman, Amsa, menyatakan merti desa
merupakan hal yang bagus. "Nguri-uri kabudayan Jawa, mengenalkan
kepada anak-anak kebudayaan Jawa. Karena sekarang banyak anak muda
yang tak kenal budaya sendiri,"katanya.(Wid)
Share:

10 May 2015

Tempat Wisata di Kulon Progo Yogyakarta

1. Objek Wisata Pantai Glagah Kulon Progo
Pantai Glagah menjadi salah satu objek wisata pantai favorit di
Kabupaten Kulon Progo karena keindahannya. Lokasi Pantai Glagah
sendiri sekitar 40 km dari pusat kota Jogja dan 15 km dari Wates.
Pantai Glagah ini menjadi kawasan pantai yang mempunyai potensi wisata
besar. Setiap akhir pekan objek wisata pantai di Kulon Progo ini
selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal ataupun mancanegara.

2. Tempat Wisata Pantai Trisik Kulon Progo
Objek wisata pantai di Kabupaten Kulon Progo selanjutnya adalah Pantai
Trisik. Lokasi pantai Trisik bisa ditempuh sekitar 1.5 jam dari pusat
kota Yogyakarta. Pesona keindahan Pantai Trisik menjadi daya tarik
tersendiri karena memiliki pesona alam yang alami dan indah.
Tempat wisata pantai di Kulon Progo ini sangat baik dijadikan pilihan
tempat liburan untuk menghilangkan penat setelah disibukkan dengan
pekerjaan dan keramaian kota. Di dekat Pantai Trisik juga menjadi
salah satu tempat pelelangan ikan di Kulon Progo.

3. Objek Wisata Alam Hutan Wisata Kalibiru Kulon Progo
Salah satu objek wisata alam favorit di Kabupaten Kulon Progo adalah
hutan wisata Kalibiru. Letak hutan wisata Kalibiru berada di
perbukitan Menore Kulonprogo sekitar 40 km dari Jogja. Para pengunjung
dapat melkukan banyak kegiatan selain bersantai menikmati pemandangan
alam kulon progo.

4. Tempat Wisata Gua Kiskendo Kulon Progo
Lokasi Gua Kiskendo kulonprogo di Desa Jatimulyo sekitar 35 km dari
pusat kota Yogya dan 21 km dari Wates Ibukota Kulonprogo. Objek wisata
gua Kiskendo merupakan komplek wisata yang terdiri dari beberapa
tempat yang menjadi cikal bakal gua Kriskendo tersebut.
Di sekitar tempat wisata Gua Kriskendo terdapat beberapa objek wisata
kulonprogo lainnya yang lokasinya berdekatan diantaranya Gua Sumitro,
Grojogan Sewu, Watu Blencong, Gunung Krengseng, Watu Gajah, Gunung
Kelir.

5. Tempat Wisata Waduk Sermo Kulon Progo
Objek wisata Waduk Sermo merupakan waduk satu-satunya di Jogja.
Memiliki luas kurang lebih 157 Ha, terletak di Hargowilis Kecamatn
Kokap (5 Km dari wates, 36 Km dari Jogja) berlatar belakang hutan dan
pegunungan Menoreh pengunjung dapat berkeliling menikmati panorama
waduk dengan perahu wisata.

6. Tempat Wisata Puncak Suroloyo Kulon Progo
Objek wisata Pegunungan Suroloyo Kulonprogo terletak di puncak
tertinggi di pegunungan menoreh di 1017 Mdpi dengan pemandangan indah
di perbatasan Jogjakarta dan Jawa Tengah. Puncak Suroloyo menjadi
salah satu tempat wisata terkenal di Kulon Progo karena keindahannya.
Para pengunjung objek wisata puncak Suroloyo bisa menikmati Candi
Borobudur, Gunung Merapi, Gunung Merbabu. Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing di sisi utara dan Kota Jogjkarta serta Samudera Hindia di sisi
selatan.

7. Objek Wisata Air Terjun Sidoharjo Samigaluh Kulon Progo
Tempat wisata curug / air terjun Sidoharjo juga menjadi tempat wisata
menarik yang berada di kulonprogo karena suasana yang alami. Lokasi
curug Sidoharjo berada di Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo. Air
Terjun Sidoharjo memiliki panorama alam yang siap memanjakan mata
pengunjungnya. Sebelum mengunjungi tempat ini baca dulu tips liburan
ke air terjun.

8. Objek Wisata Sejarah Makam Astana Girigondo Kulon Progo
Tempat wisata Makam Astana Girigondo berada di Desa Girigondo,
Kaligintung, Kecamatan Temon, Kulon Progo. Tempat wisata ini merupakan
makam keluarga Paku Alam yang letaknya berada di pegunungan Menoreh
memiliki pemandangan pegunungan dan perbukitan yang indah.

9. Tempat Wisata Keluarga Pemandian Clereng Kulon Progo
Tempat rekreasi liburan favorit di Kulon Progo adalah pemandian
Clereng yang letaknya tidak jauh dari Wates yaitu di desa Sendangsari,
Pengasih, Kulon Progo. Tempat wisata ini merupakan pemandian yang
berbentuk kolam seperti kolam renang yang airnya berasal dari mata air
yang bersih. Menurut kepercayaan dari penduduk sekitar bahwa kalau
mandi di pemandian Clereng akan memberikan keselamatan, dan terdapat
kebaikan-kebaikan yang lain.

10. Tembok Pagar Pengasih Kulon Progo
Tembok Pagar Pengasi menjadi tempat wisata sejarah di Kulon Progo yang
terletak di Jalan Purbo Winoto 06, Pengasih, Kantor Kecamatan
Pengasih. Tembok Pagar Pengasi merupakan bangunan peninggalan
kolonial, dengan ketebalan 40 cm, dan gapura berbentuk Semar Tinandu.
Share:

02 May 2015

Bakpia Isi Labu Kuning Kreasi Mantan TKI

Labu kuning cukup populer setiap bulan ramadan karena kerap jadi bahan
campuran kolak. Tidak hanya manis, sayuran yang sering disebut waluh
itu juga kaya antioksidan sehingga berkasiat mencegah penuaan dini.
Bagaimana jika dijadikan bahan isi bakpia?
Beberapa waktu lalu, telah dikisahkan inovasi pembuatan telur asin
rasa soto dari para anggota Kelompok Asuh Keluarga Binangun (KAKB)
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Purna Maju Lestari di Jangkaran, Temon,
Kulonprogo. Namun, ide kreatif mereka tidak hanya satu. Pada waktu
yang berdekatan, mereka juga coba membuat bakpia isi labu kuning.
"Sebenarnya sama saja dengan bakpia biasa tapi isinya adonan waluh,"
ungkap Sulastri, Ketua KAKB TKI Purna Maju Lestari kepada Harian
Jogja, awal April lalu.
Sulastri mengatakan, sebelumnya mereka sudah pernah memproduksi bakpia
isi kacang hijau sejak tahun 2013. Namun, angka penjualannya terus
menurun. "Mungkin karena sudah banyak yang jual. Jadi ya kami coba
cari ide lain," ucapnya.
Kebetulan, banyak petani labu kuning di sekitar Jangkaran. Rata-rata
adalah lansia yang ingin tetap bekerja untuk mengisi hari tua.
"Biayanya memang murah. Merawatnya juga lebih mudah dibanding tanaman
lain. Jadi banyak orang-orang tua yang menanam," ujar perempuan yang
pernah bekerja sebagai pengasuh anak di Singapura pada tahun 1996-1998
itu.
Sayangnya, harga labu kuning saat panen sangat rendah, sekitar Rp2.000
per buah. Keinginan mengangkat potensi lokal pun muncul. "Kami bikin
bakpianya lancar, itu juga membantu petani waluh," katanya.
Sementara itu, pendamping KAKB TKI Purna Maju Lestari, Dwi Purnami
mengungkapkan, ayahnya juga salah satu lansia yang jadi petani labu
kuning.
"Sudah pensiun tapi masih ingin kerja. Sekali panen bisa sampai
menghasilkan lima ton," kata pekerja sosial yang akrap disapa Nami
itu.
Nami menceritakan, saat ayahnya mulai memanen labu kuning sekitar
tahun 2009 lalu, satu buah labu kuning yang beratnya mencapai empat
sampai lima kilogram (kg) bahkan hanya dihargai Rp1.000. Tiga tahun
kemudian, ada tengkulak yang membeli seharga Rp1.000 per kg. "Itu udah
agak lumayan. Mereka beli buat campuran pembuatan saos," ujarnya.
Sebelum resep bakpia isi labu kuning lahir, kelompok TKI purna yang
dia dampingi sempat berniat mengembangkan usaha cake labu kuning.
"Tapi waktu itu tidak dilanjutkan karena hasilnya tidak maksimal,"
lanjutnya.
Saat ini pemasaran dan promosi produk bakpia isi labu kuning masih
terbatas melalui pameran yang diselenggarakan pemerintah. Namun,
menurut Sulastri, respon konsumen cukup bagus. Meski baru sebulan,
sudah banyak pesanan datang.
"Satu kemasan ini 14 bakpia harganya Rp15.000," ucap warga Dusun
Ngentak, Jangkaran tersebut.
Share:

16 April 2015

Polisi Sita 200 Butir Trihex dari Pengedar

Harianjogja.com, KULONPROGO--Petugas Polres Kulonprogo berhasil
menangkap seorang pemakai dan pengedar obat terlarang yang sempat
masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) selama 23 hari.
Tersangka bernama Gaduh Apriyanto, 27, ditangkap di wilayah
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
Kasat Resnarkoba Polres Kulonprogo, AKP R. Agus Nursewan mengatakan,
petugas mengamankan 200 butir obat jenis trihexyphenidyl atau trihex
dari tangan Gaduh.
"Ini merupakan pengembangan kasus lama," ungkap Agus kepada wartawan,
Rabu (15/4/2015).
Agus memaparkan sebelumnya petugas telah menangkap tersangka bernama
Vitnu pada razia lalu lintas yang digelar di Jalur Daendels di wilayah
Bugel, Panjatan, pertengahan Maret lalu. Saat itu petugas menemukan
delapan butir trihex. Petugas juga menyita barang bukti lain berupa
obat penenang jenis riklona.
Petugas pun melakukan pengembangan berdasarkan keterangan dari Vitnu.
Gaduh kemudian berhasil ditangkap beserta barang bukti berupa 20 paket
obat yang masing-masing berisi 10 butir trihex. Gaduh memasukkan
setiap 10 paket obat ke dalam satu bungkus rokok.
Pemuda asal Gamping, Sleman, tersebut dijerat pasal 62 UU No.5/1997
tentang Psikotropika dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima
tahun dan denda Rp100 juta. Dia juga melanggar UU No.36/2009 tentang
Kesehatan dengan ancaman 15 tahun penjara.
Sementara itu, Gaduh mengaku sudah lima bulan menjadi pengedar. Dia
mendapatkan obat yang seharusnya atas resep dokter tersebut dari
rekannya di Semarang, Jawa Tengah, seharga Rp15.000 per paket. Obat
tersebut kemudian diedarkan di wilayah Jogja dengan harga Rp35.000 per
paket. (Baca Juga : Aduh! Bisa Bikin Teler, Pil Trihex Malah Dijual
Bebas).
Salah satu pembelinya adalah Vitnu yang sudah ditangkap lebih dahulu.
Gaduh mengaku sudah setahun terakhir menggunakan trihex.
"Kalau tidak pakai, rasanya sakit kepala dan pusing," ujarnya di
hadapan penyidik.
Riklona merupakan obat penenang yang termasuk jenis psikotropika.
Sementara trihex adalah golongan obat atas resep dokter yang biasanya
digunakan para penderita parkison dan gangguan kejiwaan lain. Kedua
jenis obat itu tidak dijual secara umum. Orang yang membeli trihex
dengan resep dokter tidak boleh sembarang memberikannya kepada orang
lain.
Share:

Ikan Asin Berformalin Beredar di Kulon Progo

KULON PROGO-Tim Pengawasan Peredaran Makanan dan Obat-obatan menemukan
ikan asin yang mengandung formalin beredar di Pasar Pripih, Kokap,
Kulon Progo, DIY. Petugas juga menemukan beberapa makanan yang sudah
kedaluwarsa.
Razia yang dilaksanakan hari ini melibatkan beberapa SKPD yang ada di
Kulon Progo, mulai dari Satpol PP, Dinas Kesehatan, Disperindag dan
ESDM, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Kepenak), maupun dari
Kantor Ketahanan Pangan.
"Razia ini untuk menciptakan keamanan masyarakat dalam mengonsumsi
produk makanan, minuman, dan obat-obatan yang beredar di pasaran,"
jelas administrator kegiatan Rismiyanto, Rabu (15/4/2015).
Hasil pengawasan yang ada, beberapa makanan dan minuman yang beredar
kondisinya masih cukup layak beredar. Namun, petugas dari Disperindag
menemukan satu jenis minuman yang kedaluwarsa dan ikan asin yang
mengandung formalin.
"Kami sarankan ikan itu untuk tidak dijual, kalau nanti ditemukan
lagi, akan kita proses," kata Rochgiarto, petugas Satpol PP.
Kepala Disperindag dan ESDM Niken Probolaras meminta masyarakat lebih
jeli dan waspada dalam membeli produk di pasar tradisional. Biasanya
produk yang ada perputarannya lebih lambat dibanding di perkotaan.
Sehingga masyarakat harus jeli dan mengecek tanggal kedaluwarsa.
"Sebenarnya pengawasan seperti ini sudah rutin, tetapi masih ada kasus
yang sama," ujarnya.
(zik)
Share:

15 April 2015

Lahan Kulonprogo yang Dicaplok Harus Diselesaikan

TEMON ( KRjogja.com) - Puluhan kepala keluarga (KK) di Pedukuhan Pasir
Mendit dan Pasir Kadilangu Desa Jangkaran Kecamatan Temon menuntut
lahan mereka yang saat ini dikuasai oleh warga Jatikontal Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah dikembalikan. Selain karena lahan tersebut
memang milik mereka yang dikuatkan dengan bukti Leter C, selama ini
warga Kuloprogo juga setiap tahun rutin membayar pajak.
Mengingat kompleksnya masalah pencaplokan lahan di wilayah perbatasan
Kulonprogo dengan Purworejo tersebut maka warga melalui lembaga
legislatif mendesak Pemkab Kulonprogo dan Pemerintah DIY segera turun
tangan menyelesaikan persoalan sehingga lahan yang mencapai 30 hektare
(hak milik, rawa dan Paku Alaman Ground) tersebut kembali dimanfaatkan
oleh warga Kulonprogo.
"Warga sini ingin sekali lahan kami yang dikuasai warga Purworejo
untuk usaha tambak udang bisa kembali dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan warga Kulonprogo," kata Dukuh Pasir Mendit Nasyir
Bintoro saat menerima Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati bersama
empat Ketua dan Wakil Ketua Komisi I, II, III dan IV Drs Suharto,
Muhtarom Asrori, Sugiyanto dan Muridna mengecek lahan perbatasan Pasir
Mendit dengan Purworejo, Senin (13/4/2015).
Menurut Nasyir Bintoro, luasan lahan milik 36 KK warga Pasir Mendit
dan Pasir Kadilangu Kulonprogo yang disrobot warga Purworejo sekitar
10 ha. Sedang lahan timbul atau rawa sekitar 8.000 meter persegi dan
PAG mencapai 12 ha. "Secara keseluruhan lahan milik Kabupaten
Kulonprogo yang saat ini dikuasai dan dimanfaatkan warga Purworejo
luasnya sekitar 30 ha," tambahnya.
Diceritakan saat dirinya masih kecil sekitar tahun 1970, sering ikut
kakeknya menggarap lahan tersebut. Tapi karena jaraknya jauh dan sulit
diawasi maka sulit menikmati hasil panen. Akibatnya lahan
ditelantarkan sehingga belakangan dikelola warga Purworejo.
Yang jadi masalah saat ini, warga penggarap tidak tahu betul asal
muasal lahan tersebut. Mereka merupakan generasi kedua dan ketiga yang
tidak pernah tahu sejarah tanah di kawasan tersebut. "Sebenarnya
masalah ini pernah kami sampaikan bersama Bupati dr Hasto kepada
Pemkab Purworejo. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan
tindaklanjutnya," tambah Nasyir.
Mendengar keluhan warga, Akhid Nuryati yang memimpin rombongan dewan
berjanji membawa permasalahan penguasaan lahan di Desa Jangkaran ke
Pemerintah DIY dan DPRD DIY tanpa meninggalkan Pemkab Kulonprogo.
"Karena permasalahan lahan ini melibatkan dua provinsi dan dua
kabupaten yang bersebelahan tentu upaya penyelesaiannya juga harus
berkomunikasi dengan Pemerintah DIY. Kami berharap warga Pasir Mendit
dan Pasir Kadilangu mendapati kembali hak-hak mereka. Ternyata
hamparan lahan yang ada memang sangat luas dan banyak dikembangkan
untuk tambak udang," tambahnya.
Suharto melihat lahan tersebut memiliki potensi yang luar biasa untuk
dikembangkan jadi kawasan pariwisata dan kuliner. (Rul)
Share:

13 April 2015

IPL Terbit, WTT Akan Datangi Gubernur

Harianjogja.com, KULONPROGO- Warga penolak pembangunan berencana temui
Gubernur DIY guna memperjuangkan pembatalan Izin Penetapan Lokasi
(IPL). Rencananya, warga yang tergabung dalam paguyuban Wahana Tri
Tunggal (WTT) akan menyambangi kepatihan pada pekan depan.
Ketua WTT Martono menyampaikan, rencana bertemu dengan Sri Sultan
Hamengkubuwono X, pertama untuk mengklarifikasi diterbitkannya IPL per
31 Maret 2015.
"Kami merasa perlu melakukan ini karena terbitnya IPL itu janggal dan
tidak masuk akal," ujar Martono saat dihubungi wartawan, Jumat
(10/4/2015).
Martono mengungkapkan, janggalnya penerbitan izin tersebut,
dikarenakan rentang waktu pertemuan tim kajian keberatan terlalu
singkat. Dia mengatakan, pertemuan dengan gubernur dilakukan dua tahap
Tahap pertama mengklarifikasi penerbitan IPL.
"Namun, apabila hasil pertemuan di Kepatihan tidak memuaskan, maka
tahap berikutnya semua warga akan datang ramai-ramai. Bukan tifak
munhkin, kedatangan kami nanti untuk melakukan aksi unjukrasa," jelas
Martono.
Lebih lanjut Martono menilai, aspirasi warga terdampak pembangunan
bandara yang keberatan terhadap proyek tersebut seolah tidak digubris.
Baik oleh tim persiapan maupun tim kajian keberatan.
"Kami menilai tim kajian keberatan kurang responsif. Tiba-tiba IPL
sudah diterbitkan. Padahal, masih ada warga yang keberatan," imbuh
Martono.
Terkait persoalan tersebut, pihaknya telah menyiapkan gugatan. Dia
mengungkapkan, pada akhir bulan ini rencananya gugatan terkait
penerbitan IPL dapat diajukan, didampingi dengan kuasa hukum dari LBH
Yogyakarta. Sebelumnya, persoalan penerbitan IPL itu pernah
disampaikan warga WTT dengan menggelar aksi unjukrasa di DPRD
Kulonprogo.
Sementara itu, Tim Community Development Pembangunan Bandara Ariyadi
Subagyo mengatakan, persiapan tum saat ini telah memasuki masa tunggu
gugatan atau keberatan yang mungkin diajukan warga terhadap penerbitan
IPL. Dia menjelaskan, jangka waktu pengajuan gugatan tersebut adalah
30 hari kerja sejak IPL diterbitkan.
"Kami juga sedang menyiapkan kelengkapan administrasi untuk tahap
selanjutnya. Apakah nanti ada gugatan atau tidak pasa diterbitkannya
IPL, yang penting kami sudah siapkan semuanya," ujar Ariyadi.
Share:

10 April 2015

Dua Siswa di Kulonprogo Kerjakan UN di Rumah

Harianjogja.com, KULONPROGO-SMK Negeri 1 Pengasih memastikan dua
siswanya tidak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) bersistem Computer
Based Test (CBT) pada 13-16 April mendatang. Keduanya mendapat
dispensasi untuk mengerjakan UN secara manual atau Paper Based Test
(PBT).
Wakil Kepala Bidang Humas SMK Negeri 1 Pengasih, Supriyanto
mengungkapkan, kedua siswa yang mendapat dispensasi tersebut sedang
dalam kondisi sakit.
"Kondisinya tidak memungkinkan untuk ikut UN CBT di sekolah. Kami
sudah mengajukan permohonan ke Disdikpora DIY. Solusinya, kedua anak
itu diizinkan ikut PBT," kata Supriyanto, Kamis (9/4/2015).
Supriyanto menambahkan, kedua siswa tersebut juga diperkirakan tidak
sanggup ke sekolah sehingga harus menjalani UN di rumah masing-masing.
"Kemungkinannya nanti kami akan mengirim pengawas ke rumah mereka. Ada
dua pengawas untuk setiap anak," paparnya.
Supriyanto juga menyampaikan, SMK Negeri 1 Pengasih sudah siap
melaksanakan UN CBT. Tim dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten
Kulonprogo juga sudah melakukan pengecekan sarana prasarana
pendukungnya pada Rabu (8/4/2015) kemarin.
"Hanya saja, ada dua siswa yang tidak bisa ikut. Namun itu tidak
masalah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dindik Kulonprogo, Sumarsana menegaskan,
pemberian dispensasi kepada dua siswa SMK Negeri 1 Pengasih tidak akan
mengganggu pelaksanaan UN CBT secara keseluruhan.
"Sudah izin Disdikpora DIY. Kondisi mereka juga tidak memungkinkan
untuk ujian di sekolah. Keduanya akan mengerjakan secara manual, tidak
CBT," kata Sumarsana menjelaskan.
Berdasarkan hasil pantauannya para Rabu siang, Sumarsana juga yakin
dengan kesiapan SMK Negeri 1 Pengasih. "Sudah disiapkan semua. Ada
tiga tim yang akan bertugas untuk tiga tahap ujian. Siswa juga sudah
beberapa kali latihan," ucapnya kemudian.
SMK Negeri 1 Pengasih menjadi satu-satunya sekolah yang dinilai layak
dan mampu menyelenggarakan UN CBT di Kabupaten Kulonprogo tahun ini.
Sebelumnya, SMK Negeri 2 Pengasih juga ditunjuk jadi calon
penyelenggara.
Namun, keterbatasan sarana prasarana, terutama kurangnya jumlah unit
komputer, membuat SMK Negeri 2 Pengasih tetap melaksanakan UN secara
PBT
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP