Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


22 July 2016

Warga Palihan Merasa Kecewa, Mengapa?

Harianjogja.com, KULONPROGO — Warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengaku kecewa menghadiri undangan musyawarah bentuk ganti rugi di Balai Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Jumat (22/7/2016).


Salah satu warga Palihan, Sudariyah mengatakan, dia kembali mendapatkan undangan setelah tim melakukan peninjauan kembali terhadap lahan miliknya. Namun setelah datang ke balai desa, dia dan puluhan warga lain bingung karena tidak tahu harus mengonsultasikan masalah ganti rugi dengan siapa.

“Tidak ada tim appraisal,” ungkap Sudariyah, saat datang ke Media Center Kulonprogo bersama belasan warga Palihan lain, Jumat siang.

Sudariyah memaparkan tidak ada pemanggilan untuk menuju meja tim pelaksana pengadaan lahan seperti biasanya selama di balai desa. Sempat bersabar dan menunggu, mereka akhinya berinisiatif maju untuk bertanya seputar ganti rugi, termasuk hasil peninjauan ulang sebagai tindak lanjut dari keberatan yang diajukan sebelumnya. Namun, mereka tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.


Editor: Mediani Dyah Natalia |
Share:

18 July 2016

Pemkab Kulonprogo menyiapkan pariwisata untuk mendukung bandara.

Keberadaan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Glagah dianggap berpotensi tinggi mendongkrak pariwisata Kulonprogo. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo memiliki waktu dua tahun menyiapkan potensi dan kualitas pengelolaan kawasan wisata sebelum bandara dioperasikan pada tahun 2020 mendatang.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan kawasan hutan lindung di sekitar Waduk Sermo berpotensi dikembangkan menjadi wisata Taman Safari. Pengembangan ini dianggap menjadi tambahan paket lengkap yang ditawarkan oleh Kulonprogo.

Dengan keberadaan bandara, harapannya wisatawan bisa langsung mengunjungi sejumlah objek wisata yang ada dan Kulonprogo bukan hanya tempat persinggahan. Pengembangan ini juga menjadi daya tampung bagi mega proyek Bedah Menoreh yang digagas untuk menampung sejumlah wisatawan asing yang selama ini membanjiri kawasan Borobudur, Magelang.

“Kita kembangkan pariwisatanya sebelum bandara dioperasikan,”ujarnya, Sabtu(16/7/2016).


Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Kokap, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar mengatakan kawasan strategis pariwisata seperti daerah Waduk Sermo berjarak hanya sekitar 15 kilometer dari bandara.

Kondisi ini membuat kawasan maupun mayarakat daerah tersebut terpapar dampak pariwisata yang cukup masif. Karena itu, Pemkab Kulonprogo diminta menyiapkan pendidikan SDM yang memadai serta memahami interaksi pariwisata yang terjadi. Di sisi lain, kesadaran masyarakat juga harus dibangun agar menyeimbangkan pengembangan wisata dengan keberadaan hutan.

“Selama ini kesadaran masyarakat akan hutan dan pohon sangat kurang,”ujarnya.

Terlebih lagi, lokasi strategis wisata di kawasan utara Kulonprogo juga masih cukup hijau sehingga harus terus dijaga. Ia menekankan bahwa hutan harus bisa diselamatkan sembari memanfaatkan potensi hutan itu sendiri bagi pariwisata.



Editor: Mediani Dyah Natalia | 
sumber Harianjogja.com, 
Share:

17 July 2016

Baru 5 Rumah Makan di Kulonprogo Miliki TDUP

Office of Tourism Youth Sports (Disparpora) Kulonprogro recorded 5 new restaurants that mengantong Business Registry of Tourism (TDUP) across the region Kulonprogro.  Nevertheless, Kulon Progo regency still apply through socialization approach to raise awareness among owners. Endah Supeni, Section Head of Business Tourism Empowerment of Tourism Youth Sports (Disparpora) Kulonprogro say that it is indeed from a variety of restaurants in Kulonprogro few have yet had TDUP.  "It's only five home or a restaurant meal that has TDUP," he said, Friday (15/07/2016).  As for the caterers had just reached seven attempts. Until now, Kulon Progo regency still trying to approach the socialization for the business owners to register businesses.  The reason, thorough data collection will facilitate the development and promotion done to develop the tourism efforts. "Sanctions firmly until now have not we give it merely socializing," said Endah.  However, Endah recognizes that business owners will TDUP awareness is still very low. This is evidenced by socialization, coaching, as well as the appeal is still nil result.  In fact, sometimes there are restaurants open without asking TDUP. Endah mention that the restaurant that fall into the category of SMEs actually exempted from TDUP.  However, the fact that many restaurants in Kulonprogro that could not be categorized as SMEs. TDUP filing itself is done in the Regional Income Investment Agency (BPMPT) upon the recommendation of Disparpora. However, sometimes recommendations can not be given because the reality on the ground is not suitable.

Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) Kulonprogo mencatat baru 5 rumah makan yang mengantong Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) di seluruh kawasan Kulonprogo.
Meski demikian, Pemkab Kulonprogo masih menerapkan pendekatan melalui sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran para pemilik. Endah Supeni, Kepala Seksi Usaha Pemberdayaan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) Kulonprogo mengatakan bahwa memang dari berbagai rumah makan di Kulonprogo baru beberapa saja yang memiliki TDUP.
“Memang baru lima rumah makan atau restoran yang memiliki TDUP,” ujarnya, Jumat (15/7/2016).
Sedangkan untuk jasa boga sendiri baru mencapai tujuh usaha. Hingga saat ini, Pemkab Kulonprogo masih berusaha melakukan pendekatan dengan sosialisasi agar para pemilik usaha tersebut mendaftarkan usahanya.
Pasalnya, pendataan yang menyeluruh akan memudahkan pembinaan serta promosi yang dilakukan untuk mengembangkan usaha-usaha pariwisata tersebut. “Sanksi tegas sampai saat ini belum kita berikan, hanya sebatas sosialisasi,” jelas Endah.
Meski demikian, Endah mengakui bahwa kesadaran pemilik usaha akan TDUP memang masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan sosialisasi, pembinaan, serta himbauan sampai saat ini masih nihil hasilnya.
Bahkan, kadang ada rumah makan buka tanpa mengajukan TDUP. Endah menyebutkan bahwa rumah makan yang masuk dalam kategori UMKM sebenarnya dibebaskan dari kewajiban TDUP.
Namun, sebenarnya banyak rumah makan di Kulonprogo yang sebenarnya bisa dikategorikan bukan sebagai UMKM. Pengajuan TDUP sendiri dilakukan di Badan Penanaman Modal Pendapatan Daerah (BPMPT) atas rekomendasi dari Disparpora. Namun, kadang rekomendasi tidak bisa diberikan karena kenyataan di lapangan yang tidak sesuai.
Editor: Nina Atmasari | 
sumber: 

Share:

15 July 2016

Budiono Perkenalkan Diri ke Warga Samigaluh

Harianjogja.com, KULONPROGO — Jelang pelaksanaan Pilkada Kulonprogo 2017 mendatang, bakal calon bupati, Budiono mulai memperkenalkan dirinya ke masyarakat. Perkenalan tersebut salah satunya dilakukan dalam acara Senam Gembira di lapangan Desa Purwoharjo, Samigaluh, Rabu (13/7/2016).

Selain kegiatan senam warga yang diikuti oleh sejumlah warga, acara ini juga sekaligus dimaksudkan sebagai silaturahmi Budiono ke tengah masyarakat. Budiono menjelaskan baha kegiatan tersebut dipilih sekaligus untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

Budiono mengakui dirinya belum terlalu dikenal luas oleh mayarakat Kulonprogo. Melalui pertemuan ini, dia berharap dapat bertemu langsung dan meyakinkan masyarakat.

“Jangan sampai salah memimpin, pilih yang memberi kesejahteraan bukan kesengsaraan,”ujarnya saat pelaksanaan acara.

Menanggapi acara tersebut, warga Desa Purwoharjo, Mujiyo mengatakan acara tersebut wajar dilakukan calon yang akan maju dalam Pilkada. Dia berharap agar ini bukan sekedar janji manis yang membohongi mayarakat. Selain perkenalan, diharpakn acara sejenis bisa menjadi kesempatan bagi calon pemimpin memahami permasalahan masyarakat.

Secara khusus, ia juga meminta agar proyek Waduk Tinalah yang sempat tercetus agar digagalkan. “Siapapun pemimpinnya, agar digagalkan,”katanya. Menurutnya, proyek yang akan berdampak pada Desa Sidoharjo, Puwoharjo, dan Gerbosari tersebut merupakan salah satu isu di masyarakat yang harus segera diselesaikan.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

06 March 2016

Pelatihan untuk Tenaga Kerja Terdampak Bandara Sebagian Digelar di Rumah Warga


Belasan warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengikuti pelatihan office tool di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Jumat (4/3/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)Belasan warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengikuti pelatihan office tool di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Jumat (4/3/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)
Sebanyak lima paket diantaranya dilaksanakan di lingkungan warga terdampak, yaitu Desa Kebonrejo, Palihan, Jangkaran, dan Sindutan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah BLK Dinsosnakertrans Kulonprogo, Sri Sulanjari mengatakan, konsep awal pelatihan kerja bagi warga terdampak bandara memang terpusat di BLK. Namun, banyak peserta yang ingin pelatihan tetap dilakukan di wilayah Kecamatan Temon demi efisiensi waktu dan biaya akomodasi.
Kegiatan itu kemudian dilakukan dengan memanfaatkan balai desa atau rumah kepala dusun setempat. “Kami berusaha memfasilitasi kemauan peserta pelatihan. Jadi instruktur serta alat dan bahan pelatihan yang mendatangi peserta,” ujar Sri, Jumat (4/3/2016).
Sri memaparkan, bidang kejuruan yang sedang diajarkan saat ini adalah teknik AC domestik di Kebonrejo, teknik kendaraan ringan di Jangkaran, teknik sepeda motor di Sindutan, serta pengolahan hasil pertanian dan konstruksi kayu di Palihan. Dia menambahkan, dua paket lain yang tetap dilaksanakan di BLK adalah pelatihan office tool dan menjahit.
Pelatihan dimulai secara efektif Rabu (2/3/2016) lalu dan akan berakhir pada 7 April mendatang. Semua peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian pelatihan setiap Senin hingga Sabtu. “Saat ini materinya masih teori. Biasanya teori butuh waktu 1,5 minggu. Minggu depan sudah mulai praktek,” kata Sri.
Sri lalu mengatakan, pelatihan kerja putaran pertama tahun ini tidak hanya diselenggarakan untuk warga terdampak bandara. Pemkab Kulonprogo juga tetap memfasilitasi kebutuhan masyarakat umum. Ada dua paket lain yang juga sedang berjalan, yaitu bidang kejuruan tata boga bagi warga Desa Tuksono dan teknik las industri bagi warga Desa Sentolo.
Editor:  | dalam: Kulon Progo |

Share:

28 February 2016

Guru se Kabupaten Kulonprogo, Siapkan Tenaga Kerja Penerbangan




YOGYAKARTA, suaramerdeka.com – Sejumlah guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan Konseling(MGBK) Se Kabupaten Kulonprogo, Jumat (26/2) mengunjungi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta di Jalan Parangtritis Km 4,5 Yogyakarta. Kedatangan guru ke kampus tersebut, intinya ingin mengetahui dan menjajaki mengenai sekolah tinggi penerbangan tersebut.

Kedatangan para guru MGBK Kabupaten Kulonprogo diterima oleh Indreswari Suroso ST MT, wakil Ketua Bidang SDM dan Administrasi serta Nur Makki Perdana Kusuma SKom, Wakil Ketua Bidang Ketarunaan merangkap sebagai dosen STTKD Yogyakarta. Sementara rombongan guru MGBK dipimpin oleh Esti Sutari SPd, MSi pamong guru SMA Negei 2 Wates, Kabupaten Kulonprogo.

Sebelum menerima penjelasan dari pihak STTKD, rombongan guru sebanyak 27 orang tersebut diajak keliling kampus. Juga diajak melihat-lihat sarana dan peralatan praktek yang ada di kampus tersebut. Para pamong sedikit heran dan kaget, ketika melihat pesawat boing 737 300 dan sejumlah pesawat kecil yang ada di ruang praktek.

Para pamong guru makin yakin dan senang, karena STTKD Yogyakarta memang sekolah tinggi penerbangan yang profesional. Apalagi setelah dijelaskan mengenai STTKD Yogyakarta, dan melihat langsung para mahasiswa khususnya dari jurusan pramugari yang memperagakan menggunakan masker, pelampung dan sabuk pengaman sebelum pesawat mengudara.”Banyak mahasiswa kami belum lulus, tapi sudah diincar perusahaan penerbangan yang ada di tanah air maupun luar negeri,”ujar Indreswari Suroso. Bahkan, ada perusahaan penerbangan dalam negeri sudah mengajukan siap merekrut lulusan STTKD
Yogyakarta.

(Sugiarto/ CN40/ SM Network)
Share:

Kehilangan Anjing Kesayangan, Warga Gunung Gempal Lapor Polisi

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Polres Kulonprogo sedang menyelidiki kasus pencurian unik yang menimpa warga Dusun Gunung Gempal, Desa Giripeni, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Korban bernama Utami Titik Lestari bukan lapor ke polisi karena kehilangan uang, perhiasan, atau benda elektroik, melainkan seekor anjing.

Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polres Kulonprogo, AKP Anton, Jumat (26/2/2016). Laporan korban telah diterima beberapa waktu lalu.

“Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami telah meminta keterangan saksi,” kata Anton.

Anton memaparkan, korban mengaku kebingungan karena tidak menemukan anjingnya di rumah ketika akan memberi makan seperti biasa. Korban pun mencari peliharaannya itu di sekitar rumah dan bertanya kepada para tetangga. Dia kemudian mendengar informasi jika si anjing ada di sebuah warung satai dan segera mengeceknya.

“Korban penasaran dan mengecek masuk ke warung. Dia lalu melihat kulit dan potongan kaki yang dipercaya sebagai anjingnya yang hilang,” ujar dia.

Korban merasa yakin jika ada orang di warung tersebut yang telah membunuh dan memasak daging anjing kesayangannya. Dia lalu melaporkan kejadian itu ke polisi.

“Saya bisa tahu dari kulit dan kakinya,” ucap korban, seperti yang tertulis dalam laporan kepolisian.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |

Share:

BANDARA KULONPROGO Investor Berdatangan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati
Kulonprogo, Hasto Wardoyo berpendapat jika kawasan industri di wilayah
Sentolo dan Temon akan berkembang pesat dengan banyaknya investor yang
tertarik berinvestasi untuk bandara New Yogyakarta International
Airport (NYIA). Meski begitu, Pemkab Kulonprogo tetap melakukan upaya
penyaringan dengan mengedepankan pemberdayaan potensi lokal.




“Kita tetap harus screening dengan memita setiap calon investor
mempresentasikan program, diskusi bersama, lalu dievaluasi,” kata
Hasto, Jumat (26/2/2016).


Menurut Hasto, keberadaan bandara NYIA nantinya harus bisa
dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo.
Para investor juga dituntut mendukung komitmen tersebut sesuai
peraturan yang berlaku.


“Menurutnya, tidak hanya bisa tapi memang harus menguntungkan masyarakat,” tegas dia.




Sementara itu, salah satu warga terdampak pembangunan bandara NYIA,
Mawarno mengaku percaya jika keberadaan bandara akan memberikan manfaat
secara makro bagi Kulonprogo.


“Jika bisa menyejahterakan masyarakat, kami siap mendukung,” kata warga Desa Palihan, Kecamatan Temon,Kulonprogo itu.







Editor: | dalam: Kulon Progo |
Share:

27 February 2016

BANDARA KULONPROGO NYIA Jadi Magnet Investor, Investasi Capai Rp1,040 Triliun



Harianjogja.com, KULONPROGO-Proyek pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dinilai mempengaruhi dinamika ekonomi Kulonprogo. Membaca potensi yang ada, kalangan investor mulai melirik Kulonprogo sebagai lokasi penanaman modal melalui berbagai kegiatan usaha.



Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kulonprogo, Agung Kurniawan mengatakan, pergerakan grafik nilai investasi selama tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dia mengakui jika pembangunan bandara NYIA merupakan salah satu megaproyek yang menjadi magnet bagi pada investor.

“Tahun 2015 kemarin, total nilai investasi tercatat mencapai sekitar Rp1,040 triliun,” ungkap Agung kepada Harianjogja.com, Rabu (24/2/2016).

Agung memaparkan, sebanyak 27 investor skala menengah ke atas tercatat masuk ke Kulonprogo pada 2015 lalu. Sebanyak 14 di antaranya telah sampai pada tahap realisasi dan proses perizinan. Sisanya masih dalam tahap penjajakan dan penyusunan feasibility study atau studi kelayakan.



Kehadiran bandara juga menjadi daya tarik pengembangan sektor properti dan usaha restoran maupun rumah makan. Agung mengatakan, sudah ada delapan pengembang yang bakal membangun perumahan di wilayah Wates, Pengasih, dan Sentolo pada tahun 2015-2016 ini. Sebuah perusahaan jaringan hotel berskala nasional juga diketahui telah membeli lahan untuk mendirikan hotel bintang tiga.

“Ada juga lima calon investor [perhotelan] lain yang berminat dan sedang mengadakan penjajakan di Kulonprogo,” ujar Agung.

Calon investor bidang pertambangan juga mulai muncul karena melihat adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur bandara. Iklim investasi yang bergerak menuju arah positif tersebut kemudian ditindaklanjuti Pemkab Kulonprogo dengan mengeluarkan regulasi berupa Perbup No.62/2015 tentang tata cara pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal.

“Kami juga terus meningkatkan kualitas kinerja melalui pelayanan terpadu satu pintu,” ucap Agung.

Agung mengungkapkan, peningkatan investasi menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dia lalu menegaskan jika semua investor selalu diminta membuat pakta integritas untuk memprioritaskan potensi tenaga kerja lokal hingga menjalankan program corporate social responsibility (CSR) yang bermanfaat bagi masyarakat Kulonprogo.

Agung kemudian berharap masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari dinamika ekonomi di Kulonprogo. Masyarakat dituntut meningkatkan kompetensi, kemampuan, dan daya saing. Hal itu salah satunya bisa ditempuh dengan mengikuti berbagai pelatihan kerja yang disiapkan Pemkab Kulonprogo maupun lembaga swasta.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Polres Kulon Progo Sita Puluhan Minuman Keras

KULON PROGO] Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyita puluhan botol minuman keras berbagai mereka dalam operasi cipta kondisi di wilayah ini.
Kanit Dalmas Polres Kulon Progo Ipda Yudha Satyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan minuman keras tersebut disita dari J.LO Cafe yang ada di wilayah Karangwuni, Kecamatan Wates, pada Kamis (25/2).
"Pelaksanaan razia ini dalam rangka cipta kondisi di wilayah hukum Polres Kulon Progo karena banyaknya laporan dari warga masyarakat yang resah dengan kegiatan di J.LO Cafe yang berada di wilayah Karangwuni, dikwatirkan bisa mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat lainnya," kata Yudha.
Petugas pada kesempatan menyita 24 botol miras berbagai merek. Selain razia di kafe, operasi cipta kondisi juga dilaksanakan di Hotel Kusuma Wilayah Wates Kulon Progo. Namun di Hotel Kusuma petugas tidak mendapatkan hasil.
"Semua barang bukti tersebut dibawa ke Markas Polres Kulon Progo guna penyidikan lebih lanjut. Kami akan mengintensifkan operasi pekat untuk menjaga ketertiban masyarakat," katanya.
Kasi Objek dan Sarana-Prasarana Disbudparpora Kulon Progo Kuat Tri Utama mengatakan peninginapan tumbuh dengan pesat di Kawasan Pantai Glagah. Begitu juga, kafe tumbuh berkembang seiring pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo.
"Kami hanya mengurusi kegiatan usaha pariwisata. Kalau tidak sesuai harus ditindak. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT) juga harus meninjau izinnya," kata dia. [Ant/L-8]

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP