Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


10 September 2015

Jumlah Pemandu Wisata di Kulon Progo Masih Minim

Kulon Progo, HanTer - Jumlah pemandu wisata atau "tour guide" di
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki
sertifikat masih sangat minim, padahal jumlah kunjungan wisatawan
terus mengalami peningkatan.

"Objek wisata di Kulon Progo belum dikelola secara optimal karena
kekurangan pemandu wisata yang profesional," kata Kabid Pemasaran
Pariwasata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Eka
Winarsiwi di Kulon Progo, Kamis (10/9).

Ia mengatakan beberapa tempat wisata di Kulon Progo seperti Pantai
Gelagah, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis banyak dikunjungi
wisatawan, namun, jumlah pemandu wisata masih sangat kurang.

"Sampai saat ini, belum ada pengelola wisata yang memiliki sertifikat
yang bisa memandu wisatawan, padahal jumlah kunjungan wisatawan di
Kulon Progo mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Eka.

Ia mengatakan pemandu wisatawan lokal mengalami kesulitan mendapatkan
sertifikat karena yang mengeluarkan lembaga khusus yang ada di Sleman
dan Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan sertifikat sebagai pemandu
wisatawan, juga membutuhkan biaya besar.

"Kalau mereka memiliki sertifikat, bisa memandu wisatawan di luar DIY.
Tapi kalau tidak, mereka hanya memandu wisata lokal," kata dia.

Minimnya jumlah pemandu wisata resmi, kata Eka, dapat berdampak pada
menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Kulon Progo.

"Di kalangan masyarakat masih menganggap bahwa menjadi seorang pemandu
wisata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka,"
katanya.

Ia berharap, kedepan minat warga Kulon Progo untuk menjadi pemandu
wisata bisa lebih baik lagi. Mengingat Kabupaten Kulon Progi gencar
dalam meningkatkan dan mengkampanyekan sektor pariwisata andalan ke
masyarakat luas, untuk meningkatkan PAD dan mendongkrak pertumbuhan
ekonomi masyarakat.

"Masalah pemandu wisata menjadi pekerjaan rumah kami dalam mendongkrak
sektor pariwsata," katanya.

Selain kekurangan jumlah pemandu wisata, menurut Eka, pelalu wisata
lokal mengalami kendala masalah bahasa asing ketika ada wisatawam dari
manca negara. Mereka tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.

"Kami sudah memberikan pelatihan bahasa Inggris, tapi kosa katanya
secara umum. Meski sudah diberi pelatihan, pelaku wisata lokal tetap
mengalami kesulitan," katanya.



(ruli)
Share:

Warga Penolak Bandara Kulonprogo Gelar Kirab Hasil Panen Dari Lahan Calon Bandara

Bisnis.com, KULONPROGO – Paguyuban warga penolak pembangunan bandara,
Wahana Tri Tunggal (WTT) menggelar hari jadi ke 3 di Dusun Kragon II,
Desa Palihan, Rabu (9/9/2015). Dalam perayaan itu, warga WTT masih
akan tetap memperjuangkan dibatalkannya pembangunan bandara.

Hari jadi tersebut digelar dengan konvoi dan mengarak gunungan hasil
bumi ke wilayah empat desa yang akan dijadikan lokasi pembangunan
bandara. Menurut Ketua WTT Martono di sela acara ulang tahun,
gunungan yang diarak itu mewakili hasil bumi yang selama ini dipanen
oleh petani pesisir.

"Hasil bumi itu menegaskan bahwa tanah di wilayah ini masih produktif
dan merupakan satu-satunya mata pencaharian warga kami," papar
Martono.

Dihadapan warga, Martono juga mengungkapkan syukur dengan ditolaknya
IPL Bandara dari Gubernur DIY oleh PTUN Yogyakarta beberapa waktu
lalu. Hal itu dianggap menjadi kemenangan pertama warga WTT. Selain
itu, bersama sekitar 400 warga yang bergumpulkan merayakan hari jadi
tersebut, juga disyukuri atas hasil panen yang melimpah di tahun ini.

Selain tetap berupaya melakukan gerakan penolakan terhadap rencana
pembangunan bandara, WTT akan terus berusaha memperjuangkannya di
ranah hukum. Martono memaparkan, terkait upaya pengajuan judicial
review terhadap perda RTRW Kulonprogo ke Mahkamah Agung, dirinya tetap
optimis.

"Apabila judicial review kalah, kami akan tetap ajukan PK ," ujar Martono.

Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi LBH Yogyakarta Rizky
Fatahillah menambahkan, perayaan hari jadi tersebut adalah momentum
bagi WTT untuk menjaga konsolidasi. Terutama dalam berjuang melawan
perampasan tanah yang akan digunakan sebagai bandara baru.

"Terkait PK, bisa saja itu dilakukan. Kami akan lihat dulu seperti apa
keputusananya," imbuh Rizky.
Apps Bisnis.com available on:
Editor : Nina Atmasari
Share:

PENCURIAN KULONPROGO 2 Kambing Kurban Digondol Maling

Harianjogja.com, KULONPROGO- Untoro, seorang peternak kambing harus
merelakan dua ekor kambing yang sudah dibeli untuk kurban dicuri
kawanan pencuri, Rabu (9/9/2015) dini hari. Kambing-kambing tersebut
telah laku terjual dan siap diambil pemiliknya menjelang Idul Adha.

"Ada dua yang dicuri dan kejadiannya sekitar jam 03.00 WIB. Tadinya
kambing yang ada di kandang ini 18 ekor," ujar Untoro saat ditemui
dirumahnya di Dusun Kemiri, Desa Margosari, Pengasih.

Untoro mengatakan, saat kejadian dirinya tidak mendengar suara gaduh
ataupun suara kambingnya mengembik. Padahal, saat itu dia sedang tidur
di sebuah gardu ronda yang hanya berjarak sepuluh meter dari kandang
kambing. Setelah satu jam, dia mendengar istrinya berteriak dan suara
gas sepeda motor.

"Saya bangun mendengar orang menyalakan sepeda motor, lalu buru-buru
kabur. Ada dua motor dan langsung saya kejar, tapi langsung
menghilang," ungkap Untoro.

Untoro mengungkapkan, dua kambing tersebut sudah dilego dengan harga
Rp2,5 juta dan Rp3 juta. Bahkan, Untoro sudah menerima uang muka untuk
dua ekor kambing tersebut. Akibat kejadian tersebut, dirinya terpaksa
akan mengganti kambing yang telah dipesan itu dengan kambing lainnya.

Lebih lanjut Untoro mengaku ada yang janggal dari kejadian tersebut.
Pasalnya, dia sama sekali tidak mendengar suara gaduh dan suara
kambingnya saat kejadian itu terjadi.

"Saya heran, kok, tidak ada suara gaduh, bahkan kambingnya juga tidak
bersuara. Padahal, saya cuma tidur di gardu depan rumah. Mungkin
pelakunya sudah tahu daerah sini," ungkap Untoro.

Tri Sunaryati, istri Untoro, mengaku sempat mendengar suara dua sepeda
motor di dekat kandang. Pasalnya, pada jam 03.00 dini hari itu,
dirinya terbangun. Saat curiga dengan suara tersebut, Tri langsung
berusaha membangunkan suaminya.

"Tapi orangnya sudah kabur dan kandangnya sudah kosong," imbuh Tri.

Kejadian tersebut telah dilaporkan ke Polsek Pengasih. Keesokan
paginya petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Menjelang
perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban, kejadian pencurian hewan
kurban mulai marak terjadi. Untuk itu, polisi mengimbau agar
mewaspadai terjadinya pencurian semacam itu.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

Belasan Warga Diamankan Saat Judi Sabung Ayam

harianjogja.com, KULONPROGO – Belasan orang diamankan polisi Polres
Kulonprogo karena diduga terlibat tindak pidana perjudian sabung ayam
di Dusun Kutan, Desa Brosot, Galur, Rabu (9/9/2015). Saat
penggebregan, setidaknya ada puluhan orang yang berada di lokasi
kejadian, namun sebagian besar berhasil kabur.

Sebanyak 17 orang diduga pelaku judi sabung ayam digelandang ke
Mapolres Kulonprogo beserta sejumlah barang bukti. Polisi berhasil
mengamankan 21 unit sepeda motor, dua unit sepeda, satu unit truk dan
enam ekor ayam yang digunakan untuk judi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun saat pemeriksaan pelaku, diduga
tempat kejadian perkara (TKP) perjudian itu dilakukan di rumah salah
satu anggota TNI. Saat penggerebegan berlangsung, semua warga yang
berada di lokasi berhamburan, bahkan salah satu pelaku mengompol
karena ketakutan saat polisi datang.

Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Anton mengatakan, penggerebakan
itu bermula dari laporan warga setempat. Warga melaporkan adanya
aktifitas perjudian yakni sabung ayam di RT 06 RW 02 Dusun Kutan.
Bermula dari laporan itu, sejumlah anggota dari Satuan Reskrim dan
Sabhara langsung meluncur ke lokasi tersebut.

"Ada 17 orang yang kami amankan dan belum bisa dipastikan karena masih
dalam pemeriksaan, apakah mereka ini tersangka semua atau ada yang
tidak. Penggerebekan tadi sekitar pukul 13.00 WIB," ujar Anton.

Anton memaparkan, apabila terbukti melakukan tindak pidana perjudian,
maka para pelaku akan dikenai Pasal 303 KUHP tentang perjudian.
Ancaman hukuman maksimal sepuluh tahun penjara, denda Rp25 juta.
Adanya keterlibatan anggota TNI sebagai pemilik rumah yang menjadi
lokasi perjudian, masih akan dikaji mendalam.

"Apabila ada oknum TNI yang terlibat dan terbukti menyediakan tempat
perjudian, penangananya akan langsung dilimpahkan ke Polisi Militer,"
jelas Anton.

Tujiya, 50, salah satu warga yang diamankan mengaku sering datang ke
lokasi perjudian itu. Biasanya pria yang sehari-hari bekerja sebagai
juru kunci Makam Pereng ini hanya memasang taruhan sebesar Rp25.000
sampai Rp50.000. Dia berkilah, aktifitas itu hanya perjudian dengan
taruhan kecil,

Namun, saat kejadian Tujiya mengaku membawa uang sebesar Rp5 juta. Dia
mengungkapkan, uang tersebut akan dibelanjakan material semen untuk
keperluan pembangunan rumahnya.

"Tapi tadi belum sempat tarung, polisi datang," kata Tujiya.
Editor: Mediani Dyah Natalia | dalam: Kulon Progo |
Share:

09 September 2015

Ombak Tinggi, Nelayan Kulonprogo Libur Melaut

KULONROGO ( KRjogja.com) -Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo
terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai 6-8
meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan
membahayakan para nelayan.
Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan,
ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi
sejak Senin (7/9/2015). Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung
hingga sepekan ke depan.

"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang
tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal
satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai
Congot, Selasa (08/09/2015).
Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami
kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat
melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal,
dengan nilai mencapai Rp 3 juta. "Saat ini, pantai selatan Kulonprogo
sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami
bisa menangkap 8-10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap 3-5
kilogram lobster," jelasnya.(Unt)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Ombak Tinggi Halangi Nafkah Nelayan Kulonprogo


Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

Perahu nelayan menganggur akibat ombak tinggi (Foto: KR Jogja)

KULONPROGO – Para nelayan di pesisir selatan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terpaksa libur melaut lantaran ketinggian gelombang mencapai enam hingga delapan meter. Jika dipaksakan, ketinggian gelombang saat ini justru akan membahayakan para nelayan.

Anggota Kelompok Nelayan Bogowonto, Johan Susanto menyampaikan, ketinggian gelombang yang mencapai delapan meter ini sudah terjadi sejak Senin, 7 September. Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

"Kami sudah diminta untuk tidak melaut karena kondisi gelombang sedang tidak bersahabat. Diperkirakan, tinggi gelombang akan kembali normal satu pekan ke depan," kata Johan, saat ditemui di pesisir Pantai Congot, Selasa, 8 September.

Akibat ketinggian gelombang ini, lanjutnya, para nelayan mengalami kerugian karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. Padahal saat melaut, mereka bisa membawa pulang tangkapan sekitar satu kuintal, dengan nilai mencapai Rp3 juta.

"Saat ini, pantai selatan Kulonprogo sedang musim ikan pari dan lobster. Sebelum ada gelombang tinggi, kami bisa menangkap delapan hingga 10 ekor ikan pari ukuran besar, juga mengangkap tiga sampai lima kilogram lobster," jelasnya.

(rtw)
Share:

07 September 2015

PENGELOLAAN SAMPAH : Sempat Ditolak Warga, Kini Layani 700 Keluarga

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sampurna Asih adalah KSM pengelola sampah
pertama di Kulonprogo. Sejumlah warga setempat merintisnya sejak 2011
silam. Setelah resmi beroperasi pada Maret 2012, KSM Sampurna Asih
saat ini telah melayani lebih dari 700 kepala keluarga (KK) di wilayah
Kecamatan Pengasih dan Wates.

Penggalan sejarah KSM Sampurna Asih itu disampaikan Suryono kepada
Harian Jogja, Sabtu (5/9/2015) pagi. Dia baru saja selesai
mengumpulkan sampah dari beberapa anggota di sekitar Dayakan.

"Pengelolaan sampah itu syarat dengan ibadah. Menyadarkan masyarakat
tidak semudah membalikkan telapak tangan," tutur Suryono sembari
mengajak Harian Jogja menuju ruang sekretariat KSM Sampurna Asih.

Suryono adalah Ketua II KSM Sampurna Asih. Merasa khawatir tidak bisa
memberikan informasi lengkap, dia pun menelepon Ketua I, Sudjendro.
"Dulu kita satu-satunya di Kulonprogo. Iurannya cuma Rp10.000 per
bulan. Kalau sekarang naik jadi Rp15.000," ucap Suryono.

Sembari menunggu Sudjendro, Suryono meneruskan ceritanya. Bagi dia,
membesarkan KSM Sampurna Asih adalah perjuangan besar. "Awal mau
membuat kelompok, kami ditarget harus punya anggota 250 orang dalam
tiga bulan. Padahal waktu itu baru ada 90 orang," papar dia.

Belum lama Suryono bercerita, Sudjendro datang. Dia langsung
bersemangat memaparkan kisah suka duka KSM Sampurna Asih. "Bangunan
pusat pengelolaan sampah sudah berdiri sejak Juli 2011, lalu Agustus
kami bentuk pengurus dan segera sosialisasi kepada masyarakat,"
ujarnya.

Biaya operasional awalnya lebih banyak ditanggung pengurus, termasuk
uang bensin. Mereka juga sempat ditentang warga pada tiga bulan
pertama. "Ada tetangga yang tidak suka karena katanya bikin bau dan
mengganggu. Kami lalu didatangi Ombudsman tapi ternyata itu tidak
terbukti," kata Sudjendro.

Menurut pensiunan berusia 67 tahun ini, saat itu masyarakat setempat
memang belum mengerti cara mengelola sampah. Wajar jika mereka
khawatir dengan keberadaan KSM yang dianggap serupa dengan tempat
pembuangan sementara (TPS).

Sekarang pun, masyarakat belum bisa memisahkan sampah menjadi tiga,
yaitu sampah organik, kertas, dan plastik. Padahal jika itu dilakukan,
beban petugas kebersihan bisa berkurang. "Tempat sampahnya sudah
dibuat terpisah tapi membuangnya ya sama saja. Memang masih butuh
waktu," tukas Sudjendro.

Setiap Senin hingga Jumat, pemilahan sampah menjadi kegiatan utama.
Selanjutnya pada hari Sabtu, mereka mengolah sampah organik menjadi
pupuk kompos. Namun, pupuk kompos yang dihasilkan kebanyakan juga
diambil para anggota secara cuma-cuma.

"Kalau ada yang mau beli juga boleh. Harganya Rp800 per kilogram.
Khusus anggota kami bebaskan. Biar mereka tahu kalau sampah bisa
diolah dan jadi bermanfaat," ungkapnya.

Senada dengan Suryono, menjadi pengurus KSM Sampurna Asih adalah
ibadah bagi Sudjendro. Mereka tidak dibayar sepeser pun. Hasil
penjualan sampah yang telah dipilah dan iuran anggota memang hanya
cukup untuk membayar honor delapan pekerja pengambil sampah dan
sejumlah biaya operasional lain. "Tekad kami ingin mengabdikan diri,"
ungkapnya kemudian.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

APBD KULONPROGO : Terpengaruh Megaproyek, Pendapatan Daerah Turun Rp33 Miliar

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pendapatan daerah dalam APBD Perubahan
Kabupaten Kulonprogo 2015 diperkirakan turun sekitar Rp33 miliar. Jika
pada APBD murni mencapai Rp1,242 triliun, pendapatan pada APBD
Perubahan direncanakan sebesar Rp1,209 triliun.

Hal itu diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo pada rapat
paripurna dengan agenda penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Perubahan
Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2015 di
gedung DPRD Kulonprogo, Jumat (4/9/2015).

Dia lalu mengungkapkan, hal sebaliknya terjadi pada rencana belanja
daerah. Jika pada APBD murni direncanakan sekitar Rp1,306 triliun,
belanja daerah pada APBD Perubahan menjadi Rp1,340 triliun.

Menurut Hasto, peningkatan belanja daerah diperlukan untuk mempercepat
pencapaian target kinerja daerah. Hal itu juga merupakan konsekuensi
kekurangan anggaran pada APBD murni.

"Sisa lebih penggunaan anggaran tahun sebelumnya kami rencanakan untuk
memenuhi defisit anggaran yang mencapai sekitar Rp66,224 miliar," kata
Hasto menjelaskan, seperti yang dirilis Humas Sekretariat DPRD
Kulonprogo, Jumat sore.

Hasto memaparkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi pendapatan dan
belanja tahun ini. Di antaranya, perubahan realisasi investasi mega
proyek berupa pembangunan bandara baru, pabrik pasir besi, dan kawasan
industri di Sentolo. "Beberapa kondisi itu berakibat pada perubahan
pendapatan retribusi dan pajak daerah," ujarnya.

Hasto menambahkan, perubahan kebijakan tarif BPJS Kesehatan pada Pusat
Pelayanan Kesehatan (PPK), khususnya di RSUD Wates, juga menyebabkan
ada perubahan pada besar pendapatan daerah.

"Ada kondisi insidental yang membutuhkan konsekuensi penyediaan
anggaran, tapi ternyata belum tersedia pada APBD 2015," tutur Hasto
kemudian.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kulonprogo Gelar Uji Coba Tinju Porda

WATES ( KRjogja.com)- Untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di
ajang Pekan Olahraga Daaerah (Porda) DIY 2015, atlet tinju Kulonprogo
melakukan pertarungan uji tanding dengan para petinju amatir dari
beberapa sasana tinju di Jawa Tengah.

Menurut pelatih tinju Kulonprogo, Ferry Kuahaty, pertarungan uji
tanding ini merupakan persiapan terakhir sebelum para petinju berlaga
di Porda. Sebanyak 10 petinju Kulonprogo melakukan pertarungan uji
tanding dengan petinju amatir dari Bantul, Sragen, Kebumen, Solo dan
Magelang.

"Uji tanding bersama ini untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan
atlet sebelum berlaga di Porda. Selain itu untuk menambah jam terbang
para atlet dan meningkatkan mental saat bertanding," kata Ferry di
Alun-alun Wates, Minggu (6/9).

Ia menambahkan, untuk memeriahkan pertarungan uji coba ini juga
dilakukan peluncuran Senam Kreasi Tinju Bela Beli Kulonprogo yang
mengombinasikan antara olahraga senam dengan tinju. Launching
dilakukan oleh Bupati Kulonprogo, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Tinju
merupakan olahraga hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai
kalangan. Sehingga untuk menarik minat masyarakat kami ciptakan senam
kreasi tinju," jelasnya.(*-32)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

NAMA UNIK : Warga Kulonprogo Bernama “Nama”, Sering Terlewat saat Diabsen Guru

Harianjogja.com, KULONPROGO- Setelah Tuhan, Saiton dan Andy Go To
School, nama unik lainnya muncul dari Dusun Salam, Desa Salamrejo,
Kecamatan Sentolo. "Nama saya, Nama," itulah perkenalan awal yang
cukup membingungkan saat ditemui di rumahnya, Minggu (6/9/2015).

Kedatangan beberapa awak media ke kediamannya yang sederhana itu
langsung membuatnya bertanya-tanya. Nama tidak pernah menyangka,
namanya menjadi perbincangan hangat di salah satu akun media sosial
Kulonprogo. Dia bahkan tidak mengetahui, jika kartu tanda penduduknya
telah diunggah oleh beberapa orang di media sosial.

Sehari-harinya, Nama berdagang beras di Pasar Gawok, Wates. Dari sana
juga awalnya dirinya mengaku diberitahu seorang langganan tentang
namanya mendadak terkenal di media sosial. "Saya kaget diberitahu
begitu, tadinya juga tidak percaya. Lalu saya ditunjukkan sama
pelanggan," ujarnya santai.

Nama mengaku, sebelumnya juga tidak mengetahui adanya fenomena
nama-nama unik yang sedang hangat diperbincangkan media massa dan
media sosial. Saking banyak orang yang penasaran di media sosial,
tidak jarang ada orang yang iseng mendatangi kediaman bapak dua anak
itu hanya untuk memastikan keaslian namanya.

Lebih lanjut Nama mengungkapkan, tidak pernah tahu alasan kedua
orangtuanya memberikan nama tersebut. Selama ini, yang diketahuinya
namanya itu hanya sekedar nama yang tidak ada arti khusus. Namun,
Aminah, istri Nama menjelaskan, pernah menanyakan arti pemberian nama
suaminya itu kepada ibu mertuanya.

Aminah mengaku, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP)
dirinya sudah menjalin hubungan dengan suaminya itu. Karena penasaran
dengan nama orang yang dinikahinya itu, Aminah mencoba menanyakannya.
"Kata ibu [mertua], nama suami saya itu waktu lahir dikasih nama
Tekad. Tetapi karena sering sakit-sakitan, akhirnya diganti namanya
dengan Nama. Hanya begitu saja bilangnya," papar Aminah.

Selama menyandang nama "Nama", ada beberapa pengalaman unik yang
dialaminya. Nama mengisahkan, saat itu dirinya duduk di bangku sekolah
dasar. Daftar presensi siswa selalu diawali dengan nomor dan nama.
Lantaran Nama mendapatkan nomor urut pertama, gurunya selalu tidak
menyebutkan namanya saat diabsen.

"Akhirnya, waktu naik kelas tiga, nomor urut absen saya dipindah ke
tengah agar bisa terbaca guru saat diabsen," kisahnya sambil menahan
tawa geli.

Tidak hanya guru dan teman-teman semasa sekolahnya yang heran dan
merasa lucu dengan nama Nama. Bahkan, ketika mengurus surat-surat ke
kantor pemerintahan desa, namanya seringkali mengundang tawa geli
sebagian perangkat desa. Ketika ada operasi kendaraan pun, SIM C
miliknya juga tak jarang membuat polisi yang memeriksanya tersenyum
menahan tawa.

Pengalaman unik juga dirasakan putra sulung Nama, Wahyu Nugroho, 20.
Wahyu menuturkan, nama ayahnya itu sering menjadi bahan lelucon
teman-temannya. "Saat ditanya nama bapak siapa, lalu saya jawab Nama.
Semua teman-teman saya tertawa. Meski saya ulang menyebutnya, juga
kadang tidak ada yang percaya. Mau bagaimana lagi, namanya memang
Nama," celetuk Wahyu.

Meski namanya dianggap unik, namun bapak dua anak ini tidak merasa
spesial dengan namanya. Laki-laki kelahiran 5 Mei 1974 ini, tetap
menjalani aktifitasnya sebagai pedagang beras dari pasar ke pasar.
Meski pelanggannya bertanya-tanya tentang namanya, dia pun hanya
menjawab singkat.

"Mau bagaimana lagi, nama saya memang Nama. Dan itu pemberian orang
tua dari kecil," pungkas Nama singkat.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP