Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


01 April 2020

Stok Langka, Bantuan Hand Sanitizer Diberi ke Pemkab Kulon Progo - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Pemkab Kulon Progo menerima bantuan berupa hand mosturizer dan hand sanitizer yang diproduksi sendiri oleh PT Belle First. Penyerahan bantuan tersebut diterima langsung oleh Bupati Kulon Progo Sutedjo pada Selasa (31/3/2020) di ruang kerjanya.

Keprihatinan akan kelangkaan serta tingginya harga hand moisturizer dan hand sanitizer HS di pasaran mendorong PT Belle First untuk berinisiatif membuat sendiri kedua produk tersebut, yang kemudian diberikan sebagai bantuan kepada Pemkab Kulon Progo. Tidak hanya sebagai bantuan saja, produk dari Belle First itu juga tersedia di apotek di Kulon Progo.

“Bermula dari kedua barang tersebut yang sudah langka di pasaran karena adanya COVID-19, selain itu juga biasanya masyarakat membuat dengan komposisi yang tidak pas, yang berbahaya bagi kulit dan tubuh,” kata Komisaris Utama PT Belle First Yonanta Satria Nugraha saat melakukan audiensi bersama Sutedjo di ruang kerja Bupati Kulon Progo, Selasa.

Yonanta menuturkan, selanjutnya bantuan diberikan ke RSUD Wates, Dinas Kesehatan Kulon Progo, dan Dinas Koperasi UKM Kulon Progo sebagai bentuk kepedulian sekaligus dukungan terhadap penanganan COVID-19, khususnya di Kulon Progo.

“Jumlah bantuan yang diberikan untuk RSUD Wates sebanyak 50 hand moisturizer (HM) dan 100 hand sanitizer (HS), untuk Dinas Kesehatan sebanyak 10 HM dan 25 HS, dan Dinas Koperasi sejumlah 10 HM dan 25 HS. Jika masyarakat ingin membeli, produk Belle First sudah tersedia di apotek Kulon Progo”, jelasnya.

Sutedjo pun menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian dan dukungan PT Belle First, yang telah memberikan bantuan beruapa hand mosturizer dan hand sanitizer. Pihaknya juga menyatakan bahwa produk tersebut akan sangat membantu masyarakat di tengah kelangkaannya selamah wabah COVID-19 ini.

“Atas nama Pemkab Kulon Progo, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kepedulian PT Belle First, yang telah memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat berupa hand moisturizer dan hand sanitizer karena barang tersebut juga sudah langka di pasaran”, kata Sutedjo.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Harmintarti berharap agar RSUD turut membantu mengutamakan menggunakan produk lokal yang diproduksi oleh Belle First.

“Ini merupakan produk lokal yang diproduksi oleh PT Belle First, agar RSUD dapat membantu mengutamakan penggunaan produk ini. Di sisi lain, PT Belle First juga sudah bekerja sama dengan BPOM dalam hal komposisi produk, sehingga segala sesuatu sudah dikawal oleh BPOM”, katanya.


Sumber Berita :  https://jogja.suara.com/read/2020/03/31/184024/stok-langka-bantuan-hand-sanitizer-diberi-ke-pemkab-kulon-progo
Share:

Pesan Polres Kulon Progo soal Pembatasan Wilayah - Tagar News


Kulon Progo - Pendatang dari sejumlah wilayah di Indonesia, sudah banyak yang memasuki Kabupaten Kulon Progo. Jumlahnya lebih 3.000 orang. Melihat kondisi ini banyak masyarakat di Kabupaten Kulon Progo yang melakukan antisipasi secara mandiri. 

Warga selain dengan melaporkan ke pemangku kepentingan di wilayahnya, melakukan penyemprotan disinfektan mandiri sampai melakukan pembatasan di wilayahnya dengan mengurangi akses jalan dan membuat spanduk imbauan.

Pelaksana Harian Wakil Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo Komisaris Polisi Sudarmawan ikut menanggapi maraknya aksi pembatasan wilayah oleh masyarakat itu. Kepolisiam bisa memaklumi proteksi wilayah, namun yang perlu diperhatikan adalah pembatasan yang wajar atau tidak berlebihan.

Dia berpendapat agar spanduk yang dipasang memakai kata-kata yang humanis dan edukatif dalam penulisan. "Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya," ujar Sudarmawan di Kulon Progo pada Selasa, 31 Maret 2020.

Sudarmawan justru mempersilakan masyarakat ingin melakukan pembatasan wilayah. Mereka hanya perlu mengkoordinasikan dengan pemangku kepentingan setempat seperti Panewu, Kepala Kepolisian Sektor, Komandan Rayon Militer dan lainnya, agar diberikan arahan terkait dengan akses yang ditutup dan kata-kata yang disampaikan.

Dia mengungkapkan tujuan pembatasan ini baik. "Namun akses jalan jangan ditutup semua agar tidak timbul permasalahan," tuturnya.

Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya.

Sudarman mengungkapkan, kepolisian siap bertindak jika masyarakat berlebihan dalam pembatasan wilayah. Namun, tindakan yang diambil yaitu dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang dianggap sudah keluar dari koridor dan norma.

Dukuh Karangtengah Kidul, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Puryono mengatakan, pihaknya akan mengganti imbauan pembatasan wilayah dengan kata yang halus, dari larangan menjadi imbauan untuk warga yang terlanjur mudik yang dipasang di pintu masuk desa.

"Kami tidak bisa melarang atau mengusir yang sudah terlanjur mudik. Kami paham dengan pembatasan akses di kota, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga bisa mentaati aturan yang ada," tuturnya.

Puryono menjelaskan, pihaknya tidak bisa menolak jika ada perantau yang ingin pulang ke Karangtengah Kidul. Oleh karena itu, Padukuhan menugaskan jajaran RT dan warga untuk memantau para pendatang di masa wabah Covid-19 seperti sekarang ini. 

"Kami juga perintahkan pendatang yang masuk daerahnya melakukan isolasi secara mandiri minimal hingga 14 hari," ujarnya.

Dia menambahkan, sudah ada beberapa pendatang dari luar kota yang tiba di Karangtengah Kidul. Mereka mayoritas pulang ke rumah orang tuanya, dan hanya satu orang yang pulang ke rumah miliknya. []

Share:

30 March 2020

Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan




Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) akhirnya resmi beroperasi secara penuh, Minggu (29/3/2020).

Pengoperasian secara penuh ini dibuka dengan penerbangan dari maskapai Batik Air dengan rute Yogyakarta-Samarinda pada pukul 06.00 WIB.


Sementara kedatangan perdana dilakukan oleh maskapai Lion Air pada pukul 06.20 WIB dengan rute Jakarta-Yogyakarta.

Pada hari pertama operasional secara penuh ini, terpantau banyak calon penumpang yang memadati area keberangkatan Bandara YIA.

Mereka berbaris rapi dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya yakni dua meter antar penumpang.
 
Pelaksanaan Social Distancing di area bandara pun dilakukan dengan tertib oleh para calon penumpang maupun penumpang yang datang.

Selain itu, satu per satu penumpang juga dipindai menggunakan Thermo Gun dan Thermal Scanner yang dimiliki oleh Angkasa Pura I.


Pencegahan penyebaran Covid-19 di Bandara Internasional Yogyakarta (Istimewa)

Hal tersebut merupakan pengamalan dari langkah mitigasi yang ada dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di area Bandara.

PTS GM Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Agus Pandu Purnama, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 115 movevent penerbangan di bandara YIA.

"Seharusnya ada 168 movemvent penerbangan, namun 53 di antaranya melakukan cancel flight akibat penurunan jumlah penumpang yang disebabkan Pandemi Covid-19," katanya.

Di sisi lain, Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devi Suradji, menyampaikan bahwa hari ini seluruh tenant khususnya food and beverage sudah siap untuk melayani para penumpang pesawat.

"Dengan beroperasinya tenant food and beverage itu diharapkan akan mempermudah para penumpang untuk mencari makan setelah perjalanan yang mereka tempuh," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan, https://jogja.tribunnews.com/2020/03/29/hari-pertama-operasional-penuh-bandara-yia-kulonprogo-penumpang-terpantau-padati-area-keberangkatan.
Penulis: Andreas Desca


Editor: Muhammad FatoniSumber Berita :

Share:

Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Beberapa warga padukuhan di berbagai wilayah di Kulon Progo akhir-akhir ini mulai membatasi akses masuk ke perkampungan.
Portal jalan dan poster menghiasi penutupan jalan yang dilakukan oleh para penduduk sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di sekitarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Senin (30/3/2020) menyampaikan bahwa pembatasan akses jalan itu tidak masalah untuk dilakukan.
"Jadi bukan menutup jalan sepenuhnya," katanya.
 Jika menutup kawasan sepenuhnya ataupun sering disebut Lockdown, menurut Sutedjo itu hal yang dilarang.
"Yang boleh memutuskan untuk Lockdown itu hanya pemerintah pusat," katanya.
Sementara itu jika pembatasan akses jalan, menurutnya, hal tersebut bukan merupakan suatu permasalahan asalkan tetap bisa dilalui oleh kendaraan dan tidak menggangu aktivitas.
"Dibatasi boleh, tapi tetap harus ditunggui masyarakat. Jadi nantinya jika ada pemudik yang datang, bisa segera dilaporkan dan dicatat," katanya.
Pembatasan yang dimaksud oleh Bupati tersebut yakni dengan membatasi akses masuk jika disebuah padukuhan terdapat banyak akses jalan untuk masuk.
Sumber Berita :  Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja
Share:

Hadapi Corona, Kulon Progo Anggarkan Rp21 Milyar untuk APD dan Alat Medis - SuaraJogja.ID



SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menyiapkan anggaran sebesar Rp21 Milyar untuk penanganan pandemi virus corona. Anggaran itu sebagian akan digunakan untuk penambahan alat pelindung diri atau APD dan kebutuhan rumah sakit lainnya.
Hal itu disampaikan Sekda Kulonprogo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Kulonprogo, RM. Astungkoro kepada awak media, saat ditemui langsung di kantornya, Senin, (30/3/2020).
"Anggaran Rp21 Milyar, diambil dari redesign APBD, ada dari perjalanan dinas sebesar 1/4 dari seluruh APBD, makan minum untuk sidang yang sekian bulan tidak sidang, beberapa infrastruktur yang kita pangkas. Ada juga surat edaran dari Menteri Keuangan untuk memangkas Dana DAK, tapi tidak masuk ke dalam anggaran ini, hanya ditarik ke pusat tidak dicairkan," rincinya.
Anggaran tersebut akan masuk ke Dana Tak Terduga yang akan dikhususkan untuk kebutuhan medis di dua rumah sakit rujukan yang ada di Kulon Progo yaitu RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang.
Pemkab pun telah menyiapkan kamar isolasi di RSUD Wates sebagai prioritas, dengan tambahan konsumsi untuk para medis. Sementara, asrama di RSUD Wates yang baru juga dipersiapkan untuk tempat beristirahat para medis dan dokter yang menangani pasien covid-19. 
Terkait dana yang secara khusus diperuntukkan kepada masyarakat, pihaknya mengatakan belum ada. Ada gugus ekonomi yang sudah diminta untuk mengkaji terkait prosedur darurat yang jika memang terjadi lockdown penanganannya akan seperti apa.
"Jika darurat dalam kebutuhan bahan pokok kemungkinan yang dibagi bukan dalam bentuk makanan jadi tapi bahan pangan atau yang lain. Hal itu yang sedang dipelajari gugus sosial dan ekonomi. Termasuk penanganan untuk antisipasi yang terburuk," tegasnya.
Share:

Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri - SuaraJogja.id


Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri
Spanduk buatan warga yang sudah terpasang di salah satu pos ronda, Karangtengah Kidul RT 07, Margosari, Pengasih, Kulon Progo - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Warga Karangtengah Kidul dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga.

SuaraJogja.id - Kepala Pedukuhan Karangtengah Kidul Puryono mengaku tak bisa menolak para perantau yang pulang ke daerah asalnya, termasuk ke kampungnya, Karangtengah Kidul RT 07, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu, pihaknya hanya menginstruksikan jajarannya untuk memantau para pendatang di masa wabah COVID-19.
Puryono memerintahkan, pendatang yang masuk daerahnya harus melakukan isolasi secara mandiri, minimal hingga 14 hari, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun begitu, sempat ada warga yang tidak melaporkan diri ke pihak desa atau puskesmas bahwa dia memang datang dari luar kota. Pihaknya berinisiatif melakukan pendataan melalui komunikasi yang ada dengan ketua RT dan RW setempat.
"Kami tidak resah, tapi tetap berjaga-jaga karena memang ada warga yang tidak percaya adanya virus COVID-19 ini, dan ada juga yang percaya. Namun kami tetap edukasi kepada siapa pun," ujarnya.
Ia menuturkan bahwa beberapa orang pendatang dari luar kota yang singgah di desanya mayoritas untuk pulang ke rumah orang tuanya. Hanya satu orang yang punya rumah di situ lalu setelah sekian lama pulang kembali.
Terkait dengan larangan bagi pemudik yang sudah telanjur ditulis di banner dan dipasang warga di pintu masuk desa, pihaknya mengatakan akan mengganti imbauan tersebut agar lebih terdengar halus. Jika sebelumnya bertuliskan larangan, maka nanti akan dituliskan menjadi imbauan untuk warga yang telanjur mudik.
"Karena kami juga tidak bisa melarang atau bahkan mengusir orang-orang dari kota yang mungkin sudah telanjur mudik karena tidak bisa makan di kota karena dibatasi aksesnya, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga yang datang juga menaati aturan yang ada," tegasnya.
Warga Karangtengah Kidul sendiri dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga, seperti masjid dan pos ronda. Desa juga sudah meniadakan salat Jumat di masjid dan beberapa kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang.
Ia menuturkan, kendala saat ini adalah ketersediaan obat atau bahan baku untuk pembuatan disinfektan, yang makin susah didapat. Namun untuk saat ini, pihaknya mengaku masih memiliki stok untuk penyemprotan yang akan dilakukan lagi pekan depan.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua RT 07 Sugiyo mengatakan, memang ada penyemprotan secara mandiri dari hasil iuran warga yang digunakan untuk membeli bahan-bahan utama pembuat disinfektan.
"Ya itu bisa dibilang donasi dari warga, jadi memang dapatnya tidak seberapa, cuma untungnya cukup untuk membeli kebutuhan disinfektan," terang Sugiyo.
Ia menjelaskan bahwa warga juga sudah diberi sosialiasi terkait imbauan pemerintah, baik untuk sosial distancing atau tidak berkumpul dengan banyak orang untuk sementara waktu. Masyarakat pun mendukung serta menerapkan imbauan tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
"Ya semoga semuanya bisa jadi normal kembali, virusnya bisa hilang," harapnya.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/30/131319/tak-bisa-tolak-pemudik-karangtengah-kidul-imbau-warga-karantina-mandiri

 
Share:

Pelabuhan dan Dusun di Kulon Progo Lockdown Mandiri, Pintu Masuk Dijaga - SuaraJogja.id

Petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta sedang bertugas menjaga pintu masuk pelabuhan setelah dilakukan lockdown mandiri, Minggu (29/3/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dua hari terakhir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) muncul tren isolasi wilayah atau lockdown mandiri karena keresahan warga akan penularan virus corona dari luar. Hal tersebut juga dilakukan oleh para petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta, yang berada di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Penutupan itu dilakukan di pintu masuk menuju pelabuhan. Para petugas keamanan berinisiatif membuat pagar dari bambu dan spanduk yang ditulis menggunakan cat semprot sejak Sabtu (28/3/2020).

Mulyono, petugas keamanan yang sedang bertugas di lokasi, Minggu (29/3/2020), membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terkait dampak virus corona SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19.

"Jadi untuk yang keluar-masuk itu hanya penghuni dalam saja. Untuk orang asing sementara kita larang dulu untuk masuk," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa penutupan ini dilakukan setelah ada arahan dari atasan terkait sterilisasi yang harus dilakukan di area pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Adikarta sendiri sering digunakan banyak orang dari berbagai daerah untuk memancing atau sekadar berwisata.

Hal itulah yang membuat pihak keamanan pelabuhan berinisiatif menutup sementara pintu masuk menuju pelabuhan. Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan penutupan itu akan berlangsung.

Koordinator Dinas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng yang bertugas di Adikarta, Bagiyo Hungoro, membenarkan adanya penutupan pintu masuk pelabuhan tersebut.

"Sebelum kita tutup, sudah berkoordinasi dengan masyarakat setempat, dan masyarakat juga tidak keberatan, mereka mendukung," tuturnya.

Meskipun pintu pelabuhan ini sudah ditutup dengan bambu sementara, pihak keamanan akan terus menjaga selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi datangnya pemancing yang biasanya masuk pada malam hari.

Selain pintu masuk pelabuhan, Dusun Bendungan Kidul, Kalurahan Bendungan, Wates juga mulai menerapkan lockdown mandiri guna mengantisipasi penyebaran COVID-19. Isolasi wilayah ini dilakukan sejak hari yang sama seperti pelabuhan hingga waktu yang belum ditentukan juga.

Hanya terdapat satu jalan yang digunakan untuk akses keluar-masuk oleh warga. Hampir seluruh pintu masuk dusun telah ditutup menggunakan batang bambu dan banner berisikan larangan melintas.

Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan, penerapan lockdown mandiri ini merupakan inisiatif warga. Pihaknya khawatir, mereka terjangkit virus dari pendatang dari luar kota yang singgah ke dusun mereka.

"Sehingga ini untuk mengurangi penyebaran secara langsung [COVID-19] yang dibawa tamu atau warga yang pulang dari perantauan," kata Suharto di sela-sela penutupan pintu masuk dusun, Minggu pagi.  

Dijelaskan Suharto, pemudik akan tetap diizinkan masuk ke kawasan dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

"Dari catatan kami sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul yang mudik atau pulang dari daerah lain usai menghadiri acara keluarga, seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Nah, mereka ini sudah kami minta untuk periksa dan isolasi mandiri," terang Suharto.

Salah satu warga, Yatin Supriyanto, mengatakan, aksi lockdown ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu-pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

"Ini untuk melindungi semua warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin, yang juga menjabat sebagai salah satu ketua RT dusun tersebut.

Selain lockdown, warga Bendungan Kidul sebelumnya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke kawasan permukiman maupun fasilitas publik, seperti sekolah, tempat ibadah, dan poskamling.

Hanya dibukanya satu akses jalan diharapkan akan memudahkan dalam melakukan pemantauan terhadap siapa saja yang datang masuk ke dusun. Yatin juga berharap, dengan cara-cara ini, Bendungan Kidul bisa terbebas dari wabah COVID-19.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/29/170000/pelabuhan-dan-dusun-di-kulon-progo-lockdown-mandiri-pintu-masuk-dijaga
Share:

BREAKING NEWS : Ditinggal Pergi, Rumah Warga di Kulon Progo Terbakar - Tribun Jogja




Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan.

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rumah Nyi Suminem (70) warga Pedukuhan Prembulan, Kalurahan Pandowan, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, dilalap api, Minggu (29/3/2020) malam.

Menurut keterangan Kapolsek Galur, Kompol Sutikno, Senin (30/3/2020) kebakaran ini pertama kali diketahui sekitar Pukul 22.00 WIB.

"Keadaan rumah waktu itu kosong karena sedang ditinggal pemiliknya pergi ke rumah anaknya," katanya.

Peristiwa ini awalnya diketahui oleh saksi bernama Rohmat (70) yang juga merupakan tetangga Nyi Suminem.

Menurut keterangan saksi, lanjut Sutikno, dia merasakan hawa panas ketika tengah tertidur.

Bukan hanya itu saja, suara gaduh khas benda terbakar juga terdengar sangat keras dari rumah yang terbakar tersebut.

Setelah Rohmat keluar, dia mendapati bahwa rumah milik Nyi Suminem sudah terbakar.

Nyala api terlihat berkobar-kobar di atap rumah tersebut dan hal itu sontak membuatnya berteriak meminta pertolongan.

"Dia langsung berteriak minta tolong kepada warga untuk memadamkan api dan memanggil petugas pemadam kebakaran," katanya.


Tidak lama setelah itu, warga mulai berdatangan untuk membantu dan juga memanggil petugas pemadam kebakaran.

Akhirnya api berhasil dipadamkan dua jam setelah petugas pemadam kebakaran tiba.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian material ditafsir mencapi Rp 90 juta," katanya.

Menurut analisa yang dilakukan pascakebakaran, diketahui dugaan kebakaran tersebut dipicu oleh hubungan arus pendek listrik.

Adapun yang terlibat dalam upaya pemadaman api tersebut yakni Damkar Kulon Progo, Polri, TNI, TRC BPBD Kulon Progo, PMI Kulon Progo, Relawan, SAR, dan Warga Masyarakat. (TRIBUNJOGJA.COM)

Share:

29 March 2020

Sudah Tak Ada Pengunjung, Pemkab Kulon Progo Belum Tutup Objek Wisata - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Meskipun sudah tak ada wisatawan yang berkunjung, objek wisata yang dikelola Pemkab Kulon Progo masih dibuka. Kondisi itu kemudian justru menjadi alasan Pemkab Kulon Progo belum menutup objek wisata yang dikelolanya, seperti yakni Pantai Congot, Pantai Trisik, Pantai Glagah, Waduk Sermo, Gua Kiskendo, dan Puncak Suroloyo.
"Berdasarkan laporan, objek wisata yang dikelola pemerintah kabupaten sudah tidak ada wisatawan yang berkunjung. Penutupan menunggu situasi yang berkembang," kata Kepala Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Minggu (29/3/2020).
Ia mengingatkan petugas retribusi untuk menegur wisatawan yang masih nekat berkunjung ke objek wisata. Penyadaran untuk tetap berada di rumah selama status tanggap darurat bencana COVID-19 menjadi tanggung jawab semua pihak.
"Kami minta petugas menegur wisatawan yang berkunjung. Kami juga meminta gugus tugas yang ada di setiap desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak berpergian bila tidak ada kepentingan mendesak," katanya, dilansir ANTARA.
Astungkara juga mengatakan bahwa objek wisata yang dikelola masyarakat secara mandiri sudah ditutup. Bencana COVID-19 memang sangat berdampak pada sektor pariwisata. Namun demikian, ia optimistis, sektor pariwisata akan pulih setelah badai COVID-19 selesai.
"Kita berdoa, semoga bencana COVID-19 segera dapat diatasi dan kegiatan bisa pulih kembali," katanya.
Sementara itu, Humas Bukit Wisata Pule Payung Eko Purwanto mengatakan, Bukit Wisata Pule Payung telah menghentikan seluruh aktivitas wisata per 21 Maret sampai 3 April mendatang.
"Penutupan ini sebagai bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," ujar Eko.
Keputusan menutup Bukit Wisata Pule Payung, menurut Eko, sangat berat karena dipastikan pengelola bakal merugi hingga ratusan juta rupiah. Dalam sehari, terang Eko, pendapatan yang diperoleh objek wisata ini bisa mencapai Rp9 juta. Itu sudah termasuk tiket, wahana, dan penjualan kuliner atau suvenir.
Penutupan ini juga dipastikan berdampak terhadap hajat hidup warga sekitar yang bekerja di obyek wisata tersebut. Terlebih, lanjut Eko, tak semua karyawan memiliki pekerjaan sampingan, sehingga praktis pendapatan mereka selama Pule Payung ditutup akan tersendat.
"Mayoritas menganggur karena mau kerja juga tidak ada, kecuali mereka karyawan yang punya ternak dan penderes, tetap masih ada pendapatan, dan rata-rata punya pinjaman bank. Nah ini yang bikin pusing," keluhnya.
Dirinya berharap, situasi bisa kembali normal, sehingga Pule Payung dapat beroperasi seperti sedia kala. Dia juga mengharapkan ada bantuan dari pemerintah berupa promosi wisata, khususnya wisata berbasis masyarakat.
"Sehingga imbas dari pandemi ini segera tergantikan," tutur Eko.

Share:

Warga Dusun di Kulon Progo Lakukan Lockdown Corona - Tagar News



Kulon Progo - Pandemi Covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin membuat warga, khususnya di Kabupaten Kulon Progo, DIY menjadi khawatir. Bahkan warga di Dusun Bendungan Kidul, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Wates, Kulon Progo menerapkan Lockdown untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan Lockdown dilakukan warga sebagai inisiatif karena kekhawatiran terhadap kehadiran pendatang atau pemudik. Suharto mengaku hal itu dilakukan agar mencegah masuknya Covid-19
ni untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh tamu atau warga usai pulang dari perantauan.
dilakukan warga memalang dengan menggunakan batang bambu yang disertai dengan tulisan dilarang melintas.Lockdown dilakukan warga memalang dengan menggunakan batang bambu yang disertai dengan tulisan dilarang melintas.
"Ini untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh tamu atau warga usai pulang dari perantauan," kata Suharto kepada Tagar di Bendungan, Minggu, 29 Maret 2020.
Suharto mengatakan palang bambu nantinya akan dijaga oleh warga selama 24 jam secara bergiliran. Suharto pun mengaku pihaknya juga akan memasang alat penyemprot disinfektan kepada seluruh pendatang masuk ke wilayahnya.
Meski ditutup para pemudik tetap diizinkan masuk ke dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan mengisolasi mandiri selama 14 hari. Berdasarkan catatan pedusunan sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul mudik atau pulang dari daerah lain.
"Seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Mereka ini sudah diminta periksa dan isolasi mandiri," ungkapnya.
Sementara itu, seorang warga Yatin Supriyanto mengatakan Lockdown tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup demi mencegah penyebaran Covid-19.
"Cara ini adalah bentuk perlindungan agar warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin.
Selain Lockdown, lanjutnya, warga Bendungan Kidul juga rutin menyemprot disinfektan di permukiman warga dan fasilitas publik seperti sekolah, tempat ibadah dan pos kamling.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengaku bisa memahami jika ada perantau dari Kulon Progo yang ingin pulang kampung. Akan tetapi, kondisi saat ini tidak tepat untuk melakukan mudik. Penyebaran virus corona pada saat ini sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan bersama.
"Karena itu saya harap tunda dulu keinginan pulang itu. doa-doa untuk para leluhur untuk sementara dilakukan di rumah masing-masing," ucap Sutedjo.
Sutedjo mengajak semua mendukung kebijakan Pemerintah, agar semuanya terbebaskan dan terhindarkan dari paparan virus corona. []

Sumber Berita : Warga Dusun di Kulon Progo Lakukan Lockdown Corona - Tagar News
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP