Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


30 March 2020

Hadapi Corona, Kulon Progo Anggarkan Rp21 Milyar untuk APD dan Alat Medis - SuaraJogja.ID



SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menyiapkan anggaran sebesar Rp21 Milyar untuk penanganan pandemi virus corona. Anggaran itu sebagian akan digunakan untuk penambahan alat pelindung diri atau APD dan kebutuhan rumah sakit lainnya.
Hal itu disampaikan Sekda Kulonprogo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Kulonprogo, RM. Astungkoro kepada awak media, saat ditemui langsung di kantornya, Senin, (30/3/2020).
"Anggaran Rp21 Milyar, diambil dari redesign APBD, ada dari perjalanan dinas sebesar 1/4 dari seluruh APBD, makan minum untuk sidang yang sekian bulan tidak sidang, beberapa infrastruktur yang kita pangkas. Ada juga surat edaran dari Menteri Keuangan untuk memangkas Dana DAK, tapi tidak masuk ke dalam anggaran ini, hanya ditarik ke pusat tidak dicairkan," rincinya.
Anggaran tersebut akan masuk ke Dana Tak Terduga yang akan dikhususkan untuk kebutuhan medis di dua rumah sakit rujukan yang ada di Kulon Progo yaitu RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang.
Pemkab pun telah menyiapkan kamar isolasi di RSUD Wates sebagai prioritas, dengan tambahan konsumsi untuk para medis. Sementara, asrama di RSUD Wates yang baru juga dipersiapkan untuk tempat beristirahat para medis dan dokter yang menangani pasien covid-19. 
Terkait dana yang secara khusus diperuntukkan kepada masyarakat, pihaknya mengatakan belum ada. Ada gugus ekonomi yang sudah diminta untuk mengkaji terkait prosedur darurat yang jika memang terjadi lockdown penanganannya akan seperti apa.
"Jika darurat dalam kebutuhan bahan pokok kemungkinan yang dibagi bukan dalam bentuk makanan jadi tapi bahan pangan atau yang lain. Hal itu yang sedang dipelajari gugus sosial dan ekonomi. Termasuk penanganan untuk antisipasi yang terburuk," tegasnya.
Share:

Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri - SuaraJogja.id


Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Tak Bisa Tolak Pemudik, Karangtengah Kidul Imbau Warga Karantina Mandiri
Spanduk buatan warga yang sudah terpasang di salah satu pos ronda, Karangtengah Kidul RT 07, Margosari, Pengasih, Kulon Progo - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Warga Karangtengah Kidul dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga.

SuaraJogja.id - Kepala Pedukuhan Karangtengah Kidul Puryono mengaku tak bisa menolak para perantau yang pulang ke daerah asalnya, termasuk ke kampungnya, Karangtengah Kidul RT 07, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Oleh karena itu, pihaknya hanya menginstruksikan jajarannya untuk memantau para pendatang di masa wabah COVID-19.
Puryono memerintahkan, pendatang yang masuk daerahnya harus melakukan isolasi secara mandiri, minimal hingga 14 hari, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun begitu, sempat ada warga yang tidak melaporkan diri ke pihak desa atau puskesmas bahwa dia memang datang dari luar kota. Pihaknya berinisiatif melakukan pendataan melalui komunikasi yang ada dengan ketua RT dan RW setempat.
"Kami tidak resah, tapi tetap berjaga-jaga karena memang ada warga yang tidak percaya adanya virus COVID-19 ini, dan ada juga yang percaya. Namun kami tetap edukasi kepada siapa pun," ujarnya.
Ia menuturkan bahwa beberapa orang pendatang dari luar kota yang singgah di desanya mayoritas untuk pulang ke rumah orang tuanya. Hanya satu orang yang punya rumah di situ lalu setelah sekian lama pulang kembali.
Terkait dengan larangan bagi pemudik yang sudah telanjur ditulis di banner dan dipasang warga di pintu masuk desa, pihaknya mengatakan akan mengganti imbauan tersebut agar lebih terdengar halus. Jika sebelumnya bertuliskan larangan, maka nanti akan dituliskan menjadi imbauan untuk warga yang telanjur mudik.
"Karena kami juga tidak bisa melarang atau bahkan mengusir orang-orang dari kota yang mungkin sudah telanjur mudik karena tidak bisa makan di kota karena dibatasi aksesnya, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga yang datang juga menaati aturan yang ada," tegasnya.
Warga Karangtengah Kidul sendiri dalam seminggu terakhir sudah melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya di area desa dan tempat-tempat berkumpul warga, seperti masjid dan pos ronda. Desa juga sudah meniadakan salat Jumat di masjid dan beberapa kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang.
Ia menuturkan, kendala saat ini adalah ketersediaan obat atau bahan baku untuk pembuatan disinfektan, yang makin susah didapat. Namun untuk saat ini, pihaknya mengaku masih memiliki stok untuk penyemprotan yang akan dilakukan lagi pekan depan.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua RT 07 Sugiyo mengatakan, memang ada penyemprotan secara mandiri dari hasil iuran warga yang digunakan untuk membeli bahan-bahan utama pembuat disinfektan.
"Ya itu bisa dibilang donasi dari warga, jadi memang dapatnya tidak seberapa, cuma untungnya cukup untuk membeli kebutuhan disinfektan," terang Sugiyo.
Ia menjelaskan bahwa warga juga sudah diberi sosialiasi terkait imbauan pemerintah, baik untuk sosial distancing atau tidak berkumpul dengan banyak orang untuk sementara waktu. Masyarakat pun mendukung serta menerapkan imbauan tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
"Ya semoga semuanya bisa jadi normal kembali, virusnya bisa hilang," harapnya.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/30/131319/tak-bisa-tolak-pemudik-karangtengah-kidul-imbau-warga-karantina-mandiri

 
Share:

Pelabuhan dan Dusun di Kulon Progo Lockdown Mandiri, Pintu Masuk Dijaga - SuaraJogja.id

Petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta sedang bertugas menjaga pintu masuk pelabuhan setelah dilakukan lockdown mandiri, Minggu (29/3/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dua hari terakhir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) muncul tren isolasi wilayah atau lockdown mandiri karena keresahan warga akan penularan virus corona dari luar. Hal tersebut juga dilakukan oleh para petugas keamanan Pelabuhan Tanjung Adikarta, yang berada di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Penutupan itu dilakukan di pintu masuk menuju pelabuhan. Para petugas keamanan berinisiatif membuat pagar dari bambu dan spanduk yang ditulis menggunakan cat semprot sejak Sabtu (28/3/2020).

Mulyono, petugas keamanan yang sedang bertugas di lokasi, Minggu (29/3/2020), membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terkait dampak virus corona SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19.

"Jadi untuk yang keluar-masuk itu hanya penghuni dalam saja. Untuk orang asing sementara kita larang dulu untuk masuk," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa penutupan ini dilakukan setelah ada arahan dari atasan terkait sterilisasi yang harus dilakukan di area pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Adikarta sendiri sering digunakan banyak orang dari berbagai daerah untuk memancing atau sekadar berwisata.

Hal itulah yang membuat pihak keamanan pelabuhan berinisiatif menutup sementara pintu masuk menuju pelabuhan. Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan penutupan itu akan berlangsung.

Koordinator Dinas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng yang bertugas di Adikarta, Bagiyo Hungoro, membenarkan adanya penutupan pintu masuk pelabuhan tersebut.

"Sebelum kita tutup, sudah berkoordinasi dengan masyarakat setempat, dan masyarakat juga tidak keberatan, mereka mendukung," tuturnya.

Meskipun pintu pelabuhan ini sudah ditutup dengan bambu sementara, pihak keamanan akan terus menjaga selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi datangnya pemancing yang biasanya masuk pada malam hari.

Selain pintu masuk pelabuhan, Dusun Bendungan Kidul, Kalurahan Bendungan, Wates juga mulai menerapkan lockdown mandiri guna mengantisipasi penyebaran COVID-19. Isolasi wilayah ini dilakukan sejak hari yang sama seperti pelabuhan hingga waktu yang belum ditentukan juga.

Hanya terdapat satu jalan yang digunakan untuk akses keluar-masuk oleh warga. Hampir seluruh pintu masuk dusun telah ditutup menggunakan batang bambu dan banner berisikan larangan melintas.

Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan, penerapan lockdown mandiri ini merupakan inisiatif warga. Pihaknya khawatir, mereka terjangkit virus dari pendatang dari luar kota yang singgah ke dusun mereka.

"Sehingga ini untuk mengurangi penyebaran secara langsung [COVID-19] yang dibawa tamu atau warga yang pulang dari perantauan," kata Suharto di sela-sela penutupan pintu masuk dusun, Minggu pagi.  

Dijelaskan Suharto, pemudik akan tetap diizinkan masuk ke kawasan dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

"Dari catatan kami sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul yang mudik atau pulang dari daerah lain usai menghadiri acara keluarga, seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Nah, mereka ini sudah kami minta untuk periksa dan isolasi mandiri," terang Suharto.

Salah satu warga, Yatin Supriyanto, mengatakan, aksi lockdown ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu-pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

"Ini untuk melindungi semua warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin, yang juga menjabat sebagai salah satu ketua RT dusun tersebut.

Selain lockdown, warga Bendungan Kidul sebelumnya juga telah melakukan penyemprotan disinfektan ke kawasan permukiman maupun fasilitas publik, seperti sekolah, tempat ibadah, dan poskamling.

Hanya dibukanya satu akses jalan diharapkan akan memudahkan dalam melakukan pemantauan terhadap siapa saja yang datang masuk ke dusun. Yatin juga berharap, dengan cara-cara ini, Bendungan Kidul bisa terbebas dari wabah COVID-19.

Sumber Berita : https://jogja.suara.com/read/2020/03/29/170000/pelabuhan-dan-dusun-di-kulon-progo-lockdown-mandiri-pintu-masuk-dijaga
Share:

BREAKING NEWS : Ditinggal Pergi, Rumah Warga di Kulon Progo Terbakar - Tribun Jogja




Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan.

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rumah Nyi Suminem (70) warga Pedukuhan Prembulan, Kalurahan Pandowan, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, dilalap api, Minggu (29/3/2020) malam.

Menurut keterangan Kapolsek Galur, Kompol Sutikno, Senin (30/3/2020) kebakaran ini pertama kali diketahui sekitar Pukul 22.00 WIB.

"Keadaan rumah waktu itu kosong karena sedang ditinggal pemiliknya pergi ke rumah anaknya," katanya.

Peristiwa ini awalnya diketahui oleh saksi bernama Rohmat (70) yang juga merupakan tetangga Nyi Suminem.

Menurut keterangan saksi, lanjut Sutikno, dia merasakan hawa panas ketika tengah tertidur.

Bukan hanya itu saja, suara gaduh khas benda terbakar juga terdengar sangat keras dari rumah yang terbakar tersebut.

Setelah Rohmat keluar, dia mendapati bahwa rumah milik Nyi Suminem sudah terbakar.

Nyala api terlihat berkobar-kobar di atap rumah tersebut dan hal itu sontak membuatnya berteriak meminta pertolongan.

"Dia langsung berteriak minta tolong kepada warga untuk memadamkan api dan memanggil petugas pemadam kebakaran," katanya.


Tidak lama setelah itu, warga mulai berdatangan untuk membantu dan juga memanggil petugas pemadam kebakaran.

Akhirnya api berhasil dipadamkan dua jam setelah petugas pemadam kebakaran tiba.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian material ditafsir mencapi Rp 90 juta," katanya.

Menurut analisa yang dilakukan pascakebakaran, diketahui dugaan kebakaran tersebut dipicu oleh hubungan arus pendek listrik.

Adapun yang terlibat dalam upaya pemadaman api tersebut yakni Damkar Kulon Progo, Polri, TNI, TRC BPBD Kulon Progo, PMI Kulon Progo, Relawan, SAR, dan Warga Masyarakat. (TRIBUNJOGJA.COM)

Share:

29 March 2020

Sudah Tak Ada Pengunjung, Pemkab Kulon Progo Belum Tutup Objek Wisata - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Meskipun sudah tak ada wisatawan yang berkunjung, objek wisata yang dikelola Pemkab Kulon Progo masih dibuka. Kondisi itu kemudian justru menjadi alasan Pemkab Kulon Progo belum menutup objek wisata yang dikelolanya, seperti yakni Pantai Congot, Pantai Trisik, Pantai Glagah, Waduk Sermo, Gua Kiskendo, dan Puncak Suroloyo.
"Berdasarkan laporan, objek wisata yang dikelola pemerintah kabupaten sudah tidak ada wisatawan yang berkunjung. Penutupan menunggu situasi yang berkembang," kata Kepala Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Minggu (29/3/2020).
Ia mengingatkan petugas retribusi untuk menegur wisatawan yang masih nekat berkunjung ke objek wisata. Penyadaran untuk tetap berada di rumah selama status tanggap darurat bencana COVID-19 menjadi tanggung jawab semua pihak.
"Kami minta petugas menegur wisatawan yang berkunjung. Kami juga meminta gugus tugas yang ada di setiap desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak berpergian bila tidak ada kepentingan mendesak," katanya, dilansir ANTARA.
Astungkara juga mengatakan bahwa objek wisata yang dikelola masyarakat secara mandiri sudah ditutup. Bencana COVID-19 memang sangat berdampak pada sektor pariwisata. Namun demikian, ia optimistis, sektor pariwisata akan pulih setelah badai COVID-19 selesai.
"Kita berdoa, semoga bencana COVID-19 segera dapat diatasi dan kegiatan bisa pulih kembali," katanya.
Sementara itu, Humas Bukit Wisata Pule Payung Eko Purwanto mengatakan, Bukit Wisata Pule Payung telah menghentikan seluruh aktivitas wisata per 21 Maret sampai 3 April mendatang.
"Penutupan ini sebagai bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," ujar Eko.
Keputusan menutup Bukit Wisata Pule Payung, menurut Eko, sangat berat karena dipastikan pengelola bakal merugi hingga ratusan juta rupiah. Dalam sehari, terang Eko, pendapatan yang diperoleh objek wisata ini bisa mencapai Rp9 juta. Itu sudah termasuk tiket, wahana, dan penjualan kuliner atau suvenir.
Penutupan ini juga dipastikan berdampak terhadap hajat hidup warga sekitar yang bekerja di obyek wisata tersebut. Terlebih, lanjut Eko, tak semua karyawan memiliki pekerjaan sampingan, sehingga praktis pendapatan mereka selama Pule Payung ditutup akan tersendat.
"Mayoritas menganggur karena mau kerja juga tidak ada, kecuali mereka karyawan yang punya ternak dan penderes, tetap masih ada pendapatan, dan rata-rata punya pinjaman bank. Nah ini yang bikin pusing," keluhnya.
Dirinya berharap, situasi bisa kembali normal, sehingga Pule Payung dapat beroperasi seperti sedia kala. Dia juga mengharapkan ada bantuan dari pemerintah berupa promosi wisata, khususnya wisata berbasis masyarakat.
"Sehingga imbas dari pandemi ini segera tergantikan," tutur Eko.

Share:

Warga Dusun di Kulon Progo Lakukan Lockdown Corona - Tagar News



Kulon Progo - Pandemi Covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin membuat warga, khususnya di Kabupaten Kulon Progo, DIY menjadi khawatir. Bahkan warga di Dusun Bendungan Kidul, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Wates, Kulon Progo menerapkan Lockdown untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Kepala Dusun Bendungan Kidul Suharto mengatakan Lockdown dilakukan warga sebagai inisiatif karena kekhawatiran terhadap kehadiran pendatang atau pemudik. Suharto mengaku hal itu dilakukan agar mencegah masuknya Covid-19
ni untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh tamu atau warga usai pulang dari perantauan.
dilakukan warga memalang dengan menggunakan batang bambu yang disertai dengan tulisan dilarang melintas.Lockdown dilakukan warga memalang dengan menggunakan batang bambu yang disertai dengan tulisan dilarang melintas.
"Ini untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang dibawa oleh tamu atau warga usai pulang dari perantauan," kata Suharto kepada Tagar di Bendungan, Minggu, 29 Maret 2020.
Suharto mengatakan palang bambu nantinya akan dijaga oleh warga selama 24 jam secara bergiliran. Suharto pun mengaku pihaknya juga akan memasang alat penyemprot disinfektan kepada seluruh pendatang masuk ke wilayahnya.
Meski ditutup para pemudik tetap diizinkan masuk ke dusun dengan catatan bersedia melapor ke puskesmas setempat dan mengisolasi mandiri selama 14 hari. Berdasarkan catatan pedusunan sejak minggu lalu, sudah ada 10 warga Bendungan Kidul mudik atau pulang dari daerah lain.
"Seperti kemarin ada yang dari Jakarta dan Lampung. Mereka ini sudah diminta periksa dan isolasi mandiri," ungkapnya.
Sementara itu, seorang warga Yatin Supriyanto mengatakan Lockdown tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama warga Dusun Bendungan Kidul. Pintu masuk ke gang maupun jalan dusun harus ditutup demi mencegah penyebaran Covid-19.
"Cara ini adalah bentuk perlindungan agar warga dusun agar tidak terpapar virus," ucap Yatin.
Selain Lockdown, lanjutnya, warga Bendungan Kidul juga rutin menyemprot disinfektan di permukiman warga dan fasilitas publik seperti sekolah, tempat ibadah dan pos kamling.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengaku bisa memahami jika ada perantau dari Kulon Progo yang ingin pulang kampung. Akan tetapi, kondisi saat ini tidak tepat untuk melakukan mudik. Penyebaran virus corona pada saat ini sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan bersama.
"Karena itu saya harap tunda dulu keinginan pulang itu. doa-doa untuk para leluhur untuk sementara dilakukan di rumah masing-masing," ucap Sutedjo.
Sutedjo mengajak semua mendukung kebijakan Pemerintah, agar semuanya terbebaskan dan terhindarkan dari paparan virus corona. []

Sumber Berita : Warga Dusun di Kulon Progo Lakukan Lockdown Corona - Tagar News
Share:

28 March 2020

Bingung ke Bandara Kulon Progo Naik Apa? Ini Daftar Transportasinya - detikFinance


Jakarta -
Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo yang akan dioperasikan secara penuh pada Minggu 29 Maret 2020 mendatang telah didukung oleh transportasi darat multi-moda yang cukup lengkap. Hal ini diharapkan dapat memudahkan pengguna jasa bandara dalam melakukan alih moda transportasi ketika melakukan perjalanan udara melalui YIA.
Adapun beragam jenis transportasi multi-moda tersebut yaitu airport shuttle yang disediakan oleh Damri dan SatelQu, taksi berargo, angkutan sewa khusus, dan kereta api (KA) bandara untuk menuju pusat Kota Yogyakarta dan beberapa daerah di sekitar Provinsi Yogyakarta seperti Cilacap, Kebumen, Purwokerto, Purworejo, Banjarnegara, Wonosobo, dan lainnya.
"Dukungan transportasi multi-moda ini merupakan upaya Angkasa Pura I bersama para pemangku kepentingan transportasi darat lainnya, baik regulator dan operator layanan transportasi, untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang yang melakukan perjalanan udara melalui YIA. Diharapkan, kemegahan serta nilai seni dan budaya di YIA yang dilengkapi dengan dukungan sarana transportasi multi-moda akan memberikan pengalaman perjalanan yang berkesan bagi para pengguna jasa bandara," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/3/2020).
Berikut panduan lengkap menggunakan masing-masing transportasi multi-moda darat tersebut :
Damri
Untuk mencapai YIA dari pusat Kota Yogyakarta, penumpang dapat memilih beberapa titik keberangkatan dari beberapa penyedia layanan transportasi darat.
Untuk layanan shuttle bus Damri, terdapat beberapa titik keberangkatan dengan estimasi waktu tempuh 1-2 jam perjalanan, yaitu:
1. Bandara Adisutjipto-YIA: 2 jam
2. Malioboro-YIA: 1,5 jam
3. Ambarketawang-YIA: 1 jam
Adapun titik keberangkatan Damri menuju YIA yaitu Bandara Adisutjipto, Pool Damri, Jalan Affandi, Galeria Mall, Bundaran UGM, Sleman Citi Hall, Candi Borobudur, Grand Inna Malioboro, Hotel Limaran, Rest Area Ambar Ketawang, Stasiun Wojo, dan Kebumen.
Estimasi biaya Damri menuju YIA yaitu berkisar dari Rp 25.000 hingga Rp 70.000, bergantung pada jarak tempuh. Sedangkan jam operasional Damri yaitu sejak pukul 03.00 hingga 20.00 WIB dengan interval waktu berangkat (headway) selama 30 menit sekali di titik keberangkatan Ambarketawang dan Stasiun Maguwo (Bandara Adisutjipto).

Share:

Gara-gara Corona, 53 Penerbangan di Bandara Kulon Progo Dibatalkan - Detiknews


Kulon Progo -
Pandemi Virus Corona atau COVID-19 mengakibatkan puluhan penerbangan di Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dibatalkan. Hingga saat ini tercatat ada 53 penerbangan yang mengajukan pembatalan.
"Dampak Corona cukup dirasakan maskapai, penumpang turun signifikan. Yang mengajukan cancel flight ada 53 penerbangan," ujar Direktur Utama PT Angkasa pura I, Faik Fahmi kepada wartawan melalui teleconference, Sabtu (28/3/2020).
Pembatalan ini menyebabkan jumlah penerbangan yang akan dilayani pada operasional penuh YIA besok juga berkurang. Sedianya ada 168 rute penerbangan yang ada di YIA.
Faik juga mengungkap penurunan jumlah penumpang yang signifikan gegara pandemi Virus Corona. YIA yang memiliki rata-rata jumlah penumpang per hari mencapai 18 ribu, kini hanya tinggal sekitar 7.000 hingga 8000 per hari.
Share:

27 March 2020

Ratusan Orang dari Daerah Terjangkit Virus Corona Masuk ke Kulon Progo - Kompas.com - KOMPAS.com



  • KULON PROGO, KOMPAS.com – Lebih dari 400 orang dari daerah yang sudah dinyatakan terjangkit virus corona datang ke Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Dinas Kesehatan Kulon Progo mengungkapkan, jumlah itu dihitung sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama atau 2 Maret 2020.
    Kebanyakan orang itu berasal dari Jakarta dan sekitarnya.
    “(Mereka) itu semua dari kota terjangkit. Malang, Surabaya, paling banyak Jakarta,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami, dalam rapat koordinasi mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang berlangsung di Kompleks Pemkab Kulon Progo, Kamis (26/3/2020).
     Sri mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga mencatat ada sejumlah orang yang baru kembali dari luar negeri.
    “Yang luar negeri itu dominan umrah, tapi itu sudah selesai,” kata Sri Budi.
    Pencatatan ini dilakukan agar tracing mudah dilakukan jika temukan kasus positif virus corona. 
    Sri juga mengungkapkan, ada beberapa warga dari daerah terjangkit virus corona yang memeriksakan diri ke Puskesmas.
    Beberapa yang menunjukkan gejala sakit biasa akan masuk dalam pemantauan dan diminta mengisolasi diri.

Sumber Berita :   Ratusan Orang dari Daerah Terjangkit Virus Corona Masuk ke Kulon Progo - Kompas.com - KOMPAS.com
Share:

26 March 2020

Tangani Corona, Kulon Progo Buat Pilot Project Produksi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID





SuaraJogja.id - Pemkab Kulon Progo bersama PT K-24 membuat pilot project produksi hand sanitizer di Kulon Progo guna mendukung percepatan penanganan COVID-19. Pihak PT K-24 juga akan berkerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) dan asosisasi petani biofarmata di Kulon Progo.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan bahwa persiapan pilot project ini ditargetkan selesai dalam waktu dua minggu ke depan.

"Jadi untuk bahan baku pilot project ini akan dipenuhi oleh masyarakat atau petani biofarmata di Kulon Progo. Ini langkah percepatan Pemkab Kulon Progo menanggapi waspada corona," ungkap Agus saat dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (25/3/2020).

Pemkab Kulon Progo menanggapi baik rencana pilot project ini. Pihaknya menuturkan bahwa memang proyek ini bukan industri yang besar dengan sendirinya, tapi lebih banyak membantu masyarakat Kulon Progo dari segi bahan baku, seperti jagung, ubi kayu, lidah buaya, dan lain sebagainya. Hal ini yang justru nanti akan menjadi peluang bagi para petani.

Agus mengatakan, memang pihak PT K-24 telah berencana membangun pabrik farmasi di kawasan perindustrian di Kapanewon Sentolo. Namun untuk pilot project ini, realisasinya berada di luar investasi pabrik dan nanti berpotensi berlanjut sebagai program corporate social responsibility (CSR).

Adapun lokasi pelaksanaan pilot project ini akan memanfaatkan gedung bekas Unit Pelayanan Teknis Dinas Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar (UPTD PAUD dan Dikdas) Sentolo.

Hasil dari pilot project ini nantinya akan diserahkan kepada Pemkab Kulon Progo. Selanjutnya, hasil tersebut bakal dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah tempat, seperti puskesmas, rumah sakit, dan berbagai instansi publik di Kulon Progo.

Ia menambahkan bahwa PT K-24 memiliki peluang pasar secara nasional, sehingga untuk jangka panjang dapat dipastikan pasarnya ada. Jadi, masyarakat atau petani tidak perlu khawatir dengan pasar yang akan dituju.

"Jadi kelancaran bahan baku yang disediakan oleh petani ini nanti pasarnya sudah jelas, industrinya ada di Kulon Progo, kemudian bahan bakunya bisa disediakan, kalaupun masyarakat atau petani tidak bisa menyediakan sesuai dengan kebutuhan, perusahaan kan bisa mengambil dari daerah lain, tapi tetap mengutamakan dari dalam karena industrinya ada di Kulon Progo," jelasnya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa pilot project yang awalnya hanya sebagai upaya percepatan penanganan wabah akan berkembang menjadi industri besar. Hal tersebut karena baik itu alkohol, hand sanitizer, dan obat-obatan lain yang berbasis herbal, masih akan tetap dibutuhkan.

Pihaknya juga menyampaikan, saat ini stok untuk pembuatan pilot project masih terbilang cukup.

"Ini merupakan momentum karena banyak kebutuhan terhadap hand sanitizer dan alkohol. Bukan lantas memanfaatkan musibah, tapi sebagai momentum untuk percepatan membantu secara nasional penyediaan obat-obatan, khususnya herbal," tegasnya.


Sumber Berita :
Tangani Corona, Kulon Progo Buat Pilot Project Produksi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP