Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


18 August 2015

Warga Keji Upacara Bendera ‘Nyeker’

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Warga Pedukuhan Keji, Hargotirto, Kokap,
Kulonprogo memiliki cara unik dalam melaksanakan upacara bendera
memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Upacara ala kampung
'Tempoe Doeloe' berlangsung sederhana tapi khidmat, seluruh petugas
dan peserta upacara mengenakan pakaian seadanya bahkan tanpa alas kaki
alias 'nyeker'.

"Upacara ala kampung tempoe doeloe sebagai pembelajaran bagi generasi
muda yang tidak mengalami masa-masa getir merebut kemerdekaan
Indonesia. Cekeran dan berpakaian ala kadarnya bukan merupakan
kemunduran melainkan mengajak warga Keji berkaca dan merenung
sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat para pahlawan
dan masyarakat Indonesia berjuang meraih kemerdekaan," jelas Ketua
Karang Taruna, Sekartadji, Nur Efendi usai upacara, Senin
(17/08/2015).

Bupati dr Hasto dalam sambutannya dibacakan dukuh mengatakan, secara
teknologi Indonesia kalah dengan negara maju, sehingga globalisasi dan
perdagangan bebas lebih menguntungkan negara industri maju. "Lawan
kemajuan teknologi negara maju yang sedang menjajah kita dengan
ideologi. Bela bangsa dan negara dengan membeli produk Indonesia,
sukseskan Program Bela dan Beli Kulonprogo," imbaunya.

Malam peringatan hari kemerdekaan RI secara sederhana juga berlangsung
di Pedukuhan Tambak, Triharjo, Wates. Unsur pemdes dan warga setempat
mengadakan tirakatan dan renungan malam.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo Lepas 70 Pasang Merpati

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat
menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba
memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara
lainnya.

Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan
Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu
(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh
5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika
dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia
puluhan ikatan jerami.

Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,
sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN
UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan
warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan
ternaknya.

Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan
doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia
seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering
harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang
masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau
yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke
warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput
kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.

Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena
dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize
rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat
hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)
Share:

Warga Terbantu, Tujuh Belasan Berhadiah Jerami

KULONPROGO ( KRjogja.com) - Berbagai kelompok masyarakat
menyelenggarakan kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Mulai dari lomba
memasak nasi goreng khusus pria, jalan sehat, dan berbagai acara
lainnya.

Warga masyarakat di Pedukuhan Blumbang Desa Karangsari Kecamatan
Pengasih juga menggelar jalan sehat menempuh 5 kilometer, Minggu
(16/8/2015). Jalan sehat yang dilepas Kepala Dukuh Subandiyo menempuh
5 Km, selain disediakan hadiah televisi warna, kipas angin, setrika
dan ratusan doorprize, uniknya dari ratusan doorprize ini, tersedia
puluhan ikatan jerami.

Subandiyo, ratusan hadiah ini selain dari warga masyarakat, donatur,
sponsor, juga warga perantauan di Jakarta dan dukungan mahasiswa KKN
UGM. Warga ada yang memberikan doorprize jerami karena kebanyakan
warga memelihara ternak sapi, sehingga dapat membantu untuk pakan
ternaknya.

Senada juga dikatakan Heri Widada, salah satu warga yang memberikan
doorprize jerami, mengatakan ratusan hadiah doorprize sudah tersedia
seperti alat rumah tangga, pihaknya melihat banyaknya orang sering
harus membeli pakan ternak seperti jerami ini. "Warga di Blumbang
masih banyak yang memelihara Sapi, dan harus membeli jerami. Kalau
yang dapat anak-anak kemudian tidak punya sapi bisa dijual lagi ke
warga lainnya dan pasti laku, warga lain bahkan minta juga ada rumput
kolonjono, tidak hanya jerami saja," terang Heri.

Paryono salah satu warga yang meraih dooprize jerami bersyukur karena
dapat mengurangi pembelian pakan ternak. "Lumayan dapat doorprize
rumput jerami, ngirit Rp 10.000 dan tidak sia-sia ikut jalan sehat
hari ini, meskipun tidak dapat TV atau yang lainnya," katanya.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Orok Bayi Tersangkut Pancing

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki,
ditemukan tersangkut kail pancing milik Sugiharto (32), warga
Kebunsari Purwodadi Purworejo saat mancing di Kali Serang tepatnya di
selatan Jembatan Glagah, Kecamatan Temon, Selasa (18/08/2015). Dari
kondisi fisiknya, bayi malang tersebut diperkirakan baru berusia
sekitar lima bulan.

Saat ditemukan, kondisi bayi masih disertai ari-ari tanpa terbungkus
benda apapun. Di tubuhnya, terdapat luka sobek, juga lebam di bagian
perut dan kepala. Penemuan mayat bayi ini sontak menggegerkan warga
setempat.

Saat dimintai keterangan di lokasi kejadian, Sugiharto menuturkan, ia
bersama dua rekannya sudah menurunkan kail sejak pukul 08.00 WIB. Satu
jam kemudian, kail pancingnya tersangkut benda mirip sampah.

"Lalu saya tarik ke tepi untuk dibersihkan, ternyata ada tangan dan
kakinya. Saya kaget karena benda itu bukan sampah, tapi mayat bayi,"
terangnya.
Sugiharto sempat mengamati bayi hasil temuannya ini beberapa saat,
untuk memastikan bahwa kondisinya sudah tidak bernyawa. Dengan
ditemani dua temannya, ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke
kelurahan setempat. "Sempat bingung juga karena mancing belum dapat
ikan malah dapat mayat bayi. Saya laporkan saja kejadian ini ke Pak
Lurah," imbuhnya.
Usai menerima laporan warga, Lurah Glagah, Agus Parmono langsung
menghubungi kepolisian setempat. Bersama petugas Puskesmas Temon II,
tim dari Polsek Temon langsung menuju lokasi untuk melakukan olah TKP.
"Kami tindaklanjuti laporan warga dengan menghubungi pihak terkait.
Mayat bayi kemudian langsung dievakuasi," kata Agus.(Unt)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

17 August 2015

PEMKAB KULONPROGO : Permudah Wisatawan Menoreh, 2 Bus Diusul Jadi Alat Transportasi

Harianjogja.com, KULONPROGO- Komisi II DPRD Kabupaten Kulonprogo,,
Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah setempat mengalihkan
pemanfaatan dua unit bus milik Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika untuk mendukung pengembangan objek wisata Bukit Menoreh.
Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo, Muhtaron Asrori, Minggu (16/8/2015),
mengatakan selain kendala infrastruktur jalan, kendala utama
perkembangan dan pertumbuhan wisata di Kawasan Bukit Menoreh adalah
moda transportasi.
"Pemkab Kulonprogo, harus membuat kebijakan yang tepat, supaya
persoalan transporasi menuju objek wisata itu dapat terpecahkan," kata
Muhtaron.
Saat ini, kata dia, pemkab memiliki dua bus yang tidak dimanfaatkan
secara optimal, sehingga bisa difungsikan sebagai angkutan perintis
menuju objek wisata.
"Kami milihat pemkab memiliki dua bus. Kalau tidak difungsikan,
menurut kami lebih baik difungsikan untuk mendukung sektor
pariwisata," katanya.
Menurutnya, angkutan perintis sangat dibutuhkan untuk mendukung sektor
pariwisata. Saat ini, objek wisata di Kawasan Bukit Menoreh berkembang
pesat, yakni Waduk Sermo, Kalibiru, Canting Mas Dipowono, Gua
Kiskendo, Kebun Teh Nglinggo dan objek wisata lain di Kecamatan
Girimulyo.
Ia mengatakan pemkab bisa mengajukan bantuan moda transporasi perintis
ke Kementerian Perhubungan atau Kementerian Pariwasata. Bahkan, pemkab
bisa mengajukan pengadaan moda transportasi menggunakan dana
keistimewaan DIY.
"Peluang ini harus ditangkap oleh pemkab. Jangan sampai, pemkab hanya
sebagai pahlawan kesiangan yang dibutuhkan saat terakhir. Tapi pemkab
harus di depan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)
Kulonprogo, Nugroho mendukung usulan Komisi II DPRD Kulonprogo,
mengalihfungsikan bus milik Dishubkominfo menjadi angkutan perintis
pariwisata.
Namun demikian, ia mengakui, bus perintis bantuan Kementerian
Perhubungan pengelolaannya tidak lagi dipegang oleh Dishubkominfo.
Semua kewengan pengelolaan diambil alih Setda Kulonprogo,, dan
sekarang ditempatkan di Bagian Umum Setda Kulonprogo, serta Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbuparpora).
"Awalnya dikelola Dishubkominfo bekerja sama dengan Koperasi Sumber
Rejeki yang melayani jalur perintis. Namun, beberapa tahun telah
diambilalih pengelolaanya oleh Setda Kulon Progo," katanya.
Share:

Nahas, Kakek Kasdiwiyono Tewas Terbakar di Kebun Jati

KULON PROGO-Nahas dialami kakek Kasdiwiyono (85). Dia ditemukan tewas
terpanggang di kebun jati miliknya, di Tuksono, Sentolo, Kulon Progo.
Korban diduga terjebak kobaran api dan tidak berhasil menyelamatkan
diri.
Akibatnya korban pingsan dan ikut terbakar api. Musibah ini terjadi
saat korban yang merupakan warga Kalisono, Tuksono, ini pamit ke kebun
jati miliknya. Kebun jati yang berada di Wonobroto, Tuksono ini memang
tidak jauh dari rumah korban.
Korban biasa ke kebun untuk membersihkan ranting kayu. Menjelang
siang, warga dibuat geger dengan adaya kebakaran lahan jati. Musim
kemarau menjadikan banyak daun jati berguguran karena kering.
Diduga usai membersihkan kebun, korban membakar ranting dan daun jati.
Hembusan angin yang kencang menjadikan api cepat membesar dan
mengepung korban. Korban yang terjebak dalam kobaran api akhirnya
terjatuh pingsan dan api membakarnya.
Salah seorang saksi Parjiwoyono mengaku, saat itu dia datang ke kebun
setelah banyak orang berteriak kebakaran. Namun saat datang dia justru
melihat korban tengkurap di sekitar api.
"Saat ditemukan dia masih kejang-kejang," katanya, kepada wartawan,
Jumat (15/8/2015).
Karena kondisinya sangat parah, korban akhirnya meninggal dunia. Warga
juga langsung mengevakuasi mayatnya ke rumah duka. Petugas dari
puskesmas dan kepolisian juga datang untuk melakukan pemeriksaan.
Anak korban, Rusmana mengaku, tidak tahu persis kejadiannya. Saat itu,
dia sedang berada di Sungai Progo, dan ada warga yang mengabarinya.
Korban sendiri sekujur badannya terbakar, dan hanya muka serta dadanya
saja yang tidak terbakar.
"Tadi cuma pamit ke istri mau ke tegal (kebun). Tidak ada firasat.
Rencananya, akan dimakamkan di TPU Kalisono," pungkasnya.
(san
Share:

15 August 2015

Pemkab Berdayakan TKI Purna

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Daerah lain perlu mencontoh Kabupaten
Kulonprogo dalam penanganan TKI Purna secara intensif. TKI Purna di
Kulonprogo jumlahnya besar, sehingga perlu mendapat perhatian. Karena
itu dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan saat ini melakukan
perjanjian kerjasama antara Pemkab Kulonprogo dengan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dalam
pemberdayaan TKI Purna.

Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan menyatakan
BNP2TKI harus bermitra dengan semua pihak, mengkoordinasikan program
dari instansi terkait dalam rangka pemberdayaan TKI Purna. "Dengan
kerjasama maka dapat lebih intensif sehingga dapat jadi contoh daerah
lain," kata Lisna pada penandatanganan nota

kesepahaman tentang Pengembangan Pemberdayaan Wirausaha Tenaga Kerja
Indonesia Purna di Kabupaten Kulonprogo, di Gedung Kaca, Jumat
(14/08/2015).
Penandatanganan dilakukan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K)
dengan Lisna Yoelani Poeloengan Deputi Perlindungan atas nama BNP2TKI.
Kerjasama dalam Nota kesepahaman adalah terkait pemberdayaan wirausaha
TKI Purna dan keluarganya di Kulonprogo.

Tujuannya untuk meningkatkan pemberdayaan wirausaha TKI Purna dan
keluarganya agar mampu mandiri dan berwirausaha. Dalam hal ini BNP2TKI
mempunyai tugas dan tanggung jawab diantaranya memberikan bimbingan
teknis (edukasi) kewirausahaan sebagai langkah awal memotivasi dan
pengembangan kewirausahaan bagi TKI Purna dan keluarganya serta
mendorong terbentuknya kelompok TKI Purna berwirausaha.

Sedangkan dari pemkab mempunyai tugas melakukan pembinaan lanjutan,
mendorong semua SKPD terkait dan lembaga keuangan untuk berperan aktif
dalam pembinaan dan pengembangan usaha dari para TKI Purna dan
keluarganya. Selain itu juga memfasilitasi dan mempermudah dalam
pengurusan izin yang berkaitan dengan usaha.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Alun-alun Kulonprogo Akan Dipenuhi Merpati Layaknya di Eropa

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Selain penataan secara fisik, Alun-alun
Wates bakal dibenahi perwajahannya, termasuk dengan cara menjadikan
sebagian ruang terbuka ini sebagai tempat bagi ratusan burung merpati
singgah.

Penataan ini mengusung keanekaragaman hayati dan satwa.
Merpatimenjadi pilihan untuk bisa ditempatkan di kawasan yang biasa
sebagai tempat nongkrong anak muda dan berbagai kalangan tersebut.

Setidaknya, jenis merpati merupakan burung yang mudah didapat.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengatakan
dalam penataan alun-alun itu Pemkab Kulonprogojuga akan meramaikannya
dengan melepas ratusan burung merpati.

Dia menegaskan penataan terutama untuk memperindah kawasan tersebut.
Namun, adanya burung merpati bakal menambah keanekaragaman satwa.
"Sebelumnya juga pernah melepas puluhan burung merpati di kawasan itu.
Nanti akan ditambah, bahkan sudah ada paguponnya," kata Suharjoko,
Jumat (14/8/2015).

Menurutnya, pelepasan burung merpati berikutnya akan dilakukan saat
hari kemerdekaan RI.
Rencananya, burung merpati yang akan dilepas di kawasan itu sebanyak
lebih kurang 140 ekor burung atau 70 pasang.

"Bagus lagi kalau ada pihak-pihak lain juga menambah keragamannya," jelasnya.
Suharjoko berharap tidak hanya merpati yang ada di Alun-alun itu.
Satwa lain yang memungkinkan memperindah kawasan itu diperbolehkan.
Selain satwa, pemkab juga akan menambah tanaman hijau karena alun-alun
selama ini dinilai masih kurang tanaman tegakan.
"Pembangunan kota keseluruhan memang harus memperhatikan aspek
lingkungan. Ini harus diimbangi juga dengan penataan PKL karena
semakin banyak," lanjutnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menganggap rencana pelepasan burung
merpati di kawasan alun-alun akan menambah keindahan dan menjadi daya
tarik masyarakat.

"Targetnya kalau bisa ribuan burung merpati sehingga Kota Wates
terkesan seperti di Eropa," katanya.
Penataan Alun-alun wates saat ini memang sedang berjalan.
Berdasarkan data DPU Kulonprogo, proyek penataan itu dianggarkan
senilai Rp 989 juta.
Selain pembangunan fisik, penataan itu akan dilengkapi dengan
membangun pintu stainless steel dan kanopi di sisi utara alun-alun
atau depan rumah dinas bupati. (*)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kemudahan Berinvestasi, Tabungan Emas Pegadaian Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tabungan Emas Pegadaian untuk area DIY
diluncurkan oleh Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dengan
pengguntingan pita bersama dengan Inspektur Wilayah Semarang Sri Jati
Purwaningsih MM, di Gedung Kaca, Kamis (13/8/2015) sore. Tabungan Emas
merupakan layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas
titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.

Peluncuran dilakukan di sela-sela seminar "Kiat Sukses UMKM Bersama
Pegadaian" yang dilaksanakan PT Pegadaian (Persero) Area Yogyakarta
kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo. Kiat Sukses UMKM
disampaikan Yoeannie Astomo MBA seorang Praktisi & Motivator UMKM.
Sri Jati Purwaningsih MM menyampaikan, Pegadaian hadir di tengah
masyarakat, untuk mendorong produk UMKM mampu dan memberikan solusi
UMKM dalam mendapatkan permodalan. "UMKM merupakan pilar utama
masyarakat Indonesia. Maka tepat bila diberikan untuk tambahan wawasan
pada pelaku UMKM. Bagaimana memasarkan produk, ini tidak bisa lepas
dari bimbingan," katanya.

Sementara Bupati menyampaikan, peran UMKM sangat penting, dalam
mensejahterakan masyarkat. Untuk meningkatkan keberhasilan pekerjaan
atau kinerja, tergantung pada hati dan pikiran kita masing-masing.
"Jika semangat tinggi, anda tidak akan capek. Jika tidak kita hidupkan
hati, pikiran dan perasaan maka kita akan mudah capek," tandas
Hasto.(Wid)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

13 August 2015

Rumah Kos di Kulonprogo Dikenai Pajak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemerintah mulai menerapkan pajakuntuk
rumah kosdi wilayah Kulonprogo. Namun, secara tidak langsung kebijakan
ini juga membebani penghuni kos. Pasalnya, pengelola juga menerapkan
kenaikan tarif kosper bulannya.
Warga Sleman yang menghuni kosdi Wates, Rani, mengatakan sejak
penerapan pajakrumah kos, tarif kamar yang ditempatinya pun ikut naik.
Dia pun berencana pindah ke rumah koslain yang lebih murah.
Penerapan pajak kosini sesuai Perda No 6 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah mengatur tentang pajakdaerah. Di dalamnya menyinggung soal
pajakhotel, restaurant serta kos.
Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009, rumah kosdikenai pajakjika jumlah
kamar yang disewakan lebih dari 10 unit. Dalam aturan ini dijelaskan
subjek pajaknya adalah pemilik rumah kos.
Rani berencana mencari tempat koslain yang tentu saja jumlah kamarnya
kurang dari 10 unit. Dengan demikian, harga sewanya diperkirakan akan
lebih murah dan tentu tidak terkena pajaksebagaimana diatur dalam
aturan tersebut.
"Seharusnya pemerintah Kulonprogo juga membuat perda khusus soal kos.
Di Sleman sudah ada, dan besaran pajaknya tidak sampai 10 persen,
tetapi 5 persen," katanya, Rabu (12/8/2015).

Penyewa kamar koslainnya, Kartika, mengatakan penerapan pajak
kosmembuat pengelola menaikkan tarif sewa. Keberatan tarif sewa
kosmenjadi lebih mahal, dia juga ingin segera pindah ke rumah koslain
yang lebih murah.
"Setahun kosdi Wates Rp 200 ribu per bulan. Tapi tiba-tiba naik
menjadi Rp 220 ribu per bulan. Beberapa teman lain juga pilih mencari
tempat lain," ujarnya.
Kabid Pajak Bumi dan Bangunan dan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan PBB dan (BPHTB) DPPKA Kulonprogo, Budi Hartono, membenarkan
penerapan pajakrumah kostersebut.
Namun, menurutnya, bukan penghuni kosyang harus terbebani, melainkan
pemilik rumah kositu.
Kalau terjadi demikian mungkin hanya soal mekanisme pasarnya," tuturnya.
Saat ini pemkab Kulonprogo memang melakukan pendataan objek pajak. Hal
itu sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah. Kebijakan serupa
juga diterapkan pada pajakgolongan C.
Menurutnya, penambang yang ilegal pun dikenai pajaksebagai bagian dari
kontrol lingkungan.

Ketua Komisi I DPRD Kulonprogo, Suharto, berpendapat eksekutif
melakukan intensifikasi pajakkarena berdasarkan pencermatan KUA dan
PPAS APBD 2016, pendapatan bakal turun.
"Rumah kostermasuk menjadi sasaran penerapan kebijakan ini sesuai
perda," ujarnya.( Tribunjogja.com)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP