Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


11 May 2019

Penambang di Kulon Progo Segera Dilatih Cari Emas Tanpa Merkuri




TRIBUNJOGJA/Bramasto Adhy


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelatihan pengolahan emas tanpa menggunakan merkuri akan diberikan kepada para penambang emas di Kecamatan Kokap.

Diharapkan ke depannya penambangan emas tidak merusak lingkungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo, Arief Prastowo mengatakan pelatihan yang diinisiasi Badan Pengkajiand an penerapan teknologi (BPPT) DIY itu rencananya akan dilakukan pada Juni mendatang.


Lembaga tersebut menurutnya telah merampungkan proyek percontohan pengolahan emas tanpa merkuri yang berjalan sejak tahun lalu sehingga bisa segera diaplikasikan secara luas.


"Harapannya, setelah ada fasilitas pengolahan emas tanpa merkuri, penambang emas ilegal di Kokap segera mengurus izin dan tidak lagi memakai merkuri untuk pengolahannya," kata Arief, Selasa (7/5/2019).

Area penambangan emas di Kokap mencapai luasan sekitar 100 Hektare dan sudah ditetapkan menjadi wilayah pertambangan rakyat (WPR).

Sebarannnya antara lain di Desa Kalirejo (75 Ha) dan Hargorejo (25 Ha) meski DLH belum mengetahui pasti jumlah penambangaktifnya lantaran pada 2013 sempat terhenti aktivitasnya.

Diakuinya, mayoritas penambang emas di Kulon Progo masih menggunakan merkuri.

Padahal, penggunaan zat kimia itu dilarang lantaran merusak lingkungan.

Pelatihan yang akan digelar nantinya menyasar penambangemas skala kecil agar bisa meraih emas tanpa merusak alam.
Share:

DKP Kulon Progo Beri Pelatihan Teknik Mesin Kapal bagi Nelayan Kecil




TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
 
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo pada tahun ini memberikan pelatihan perbaikan mesin motor perahu tempel kepada nelayan kecil.

Pelatihan itu diharapkan bisa menunjang aktivitas nelayan dalam mencari ikan.

Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil, DKP Kulon Progo, Sugiharto mengatakan kegiatan nelayan mencari ikan di laut tidak bisa lepas dari penggunaan kapal mesin.


Maka itu, penting bagi nelayan untuk mengetahui seluk beluk mesin kapal tersebut.

Pasalnya, sangatlah fatal jika mesin kapal rusak ketika nelayan masih berada di areal penangkapan ikan sedangkan mereka tidak tahu cara memperbaikinya.

 "Kalau itu terjadi, mereka hanya bisa menunggu bantuan datang atau mendayung hingga tepi. Karena itu, DKP akan mengadakan pelatihan teknis perbengkelan mesin perahu motor tempel (PMT) untuk nelayan yang aktif melaut," kata Sugiharto, Rabu (8/5/2019).

Menurutnya, ada dua unit mesin PMT yang disediakan untuk pelatihan itu.

Nelayan tidak hanya membongkar lalu memasang saja melainkan juga harus bisa mendeteksi kerusakan dan langkah perbaikannya.

Meski hanya berupa praktik perbaikan ringan, diharapkannya nelayan mampu mengetahui antar bagian mesin tersebut.

Berikut, tahu cara pembongkatan, mengindikasi kerusakan, cara perbaikan, perawatan, hingga pemasangan kembali ke badan kapal.

"Ketika mesin rusak di tengah laut saat menangkap ikan, mereka tahu langkah yang harus dilakukan. Juni mendatang juga ada pelatihan lanjutan oleh DKP DIY. Nelayan yang tertarik bisa menghubungi kami," kata Sugiharto.

Kepala DKP Kulon Progo, Sudarna mengatakan pihaknya intensif memberi pelatihan bagi nelayan kecil Kulon Progo agar lebih profesional.

Dengan memahami teknik permesinan, diharapkannya mereka bisa memperbaiki secara mandiri mesin perahu yang rusak di saat melaut.(TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

Musim Kemarau dan Kekeringan di Kulon Progo Diprediksi Tak Separah Tahun Lalu



NET



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (B{BD) Kulon Progo memprediksi musim kemarautahun ini tidak separah tahun lalu. Krisis air bersih dimungkinkan tidak akan berdampak pada banyak warga.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi mengatakan pada tahun lalu cukup banyak warga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Setidaknya ada 7.000 warga di 109 pedukuhan yang mengalami krisis air bersih. Hal ini lantaran kemarau tahun lalu bertepatan dengan adanya penutupan saluran induk irigasi Kalibawang untuk pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan.


Kondisi itu mengakibatkan lahan pertanian seluas 3.936 hektare tidak mendapat pasokan air serta berimbas kepada warga yang membutuhkan air di sekitar saluran tersebut.

"Proyek itu saat ini sudah masuk tahap penyelesaian sehingga dimungkinkan tahun ini ada penurunan dampak kemarau. Sampai sekarang belum ada laporan krisis air yang masuk," kata Ariadi, Rabu (8/5/2019).

Meski diprediksi dampak kemarau tahun ini tidak separah tahun lalu, Ariadi mengatakan pihaknya tetap melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Antara lain berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti PMI, Dinas Sosial dan PDAM, serta penyiapan anggaran bencana. Tahun lalu, BPBD Kulon Progo mengambil anggaran sebesar Rp450 juta dari Dana Tak Terduga (DTT) untuk penanganan bencana kekeringan meski hanya terpakai Rp148 juta. (Tribunjogja I Singgih Wahyu)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Musim Kemarau dan Kekeringan di Kulon Progo Diprediksi Tak Separah Tahun Lalu, http://jogja.tribunnews.com/2019/05/08/musim-kemarau-dan-kekeringan-di-kulon-progo-diprediksi-tak-separah-tahun-lalu.
Penulis: ing
Editor: has
Share:

06 May 2019

Bupati Kulon Progo Raih Penghargaan TOP Pembina BUMD 2019

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo menerima penghargaan sebagai pembina BUMD terbaik dalam ajang TOP BUMD 2019 di Jakarta, Kamis (2/5/2019) lalu.

Ia dinilai sukses memberi kontribusi dalam memajukan badan usaha milik daerah hingga berprestasi.
Dalam ajang penghargaan itu, BUMD di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, PT Selo Adikarto (SAK) meraih penghargaan sebagai BUMD berprestasi dan berkinerja terbaik.
Penentuan Pemenang TOP Pembina BUMD dilakukan berdasarkan prestasi yang diraih oleh BUMD terkait.
Dengan dasar penilaian dan pertimbangan bahwa keberhasilan BUMD tidak terlepas dari komitmen, dukungan, dan pembinaan kepala daerahnya
Atas penghargaan ini, Hasto mengucapkan syukur dan rasa terimakasihnya kepada segenap direksi BUMD di lingkup Pemkab Kulon Progo serta masyarakat yang telah mendukung kinerja badan usaha tersebut.
Dia mengungkapkan, PT SAK telah membuktikan kemampuannya untuk bangkit dari keterpurukan.
Bertahun-tahun lalu, perusahaan bidang aspal dan beton ini terlilit hutang dengan jumlah tak sedikit. 
"Akhirnya bisa terselesaikan dengan baik dan perusahaan ini bangkit hingga mampu menghasilkan keuntungan lebih dari Rp5 miliar setahun," kata Hasto, Jumat (3/5/2019).
Saat ini, perusahaan tersebut mampu membikin aspal mixing plant, batching plant, dan punya produk Beton-Ku (Beton Kulon Progo).
Menurutnya, pembinaan BUMD juga menjalankan nilai Bela Beli Kulon Progo.
Dengan memproduksi aspal dan beton, masyarakat yang akan mengaspal jalan atau membutuhkan beton bisa membeli produk lokal.
Hasto juga menyebut, BUMD lainnya cukup berprestasi.
Di antaranya, PDAM Tirta Binangun sukses membuat air minum dalam kemasan Air-Ku dan memperoleh penghargaan.
Lalu, perusahaan ini juga menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan PT Angkasa Pura I di mana air bersih untuk kebutuhan di bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dipasok dengan air dari PDAM.
"Air minumnya juga menggunakan Air-Ku," kata Hasto.(TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

02 May 2019

Ini Nama Resmi Bandara Kulon Progo


Foto: angkasa pura II

Yogyakarta - Yogyakarta International Airport (YIA) resmi dipilih sebagai nama bandara baru di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (DIY). Segala persiapan telah dilakukan Kementerian Perhubungan untuk menyambut operasi perdana pada akhir bulan April ini.

"Nama resmi Yogyakarta International Airport (YIA), atas saran Ngarso Dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY). Dan kita setuju semua," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela meninjau Bandara YIA, Rabu (24/4/2019).

Budi menyampaikan kementeriannya sedang mengusulkan agar operasional perdana bisa ditandai dengan pendaratan pesawat kepresidenan bersama Presiden Jokowi.


"Operasi perdana tunggu waktu presiden untuk landing pertama kali di Kulon Progo, kita harapkan Indonesia 1 yang landing di sini," jelas Budi.

"Kita sedang usulkan ke presiden, untuk melaksanakan penerbangan pertama. Kita harapkan pekan depan, waktunya kita persilakan ke presiden," lanjutnya.


Sertifikat bandar udara juga telah keluar setelah memenuhi syarat minimum safety dan security. Saat ini Angkasa Pura I tinggal menyelesaikan finishing untuk minimum operasi.

"Terminalnya masih berproses, runway sudah selesai 100 persen dengan kualifikasi paling baik di Indonesia, dari panjang 3.200, lebar 75 meter, dan daya dukung di atas 100, memungkinkan runway ini bisa digunakan untuk pesawat apapun, misalnya 380 airbus, bisa mendarat di sini," terang Budi.

"Bandara satu cerminan dari pemerintah pusat yang akan membuat 'empat Bali', yaitu Danau Toba, Yogyakarta, Mandalika, dan Labuhan Bajo. Borobudur dari sini cukup dekat, artinya turis-turis yang selama ini ke Indonesia lewat Soekarno-Hatta, lewat Bali, diharapkan nanti lewat sini. Yogya sebagai salah satu tujuan wisata, kita kerja sama dengan pemerintah daerah," imbuh Budi.

Sementara itu untuk aksesibilitas calon penumpang YIA, tahap pertama menggunakan kereta api yang bisa diakses dari Stasiun Maguwo dan Stasiun Tugu kemudian berhenti di Stasiun Wojo.

"Juga disiapkan bus Damri, kalau kereta api berangkat dan berhenti di Maguwo dan Tugu, bus akan berhenti ujungnya di Terminal Giwangan," ujar Budi.

"Tapi yang akan datang, atas saran gubernur (DIY), kita akan bangun kereta api langsung dari Yogya ke sini (dalam kompleks bandara). Itu akan selesai kira-kira akhir 2020," pungkasnya.
Share:

Kakek 85 Tahun di Kulon Progo Ditemukan Tewas Membusuk Dalam Rumahnya



ISTIMEWA
Ilustrasi Mayat
 
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Tri Harjono (85), warga Pedukuhan Pulo, Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di rumahnya sendiri, Selasa (30/4/2019) malam.

Saat ditemukan, tubuhnya dalam kondisi sudah membusuk.

Peristiwa itu terkuak sekitar pukul 18.00 WIB ketika seorang tetangga, Udin mengunjungi rumah kakek tua itu sambil membawakan makanan.


Harjono diketahui hidup sendirian di rumah tersebut karena ditinggal anak-anaknya merantau ke kota lain.

Saat datang, Udin mendapati seluruh pintu rumah dalam kondisi terkunci. Panggilannya kepada pemilik rumah selama beberapa kali tak mendapat sahutan hingga membuatnya curiga.

Udin lantas meminta pertolongan dari kerabat dekat Harjono untuk membantu membuka pintu dan memastikan kondisi kakek tersebut.

Mereka pada akhirnya mendobrak paksa pintu rumah Harjono yang terkunci dan sejurus kemudian dikagetkan dengan kondisi dalam rumah.

Harjono sudah meninggal dunia di dalam rumah dengan tubuh yang bengkak dan mengeluarkan bau tak sedap. Mereka lalu memanggil sejumlah tetangga dan kemudian melaporkannya pada pihak berwajib.

"Dari hasil pemeriksaan medis di lokasi, tidak ditemukan tanda penganiayaan. Lebih karena faktor usia dan penyakit," kata Kapolsek Lendah, AKP Sutarno, Rabu (5/1/2019).

Petugas menduga Harjono sudah meninggal sejak dua hari belakangan. Para tetangga mengaku masih melihat kakek tersebut beraktivitas pada Minggu (28/4/2019). Setelah pemeriksaan, jenazah langsung diserahkan pada pihak keluarga untuk proses pemakaman. (Tribunjogja I Singgih Wahyu)



Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kakek 85 Tahun di Kulon Progo Ditemukan Tewas Membusuk Dalam Rumahnya, http://jogja.tribunnews.com/2019/05/01/kakek-85-tahun-di-kulon-progo-ditemukan-tewas-membusuk-dalam-rumahnya.
Penulis: ing
Editor: has
Share:

13 April 2019

Leptospirosis di Kulonprogo: 11 Kasus, Dua Meninggal Dunia


Ilustrasi hewan pengerat. - JIBI



Harianjogja.com, WATES—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mencatat selama tahun ini sudah ada 11 kasus leptospirosis dengan dua orang meninggal dunia akibat penyakit yang biasa menyerang petani itu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo Baning Rahayujati mengatakan Dinkes selalu mendata tiap minggunya kasus leptospirosis yang terjadi di masyarakat.

Kasus leptospirosis tersebut biasa menyerang petani di Kulonprogo karena bakteri leptospira interrogans yang menyebabkan penyakit leptospirosis ada di lingkungan persawahan dan ladang. Sumbernya yaitu urine tikus di sawah dan ladang tersebut.

Berdasarkan pendataan Dinkes, belum genap pertengahan tahun, sampai saat ini sudah ada 11 temuan kasus leptospirosis. Jika berkaca di tahun lalu, total Dinkes menemukan 26 kasus leptospirosis dengan lima orang meninggal dunia.

“Leptospirosis itu yang diserang sistem air kencing. Biasanya kematian terjadi karena gagal fungsi organ tersebut. Jadinya kami [Dinkes] upayakan agar secepat mungkin menemukan kasus leptospirosis,” ujar Baning, Jumat (12/4/2019).

Dia menjelaskan untuk sebaran penyakit leptospirosis di Kulonprogo ada di semua kecamatan secara merata dengan rentang usia penderita berkisar pada 15 tahun ke atas.

Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kulonprogo Ananta Kogam Dwi Korawan mengimbau agar dalam mencegah penyakit leptospirosis, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup sehat dalam kesehariannya.

Apabila terindikasi ada barang-barang yang terdapat urine tikus maka segera dihindari kontak langsung. Apabila sudah terlanjur ada kontak, maka harus langsung membasuhnya dengan deterjen atau sabun.

Selengkapnya baca di https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2019/04/13/514/985012/leptospirosis-di-kulonprogo-11-kasus-dua-meninggal-dunia
Share:

Bandara NYIA Segera Beroperasi, Produk Khas Kulon Progo Disiapkan Jadi Suvenir



KULON PROGO, KOMPAS.com - Belasan pria maupun wanita bekerja penuh ketelitian pada sebuah pabrik kecil yang memiliki bilik-bilik teratur. Pabrik ini berada di belakang Rumah BatikSinar Abadi (SAB) yang berada di Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka bekerja dalam ketenangan, jauh dari hiruk pikuk. Lima perempuan yang hampir setengah baya lebih memilih khusyuk mencanting atau menoreh malam di lembaran katun. Di bilik sebelah, dua pria sibuk mencap lilin membentuk motif batik pada kain katun putih polos.

Pada kamar lainnya lagi tampak dua orang sibuk mengulas warna pada sebuah motif burung merak. Sementara di sudut lain, seorang pria sedang mencelup kain di kolam warna sambil menunggu memasak kain.

Dari aktivitas dapur pabrik inilah diproduksi 800 kain batik cap dan 50-100 batik tulis setiap bulan. Motif beragam ads Gringsing, Kawung, Sidomukti, Dipanegara ataulah Geblek Renteng khas Kulon Progo itu sendiri. SAB memproduksi kain batik sejak 2008.


Pemilik SAB, Agus Faturohman mengungkapkan bahwa belakangan ini pabriknya tengah melebarkan ragam jenis produk. Tidak hanya kain dan baju batik, tetapi juga pasmina, syal, jilbab, hingga sapu tangan.

Kita sudah mulai produksi seperti syal dan pasmina, tanpa mengurangi kapasitas produksi (kain batik). Malah kapasitas produksi ditingkatkan," kata Agus di Rumah SAB di Lendah, Minggu (7/4/2019).

Langkah ini terkait dengan rencana beroperasinya Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo sebentar lagi.

Bandara ini sejatinya tengah memasuki tahap penyempurnaan dan persiapan untuk melayani penumpang pesawat terbang pada April 2019 ini.

Salah satu kesiapan berupa membuka gerai yang menjajakan suvenir maupun jajanan yang bakal membuat penumpang pesawat semakin puas pada layanan bandara. Gerai menyajikan produk-produk lokal Yogyakarta yang bakal dicari nanti, termasuk batik.

Agus mengungkapkan ada 20 produk khas dari berbagai daerah di Yogya, baik makanan dan non makanan, yang masuk outlet di Bandara NYIA nanti.

Sebanyak 8 di antaranya adalah produk khas Kulon Progo, termasuk SAB. Semua produk terpilih lewat seleksi kurasi ketat karena pertimbangan kualitas yang sangat baik dan kesan prestisius.

"Kalau selama ini kami main di kain denga nturunan baju pria dan wanita saja. Ke depan kami harus banyak turunan untuk kebutuhan bandara, misal pasmina, juga bisa jilbab. Perlu suvenir lain yang kecil-kecil. Maka kami mulai memproduksi hal-hal seperti ini," kata Agus.


Khusus produk SAB bermotif kekayaan budaya Yogyakarta dan tetap menonjolkan identitas dan karakter Kulon Progo.
Batik kontemporer





Agus meyakini, batik kontemporer, terkesan dinamis dan tidak membosankan, juga dikemas dalam permainan warna yang menggugah minat beli, diyakini bisa menarik penumpang pesawat yang datang, utamanya bagi kalangan muda dan dewasa.

Operasional awal bandara diyakini memang belum maksimal. Gelombang penumpang tentu belum besar, dan masih dari Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura. Ia yakin kekhasan batik Yogyakarta akan menarik bagi mereka.

"Kita menciptakan yang lebih kontemporer agar terlihat dinamis tidak terlalu pakem. Ini bakal menarik kalangan muda dan dewasa yang sifatnya dinamis. Corak tetap Geblek Renteng sebagai basic tapi ada modifikasi dengan motif klasik," kata Agus.

Kepala Seksi Fasilitasi Pengembangan Simpan Pinjam, Ridwan Dhaniarsa Rachman (Dhani), mengungkapkan ada delapan produk UMKM Kulon Progo yang siap mengisi booth galeri di NYIA nanti.

Selain batik SAB ada coklat Pawon Gendis dari Kecamatan Kalibawang, kopi merk Starprog, abon cabai KAKB Melati di Temon.

Sementara yang bukan makanan seperti, tenun ulat sutra samia Jamtra di Pengasih, juga produk tas dan jam dengan motif Geblek Renteng merk MOA, kaos Sugriwa Subali, hingga kerajinan miniatur gamelan Melati Surya Handycraft.

Dhani mengungkapkan, Dinas Koperasi DIY mengumpulkan semua produk unggulan dari kabupaten kota itu lalu mengaturnya di booth tenant NYIA nanti.

"UKM mengirim stok produknya ke dinas DIY. Dinas yang secara teknis mengaturnya di booth tenant. SPG dan SPB juga direkrut dinas untuk menjaga booth tersebut. Jadi bukan UKM yang menjaga produknya," kata Dhani.

Produk Kulon Progo mendapat porsi cukup besar. Terdapat dua titik booth yang menyediakan produk UMKM Kulon Progo selama dua bulan ke depan di NYIA.

Dalam perjalanan nanti pula akan disediakan galeri UMKM DIY yang lebih besar hingga seluas 1.600 m2.

Dhani mengungkapkan, Kulon Progo merasa sangat penting menunjukkan kreativitasnya di NYIA. Pasalnya, warga maupun pelaku UMKM Kulon Progo tentu tidak hanya mau jadi penonton saja.

Dengan kesempatan ini, Dinkop Kulon Progo mengharapkan warga maupun pelaku UMkM lain kian terdorong jadi pemain utama dalam mengenalkan dan memasarankan produknya. Semua UMKM terus berlomba memperbaiki produk dan kualitasnya bila ingin masuk di bandara.

Kesempatan itu terbuka lebar. Dinas Koperasi DIY bakal rutin mengadakan kurasi bagi UMKM kreatif setiap dua bulan. Ia mengharapkan, lebih banyak pelaku UMKM yang ikut serta.

"Yang belum lolos bisa ikut kurasi dengan catatan memperbaiki produknya sesuai rekomendasi para kurator. UKM yang belum ikut kurasi juga terbuka untuk ikut kurasi selanjutnya," kata Dhani.

Sementara itu, Manajer Proyek Bandara NYIA dari PT Angkasa Pura I Tauchid Purnama Hadi mengungkapkan, tenant sudah mulai berbenah saat ini. Mereka menargetkan selesai pada 15 April 2019.

"Target kami tanggal 15 April semua tenant sudah selesai dan sudah siap untuk membuka gerainya di terminal," kata Tauchid lewat pesan singkat. 

Berita selengkapnya https://regional.kompas.com/read/2019/04/08/09472511/bandara-nyia-segera-beroperasi-produk-khas-kulon-progo-disiapkan-jadi?page=all
Share:

Penanganan Bencana di Kulonprogo Sedot Dana Rp434 Juta


Debit air Sungai Serang meningkat di Jembatan Serang, Desa Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo, Minggu (17/3/2019). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan
13 April 2019 15:57 WIB Fahmi Ahmad Burhan KulonprogoShare :


Harianjogja.com, PENGASIH—Penanganan bencana hidrometeorologi yang terjadi pada Maret lalu sudah menyedot dana Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sebanyak Rp434 juta dari kantong Biaya Tak Terduga di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Ariadi mengatakan kantornya sudah menetapkan status tanggap darurat bencana mulai Minggu (17/3) sampai Minggu (30/3).

“Setelah itu, masa tanggap darurat diperpanjang sampai 9 April,” ungkapnya kepada Harian Jogja, Jumat (12/4/2019).

Selama tanggap darurat pasca bencana, BPBD menggelar berbagai upaya penanganan seperti pengungsian, logistik, dan perbaikan pada beberapa titik longsor.

Dana sebesar Rp434 juta dipakai untuk operasional, kebutuhan logistik dan sewa alat berat. Untuk beberapa perbaikan seperti tanggul jebol yang menyebabkan banjir diselesaikan melalui dana yang ada di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).

Selama bencana hidrometeorologi tersebut, BPBD menangani pengungsi dampak dari bencana banjir yang menggenang ratusan rumah. Badan yang mengurusi masalah bencana itu juga menangani dampak longsor yang terjadi di 62 titik.

Pemkab Kulonprogo mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Kulonprogo terkait status tanggap darurat bencana pada Kamis (21/3). Untuk menanggulangi bencana, tahun ini Pemkab menyiapkan anggaran BTT sebanyak Rp3,9 miliar.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo Suhardiyana menguraikan selama penangan darurat bencana yang dilakukan, fokus BPBD yaitu pada pemulihan fungsi pada fasilitas umum. Status darurat bencana di Kulonprogo pernah juga dikeluarkan terakhir pada 2017 karena ada bencana badai Cempaka.
Share:

Wujudkan Taman Kerajaan Nusantara, Pemkab Kulon Progo Gandeng Perusahaan Swasta Asal Hongkong




TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rencana pembangunan Taman Kerajaan Nusantara di Kulon Progo kian mendekati kenyataan.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pihak swasta yang berkantor pusat di Hongkong, Kent Super Industries Limited untuk mewujudkan rencana tersebut.

MoU ditandatangani langsung oleh Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo dengan perwakilan perusahaan tersebut untuk Indonesia, Liliek Saputra, Rabu (10/4/2019) di Ruang Menoreh Pemkab Kulon Progo.

 Keduanya sepakat menjalin kerja sama kemitraan mewujudkan Taman Kerajaan Nusantara dalam rangka pelestarian budaya, sarana pembelajaran, dan juga tempat wisata.

Teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut melalui perjanjian kerja sama paling lambat setahun setelah penandatanganan MoU tersebut.

Hasto mengatakan, konsep taman ini hampir mirip Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta hanya saja anjungannya berupa ikon kerajaan di seluruh Indonesia.

Menurutnya, kerajaan terdapat dari Sabang sampai Merauke dan menjadi kekayaan nusantara maupun tingkat dunia yang pernah terjadi di mana dulunya pernah disatukan oleh Mahapatih Gajah Mada sebagai wilayah Nusantara.

Harapannya, Taman Kerajaan Nusantara akan jadi prasasti yang sifatnya internasional, bukan cuma skala nasional.

"Kita ingin merefresh kembali bahwa pernah ada suatu masa kejayaan kerajaan-kerajaan yang banyak sekali yang bisa dijadikan pelajaran. Misalnya seperti apa perkembangan penyebaran agaman di wilayah ini," kata Hasto.

Ia menilai, jika sejarah itu bisa dituangkan sebagai suatu kawasan, bisa menjadi penyelamat karya besar nusantara, destinasi wisata, dan juga sebagai center of excellent untuk keperluan riset dan material teaching.


Yakni tentang sejarah, arsitektur, arkeologi, dan sebagainya.

Hal itu juga menjadi added values atau manfaat tambahan yang bisa didapatkan. 

Apalagi, lokasinya direncanakan berada di kawasan Perbukitan Menoreh.

Ia berharap, manufacturing berbasis budaya ini tidak adakan mudah disaingi destinasi-destinasi wisata lainnya. 

Dengan besarnya konsep serta potensi manfaat yang bisa didapatkan, Hasto menilai kerja sama dengan perusahaan internasional itu diperlukan.

Baca: Pemkab Kulon Progo Dorong Pemerintah Desa Dapat Kelola Website

Bukan hanya sekadar perusahaan nasional atau lokal. 

"Mudah-mudahan Kulon Progo bisa menjadi magnet pariwisata dengan adanya taman ini sekaligus melengkapi destinasi legendari seperti Borobudur, Keraton, Malioboro, dan Prambanan. Di Taman kerajaan Nusantara kita tidak hanya hadirkan fisicallu tapi muga ruhnya, nuansa kebatinan bisa hadir di dalam bangunan-bangunannya," imbuh Hasto.

Sementara itu, Liliek Saputra mengatakan bahwa jalinan nota kesepahaman dengan Pemkab Kulon Proigo sebagai pilot project yang pertamakalinya ditangani oleh Kent di Indonesia.

Pihaknya melihat potensi yang cukup besar di Kulon progo seiring hadirnya bandara baru internasional Yogyakarta dan konsep Taman Kerajaan Nusantara itu sebagai ide cemerlang. 

"Sehingga, langsung kami tangkap sebagai peluang untuk berinvestasi di Kulon Progo. Tidak tertutup kemungkinan juga kami berinvestasi lebih dari sekarang pada bidang lain yang ada di sini," kata Liliek. (*) 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Wujudkan Taman Kerajaan Nusantara, Pemkab Kulon Progo Gandeng Perusahaan Swasta Asal Hongkong, http://jogja.tribunnews.com/2019/04/10/wujudkan-taman-kerajaan-nusantara-pemkab-kulon-progo-gandeng-perusahaan-swasta-asal-hongkong.
Penulis: ing
Editor: Gaya Lufityanti
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP