Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


12 May 2017

POLITIKGPK Kulonprogo Dukung Pembubaran HTI



NUSANTARANEWS.CO, Kulonprogo – Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan mengambil langkah tegas untuk membubarkan dan melarang kegiatan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dalam konfrensi pers yang dilakukan di kantor kemenkopolhukam, Wiranto menyampaikan bahwa HTI bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. (08/05/2017).

Gerakan Pemuda Ka’bah Kabupaten Kulonprogo Mendukung keputusan pemerintah, Ketua PC GPK Kulonprogo Septa Andhi W. mengatakan bahwa tindakan yang diambil pemerintah merupakan langkah yang sangat tepat sesuai dengan aspirasi masyarakat.

“Paham yang disebarkan HTI bertentangan dengan cita-cita para pendiri bangsa dan bertentangan dengan Pancasila. Maka dari itu, kami mendukung keputusan tegas pemerintah untuk membubarkan HTI,” kata Andhi baru-baru ini.

Andhi juga mengatakan bahwa tidak hanya di Indonesia di beberapa negara HTI sudah dilarang karena melakukan gerakan yang memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara.

“HTI merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia. Hal ini terbukti di beberapa negara HTI sudah dilarang karena dianggap menyimpang dengan melakukakan tindakan yang mengganggu ketertiban umum sampai gerakan penggulingan kekuasaan. Maka, di Indonesia sudah sepatutnya harus kita tolak sedini mungkin sebelum gerakannya berakibat fatal bagi bangsa dan negara,” tambah sekretaris GPK KP Afidha C Amrullah.

Lebih lanjut Afidha mengatakan bahwa GPK merupakan organisasi kepemudaan yang siap menjadi garda terdepan dalam mengawal agama, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. (RSK)

Editor: Achmad Sulaiman
Kembali Kehalaman sebelumnya Ayo Belanja.....
Share:

Akhir Pekan Ini, Labuhan Samudro Bakal Digelar di Hutan Mangrove Jangkaran Kulonprogo


Mahasiswa Instiper Yogyakarta dan pegiat pelestari hutan pesisir melakukan penyulaman dan penanaman mangrove di kawasan Pantai Pasir Mendit Jangkaran Kecamatan Temon, Minggu (3/4/2016). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Acara bertajuk Labuhan Samudro akan digelar akhir pekan ini, Minggu (14/5/2017) di kawasan Hutan Mangrove Jangkaran, Temon.
Kirab dua buah gunungan akan mewarnai labuhan tersebut.

Agenda ini digelar oleh kelompok wisata Pantai Pasir Kadilangu, satu di antara operator pengelola kawasan wisata hutan mangrove tersebut.

Kegiatan ini sekaligus menjadi peringatan ulang tahun pertama berdirinya kelompok wisata tersebut.
Panitia labuhan, Septian Wiyanto menjelaskan, dua buah gunungan terdiri dari gunungan lanang dan gunungan wadon. Keduanya berisi hasil bumi dan buah-buahan yang nantinya akan dilarung di pantai setempat.

"Ini sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya rezeki. Karena area tambak udang ini tidak hanya menghasilkan produk laut melainkan juga telah jadi destinasi wisata yang ramai pengunjung," kata dia, Kamis (11/5/2017).

Panitia juga menggelar kompetisi foto saat berlangsungnya acara. Untuk menghibur masyarakat juga akan dipentaskan seni jathilan Turonggo Sari dari Samigaluh.

"Selama prosesi Labuhan Samudro, semua pengunjung tidak akan dipungut retribusi riket masuk alias gratis," katanya. (*)

Belanja...
Share:

Rumah Zakat Bantu Bangun Masjid di Kulonprogo




REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Rumah Zakat menyalurkan bantuan pembangunan masjid di Dusun Cikalan RT.57 RW.25 Desa Bandarharjo, Kec. Kalibawang, Kab. Kulonprogo. Masjid Siti Khotijah yang akan dibangun tersebut merupakan pengganti dari Masjid Al Hidayah yang berukuran kecil dan hanya bisa menampung sedikit jamaah. ''Kami mencoba untuk membantu masyarakat dari berbagai segi, termasuk kenyamanan beribadah. Untuk itu, kami bantu warga di sini untuk bisa memiliki masjid yang lebih besar sehingga bisa memuat lebih banyak jamaah,” ujar Warnitis, Branch Manager Rumah Zakat Yogyakarta, belum lama ini, dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (12/5).

Sebagian besar penduduk di desa tersebut bekerja sebagai buruh tani. Warga sudah mengumpulkan dana, namun belum mencukupi untuk melakukan renovasi, sehingga membutuhkan bantuan dana untuk membangun masjid dan memperluasnya. Saat ini pembangunan baru sampai pada tahap pemasangan pondasi masjid. Selama proses pembangunan, warga masih melaksanakan sholat dan melakukan aktivitas beribadah di Masjid Al Hidayah yang belum dirobohkan.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada Rumah Zakat yang telah memberikan bantuan dana untuk pembangunan Masjid Siti Khotijah. Bantuan ini sangat bermanfaat untuk warga di sini. Akhirnya kami bisa membangun masjid dengan ukuran yang lebih besar sehingga bisa memuat jamaah yang lebih banyak,” tutur Siti, Perwakilan DKM.
Kembali Ke berita Info Belanja
Share:

05 May 2017

Gula Semut Asal Kulon Progo Diminati hingga Amerika Serikat dan Kanada




 KOMPAS.com - Jam dinding di rumah Biyartono (56) menunjukkan pukul 14.30 WIB. Namun warga RT 10/5 Dusun Sekendel, Desa Hargo Tirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, itu masih terlihat sibuk di saat pegawai kantoran bersiap-siap pulang ke rumah setelah bekerja sejak pagi.

Bukan tanpa alasan, pria berkumis tebal itu tengah menunggu oven yang sedang menyala di rumahnya, Kamis (4/5/2017).

Tiga oven berukuran raksasa miliknya itu sedang memanggang bahan pangan olahan nira kelapa. Belakangan diketahui jika bahan pangan olahan itu menjadi salah satu ikon Kabupaten Kulon Progo belakangan ini.

Ya, Biyartono merupakan satu dari 54 perajin gula semut di Dusun Sekendel.

Terdengar unik. Namun, gula semut bukan berarti gula yang dikerubungi semut melainkan gula pasir yang berbahan dasar nira kelapa. Warnanya yang kecoklatan membedakannya dengan gula pasir pada umumnya.

"Usaha ini sudah berlangsung 2008. Kenapa dinamakan gula semut, karena sepintas memang seperti semut," kata Biyartono ketika berbincang dengan Kompas.com di kediamannya.

Tak hanya bahan yang membedakan gula pasir dengan gula semut, cara pembuatannya juga berbeda. Pembuatan gula semut dilakukan secara tradisional, yakni dikerjakan sejumlah warga Dusun Sekendal di rumahnya masing-masing.

"Cara pembuatannya paling lama itu delapan jam. Mulai dari mengolah niranya sampai dimasukkan ke dalam oven," kata Biyartono.


Dia mengatakan, perajin gula semut di Desa Hargo Tirto tak hanya di dusunnya saja. Menurutnya, di setiap dusun yang ada di Desa Hargo Tirto terdapat perajin gula semut yang secara keseluruhan jumlahnya mencapai 800 perajin.

"Untuk dusun kami saja, setiap harinya bisa 1 ton. Kalau ditotal satu desa, gula semut yang diproduksi bisa sampai 7 ton," kata pria yang juga menjadi pengepul gula semut itu.

Pembuatan gula semut di Desa Hargo Tirto memang terbilang baru. Hal itu berawal dari kedatangan LSM pada sembilan tahun yang lalu untuk memberikan penyuluhan soal pembuatan gula jawa. Sebab, mayoritas warga di desa memang merupakan perajin gula merah atau yang kerap disebut gula Jawa.

"Dari dulu nenek moyang kami, kebanyakan warga di sini menjadi perajin gula jawa. Karena di wilayah kami ini tidak ada sawah. Jadi rata-rata menjadi penyadap nira yang kemudian dibuat gula jawa," kata Biyartono.

Dia menuturkan, harga gula jawa yang rendah membuat warga desa meminta penyuluh untuk bisa mengembangkan usaha mereka. Harapannya, hasil nira kelapa yang mereka dapatkan bisa diolah menjadi bahan pangan yang nilainya lebih mahal ketimbang gula jawa.

"Waktu itu gula jawa harganya Rp 4.000 per kilogramnya, sementara beras satu kilogramnya Rp 6.000. Setelah dipikirkan bersama (LSM) ada ide membuat gula semut yang nilainya bisa sampai Rp 12.000. Jadi beras bisa terbeli, tapi masih ada sisa untuk yang lain," ujar Biyartono.

Biyartono mengatakan, geliat usaha gula semut ternyata tak langsung diminati warga. Ia mengaku, warga masih membutuhkan proses untuk bisa menjalani usaha gula semut tersebut.

Dengan berbagai upaya dan pendampingan dari pemerintah dan akademsi, akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil.

"Alhamdulillah sekarang dijual sampai luar negeri, Amerika, Afrika, Kanada, Jerman, dan Korea. Di luar negeri, gula semut ini menjadi pengganti gula pasir dalam memasak dan sebagainya," ujar Biyartono.

Dia mengatakan, gula semut yang dihargai Rp 15.000 per kilogramnya itu disebut-sebut memiliki kadar gula yang lebih rendah ketimbang gula pasar. Alasan itu, kata dia, yang membuat warga negara asing sangat menyukai gula semut ketimbang gula pasir.

"Mungkin karena proses pengolahan (memasak) tidak sekali sehingga kadar gulanya banyak yang menguap. Dari awal nira dimasak sampai menggumpal. Kemudian digerus dengan tempurung. Setelah jadi buliran dimasukan ke oven sampai kering," ucap Biyartono.

(Baca juga: Marsini, dari Buruh Tani Jadi Pengusaha Belalang Goreng Beromzet Rp 3,6 Juta Sehari)

Selama memproduksi gula semut, Biyartono mengaku tak ada kendala. Kebutuhan ekspor sendiri, kata dia, perajin masih bisa mencukupi sehingga tak sampai terjadi kekurangan. Namun diakuinya, jika belum semua perajin gula semut memiliki peralatan yang memadai seperti oven.

"Tapi yang jelas dampak sudah bisa dirasakan, anak sekolah bisa sampai SMA. Bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bisa bangun rumah yang dulunya dinding bambu jadi dinding bata," kata Biyartono.

PenulisKontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin
EditorCaroline Damanik

Baca selengkapnya.....
Share:

30 April 2017

JIAS 2017 Disambut Antusias Masyarakat Kulonprogo

WATES (KRjogja.com) - The Jogja International Air Show (JIAS) 2017 event was greeted enthusiastically by thousands of students and community of Kulonprogo Regency, Friday (28/04/2017) at Wates Square. The display of Jupiter Aerobatic Team (JAT) and the jumpers both from within and outside the country is able to amaze the community and students who have come since the morning. The opening of JIAS 2017 conducted Commander of TNI AU Base TNI Ir Novyan Samyoga MM, Acting Regent Kulonprogo Ir Budi Antono MSi and Forkompimda. Acting Regent Kulonprogo Ir Budi Antono MSi hopes with this activity can motivate and provide knowledge for Kulonprogo people related to aerospace and Air Force. "There is a proud info for the Kulonprogo community, one of Kulonprogo's best boys, akhid as the best graduate of Sukhoi pilot in Russia This can motivate," said Budi Antono who also said that the local government and the community thank Danlanud for the implementation of JIAS in Kulonprogo And congratulate the anniversary of the Air Force. Commander Lanis Adisutjipto Marsma TNI Ir Novyan Samyoga MM delivers JIAS 2017 different than in previous years. Besides implemented in districts / cities in DIY, also followed by foreign athletes. "If only ago Jogja Air Show (JAS), then now International, so followed by international athletes from 18 countries," he explained. JIAS 2017 is the first event shown in all districts and cities in DIY and the peak event will take place at Depok Beach on Sunday (30/04/217). Deliberately JIAS 2017 was held to bring people closer, with aerospace and Air Force, and expected more young generation who are interested to serve the country through TNI AU. "It seems that the enthusiasm of Kulon Progo community is extraordinary, we feel proud and touched by this activity, we will continue to support the activities to continue every year," he said. (Wid)


WATES (KRjogja.com) - Perhelatan Jogja International Air Show (JIAS) 2017 disambut antusias ribuan pelajar maupun masyarakat Kabupaten Kulonprogo, Jumat (28/04/2017) di Alun-alun Wates. Display dari Jupiter Aerobatic Team (JAT) dan para penerjun baik dari dalam maupun luar negeri mampu memukau masyarakat maupun pelajar yang sudah datang sejak pagi hari. Pembukaan JIAS 2017 dilakukan Komandan Pangkalan TNI AU Marsma TNI Ir Novyan Samyoga MM, Penjabat Bupati Kulonprogo Ir Budi Antono MSi beserta Forkompimda.

Penjabat Bupati Kulonprogo Ir Budi Antono MSi berharap dengan kegiatan ini dapat memotivasi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat Kulonprogo terkait kedirgantaraan dan TNI AU.

"Ada info membanggakan bagi masyarakat Kulonprogo, salah satu putra terbaik Kulonprogo, akhid sebagai lulusan terbaik pilot Sukhoi yang ada di Rusia. Ini bisa memotivasi," ujar Budi Antono yang menyampaikan pula bahwa Pemkab beserta masyarakat berterima kasih kepada Danlanud atas dilaksanakannya JIAS di Kulonprogo kepada dan menyampaikan selamat HUT TNI AU.

Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Ir Novyan Samyoga MM menyampaikan JIAS 2017 berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain dilaksanakan di kabupaten/kota di DIY, juga diikuti atlet mancanegara. "Bila yang lalu hanya Jogja Air Show (JAS). Maka sekarang sudah Internasional, sehingga diikuti atlet-atlet mancanegara dari 18 negara," paparnya.

JIAS 2017 merupakan event yang pertama kalinya ditampilkan di seluruh kabupaten dan kota di DIY dan acara puncak akan berlangsung di Pantai Depok Minggu (30/04/217). Sengaja JIAS 2017 digelar untuk mendekatkan masyarakat, dengan kedirgantaraan dan TNI AU, dan diharapkan lebih banyak generasi muda yang berminat untuk mengabdi kepada negara melalui TNI AU. "Ternyata antusiasme warga Kulon Progo sangat luar biasa. Kami merasa bangga dan terharu dengan kegiatan ini. Kami akan terus mendukung agar kegiatan terus berlangsung setiap tahun," ujarnya. (Wid)
Share:

24 April 2017

Tanah Longsor, Akses Menuju Objek Wisata di Kulonprogo Tertutup



ILUSTRASI - Petugas BPBD Kulonprogo melakukan assessment terhadap longsor. TRIBUN JOGJA/SINGGIH WAHYU NUGRAHA

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO – Sejumlah jalur jalan utama menuju objek wisata di Kabupaten Kulonprogo , Daerah Istimewa Yogyakarta, sempat tertutup, Senin (24/4/2017).

Pengendara terpaksa menghentikan kendaraannya karena material longsor dari atas tebing di wilayah Desa Banjaroya, Kalibawang, menutupi sebagian badan jalan.

Longsor terjadi di antaranya di Pedukuhan Beji (Jalan Jagalan-Borobudur) yang menjadi akses menuju Borobudur dan di Promasan. Jalan ini merupakan jalur ziarah ke Sendangsono.

Di Promasan tebing setinggi 15 meter dan lebar sekitar 10 meter longsor pada Minggu (23/4/2017) sekitar pukul 20.00 WIB setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Struktur tanah di atas tebing labil dan rapuh lantaran terus tergerus air. Saat warga, Tagana, dan TNI bergotong-royong membuka akses jalan pada Senin pagi gundukan tanah di tebing kembali longsor dan menutup jalan.

"Ini kejadian keempat kalinya dalam 60 hari terakhir. Bulan kemarin sempat

longsor dan sudah ditangani tapi sekarang longsor lagi. Tanahnya labil kalau hujan deras,” ujar Ketua RW 32 Promasan, Setiyanto.

Warga akan berupaya membuka lagi akses jalan tersebut mengingat menjadi jalur utama menuju objek wisata reliji Sendangsono, dengan tetap memperhatikan serta mengutamakan keselamatan.

“Sebisa mungkin jalan harus dibuka. Sekarang ini sedang musim libur long weekend dan masih suasana Paskah sehingga banyak peziarah datang ke Sendangsono,” kata Danramil 05/Kalibawang, Kapten Inf Sukamta.

Sementara di Pedukuhan Beji, tebing jalan setinggi sekitar empat meter dan lebar dua meter mengalami longsor pada Minggu sore.

Material tanah dengan volume sekitar 8 meter kubik menutup akses jalan Jagalan-Borobudur sehingga tak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Warga dan para relawan berupaya membuka akses jalan pada Senin pagi dengan menyingkirkan material yang menumpuk di atas bidang jalan agar bisa dilalui.

BPBD Kulonprogo mencatat sedikitnya ada empat titik longsor yang terjadi pada Minggu di antaranya di Banjaroya, Desa Banjararum, Kalibawang serta di wilayah Purwoharjo, Samigaluh.
Share:

22 April 2017

Pasokan Blangko e-KTP Kulonprogo Tak Sesuai Harapan



Solopos.com, KULONPROGO— Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kulonprogo telah menerima pasokan blangko kartu tanda penduduk (e-KTP) dari Pemerintah Pusat, Rabu (12/4/2017). Namun, blangko tersebut hanya sekitar 40% dari jumlah yang diajukan.

Kepala Disdukcapil Kulonprogo, Djulistyo, mengungkapkan permohonan blangko e-KTP mencapai 9.989 lembar. Angka itu merupakan hasil penghitungan dari jumlah data perekaman yang sudah print ready record atau siap cetak, pengajuan pindah penduduk, perekaman baru atau pemula, serta pencetakan ulang karena hilang serta penggantian data pribadi.


“Kami [Disdukcapil] juga mengantisipasi kebutuhan pelayanan sampai semester pertama tahun ini. Tapi [blangko], yang dikirim ternyata hanya 4.000 keping,” katanya, Kamis (20/4/2017). Layanan pencetakan e-KTP kemudian diprioritaskan bagi data perekaman yang sudah print ready record.

Jumlahnya mencapai sekitar 3.700 lembar. Namun, Djulistyo juga mempertimbangkan permohonan pencetakan dari warga yang kondisinya sudah sangat mendesak dan tidak cukup dengan menggunakan surat keterangan. Permohonan tersebut bisa diajukan melalui kantor kecamatan masing-masing.
Baca Halaman sumber.....
Share:

07 April 2017

Pengukuran Ulang Lahan Calon Bandara Kulonprogo


TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -  Sikap penolakan pembangunan bandara di Temon yang disuarakan warga dari kelompok Wahana Tri Tunggal kini mulai luruh.

Beberapa warga yang semula keras menolak kini putar haluan merelakan lahannya digunakan untuk megaproyek tersebut dan meminta adanya  pengukuran ulang.

Informasi dihimpun, ada 30 warga dengan 100 bidang tanah yang meminta pengukuran dan penilaian ulang atas bangunan dan tanaman yang dimiliki di atas lahannya.

Mereka berasal dari wilayah Sidorejo dan Kretek (Desa Glagah ) serta Kragon 2 dan Munggangan 1 (desa Palihan) yang selama ini dikenal sebagai daerah basis massa warga penolak bandara.
Permintaan itu bahkan sudah ditindaklanjuti PT Angkasa Pura 1 dengan melakukan pengecekan lahan warga bersangkutan, Selasa (4/4).

Ketua WTT, Martono, membenarkan hal tersebut. Ia menyebut bahwa sikap terakhir WTT adalah mempersilahkan warga yang ingin menuntut hak atas tanahnya itu dan merelakan tanahnya digunakan maupun tetap menolak pembangunan tersebut.

WTT secara organisasi menyerahkan keputusan kepada masing-masing warga pemilik lahan.
Kondisi ini sekaligus menjelaskan adanya perpecahan dalam lingkup WTT di mana anggota ada yang menginginkan penilaian ualang dan sebagian lainnya tetap bungkam menolak.

Konon, masih ada sekitar 40 rumah di wilayah terdampak bandara di Palihan dan Glagah yang pemiliknya masih dalam sikap menolak maupun bungkam belum menentukan sikap.

“Terkait hal ini sudah dirapatkan. Yang mau tetap nolak silahkan, yang mau diukur ulang ya dipersilahkan. Bagaimanapun, itu adalah hak mereka sebagai warga negara untuk di-appraisal atas bangunan dan tanamannya,” kata Martono saat mendampingi tim AP 1 dalam pengecekan lapangan bersama sejumlah tokoh WTT lainnya. (*)
Share:

Belum Ada Rencana Relokasi Rumah Rawan Longsor



Solopos.com, KULONPROGO-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan belum memiliki program relokasi, bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Gusdi Hartono menjelaskan, program relokasi mau tidak mau akan memaksa Pemerintah Kulonprogo untuk menyiapkan lahan bagi warga tersebut. Ia menilai Pemkab masih belum memiliki dana untuk langkah tersebut.

“Kalaupun lahan relokasi menggunakan tanah kas desa, kan Pemkab juga harus membayar,” ujar dia, Rabu (5/4/2017).

Sementara itu, apabila biaya sewa tanah kas desa yang digunakan sebagai lahan relokasi dibebankan kepada penghuni, ia tetap tidak berani mengambil langkah lebih jauh. Karena melihat dari kultur yang ada, orang yang tinggal di kawasan itu biasanya berasal dari kalangan ekonomi kurang mampu.

“Mereka bisa punya rumah seperti itu saja, sehari-hari kembang kempis. Apa jadinya kalau masih harus membayar sewa?” tambahnya.

Persoalan lainnya, selama ini bencana yang terjadi di Kulonprogo sifatnya parsial, atau tidak berpotensi menyebabkan korban dengan jumlah banyak. Namun, apabila memang suatu saat ada bencana atau rekahan yang mengancam nyawa begitu banyak orang, maka BPBD akan mulai memikirkan program relokasi lebih jauh.

Di Kulonprogo sendiri, ada empat kecamatan yang termasuk kawasan rawan longsor, seperti Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, Kokap, serta sebagian Pengasih.

Akibat kekurangan yang dimiliki Pemkab, BPBD hanya bisa menggencarkan sosialisasi dan peningkatan kapasitas Desa Tangguh Bencana, serta mendukung masyarakat setempat untuk akrab dengan bencana.

Menurut dia, masyarakat harus turut serta dalam upaya mitigasi, misalnya tidak membangun rumah di pinggir tebing, atau di dekat tanah yang labil.

"Perhatikan pula tanda-tanda alam, misalnya waspada bila ada rekahan tanah yang lebih besar, dari yang ada sebelumnya, dan lain-lain," ungkapnya.

Saimin, warga Dusun Puser, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang mengatakan, dirinya telah tinggal di lokasi kediamannya sejak puluhan tahun lalu. Relokasi yang ia lakukan, berupa program swadaya dari relawan dan anggota masyarakat lainnya, karena dinilai berada di kawasan rawan longsor. Relokasi dilakukan, paska rumahnya yang berdinding bambu, tertimpa tanah tebing samping rumahnya, yang longsor
Share:

02 April 2017

Truk Elpiji Terguling Tutup Jalan di Kulon Progo, 4 Orang Terluka



Kulon Progo - Truk pengangkut gas elpiji mengalami kecelakaan di wilayah Sentolo Kabupaten Kulon Progo, Kamis (30/3/2017). Akibatnya empat orang mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Akibat kecelakaan tersebut jalur jalan nasional Yogyakarta-Purworejo macet hingga 3 kilometer. Kondisi badan truk elpiji yang terguling melintang hingga menutupi semua ruas jalan tersebut.

Peristiwa kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 10.45 WIB. Awal mula kecelakaan terjadi ketika truk elpiji bertuliskan Pertamina nopol AD 1959 H. Truk tersebut dikemudikan Suyamto (48) warga Dusun Ngangsri Desa Kebakkramat, Karanganyar dengan kernet Ngimin (35) melewati jalan tersebut dengan kecepatan tinggi. Suyanto yang hendak mengambil gas elpiji ke Cilacap itu diduga mengantuk sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraannya.

"Sopir mengantuk dan truk oleng. Truk juga menabrak sebuah mobil pikap dan dua pengendara sepeda motor," kata Kasat Lantas Polres Kulon Progo, AKP Sri Purwati kepada wartawan di sela-sela mengevakuasi truk.

Menurut dia, mobil pikap Suzuki Carry yang ikut tertabrak truk saat itu tengah parkir di pinggir jalan. Dua pengendara dengan satu unit sepeda motor juga jadi korban yakni Sri Nuyani (45) dan Afiana, warga Gandekan, Maguwoharjo, Depok Sleman.

Saat kejadian berdasarkan keterangan saksi mata, Bahari, truk sempat keluar dari badan jalan hingga menyerempet mobil pikap. Setelah itu sopir membanting setir ke kanan hingga berhasil masuk ke jalan raya. Namun karena kendaraan oleng sopir tidak bisa mengendalikannya. Dari arah berjalan atau arah Purworejo ada truk tronton yang dikemudikan Fachrurozu (30) warga Maos Kidul, Cilacap.

Oleh karena kaget di depannya ada truk elpiji yang oleng mengarah kepadanya, dia sempat membunyikan klakson berkali-kali. sopir truk tronton membanting setir ke kiri hingga menabrak teras rumah warga.

"Setelah menabrak mobil pikap, truk oleng terus terguling hingga melintang menutup jalan raya," kata Sri Purwati.

Dia menambahkan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Namun ada empat orang korban luka-luka.Keempat korban sudah dibawa ke rumah sakit di RS Nyi Ageng Serang, Sentolo. Keempat korban adalah sopir dan kernet truk elpiji serta dua pengendara sepeda motor.

Dia mengatakan saat melakukan evakuasi truk yang melintang, ruas jalan Yogyakarta - Purworejo di Sentolo di tutup total. Semua kendaraan dialihkan melalui jalur Pasar Sentolo lama menuju Pengasih ke arah Wates.

"Arus lalu-lintas dari Yogya menuju Purworejo atau sebaliknya dialihkan sementara," pungkas dia.
(bgs/try)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP