Kulon Progo - Dua kasus pasien positif terpapar virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Pertama bayi berumur sekitar 4 bulan dan kini sudah sembuh. Kedua seorang pria berumur 30 tahun yang sebelumnya merupakan anak buah Kapal yang pulang ke Kulon Progo. Pria ini kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kulon Progo, Ariadi mengatakan, Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kulon Progo selalu mengedukasi masyarakat bagaimana memperlakukan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Begitu pula dengan kasus pasien meninggal, masyarakat seharusnya bisa menerima pasien tersebut, baik dari luar maupun dalam daerah.
"Gugus tugas yang dari semua Organisasi Perangkat Daerah,
TNI, Polri, dan lainnya, selalu memberikan edukasi ke masyarakat tentang perlakuan terhadap pasien
Covid-19," ujarnya, Jumat, 10 April 2020.
Ariadi mengharapkan, masyarakat tidak melakukan penolakan. Berdasarkan laporan yang diterima dari semua panewu dan semua
lurah hingga saat ini, kondisi di masyarakat Kulon Progo masih sangat kondusif.
Menurut Ariadi, Gugus tugas percepatan penanganan
Covid-19 Kulon Progo pada saat ini juga sudah mempersiapkan posko dekontaminasi yang berfungsi untuk mensterilisasi petugas dan kendaraan yang dipakai dalam penanganan pasien
Covid-19. Posko ini akan mendukung operasional di bidang
kesehatan, terutama oleh rumah sakit, dinas kesehatan, atau puskesmas.
Gugus tugas yang dari semua Organisasi Perangkat Daerah, TNI, Polri, dan lainnya, selalu memberikan edukasi ke masyarakat tentang perlakuan terhadap pasien Covid-19.
Posko berlokasi di area parkir Taman Budaya Kulon Progo dan juga jauh dari pemukiman warga. "Sudah menjadi ketugasan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dengan posko ini harapannya tidak ada penyebaran virus," kata Ariadi.
Petugas yang akan bertugas di posko ini terdiri dari personel yang sudah mendapat pembekalan mulai dari Pusdalops BPBD,
Muhammadiyah Disester Management Center (MDMC), TNI, POLRI, Tim PSC (Publik Safety Center), dan PMI. Juga tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan bantuan dari para relawan jika keadaan sudah darurat.
Dia mengatakan, operasionalnya menyesuaikan dengan kebutuhan. "Saat ini masih menyesuaikan dengan masa darurat DIY hingga tanggal 29 Mei. Persiapan posko dekontaminasi ini sendiri dimulai sejak, Kamis, 9 April 2020. Diperkirakan posko sudah bisa beroperasi senin mendatang," ujar Ariadi.
Safety Officer Posko Dekontaminasi Kulon Progo, Fikri Syahmonakhawa, mengatakan, posko ini ditujukan untuk petugas dan kendaraan yang sudah digunakan untuk pasien
Covid-19. Sehingga mobil serta petugas masuk ke posko tersebut akan selalu dibersihkan menggunakan desinfektan dan sabun. "Karena sekali pakai,
coverall dibuang ke bak
sampah, lalu petugas dipersilakan mandi dan beristirahat," ujar Fikri.
Fikri menjelaskan, petugas kesehatan diistirahatkan di posko selama dua jam serta mendapat nutrisi untuk menjaga imun tubuh. Sementara kendaraan diistirahatkan selama 12 jam. Namun jika darurat dan banyak pasien membludak, dalam waktu 6 jam sudah bisa dioperasionalkan.
Posko ini, kata dia, dijaga oleh delapan petugas. Namun tidak menutup kemungkinan ada penambahan personel saat kondisi darurat, seperti petugas dari TNI dan
Polri yang disiagakan di kesatuan masing-masing.
Dia menambahkan, stok alat pelindung diri yang tersedia di posko dekontaminasi masih ada 30 baju
coverall dengan rincian 10
buah untuk petugas pembersihan di posko, 20 buah untuk petugas yang mengambil pasien, jenazah dan pemakaman.
"Untuk armada ada dua unit mobil ambulans dan milik PMI terdapat enam buah. Sedangkan penjemputan pasien akan langsung disediakan oleh
rumah sakit," tutur Fikri.
Fikir mengharapkan, masyarakat memahami jika posko dekontaminasi ini adalah tempat sterilisasi dan pembersihan. Mereka tidak perlu panik karena petugas yang masuk akan keluar dengan keadaan bersih dan tidak ada virus.
"Yang penting masyarakat tidak mendekati dan memasuki zona yang ditentukan. Intinya di posko ini melindungi petugas agar tidak terkena virus atau terkontaminasi zat kimia," kata Fikri. []