Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


26 February 2016

7 Pasangan Diamankan, Anak Dibawah Umur Ikut Terjaring

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak tujuh pasangan tak resmi terjaring razia yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kulonprogo dan Satpol PP DIY di objek wisata Pantai Glagah, Kamis(25/2/2016) siang. Dari jumlah tersebut, satu orang anak di bawah umur ikut terjaring penertiban jenis non-yustisi tersebut.



Dalam pemeriksaan diketahui beberapa merupakan pasangan selingkuh, pacaran, dan dugaan praktik prostitusi.

“Teman kencan, hampir-hampir seperti prostitusi,”ujar Kepala Seksie Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kulonprogo, Sartono saat pemeriksaan berlangsung.

Pasalnya, ada beberapa perempuan yang di malam hari diketahui bekerja sebagai pemandu karaoke. Terlebih lagi, beberapa wanita ini tinggal di penginapan tersebut sehingga dicurigai memiliki pekerjaan yang berbeda di siang hari.



Karena merupakan jenis operasi non-yustisia, sejumlah pasangan ini tidak akan dikenakan hukuman melainkan pembinaan dan arahan agar tidak mengulangi perbuatannya. Selain itu,warga yang terjaring akan diminta membuat surat pernyataan. Sartono menyatakan bahwa harapannya dengan tertangkap razia asusila dan prostitusi ini akan memberikan efek jera bagi pasangan-pasangan tersebut.

Dalam razia tersebut, ada pula seorang anak dibawah umur yang ikut terjaring  dan bekerja sebagai pemandu karaoke di Glagah. NZ(17) mengaku sudah bekerja menjadi pemandu karaoke selama dua tahun terakhir sejak lulus SMP. Ia sendiri menolak anggapan sedang melakukan praktik prostitusi.

“Sedang sama teman saya kok,”ujarnya.

Saat pemeriksaan, ia tidak membawa satu tanda pengenal apapun.

Dari total 14 orang yang terjaring dalam razia, seluruhnya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Purworejo. Dalam pemeriksaan, umumnya mereka mengaku sedang berwisata ke Pantai Glagah dan hanya ingin melepas lelah di penginapan tersebut. Bahkan, Arfa’I (27), salah satu buruh harian lepas yang tertangkap berkeras perempuan yang ditangkap bersamanya merupakan tunangannya dan menyatakan siap dinikahkan di tempat.

“Dia calon istri saya kok,” ujarnya kepada petugas saat pemeriksaan.

Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |


Share:

Dukung Transportasi Bandara Kulonprogo, Stasiun Kedundang Diaktifkan

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pengaktifan kembali Stasiun Kedundang sebagai stasiun penghubung transportasi ke bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) diharapkan dapat menjadi jalan rezeki warga sekitar dengan berjualan.



Selain itu, pembangunan yang akan dilakukan seiring pengaktifan kembali juga diharapkan bisa memberikan efek dengan adanya layanan listrik di kawasan tersebut.

Tumini, warga Dusun Trukan, Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kulonprogo menyatakan bahwa ia sudah mendengar kabar mengenai Stasiun Kedundang yang akan diaktifkan kembali terkait dengan transportasi menuju bandara tersebut selama beberapa waktu belakangan.

Ia sendiri menyambut baik wacana tersebut karena bisa membuka peluang untuk berwiraswasta. “Paling tidak kan bisa jualan di stasiun,”ujar wanita yang tinggal beberapa meter dari stasiun tersebut, Rabu (23/2/2016).


Selain itu, ia berharap dengan wacana tersebut maka stasiun tersebut bisa menjadi pusat keramaian yang diiringi dengan beberapa pembangunan, salah satunya penyambungan aliran listrik.

Tumini menguraikan bahwa lima rumah yang berdiri di sekitar stasiun tersebut hingga saat ini belum memiliki aliran listrik dan hanya mengandalkan penyambungan darurat dari satu rumah yang dibagi ke empat rumah lainnya. “Daya 900VA dibagi untuk lima rumah,”jelasnya.

Meski dinyatakan akan menjadi stasiun penghubung bandara, warga berharap bahwa stasiun tersebut juga bisa mengakomodir kebutuhan transportasi warga sekitar.

Tumini menyatakan bahwa alangkah lebih memudahkan jika warga tidak harus naik kereta dari Stasiun Wates untuk menuju Jogja ataupun kota-kota lainnya.

Jika memang akan diaktifkan kembali, ia menyebutkan bahwa diperlukan pembangunan jalan menuju ke stasiun tersebut. Pasalnya, meskipun jalan menuju stasiun tersebut cukup lebar untuk dilalui kendaraan roda empat namun kondisinya masih sangat sederhana. Jalan selebar 2,5 meter tersebut masih berupa tanah dan kerikil-kerikil serta rerumputan.

Stasiun Kedundang sendiri sudah tak lagi digunakan sejak sistem rel ganda diaktifkan pada tahun 2007 silam. Meski demikian, stasiun ini masih sempat dijaga oleh petugas selama setahun pasca penonaktifan.

Stasiun yang masih memiliki papan namanya ini terdiri dari beberapa ruangan yakni ruang tunggu penumpang, pelayanan tiket, kepala stasiun, dan ruang pengatur perjalanan kereta api (PPKA).

Editor: Nina Atmasari | dalam: Kulon Progo |
Share:

Ribuan Warga Usia 15-59 Tahun di Kulonprogo Buta Huruf

KULONPROGO - Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo memiliki pekerjaan rumah besar untuk menekan jumlah warga buta huruf. Pasalnya, sebanyak 6.700 orang berusia sekitar 15-59 masih tercatat belum melek huruf per Desember 2015 lalu.

Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Dindik Kulonprogo, Tutik Sriyani mengatakan, jumlah warga buta huruf sebelumnya mencapai 7.540 orang.
Program pengentasan buta huruf terus digencarkan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Semua kabupaten/kota bersama Pemda DIY sudah bersepakat untuk bersama-sama mengentaskan buta aksara,” ucap Tutik, dikutip Okezone dari Harianjogja, Kamis  (25/2/2016).
Tutik memaparkan, Dindik Kulonprogo juga mendapatkan dukungan dari Kodim 0731/Kulonprogo yang menerjunkan para babinsa sebagai tutor di sejumlah PKBM.

Mereka bertugas secara sukarela dan tanpa honor khusus. Tutik lalu mengakui jika keterbatasan kemampuan anggaran daerah memang menjadi salah satu kendala program penuntasan buta huruf.
“Kalau tutor resmi ada insentifnya sebesar Rp125.000 per bulan tapi itu juga baru bisa kami berikan lima bulan dalam setahun,” kata dia.

Tutik lalu menjelaskan, setiap warga belajar yang telah sukses menjalani program penuntasan buta huruf akan menerima surat keterangan melek huruf. Jika kondisinya memungkinkan, mereka lalu diarahkan untuk mengikuti pendidikan kesetaraan, baik paket A, B, maupun hingga C.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengungkapkan jika angka melek huruf Kuloprogo terus mengalami peningkatan selama tiga tahun belakangan. Terakhir, data sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Kulonprogo menyebutkan jika angka melek huruf pada 2015 lalu mencapai 94,19 persen.

Hasto pun merasa bangga karena semua penduduk Kulonprogo berusia 15-44 tahun diketahui telah melek huruf. Dia lalu berharap, angka buta huruf bisa terus ditekan secara bertahap. “Usia 15-44 tahun sudah tidak ada yang buta huruf di Kulonprogo. Sleman dan Jogja juga sudah seperti itu,” ujar Hasto.
(amr)

sumber:
http://news.okezone.com/read/2016/02/25/510/1321490/ribuan-warga-usia-15-59-tahun-di-kulonprogo-buta-huruf
Share:

25 February 2016

KULONPROGO – Stasiun Kedundang, Temon, Kulonprogo akan dijadikan stasiun penghubung antara jalur kereta api utama menuju jalur kereta api bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Executif Vice President (EVP) Daerah Operasional (DAOP) VI, Hendy Helmy menyatakan ke depan stasiun bandara baru yang khusus melayani penumpang dari dan menuju bandara Kulonprogo segera dibangun.

Hendy menjelaskan dari Stasiun Kedundang nanti akan dibuatkan jalur yang berbelok ke kiri dan menuju bandara baru sebagai alternatif transportasi menuju bandara. Meski saat ini Stasiun Kedundang merupakan stasiun non-aktif, tak sulit menghidupkan stasiun tersebut selama pemetaan jalurnya jelas.

“Tinggal kita pasang wesel dan berbagai perlengkapan lainnya,”ujarnya di Stasiun Wates, Wates pada Selasa (23/2/2016).

Sebagai pelengkap, nantinya juga akan dibangun stasiun khusus bandara yaag berlokasi di sisi utara di Stasiun Tugu, Jogja, dan Stasiun Balapan, Solo. Hal ini dilakukan untuk melayani pengguna kereta api yang berasal dan ingin menuju ke bandara baru tersebut. Terkait persiapan pembangunan jalur kereta menuju bandara, Hendy menyatakan pemasangan rel kereta api bisa dilakukan selama enam bulan.

Terlebih lagi, jarak yang yang diperlukan juga hanya berkisar 3-4 kilometer sehingga dirasa tidak terlalu jauh. Ia menyebutkan pihaknya tinggal menunggu rekomendasi trase dari pemerintah daerah mengenai jalur yang akan digunakan beserta izinnya. Hendy meyakinkan pemasangan rel dapat dilakukan setahun sebelum bandara NYIA beroperasi.

“Pemasangan kami pasti lebih cepat selesai daripada pembangunan bandara,”ujarnya.

kamera digital
Menimbang frekuensi penggunaan kereta yang jauh lebih tinggi daripada kereta lainnnya, nantinya juga akan dilakukan pemasangan aliran atas untuk jalur kereta api listrik (KRL).

“Nanti akan dibangun seperti KRL Jakarta, agar lebih handal dari Prameks [prambanan ekspres],” ujarnya.

Pemasangan aliran atas ini akan dilakukan di jalur kereta api dari Stasiun Kutoarjo hingga stasiun di Solo. Terlebih lagi, menurutnya saat ini prameks yang merupakan kereta modifikasi dari kereta listrik menjadi kereta diesel ini sudah dalam kondisi kurang baik karena dimakan usia.

Hal ini bertepatan dengan kebutuhan penggantian kereta prameks menjadi jenis KRL. Ia menjelaskan pemasangan aliran atas ini akan membuat tranpotrtasi mode kereta akan lebih maksimal. Hendi menyatakan pemasangan aliran atas ini akan dilakukan paling lambat tahun 2017 mendatang.

Terpisah, Kepala Bidang Terminal, Angkutan, dan Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kulonprogo, Joko Trihatmono menyatakan persiapan pembangunan jalur kereta menuju bandara masih dalam tahap pengumpulan data. Meski demikian, ia optimis pembangunan jalur kereta ini pasti akan terealisasi.

“Dananya pasti ada, tahun ini PT KAI prioritaskan bandara Soekarno-Hatta, Kualanamu, dan Kulonprogo,” ujar Joko.(Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Share:

Tempat Indekos Jadi Sasaran Pencurian di Kulonprogo

KULONPROGO – Aksi pencurian dengan sasaran tempat indekos mahasiswa gegerkan warga Kulonprogo. Setidaknya, ada dua tempat indekos yang dibobol maling sepanjang hari ini. Mereka mengincar barang elektronik, seperti laptop dan kamera digital.
Aksi pencurian ini terjadi di Pedukuhan Serut dan Pedukuhan Terbah yang ada di wilayah Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih. Dua tempat indekos tersebut dalam kondisi kosong saat dibobol pencuri. Seluruh penghuni indekos sedang kuliah atau bekerja.
“Begitu pulang dari kampus, jendela ini sudah terbuka,” tutur Oktafiana Irma, penghuni indekos di Serut, Rabu (24/2/2016).
Di tempat indekos tersebut ada delapan kamar, dengan enam kamar di antaranya dibobol pencuri. Barang yang hilang berupa laptop dan sebuah kamera. Pencuri masuk dan keluar melalui kamar melalui jendela yang dirusak dengan cara dicongkel.
Menurutnya, sejak pagi tempat indekos ini dalam posisi kosong. Seluruh penghuni kuliah dan ada yang sebagian bekerja. Kebetulan pemilik indekos juga sedang ada acara keluarga di Jakarta. Di tempat indekos ini pun tidak ada penjaganya.
Sebelum kejadian, Okta mengungkapkan, ada tetangga yang sempat mencurigai seorang pengendara motor. Dia berhenti di tepi jalan dekat tempat indekos. Pria itu kemudian masuk ke dalam.
“Kemungkinan sudah tahu, kondisi rumah dalam kosong,” ujar Okta.
Kanit Reskrim Polsek Pengasih, Ipda Suparno mengatakan, begitu ada laporan pencurian pihaknya langsung berkoordinasi dengan tim identifikasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Seluruh jendela diperiksa dengan ketat dan diidentifikasi sidik jari.
Pelaku merusak jendela indekos. Pelaku keluar indekos melalui jendela tersebut setelah mengobrak-abrik isi kamar. Kemungkinan pelaku pencurian di Serut dan Terbah sama. Hal ini bisa dilihat dari modus pencurian dan sasaran yang dibawa adalah barang elektronik. Sangat dimungkinkan sebelum beraksi pelaku sudah mengamati kondisi rumah yang akan disasar terlebih dahulu.
“Ini masih dalam penyelidikan,” tuturnya.
Kasus pencurian dengan sasaran tempat indekos ini menjadi prioritas penanganan. Setelah kampus UNY berdiri, kini banyak muncul tempat indekos baru. Hal inilah yang akan diwaspadai dengan lebih mengintensifkan patroli. Pemilik rumah indekos juga disarankan menambah kunci pengaman dan sebisa mungkin tidak meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.
(erh)
sumber: http://news.okezone.com/read/2016/02/24/510/1320135/tempat-indekos-jadi-sasaran-pencurian-di-kulonprogo
Share:

Didik Nini Thowok Bangun Kampung Wisata di Kulonprogo

REPUBLIKA.CO.ID, Seniman tari kenamaan Yogyakarta yang sudah keliling dunia, Didik Nini Thowok, saat ini tengah menggarap satu kampung wisata di daerah Kulonprogo, DI Yogyakarta (DIY). Kampung wisata yang kelak akan dinamakan Kampung Wisata Didik Nini Thowok ini tepatnya terletak di Kampung Bendungan Kayangan, Pendowoharjo, Kulonprogo.

"Kita mencontoh kampung wisata yang ada di Thailand yang sudah memiliki standar internasional," ujarnya, Rabu (24/2).

Menurutna, ide kampung wisata ini dikemukakan pertama kali ke Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, pertengahan 2015 lalu. Ternyata gayung bersambut Bupati Kulonprogo mendukung penuh ide seniman tari Yogyakarta tersebut.

Di kampung itu kata Didik, selama ini sudah ada adat saparan yang digelar setahun sekali dan akan terus dikembangkan.

Nantinya Kampung Wisata Didik Nini Thowok ini hanya bisa dijangkau dengan kendaraan tanpa polusi atau bukan kendaraan bermotor. Di kampung ini akan ada pendopo khusus Didik Nini Thowok dimana pengunjung dan penduduk desa bisa bebas belajar gending, tarian bahkan nyanyian Jawa khas Didik Nini Thowok.

"Nanti juga akan dibangun balai-balai untuk belajar membatik khas Kulonprogo, kuliner dan aneka kerajinan tradisional," katanya.

Di desa itu juga akan digalakkan penanaman tanaman organik dan akan didirikan pasar khusus tanaman organik sepekan sekali.

Proyek ini menurutnya akan selesai pada November 2016 mendatang. Bahkan kata dia, rumah-rumah penduduk di sana nanti juga akan disiapkan sebagai home stay standar desa wisata internasional.

"Dengan begitu turis asing tidak perlu cari hotel, cukup di situ saja," katanya.

Pengembangan desa wisata dengan standar internasional berbasis budaya dan seni ini menurut Didik untuk mendukung perpindahan bandara Adisutjipto ke Kulonprogo. Selain Kulonprogo, proyek Kampung Didik ini juga akan dikembangkan di Temanggung. "Itu daerah lahir saya," ujarnya.
Share:

Polres Kulonprogo Amankan 53 Alat Sedot Pasir, Semua Ilegal!

KULONPROGO, JITUNEWS.COM - Kepolisian Resor (Polres) Kulonprogo, Yogyakarta, menggelar operasi penertiban tambang pasir ilegal di bantaran Sungai Progo, tepatnya wilayah Dusun Sawahan dan Nepi di Desa Banaran hingga Dusun Kujon di Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo, pada hari Minggu (21/2/16) kemarin.

Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djunaedi mengungkapkan, setidaknya ada 53 unit alat kelengkapan tambang pasir sedot yang diamankan petugas sebagai barang bukti, diantaranya rangkaian mesin pompa diesel berukuran besar sebanyak 20 unit, yang berukuran kecil 17 unit, dan blower pompa besar 16 unit.

Nanang menjelaskan, operasi penertiban dilakukan sejak sekitar pukul 10.00 WIB hingga menjelang tengah malam. "Sisanya yang belum sempat diangkat sudah dibatasi police line dan dijaga petugas sebelum dilakukan pengangkatan lanjutan," ungkap Nanang kepada media beberapa waktu lalu di Kulonprogo.

Operasi penertiban digelar untuk menegakkan pasal 158 Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Maka dari itu, penambangan pasir sedot dilarang karena bisa merusak lingkungan sekitar.

Namun, Nanang mengakui, jika operator maupun pemilik mesin tambang belum ikut tertangkap karena diduga melarikan diri sesaat sebelum tim tiba di lokasi penertiban. "Hanya ada para buruh pengangkut pasir, bukan pemilik atau yang mengoperasikan alat-alat," ujarnya.

Penyelidikan lebih lanjut akan ditempuh Polres Kulonprogo untuk menangkap pelaku penambangan ilegal, baik melalui identifikasi barang bukti maupun mengumpulkan keterangan dari para saksi di lapangan.

Nanang menegaskan, upaya penertiban terhadap praktek penambangan ilegal bakal terus dilakukan di sepanjang bantaran Sungai Progo. "Sebenarnya penindakan juga sudah ada tahun lalu tapi penambang pasir ilegal selalu muncul lagi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kulonprogo, AKP Anton menambahkan, kegiatan penambangan pasir bisa dikatakan ilegal jika tidak mengantongi izin usaha pertambangan (IUP).

"Untuk wilayah abu-abu (perbatasan), ada koordinasi dengan Dinas PUP-ESDM DIY (PUP-ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta), sehingga akan ditindak bersama," tutup Anton.

Penulis : -
Editor : Deni Muhtarudin


http://www.jitunews.com/read/31721/polres-kulonprogo-amankan-53-alat-sedot-pasir-semua-ilegal#ixzz41ACJgLHU
Share:

Kulonprogo, Pemula Pembuatan KIA Nasional

KULONPROGO (KRjogja.com) - Pelaksana program Kartu Identitas Anak (KIA) Nasional, Kabupaten Kulonprogo ditunjuk bersama 60 kabupaten/kota se-Indonesia menjadi pemula.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kulonprogo Drs H Julistyo mengaku siap terhadap penunjukkan tersebut. "Tapi persiapannya masih tetap akan koordinasi dengan Pemda DIY, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Karena di DIY ada tiga kabupaten/kota yang ditunjuk, yaitu Yogyakarta, Bantul dan Kulonprogo," katanya,  Selasa (23/2/2016).

Julistyo menyatakan, selain itu, pihaknya karena tidak ada persiapan masalah anggaran maka akan koordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melalui Bappeda setempat untuk komunikasi seberapa jauh kemampuannya. "Dukungan anggaran merupakan aspek terpenting. Sebab proses terpenting penertiban kartu ini adalah mahalnya biaya cetak dalam hal ini tinta," katanya.

Salah satu indikator Kulonprogo ditunjuk sebagai pemula pelaksanaan KIA Nasional, adalah prosentasi kepemilikan akta kelahiran penduduk Kulonprogo sudah di atas 75 persen. "Artinya dilihat dari data kependudukan Kulonprogo masyarakat yang memiliki akta kelahiran sudah tertib. Sebab semakin rendah kepemilikan akta akan mempersulit penetapan KIA, menjadi lucu karena KIA-nya diterbitkan tapi malah aktanya belum punya. Sebab prosedurnya akta dulu baru KIA, tanda lahir baru KTP," urainya. (Wid)


sumber:
http://krjogja.com/read/291961/kulonprogo-pemula-pembuatan-kia-nasional.kr
Share:

23 February 2016

Pengukuran Lahan Bandara Kulonprogo Kembali Diwarnai Kericuhan



KULONPROGO – Kericuhan kembali mewarnai pengukuran lahan untuk pembangunan bandara baru di Provinsi DI Yogyakarta. Tim Pengukuran dan Pendataan Lahan Bandara dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) siang tadi, Senin (22/2/2016), telah menyelesaikan pengukuran lahan milik warga terdampak di Pedukuhan Sidorejo, Desa Glagah, Kulonprogo.

Pengukuran ini menyelesaikan 14 bidang tanah yang semuanya berada di Pedukuhan Sidorejo. Tim yang dikawal aparat kepolisian, TNI dan Satpol PP tidak banyak menemui kendala berarti di lapangan. Meski puluhan warga sempat menghadang, namun tidak mampu menggagalkan kerja tim.

Apalagi sebanyak 420 petugas keamanan yang disiagakan melakukan pengamanan berjenjang. Mereka juga membuat barikade dan memasang police line, agar tidak disusupi warga.

 “Hari ini kita selesaikan 14 bidang, lima bidang di utara Jalan Diponegoro dan sembilan bidang di Selatan,” jelas Koordinator Satgas A yang juga Kasie Survei dan Pengukuran BPN, Obed Tri Pambudi.

Dengan selesainya pengukuran ini, kata Obed, lahan milik warga yang yang merelakan tanahnya untuk pembangunan bandara sudah terukur. Sebelumnya, lahan ini tidak bisa diukur dan didata karena dihalang-halangi warga penolak bandara.

Diharapkan, pada dua hari ke depan, proses up date data bisa diselesaikan dan pada 26 Februari 2016, hasil pengukuran dan pendataan bisa diserahkan oleh Kanwil BPN kepada PT Angkasa Pura.

“Bagi warga yang tidak boleh, tidak diukur, akan menggunakan data yang ada di sertifikat,” jelasnya.

Jika masih ada pengukuran ulang, kemungkinan akan dilakukan di Desa Glagah dan Desa Palihan. Namun, itu berada di lahan yang kondusif dan tidak banyak warga yang menolak.

Pada pengukuran kemarin, sempat diwarnai kericuhan saat polisi hendak mengukur lahan di sampaing rumah warga. Polisi dan warga sempat terlibat dalam aksi saling dorong. Seorang warga sempat diamankan karena melakukan provokasi. Kesigapan aparat kepolisian juga mampu mengendalikan suasana.

“Kita siagakan sebanyak 428 anggota, bersama TNI dan Satpol PP untuk mengamankan kegiatan ini,” jelas Kapolres Kulonprogo, AKBP Nanang Djuanedi.

Sementara, Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono mengatakan, warga mendapat kejutan dari aparat kepolisian yag menerjunkan ratusan anggotanya. Sebetulnya, WTT tidak mempermasalahkan adanya pengukuran di lahan yang mendukung pembangunan bandara.

Tetapi yang terjadi justu terjadi kericuhan. Penyebabnya, tim tidak memberi kesempatan kepada warga WTT yang berbatasan dengan warga yang pro. Akibatnya, terjadi aksi saling dorong yang mengakibatkan beberapa warga pingsan, kesurupan dan merusak banyak tanaman.

“Kenapa harus banyak. Kita sejak awal memperbolehkan tanah yang diperbolehkan pemiliknya,” jelasnya.

Martono melihat, ada yang dipaksakan dalam pengukuran kemarin. Warga sendiri sebenarnya hanya membentengi lahan mereka agar tidak ikut dipatok. “Kita akan tetap akan jaga tanah yang tidak boleh diukur,” ujarnya.

(fds)


sumber:
http://news.okezone.com/read/2016/02/22/510/1318505/pengukuran-lahan-bandara-kulonprogo-kembali-diwarnai-kericuhan
Share:

Ratusan Warga Kulonprogo Pro Bandara Demo Minta Relokasi Gratis




Kulonprogo - Ratusan warga dari lima desa yang terdampak proyek bandara baru di Kulonprogo menggelar aksi meminta relokasi gratis dan jaminan pekerjaan. Mereka menggelar aksi di depan kantor Bupati Kulonprogo di Kota Wates, Senin (22/2/2016).
Mereka adalah perwakilan warga yang pro bandara yang terkena dampak proyek bandara baru di Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan, Kebonrejo dan Glagah. Dalam aksi itu mereka juga menggelar aksi tandatangan dukungan yang dilakukan di depan kantor bupati. Massa menggelar aksi di depan pintu gerbang kantor bupati karena pintu sudah ditutup dan dijaga aparat kepolisian.

"Tuntutan kami adalah relokasi gratis dan itu bukan bagian daru bentuk ganti rugi," ungkap salah satu juru bicara warga pro bandara, Nanang disela-sela aksi.

Selain itu lanjut dia, warga yang mendukung proyek tersebut ada sekitar 518 rumah yang tergusur itu meminta adanya jaminan pekerjaan dan kompensasi atas lahan garapan di tanah milik Paku Alam Ground (PAG) yang selama ini menjadi mata penghidupan warga sebagai petani. 

"Sekitar seminggu lalu kami bersama 35 orang wakil sudah menyerahkan petisi berisi tuntutan warga pro-bandara kepada Bupati Hasto Wardoyo. Kami ingin semua bertindak adil karena kami sudah menyatakan setuju atau mendukung proyek tersebut," katanya.

Foto: Bagus Kurniawan/detikcom

Menurut dia, warga meminta relokasi diberikan secara gratis dan terpisah atau lepas dari ganti kerugian atas tanah dan bangunan hak milik mereka yang tergusur proyek bandara. Meski bakal tergusur akibat proyek bandara baru tersebut, warga juga meminta adanya jaminan pekerjaan baru. Sebab selama ini mereka adalah petani yang akan kehilangan lahan/tanah garapan dan pekerjaan.

"Kami merasa belum mendapat jaminan pekerjaan. Sudah pasti ada yang bakal beralih profesi," katanya.

Jika beralih profesi katanya, warga meminta ada jaminan secara tertulis baik dan pemerintah maupun PT Angkasa Pura. Warga menuntut adanya MoU antara Pemkab Kulonprogo dan PT Angkasa Pura dengan melibatkan warga yang terdampak segera disusun.

"Kami meminta semua pihak terkait untuk memperhatikan tuntutan ini," pungkas Nanang. 
(bgs/try)



Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP