Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


31 July 2015

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal 2016.

Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera masuk dan tertampung di pelabuhan itu.

Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.

"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo, Kamis (30/7/2015).

Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya, bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada tahap berikutnya.

Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih dulu.

"Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya tangkap ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai jadwal pekerjaan.

"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.
Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT. Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.

Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal pulang Kulonprogo," katanya.

Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.
Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau pelatih nelayan ke Kulonprogo.

( tribunjogja.com)
Share:

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan
pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal
2016.

Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang
sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera
masuk dan tertampung di pelabuhan itu.

Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan
didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara
Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.

"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan
harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo,
Kamis (30/7/2015).

Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya,
bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada
tahap berikutnya.

Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih
dulu."Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya
tangkap ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan
kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai
jadwal pekerjaan.

"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.
Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT.
Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.

Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan
dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal
pulang Kulonprogo," katanya.

Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.
Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan
magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau
pelatih nelayan ke Kulonprogo.

( tribunjogja.com)


Lihat arsip:
http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Pelabuhan Tanjung Adikarto Kulonprogro Beroperasi Tahun Depan

TRIBUNJOGJA-COM, KULONPROGO -Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan
pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dapat dioperasikan mulai awal
2016.

Menurutnya, jika pengerukan kolam pelabuhan dan alur sungai yang
sedang dilakukan selesai, kapal berbobot 30 gross ton dapat segera
masuk dan tertampung di pelabuhan itu.

Pemda DIY tahun ini juga telah mengucurkan dana untuk pembangunan
didukung pusat untuk penganggaran fisik pelabuhan yang berada di muara
Sungai Serang wilayah Karangwuni Wates tersebut.

"Anggaran sudah ada, jadi pengerukan alur sungai dan kolam pelabuhan
harus selesai 2015 ini," katanya, usai acara syawalan di Kulonprogo,
Kamis (30/7/2015).

Perihal penahan gelombang yang dianggap kurang panjang, menurutnya,
bukan masalah. Pasalnya, masalah tersebut dapat diselesaikan pada
tahap berikutnya.

Yang terpenting, menurut Sultan, pelabuhan dapat beroperasi lebih dulu.

"Nanti kan masih akan ada fasilitas pendukung, lihat dulu daya tangkap
ikan seperti apa. Nanti akan menarik investor," jelasnya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan penyelesaian pengerukan
kolam pelabuhan ditarget pada 15 Desember 2015. Hal itu sudah sesuai
jadwal pekerjaan.

"Desember selesai, Januari 2016 harus beroperasi," katanya.
Adapun kapal milik Kulonprogo, menurutnya, berbobot 30 GT dan 40 GT.
Namun saat ini kapal itu dititipkan di luar daerah.

Jika nanti pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi, kapal tersebut akan
dan harus sudah kembali ke Kulonprogo. "Rencananya Januari kapal
pulang Kulonprogo," katanya.

Sementara, kesiapan SDM para nelayan saat ini dimatangkan.
Hasto mengatakan setidaknya 40 nelayan Kulonprogo pernah dilatih dan
magang di luar daerah. Ke depan, pemkab akan mendatangkan mentor atau
pelatih nelayan ke Kulonprogo.

( tribunjogja,com)


Lihat arsip
http://infokwkp.blogspot.com
Share:

PERTANIAN KULONPROGO : Aman Dari Kekeringan

Harianjogja.com, KULONPROGO– Memasuki musim kemarau, tanaman pangan di
Kulonprogo aman dari bencana kekeringan. Awal Agustus nanti saluran
irigasi di Kalibawang dibuka dan musim tanam baru siap dilakukan.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Bambang Tri Budi
Harsono mengungkapkan, panen baru saja selesai, sehingga ancaman
kekeringan dapat diantisipasi. Dia mengatakan, saat ini memasuki musim
tanam ketiga (MT3), jenis tanaman yang ditanam petani adalah jenis
palawija.

"Kondisi di lapangan belum ada dampak kekeringan terhadap tanaman
pangan di Kulonprogo. kebanyakan petani saat ini memanfaatkan sumur
air tanah dangkal, sehingga kebutuhan hari masih mencukupi," ujar
Bambang, Kamis (30/7/2015).

Bambang mengatakan, meski musim kemarau tiba, namun masyarakat belum
melaporkan adanya kekeringan di lahan mereka. Dia memastikan,
kebutuhan air untuk tanaman pangan masih sangat cukup. Apalagi, tepat
tanggal 1 Agustus nanti, saluran irigasi di Kalibawang akan dibuka
kembali. Aliran air pada irigasi tersebut nantinya akan siap mengaliri
areal pertanian di tujuh kecamatan.

"Harapannya, dibukanya irigasi di Kalibawang tepat waktu. Agar
pengolahan tanah sesuai dengan rencana," jelas Bambang.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, lahan yang akan dialiri irigasi dari
Kalibawang kurang lebih akan mengaliri sekitar 4.000 hektare sampai
4.500 hektare. Selain itu, di awal Agustus saluran irigasi di
Bendungan Sapon juga akan dibuka. Saluran irigasi tersebut nantinya
akan mengaliri areal persawahan di wilayah Galur, Lendah dan Panjatan.
Lahan yang akan teraliri air di wilayah tersebut kurang lebih mencapai
2.000 hektare.

"Kalau irigasi dibuka sesuai jadwal, maka tidak aka nada kekeringan.
Jadi lahan tanaman pangan akan aman dari kekeringan," tandas Bambang.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sidodadi Bingat Sudiyanto
menambahkan, saat ini kekeringan dipastikan tidak akan mengancam lahan
pertanian di Desa Sidomulyo, Pengasih. Pasalnya, desa tersebut
memiliki sumber air Bogaham yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan
pertanian. Sumber air di desa tersebut dinilai sangat cukup untuk
mengairi tanaman pangan.
Bingat mengatakan, saat ini musim tanam ketiga, di mana petani mulai
menanam tanaman-tanaman palawija. Di antaranya seperti jagung, kedelai
dan kacang-kacangan. "Kalau palawija tidak terlalu membutuhkan banyak
air. Jadi, sumber air di desa kami sangat cukup untuk menyirami
tanaman di musim kemarau ini," imbuh Bingat

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Rencana pembangunan Bandara Kulon Progo berlanjut

Kulon Progo (Antara) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan
HB X mengatakan rencana pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo
berlanjut, meskipun ada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang
memenangkan gugatan Paguyuban Wahana Tri Tunggal.

"Tidak ada putusan yang menyatakan bandara dibatalkan. Artinya rencana
pembangunan bandara tetap jalan," kata Sultan usai Syawalan dan
Silaturahim di Kabupaten Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan Pemda DIY optimistis akan memenangkan kasasi di Mahkamah
Agung (MA). "Kami optimistis. Yang sidang hanya aspek administrasi,"
katanya.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemkab terus melakukan
pendekatan persuasi kepada masyarakat yang belum setuju dengan rencana
pembangunan bandara.

"Sehingga ketika ada 40 warga yang mengajukan gugatan ke PTUN,
kemudian ada sekitar 150 meski dalam catatan ada 202, tetapi ada
sekitar 50 tidak keberatan. Tetapi, di dalam nota catatan karena saat
konsultasi publik belum setuju. Kami terus melakukan pendekatan
persuasi terhadap 150 warga yang belum setuju," kata Hasto.

Ia mengatakan dirinya sering ketemu dengan kelompok-kelopok warga yang
belum setuju bandara, secara perlahan-lahan secara berkelanjutan.

Menurut dia, tafsir terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tentang
pengembangan Bandara Adisutjipto ini sifatnya bisa diperdebatkan,
serta masih dapat diperjuangkan. Selain itu, Perda RTRW memang sudah
waktunya diperbaiki atau ditinjau ulang.

"Inikan masalah administrasi, yang sebenarnya bisa diselesaikan secara
administrasi dalam arti RTRW-nya harus ditinjau ulang. Sehingga RTRW
bisa sesuai dengan Izin Penetapan Lokasi (ILP) bandara," katanya.

Editor:Ruslan Burhani
COPYRIGHT ©ANTARA2015


Lihat arsip:
http://infokwkp.blogspot.com
Share:

30 July 2015

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa
Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan
aplikasi vaksin dan probiotik.

Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak
tanggal 10 April 2015 lalu.

Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara
(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih
"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato
Aero".

"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,
Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo
(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata
Poernomo di Wates, Ahad (27/7).

Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele
tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui
tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun
2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.

"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,
Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada
Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan
Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.

Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai
20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan
relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar
berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.

Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi
benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama
pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80
persen.

Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8
pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap
penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.
Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten
Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu
menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok
Pesantren di wilayah Kulonprogo.
"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap
menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata
Triyono.

Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air
tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak
53 hektare.
Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun
2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih
Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.

Red:Damanhuri Zuhri
Rep:heri purwata

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Dua Pesantren Kulonprogo Kembangkan Lele Mutiara

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dua pondok pesantren, Darul Al-Fallah, Desa
Ngargosari, Kecamatan Samigaluh dan Ponpes Al-Miftah, Desa Jatisarono,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) mendapat pelatihan budidaya lele Mutiara yang menggunakan
aplikasi vaksin dan probiotik.

Pelatihan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, pelatihan dilaksanakan sejak
tanggal 10 April 2015 lalu.

Para santri dan pengasuh dilatih menggunakan bibit lele unggul Mutiara
(mutu tinggi mudah dipelihara). Serta didukung dengan vaksin benih
"HydroVac" anti penyakit aeromonasis dan probiotik kualitas air "Pato
Aero".

"Kegiatan ini telah dikembangkan di delapan lokasi yaitu Malang,
Pacitan (Jawa Timur), Boyolali (Jawa Tengah), Sleman dan Kulonprogo
(DIY), Pandeglang (Jawa Barat) dan Tangerang serta Palembang," kata
Poernomo di Wates, Ahad (27/7).

Lebih lanjut Poernomo mengatakan Lele Mutiara merupakan ikan lele
tumbuh cepat generasi ketiga (G3). Benih lele ini dibentuk melalui
tiga proses seleksi individu pada aspek pertumbuhan selama tahun
2011-2014 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.

"Benih ini dibentuk dari gabungan persilangan strain lele Mesir,
Paiton, Sangkuriang dan Dumbo/lokal. Telah dinyatakan lulus pada
Penilaian Pelepasan Jenis/Varietas Unggul Kementerian Kelautan dan
Perikanan pada tanggal 27 Oktober 2014 lalu," kata Poernomo.

Keunggulannya, kata Poernomo, laju pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai
20-70 persen lebih tinggi daripada benih-benih lain. Lama pemeliharaan
relatif singkat. Berkisar 45-50 hari pada kolam tanah dari benih tebar
berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm.

Keunggulan lain, keseragaman ukuran relatif tinggi. Tahap produksi
benih diperoleh 80-85 persen benih siap jual dan pemanenan pertama
pada pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele ukuran konsumsi 65-80
persen.

Sedang rasio konversi pakan (FCR) relatif rendah. Berkisar 0,6-0,8
pada pendederan dan 0,8-1,0 pada pembesaran. "Daya tahan terhadap
penyakit relatif tinggi: SR 60-70 persen pada infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik)," katanya.
Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kabupaten
Kulonprogo, Triyono, berharap pelatihan ini dapat membantu
menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya bagi perekonomian Pondok
Pesantren di wilayah Kulonprogo.
"Masih ada sekitar 40 pondok pesantren yang juga menginginkan dan siap
menerima kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan datang," kata
Triyono.

Di Kulonprogo, ungkap Triyono lebih lanjut, budidaya perikanan air
tawar yang dilakukan masyarakat mencapai 56,59 hektare dan luas tambak
53 hektare.
Produksi ikan pada tahun 2013 sebanyak 13.595,6 ton dan pada tahun
2014 mengalami peningkatan sebanyak 14,3 ton. "Saya kita adanya benih
Mutiara produksi akan semakin meningkat lagi," harap Triyono.

Red:Damanhuri Zuhri
Rep:heri purwata

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Investasi Asing di Bandara Kulonprogo Akan Dibatasi

VIVA.co.id- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan
Hamengku Buwono X meminta pemerintah kabupaten Kulonprogo untuk
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan mengelompokkan investasi
sektor mana saja yang nantinya akan ada di dalam bandara internasional
di daerah tersebut.
Ditegaskan Sultan, Kamis 30 Juli 2015, hal itu sangatlah penting.
Agar, keberadaannya dapat dipastikan membawa keuntungan lebih untuk
Yogyakarta, khususnya masyarakat sekitar.
"Keberadaan bandara akan diikuti dengan perkembangan perusahaan dan
lapangan kerja baru. SDM yang profesional dan mumpuni harus
disiapkan," kata Ngarso Dalem panggilan akrab Sri Sultan H X, usai
Syawalan di Gedung Kesenian Wates, Kuloprogo, Yogyakarta.
Raja Keraton Yogyakarta tersebut khawatir, jika SDM tidak disiapkan,
peluang bisnis dan lowongan kerja yang tercipta hanya akan terisi
kalangan profesional asing. Apalagi, akhir tahun ini sudah masuk era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Investasi harus dikelompokkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi
daerah. Misalnya, investasi pemberdayaan masyarakat harus dibantu
dengan ketersediaan infrastruktur, kemudian investasi yang berdampak
ganda pada ekonomi daerah harus didorong," tambahnya.
Dia mengatakan, investasi yang masukpun harus benar-benar dipilih
dengan pertimbangan yang matang. Bahkan, jika diperlukan harus ada
pembatasan investasi di sektor-sektor tertentu, misalnya yang tidak
menciptakan lapangan kerja.

BKPM Bakal Tarik Investor Singapura di Tiga Sektor

"Investor asing hanya diperuntukkan bagi perkembangan UKM (Usaha Kecil
Menengah), koperasi, kemitraan, BUMD dan BUMN," imbuhnya.

Sultan optimistis, bisa menang dalam proses hukum terhadap gugatan
Wahana Tri Tunggal (WTT) yang masih dalam tahap kasasi di Mahkamah
Agung. Sehingga, tidak ada lagi keputusan yang membuat pembangunan
bandara itu tertunda.

"Sementara, proses hukum berjalan, Pemkab harus melakukan pendekatan
ke pihak yang tidak setuju dengan pembangunan bandara," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan, pihaknya
sedang berupaya menjalankan arahan program dari Pemda DIY itu. Hal ini
merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Mudah-mudahan, bisa terwujud Kulonprogo yang lebih maju dan
sejahtera," katanya. (asp)
© VIVA.co.id


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Bayi Tujuh Bulan Tewas Tercebur Kolam Ikan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang bayi berusia tujuh bulan enam hari
tewas setelah tercebur ke kolam ikan di dalam rumahnya di Dusun
Jatirejo, Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo, Rabu
(29/7/2015) pagi. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat tapi
nyawanya sudah tidak tertolong.

Kanit Reskrim Polsek Lendah, Ipda Moch.Winarso mengungkapkan,
peristiwa yang dialami bayi bernama Fahmi Ahya Daru Affan itu terjadi
sekitar pukul 09.45 WIB. Saat itu, korban sedang tidur di kamar yang
berjarak sekitar tujuh meter dari kolam ikan. Ibu korban, Rubianti,
35, meninggalkan korban untuk menyapu rumah. Sementara ayah korban,
Sudarsono, 46, tidak ada di rumah karena sedang pergi ke sawah.

Setelah selesai menyapu rumah selama kira-kira 10 menit, Rubianti
segera kembali ke kamar tapi anaknya tidak ada. Dia lalu segera
mencari dan menemukan korban ada di dalam kolam ikan sedalam 30
sentimeter. Saat itu korban diperkirakan sudah meninggal dunia.

"Saat tinggal menyapu, pintu kamar dalam keadaan terbuka. Diperkirakan
bayi merangkak ke luar lalu masuk kolam," papar Winarso, ditemui di
lokasi kejadian.
Winarso mengatakan, warga sekitar sempat membantu berusaha
menyelamatkan korban dengan membawanya ke Puskesmas Galur II yang
terletak di Dusun Sepaten, Desa Kranggan, Kecamatan Galur, Kulonprogo.
Namun korban kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Suasana duka langsung menyelimuti rumah keluarga korban. Warga dan
kerabat berdatangan menyampaikan ungkapan bela sungkawa. Rabu Siang,
jenazah korban yang kembali dibawa pulang itu dimandikan untuk segera
dimakamkan. Pihak keluarga juga menolak memberikan keterangan apapun
kepada wartawan karena masih merasa sangat terpukul dan berduka.

Camat Lendah, Sumiran, berharap keluarga korban diberikan ketabahan
dan kekuatan. Dia kemudian mengimbau masyarakat agar lebih
berhati-hati dan cermat sebelum meninggalkan bayi sendiri di tempat
tertentu. "Kita tentu berharap kejadian ini tidak terulang lagi,"
ungkap Sumiran, saat datang melayat ke rumah duka, Rabu siang.

Sumiran menambahkan, sebelum kejadian itu, ada anggota keluarga yang
memiliki firasat aneh. "Ada yang bermimpi rumah ini didatangi orang
banyak. Ternyata itu sebuah firasat dan hari ini banyak orang yang
datang untuk melayat," ujarnya.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

KEKERINGAN DI KULONPROGO : Warga Mulai Ajukan Bantuan Air Bersih

Harianjogja.com, KULONPROGO– Beberapa dusun di Kecamatan Girimulyo
mulai mengajukan proposal permintaan dropping air bersih. Lima unit
truk tangki air disiapkan untuk mendistribusikan air bersih di
sejumlah wilayah yang membutuhkan air guna keperluan rumah tangga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung
Waluyo mengungkapkan, titik kekeringan pada tahun ini belum terlalu
signifikan. Namun, ada lima unit truk tangki air yang disiapkan untuk
mendistribusikan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.

"Dua unit diantaranya dari PDAM, lalu tiga unit masing-masing dari
Dinas Sosial yakni Tagana, BPBD dan PMI. Nantinya truk tangki ini akan
dioperasikan segera, setelah permintaan air benar-benar mendesak,"
ujar Untung, Selasa (28/7/2015).

Selama puasa lalu, dropping air bersih telah mulai dilakukan. Namun,
sasaran distribusi air bersih adalah untuk memenuhi kebutuhan
tempat-tempat ibadah. Sebagian besar disalurkan ke wilayah Kokap,
seperti Dusun Plampang I dan Plampang II, Sengir dan Kalibuko.

Usai Lebaran, permintaan air mulai banyak datang dari masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Data dari BPBD Kulonprogo,
paskalebaran ini sudah masuk sejumlah proposal permintaan dropping
air. Sebagian besar proposal yang masuk berasal dari Kecamatan
Girimulyo dan ada sekitar tujuh dusun.

"Dari tujuh itu, ada beberapa yang sedang diproses untuk segera
disalurkan air bersih," ungkap Untung.
Meski diprediksi titik kekeringan akan bertambah karena adanya musim
kemarau panjang. Namun, upaya dropping air diprediksi akan berkurang.
Untung memaparkan, adanya pengembangan pipa jaringan air bersih baru
di sejumlah wilayah, turut mengurangi agenda dropping air di musim
kemarau.

"Selain itu, kami juga membangun instalasi untuk memompa dan
menyalurkan air bersih di wilayah-wilayah yang memiliki potensi sumber
mata air. Program tersebut sudah kami lakukan sejak tahun lalu.
Harapannya, dropping air bisa dikurangi," jelas Untung.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Binangun Jumantoro
menambahkan, upaya pembangunan instalasi jaringan pipa air bersih
terus dilakukan. Diresmikannya jaringan pipa air bersih di Dusun
Clapar I dan Clapar II, Kokap, setidaknya telah bertambah 188
pelanggan baru.
Jumantoro mengungkapkan, bantuan pemasangan jaringan pipa air bersih
secara gratis bagi warga kurang mampu masih akan terus diberikan.
Setidaknya, ada 48 pelanggan baru yang mendapatkan pemasangan
instalasi jaringan air bersih gratis yang dibiayai dari anggaran APBD
maupun APBN.

"Sedangkan di Kalirejo ada 78 pelanggan baru. Kami harap program ini
mampu mengurangi droping air bersih dengan mobil tangki," tandas
Jumantoro.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP