Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


15 August 2015

Alun-alun Kulonprogo Akan Dipenuhi Merpati Layaknya di Eropa

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Selain penataan secara fisik, Alun-alun
Wates bakal dibenahi perwajahannya, termasuk dengan cara menjadikan
sebagian ruang terbuka ini sebagai tempat bagi ratusan burung merpati
singgah.

Penataan ini mengusung keanekaragaman hayati dan satwa.
Merpatimenjadi pilihan untuk bisa ditempatkan di kawasan yang biasa
sebagai tempat nongkrong anak muda dan berbagai kalangan tersebut.

Setidaknya, jenis merpati merupakan burung yang mudah didapat.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengatakan
dalam penataan alun-alun itu Pemkab Kulonprogojuga akan meramaikannya
dengan melepas ratusan burung merpati.

Dia menegaskan penataan terutama untuk memperindah kawasan tersebut.
Namun, adanya burung merpati bakal menambah keanekaragaman satwa.
"Sebelumnya juga pernah melepas puluhan burung merpati di kawasan itu.
Nanti akan ditambah, bahkan sudah ada paguponnya," kata Suharjoko,
Jumat (14/8/2015).

Menurutnya, pelepasan burung merpati berikutnya akan dilakukan saat
hari kemerdekaan RI.
Rencananya, burung merpati yang akan dilepas di kawasan itu sebanyak
lebih kurang 140 ekor burung atau 70 pasang.

"Bagus lagi kalau ada pihak-pihak lain juga menambah keragamannya," jelasnya.
Suharjoko berharap tidak hanya merpati yang ada di Alun-alun itu.
Satwa lain yang memungkinkan memperindah kawasan itu diperbolehkan.
Selain satwa, pemkab juga akan menambah tanaman hijau karena alun-alun
selama ini dinilai masih kurang tanaman tegakan.
"Pembangunan kota keseluruhan memang harus memperhatikan aspek
lingkungan. Ini harus diimbangi juga dengan penataan PKL karena
semakin banyak," lanjutnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, menganggap rencana pelepasan burung
merpati di kawasan alun-alun akan menambah keindahan dan menjadi daya
tarik masyarakat.

"Targetnya kalau bisa ribuan burung merpati sehingga Kota Wates
terkesan seperti di Eropa," katanya.
Penataan Alun-alun wates saat ini memang sedang berjalan.
Berdasarkan data DPU Kulonprogo, proyek penataan itu dianggarkan
senilai Rp 989 juta.
Selain pembangunan fisik, penataan itu akan dilengkapi dengan
membangun pintu stainless steel dan kanopi di sisi utara alun-alun
atau depan rumah dinas bupati. (*)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kemudahan Berinvestasi, Tabungan Emas Pegadaian Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tabungan Emas Pegadaian untuk area DIY
diluncurkan oleh Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dengan
pengguntingan pita bersama dengan Inspektur Wilayah Semarang Sri Jati
Purwaningsih MM, di Gedung Kaca, Kamis (13/8/2015) sore. Tabungan Emas
merupakan layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas
titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.

Peluncuran dilakukan di sela-sela seminar "Kiat Sukses UMKM Bersama
Pegadaian" yang dilaksanakan PT Pegadaian (Persero) Area Yogyakarta
kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo. Kiat Sukses UMKM
disampaikan Yoeannie Astomo MBA seorang Praktisi & Motivator UMKM.
Sri Jati Purwaningsih MM menyampaikan, Pegadaian hadir di tengah
masyarakat, untuk mendorong produk UMKM mampu dan memberikan solusi
UMKM dalam mendapatkan permodalan. "UMKM merupakan pilar utama
masyarakat Indonesia. Maka tepat bila diberikan untuk tambahan wawasan
pada pelaku UMKM. Bagaimana memasarkan produk, ini tidak bisa lepas
dari bimbingan," katanya.

Sementara Bupati menyampaikan, peran UMKM sangat penting, dalam
mensejahterakan masyarkat. Untuk meningkatkan keberhasilan pekerjaan
atau kinerja, tergantung pada hati dan pikiran kita masing-masing.
"Jika semangat tinggi, anda tidak akan capek. Jika tidak kita hidupkan
hati, pikiran dan perasaan maka kita akan mudah capek," tandas
Hasto.(Wid)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

13 August 2015

Rumah Kos di Kulonprogo Dikenai Pajak

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pemerintah mulai menerapkan pajakuntuk
rumah kosdi wilayah Kulonprogo. Namun, secara tidak langsung kebijakan
ini juga membebani penghuni kos. Pasalnya, pengelola juga menerapkan
kenaikan tarif kosper bulannya.
Warga Sleman yang menghuni kosdi Wates, Rani, mengatakan sejak
penerapan pajakrumah kos, tarif kamar yang ditempatinya pun ikut naik.
Dia pun berencana pindah ke rumah koslain yang lebih murah.
Penerapan pajak kosini sesuai Perda No 6 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah mengatur tentang pajakdaerah. Di dalamnya menyinggung soal
pajakhotel, restaurant serta kos.
Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009, rumah kosdikenai pajakjika jumlah
kamar yang disewakan lebih dari 10 unit. Dalam aturan ini dijelaskan
subjek pajaknya adalah pemilik rumah kos.
Rani berencana mencari tempat koslain yang tentu saja jumlah kamarnya
kurang dari 10 unit. Dengan demikian, harga sewanya diperkirakan akan
lebih murah dan tentu tidak terkena pajaksebagaimana diatur dalam
aturan tersebut.
"Seharusnya pemerintah Kulonprogo juga membuat perda khusus soal kos.
Di Sleman sudah ada, dan besaran pajaknya tidak sampai 10 persen,
tetapi 5 persen," katanya, Rabu (12/8/2015).

Penyewa kamar koslainnya, Kartika, mengatakan penerapan pajak
kosmembuat pengelola menaikkan tarif sewa. Keberatan tarif sewa
kosmenjadi lebih mahal, dia juga ingin segera pindah ke rumah koslain
yang lebih murah.
"Setahun kosdi Wates Rp 200 ribu per bulan. Tapi tiba-tiba naik
menjadi Rp 220 ribu per bulan. Beberapa teman lain juga pilih mencari
tempat lain," ujarnya.
Kabid Pajak Bumi dan Bangunan dan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan PBB dan (BPHTB) DPPKA Kulonprogo, Budi Hartono, membenarkan
penerapan pajakrumah kostersebut.
Namun, menurutnya, bukan penghuni kosyang harus terbebani, melainkan
pemilik rumah kositu.
Kalau terjadi demikian mungkin hanya soal mekanisme pasarnya," tuturnya.
Saat ini pemkab Kulonprogo memang melakukan pendataan objek pajak. Hal
itu sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah. Kebijakan serupa
juga diterapkan pada pajakgolongan C.
Menurutnya, penambang yang ilegal pun dikenai pajaksebagai bagian dari
kontrol lingkungan.

Ketua Komisi I DPRD Kulonprogo, Suharto, berpendapat eksekutif
melakukan intensifikasi pajakkarena berdasarkan pencermatan KUA dan
PPAS APBD 2016, pendapatan bakal turun.
"Rumah kostermasuk menjadi sasaran penerapan kebijakan ini sesuai
perda," ujarnya.( Tribunjogja.com)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Siswa Berprestasi Kulonprogo akan ke Jerman

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Dua siswa SMP dari Kabupaten Kulonprogo
berhasil meraih prestasi dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional
(O2SN). Keduanya,� Maryuweni Susetyorini siswa kelas 8 SMP N 1 Wates
meraih medali emas dari cabang karate dan akan dikirim ke Jerman,
sedangkan medali Perak diraih Muh Ikhsan Risaldi siswa kelas 9 SMP N 1
Panjatan melalui cabang Atletik. Sementara 4 peserta lain dari
Kulonprogo berhasil masuk 16 besar nasional.

Bupati dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) bangga karena meskipun ditingkat DIY
prestasi olahraga Kabupaten Kulonprogo relatif dibawah, tapi dapat
meraih prestasi ditingkat nasional dan akan dikirim ke tingkat
internasional. "Prestai ini memberi satu warna, kita bisa berprestasi.
Tidak hanya untuk Kulonprogo, tapi mempersembahkan untuk DIY,"
ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Drs H Sumarsana MSi menyampaikan
prestasi tersebut merupakan hasil O2SN di Makasar 2-7 Agustus 2015.
"Kita sifatnya rutinitas tahunan, melakukan pembinaan kepada siswa.
Tidak lepas dari Orang tua, KONI, Sekolah yang mendukung, dan adanya
kompetisi," kata Sumarsana saat bersama kedua siswa berprestasi,
kepala sekolah, ketua KONI, menghadap bupati dan wabup di rumah dinas
bupati, Kamis (13/08/2015).

Kepala Sekolah SMP N1 Wates, Suryono� bersyukur karena jika Weni maju
ke Jerman, berarti kedua kalinya SMP N 1 Wates dapat mengirimkan
siswanya ke tingkat internasional, setelah sebelumnya juga mengirim ke
Jepang pada lomba roket air.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

12 August 2015

Dinsos Pindahkan Sumini ke Penampungan Sementara

KULONROGO ( KRjogja.com) - Penderitaan Sumini alias Sumarni (72),
lansia warga RT 05 RW 01 Pengasih Kulonprogo yang hidup sebatang kara
dan mengantungkan kebutuhan dari belas kasihan para tetangga, akhirnya
mendapat perhatian dari pemerintah, setelah dimuat di media massa.
Lansia sakit dan tak bisa berjalan tersebut kemudian dipindahkan ke
tempat penampungan sementara milik Dinas Sosial DIY.

Kepala Seksi Rehabilitasi, Pelayanan dan Sosial, Dinsosnakertran
Kulonprogo, Abdul Kahar mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya
sudah melihat kondisi Sumini di kediamannya dalam keadaan sehat dan
belum lumpuh seperti sekarang. Dinas kemudian meminta warga dan
keluarganya untuk mendaftarkan lansia tersebut ke Panti Jompo yang ada
di DIY.

"Karena di Panti Jompo harus ada pihak yang bertanggung jawab,
misalnya keluarga yang mendaftar dengan disertai syarat tertentu,
misalnya kondisi Mbah Sumini sehat dan mandiri," kata Abdul, usai
menengok Sumini di kediamannya bersama Dinas Sosial DIY, Selasa
(11/8/2015).

Saat ini, menurut Abdul, panti jompo yang ada di DIY memang sedang
dalam kondisi penuh. Pihaknya kemudian memutuskan memindahkan Sumini
ke tempat penampungan sementara, bekerjasama dengan Dinsos DIY.

"Mbah Sumini kami bawa ke Camp Assesment milik Dinas Sosial DIY di
Jalan Parangtritis, Sewon Bantul. Beliau akan dirawat di sana
sementara waktu, untuk kemudian dikembalikan ke keluarganya jika
keluarganya sudah dijemput," jelasnya.

Sementara itu, warga sekitar, Suwalgito mengaku lega atas tindakan
yang diambil dinas. Meski demikian, warga merasa belum puas karena
Sumini hanya dititipkan di tempat penampungan sementara.

"Kami khawatir, kalau nanti dijemput keluarganya, akan terlantar lagi.
Kami ingin, Mbah Sumini dibawa ke Panti Jompo langsung," tandasnya.
(Unt)
Share:

11 August 2015

Ditelantarkan Keluarga, Sumini Diurus Warga

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sumini alias Sumarni (72), warga RT 05 RW
01 Dusun Pengasih, Kecamatan Pengasih Kulonprogo diduga ditelantarkan
keluarganya hingga hidup sebatang kara. Saat ini, semua kebutuhan
lansia tersebut dicukupi warga sekitar secara gotong-royong, mulai
dari makan, mandi, hingga membersihkan kediamannya.

Saat dikunjungi wartawan di kediamannya, Senin (10/08/2015), kondisi
Sumini sangat memprihatinkan. Ia hanya bisa tidur di lantai beralaskan
tikar tipis, dengan pakaian seadanya. Karena tak bisa berjalan, Sumini
harus merangkak atau menggulingkan badan jika ingin berpindah tempat,
hingga membuat punggungnya lecet.

Salah satu tetangga Sumini, Rini Kristanti (38) menyampaikan, dirinya
harus mengantar makanan untuk Sumini setiap hari. Karena alasan
kemanusiaan, belasan tetangganya juga gotong-royong mengurus lansia
tersebut dengan memandikannya setiap pekan. "Warga juga menyisihkan
uang untuk mencukupi kebutuhannya," kata Rini.

Warga lain, Suwalgito (57) menambahkan, sebenarnya Sumini masih punya
beberapa saudara yang tinggal di Panjatan Kulonprogo dan Jakarta.
Hanya saja, mereka tidak pernah datang menengok, melainkan hanya
bertanya kabar Sumini melalui ponsel. "Mereka bilang, tidak sanggup
mengurus dengan alasan Mbah Sumini orangnya rewel," sesalnya.

Berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan warga untuk menolong Sumini.
Menurut Ketua RT setempat, Bima K, warga pernah mendaftarkan Sumini ke
panti sosial melalui desa dan kecamatan, namun jawabannya selalu tidak
ada tempat karena penuh. Warga juga sudah berusaha menyarankan pihak
keluarga untuk membawa Sumini ke panti jompo, namun mereka keberatan
karena terkendala biaya.

"Kami berharap, Dinas Sosial bisa bertindak secepatnya untuk mengurus
Mbah Sumini. Beliau benar-benar membutuhkan perhatian pemerintah,"
tandasnya.(Unt)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

10 August 2015

Petani Kulon Progo manfaatkan sumur bor atasi kekurangan air

Kulon Progo, (ANTARA News) - Petani di Kecamatan Sentolo, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanfaatkan sumur bor untuk
mengatasi kekurangan air pada masa tanam ketiga.

Anggota Kelompok Tani Mulyo Gunungduk, Suprono, di Kulon Progo, Senin,
mengatakan dirinya sudah dua bulan menggunakan sumur bor untuk
mengairi tanaman padi pada masa tanam kedua (MT II) dan bawang merah
pada MT III.

"Pada pertengahan MT II, saluran irigasi Kalibawang dimatikan,
sehingga menyebabkan tanaman padi kekurangan air. Kemudian petani
seminggu sekali mengairi dengan sumur bor. 40 persen lahan di Bulak
Pesanggrahan memiliki sumur bor," katanya saat ditemui di Bulak
Pesanggrahan Desa Tuksono.

Ia mengatakan pada MT III ini dirinya dan petani menggunakan sumur bor
untuk menyiram tanaman cabai dan bawang merah. Dua tanaman ini
membutuhkan perawatan dan ketersediaan air yang cukup.

"Setiap MT III saluran irigasi tidak mengalir airnya. Kami membuat
sumur bor supaya kami tetap bisa bertanam," katanya.

Saat ini, kata dia, sebagian besar petani menanam cabai dan bawang
merah karena harganya sangat tinggi. Untuk bawang merah, petani bisa
melakukan tunda jual dua sampai tiga bulan hingga harganya tinggi.

"Harga bawang di tingkat petani sebesar Rp10 ribu dan cabai mulai dari
Rp35 ribu sampai Rp55 ribu per kg. Petani masih mendapat keuntungan
dan bisa digunakan untuk biaya tanam MT I," katanya.

Hal yang sama disampaikan Kelompok Tani Sidomaju Desa Tuksono
Mujirohman. Dirinya memanfaatkan sumur bor untuk menyirami tananam
cabainya.

"Setiap MT III, kami pasti memanfaatkan sumur bor. Kalau tidak, kami
tidak bisa menyirami tanaman cabai, bawang merah dan sayur-sayur
lainnya," kata dia.
Ia juga berharap Pemkab Kulon Progo memperbaiki jaringan irigasi yang
mengalami pendangkalan. Setiap awal MT II, tanaman padi terendam air
karena daya tampung irigasi tidak mampu.

"Banyak saluran irigasi yang mengalami pendangkalan dan rusak, tapi
pemkab tidak sigap mengatasi masalah ini," katanya.

Editor:Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT ©ANTARA2015
Share:

Harga Melambung, Petani Cabai Raup Untung

KULONPROGO ( KRjogja-com)- Harga cabai yang terus melambung di pasaran
sejak beberapa pekan terakhir, mendatangkan keuntungan bagi para
petani. Apalagi, kualitas hasil panen mereka pada musim tanam ini
terbilang bagus, karena minim serangan hama saat musim kemarau.

Dijumpai di sawahnya, Dusun Bagungan Nomporejo Kecamatan Galur, Senin
(10/8/2015), salah satu petani Retno Suwarsih (46) menuturkan, hasil
panen cabai rawit merah miliknya dihargai cukup tinggi, yakni Rp
40.000 per kilogram. Padahal biasanya, hasil panen cabai rawit merah
hanya dihargai Rp 7.000 hingga Rp 15.000 per kilogram.

"Kalau pas tinggi, bisa sampai Rp 50.000 per kilogram," kata Retno.
Retno menyampaikan, angka Rp 40.000 per kilogram tersebut merupakan
harga hasil panen pada petik pertama. Dimungkinkan, masa petik
selanjutnya, harga cabai akan terus meningkat.

"Kami petik cabai empat hari sekali. Dengan luasan sawah 25ru atau
sekitar 350m2, hasil panen sekali petik minimal 10 kilogram. Biasanya,
bisa sampai 15 kali petik dalam satu musim tanam," jelasnya.

Petani lain, Budi Ismanto (46) menyampaikan, selain dihargai tinggi,
kualitas hasil panen cabai pada musim tanam ini juga terbilang baik.
Sebab saat musim kemarau, tanaman cabai minim serangan hama.

"Kalau pas musim hujan, ada saja hama yang menyerang dan sulit
dikendalikan, mulai dari lalat buah hingga jamur. Sementara saat musim
kemarau, hamanya sedikit dan cenderung bisa diatasi," jelasnya.

Ia menuturkan, tanaman cabai miliknya dipanen dalam usia 110 hari atau
sekitar empat bulan. Saat musim kemarau, para petani harus rutin
menyirami tanaman mereka menggunakan mesin diesel.(Unt)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Kawasan Pendaratan Penyu di Pantai Trisik Kulonprogo Terancam Punah

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Jika pada 2006/2007 lalu kelompok
konservasi penyudapat menemukan tempat bertelur penyudi kawasan Pantai
Trisik hingga sebanyak 17 sarang, setahun terakhir ini hanya ditemukan
sekitar empat sarang.
Temuan hingga Mei lalu tersebut menunjukkan betapa habitat penyudi
kawasan pantai wilayah Trisik Galur Kulonprogo mulai terancam.
Akibatnya, jumlah penyuyang mendarat di kawasan pantai untuk bertelur
semakin berkurang.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Abadi, Jaka Samudra, menduga
menurunnya pendaratan penyuuntuk bertelur di kawasan tersebut karena
saat ini semakin banyak aktivitas yang mengancam habitat penyu. Dia
menyebut, salah satunya adalah maraknya tambak udang.

"Aktivitas di kawasan itu menjadi ancaman serius untuk konservasi
penyu. Masalahnya, penyutidak akan mau mendarat untuk bertelur di
sarangnya kalau ada aktivitas, kegaduhan, cahaya lampu. Penyu juga
sensitif asap rokok," kata Jaka Samudra, saat pelepasan tukik di
Pantai Trisik, Minggu (9/8/2015).

Tahun ini kelompok konservasi penyumelepas 46 tukik ke pantai. Tukik
yang dilepas bersama peserta KKN UGM tersebut merupakan hasil tetasan
dari salah satu sarang. Sementara, tiga sarang lainnya atau sebanyak
160 butir telur penyulainnya diperkirakan baru menetas pada bulan
berikutnya.

Jaka menegaskan jumlah sarang yang ditemukan tahun ini jauh lebih
sedikit dibanding beberapa tahun lalu. Penurunan pendaratan penyuini
juga telah disinyalir terjadi pada tahun lalu ketika kelompok
konservasi hanya menemukan lima sarang.

Padahal, kawasan Pantai Trisik selama ini merupakan habitat pendaratan
penyuuntuk bertelur. Dia pun mempertanyakan skala prioritas pemkab
Kulonprogo terkait adanya kawasan tersebut yang kini terancam berbagai
proyek seperti tambak udang dan proyek besar lainnya.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo, Suharjoko, mengakui
Pantai Trisik menjadi salah satu tempat pendaratan penyu. Namun
akhir-akhir ini di pantai selatan Jawa semakin langka.

"Kami berharap ada dukungan masyarakat untuk membentukgrand
designPantai Trisik dengan prioritas penyu," ujarnya.

Maraknya tambak udang saat ini masih menjadi bahasan bersama di
Kulonprogo. Menurutnya, pemkab juga pernah melayangkan surat
peringatan kepada pelaku tambak udang. Intinya, kawasan itu merupakan
habitat untuk mempertahankan penyu.(*)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PAWAI KULONPROGO : Ogoh-Ogoh Sugriwo Subali Ramaikan Karnaval Wates

Harianjogja.com, KULONPROGO– Ogoh-ogoh Sugriwo Subali memeriahkan
karnaval pawai menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke
70. Demi menyaksikan pawai tersebut, ribuan warga Kecamatan Wates rela
menanti hingga empat jam di sepanjang jalan Wakhid Hasyim, Bendungan,
Wates, Minggu (9/8/2015).

Pawai dibuka dengan barisan pasukan pleton inti (tonti) dari seluruh
sekolah menengah atas dan sederajat. Sejumlah perwakilan sekolah
menampilkan berbagai atraksi baris-berbaris yang sesekali membuat
warga ikut bersorak.

Parade drum band yang dibawakan pelajar sekolah dasar hingga sekolah
menengah pertama di kecamatan ini juga tak kalah menarik. Karnaval
kian ramai dan penuh sesak oleh penonton yang datang dari berbagai
desa.

"Kecamatan Wates memulai lebih awal perayaan karnaval HUT RI tahun
ini. Tujuan dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk mengangkat
potensi-potensi yang ada di kecamatan ini, sekaligus menumbuhkan
semangat juang generasi muda dan warga masyarakat," ujar Camat Wates
Ariyadi.

Ketua Panitia Karnaval Made Arsa Wijaya mengungkapkan, antusiasme
warga terhadap penyelenggaraan acara ini sangat besar dan semakin
meningkat tiap tahunnya. Dia mengatakan, ada kurang lebih 205 peserta
yang mengikuti acara tersebut. Di antaranya terdiri dari pelajar,
warga masyarakat umum dan pemerintah desa.

"Acara tahun ini lebih meriah, tidak hanya dari sambutan masyarakat
yang luar biasa banyak ini. Peserta juga semakin banyak yang
berpartisipasi," jelas Made.

Salah satu daya tarik dalam acara tersebut yakni dua buah ogoh-ogoh
dan pentas kolosal Sugriwo Subali. Cerita rakyat yang kini menjadi
ikon baru bagi Kulonprogo itu dipentaskan singkat di tengah warga
Wates. Menurut Koordinator Karnaval Bendungan Kidul Yosef Endarjali
Setiawan, karnaval yang ditampilkan desa tersebut ingin mencoba
memperkenalkan salah satu potensi wisata berbudaya yang dimiliki
Kulonprogo.

Yosef mengatakan, Gua Kiskendo dan Sendratari Sugriwo Subali memang
merupakan wisata yang ada di Girimulyo. Namun, potensi wisata tersebut
juga harus diperkenalkan ke masyarakat luas, akrena merupakan potensi
budaya yang dimiliki Kulonprogo.

"Kami ingin masyarakat Wates juga bisa mengenal kesenian dan wisata
gua ini. Jadi kami coba tampilkan melalui karnaval," jelas Yosef.

Dua buah ogoh-ogoh dibuat bersama-sama warga Dusun Bendungan Kidul
dengan biaya mencapai Rp7 juta. Terdapat 50 orang pengangkat
ogoh-ogoh, dan didukung lebih dari 100 orang penari yang menampilkan
pentas kolosal Sugriwo Subali.

Parade karnaval tersebut berjalan sejauh lima kilometer. Garis start
dimulai dari halaman Polantas Polsek Wates dan berakhir di Stadion
Cangkring, Giripeni. Para peserta akan diambil 21 pemenang yang
nantinya akan mewakili kecamatan di parade karnaval HUT RI ke 70
tingkat kabupaten.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP