Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


02 April 2015

PENIPUAN KULONPROGO : Katanya Pinjam HP, Ternyata ...

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang pelajar Abi Sigit Pratama, 13,
warga Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih menjadi korban kejahatan di
jalan samping GKJ Wates, Terbah, Wates, Selasa (31/3/2015) malam.
Ponsel Android Smartfren CI miliknya dibawa lari orang tak dikenal
yang berpura-pura meminjam ponselnya untuk menelepon teman.
Kejadian tersebut bermula saat korban yang mengayuh sepeda ontel
berhenti di samping GKJ Wates sekitar pukul 19.40 WIB. Ia memainkan
internet di ponsel miliknya. Tiba-tiba seorang laki-laki tak dikenal
yang mengendarai sepeda motor Honda Supra AA 4629 KP mendekatinya dan
menanyakan lokasi Jalan Terbah Wates 1.
"Karena tidak tahu saya jawab saja tidak tahu," ujar Abi dalam laporan
kepada polisi. Setelah itu, Abi pun beranjak pergi dan kembali
mengayuh sepedanya.
Namun, laki-laki yang menanyakan alamat itu justru membuntutinya
dengan sepeda motor dan memberhentikan korban. Ia meminta korban untuk
meminjamkan ponselnya dengan alasan hendak menelepon teman.
Tanpa curiga, korban meminjamkan ponselnya sembari mengikuti orang
tersebut dari belakang. Sembari berlagak menelepon teman, pelaku
menjalankan motornya perlahan dan kemudian melarikan diri. Akibat tak
mampu mengejar, korban kehilangan jejak pelaku dan melaporkan kejadian
ini ke Polsek Wates.
Kasubag Humas Polres Kulonprogo AKP Slamet membenarkan telah terjadi
tindak penipuan atau penggelapan yang menimpa seorang pelajar di jalan
samping GKJ Wates. "Kerugian dari kejadian ini sebesar Rp500.000,"
sebutnya.
Diungkapkannya, modus operandi yang digunakan pelaku adalah
berpura-pura meminjam ponsel. Kasus ini, kata dia, masih dalam
penyelidikan polisi
Share:

Grup Facebook Komentar Pedas, Satpol PP Kulonprogo Panggil Admin

Harianjogja.com, KULONPROGO-Gerah dengan komentar pedas dalam salah
satu postingan di Forum Binangun Kulonprogo (FBKP), Satpol PP
Kulonprogo memanggil pendiri dan admin grup facebook tersebut, Senin
(30/3).
Keempat orang tersebut dimintai klarifikasi atas dugaan pencemaran
nama baik instansi Satpol PP Kulonprogo. Beberapa hari lalu muncul
komentar-komentar bernada miring tentang Satpol PP Kulonprogo di salah
satu postingan grup tersebut.
Pendiri FBKP Koko Gregorius menuturkan sudah memberikan klarifikasi
terkait persoalan tersebut kepada Kepala Satpol PP Kulonprogo. Ia juga
sudah menghapus postingan yang dimaksud.
"Kami akan memantau grup dengan lebih cermat sehingga persoalan ini
tidak terulang lagi," ujarnya.
Diakuinya, komentar tersebut diunggah oleh tiga orang anggota grup dan
ia juga sudah menegur anggota yang bersangkutan karena telah melakukan
tindakan yang merugikan orang lain.
Dalam pertemuan tersebut, juga telah ditandatangani Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) klarifikasi persoalan tersebut. Ia berharap masalah
ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat kasus semacam ini
dapat masuk ke ranah pidana jika dilaporkan dengan berlandaskan UU
ITE.
Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru mengakui beberapa komentar
dalam salah satu postingan mengganggu. Ia memanggil pendiri dan admin
untuk diajak berdialog supaya lebih selektif dalam mengawasi kata-kata
atau pernyataan yang diunggah dalam grup itu.
Dijelaskannya, beberapa komentar yang mengganggu berkaitan dengan
kegiatan pemusnahan minuman keras beberapa waktu lalu. Kendati
demikian, Duana tidak menampik jika komentar tersebut muncul akibat
dari kasus laporan palsu begal salah satu anggota Satpol PP
Kulonprogo. "Maksud kami jangan digebyah uyah seperti itu sampai
menghina instansi," ungkapnya.
Kali ini, terangnya, pemanggilan masih bersifat pembinaan karena baru
pertama kali terjadi. Namun, tidak menutup kemungkinan akan diambil
tindakan berbeda jika terjadi pengulangan kasus. Selain memanggil
admin dan pendiri, sebut Duana, tiga anggota grup yang mengunggah
komentar miring juga dipanggil untuk diberi pembinaan.
Ia mengakui, keberadaan FBKP baik karena memiliki tujuan yang bersifat
sosial kemasyarakatan.
"Sebenarnya grup ini memiliki misi yang baik untuk memajukan
Kulonprogo dan kami berharap dapat terus bekerjasama dalam hal
positif," imbuhnya
Share:

Bupati Kulonprogo Bingung

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Surat pernyataan warga penggarap lahan
pesisir selatan asal Desa Bugel Kecamatan Panjatan bakal menjadi kunci
Bupati untuk memperjuangkan pemasangan listrik di area tersebut. Namun
sejauh ini warga menolak prasyarat yang diajukan tersebut.
Kondisi ini pun membuat Bupati Hasto Wardoyo kebingungan, bagaimana
melakukan bargainning ke perusahaan pasir besi PT Jogja Magasa Iron
(JMI). Bupati menegaskan, tanpa pernyataan warga itu, pihaknya mengaku
tidak memiliki kata kunci memperjuangkan realisasi pemasangan listrik
di area pertanian warga.
"Kalau ada pernyataan bahwa warga tidak menuntut apapun jika tiba
waktunya JMI menggunakan lahan itu, saya bisa mengusahakan ke JMI soal
listrik ini," ujar Bupati, Rabu (1/4/2015).
Soal permintaan adanya pernyataan tersebut memang disampaikan Bupati
saat warga petani Bugel menemuinya beberapa waktu lalu. Mereka datang
untuk mengonfirmasikan bahwa setelah mengajukan pemasangan listrik
sejak pertengahan 2014, PT PLN Semarang akhirnya memberikan izin.
Namun, Bupati saat itu justru meminta warga agar membuat
pernyataan.(*)
Share:

Gubernur DIY keluarkan PLP Bandara Kulon Progo

Kulon Progo (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri
Sultan Hamengku Buwono X telah mengeluarkan surat penetapan lokasi
pembangunan bandara baru di Kabupaten Kulon Progo.
"Penetapan lokasi pembangunan (PLP) sudah turun, dan pembangunan
bandara ditetapkan dibangun di Kulon Progo. Penetapannya itu
tertanggal 31 Maret," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon
Progo, Rabu.
Hasto mengatakan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor
593/3145, pembangunan bandara akan menggunakan lahan seluas 645,63
hektare di lima desa di Kecamatan Temon, yaitu Desa Glagah, Palihan,
Jangkaran, Sindutan, dan Kebonrejo.
Dia mengatakan PLP berlaku dua tahun sejak ditetapkan. Apabila belum
selesai nantinya bisa diperpanjang satu kali dalam jangka waktu satu
tahun.
"Lahan yang masuk dalam wilayah itu sudah tidak boleh dipakai untuk
transaksi jual beli. Sehingga BPN nantinya tidak bisa memproses adanya
transaksi jual beli atas tanah," kata Hasto.
Hasto sendiri mengaku sudah memberikan masukan kepada gubernur dalam
kapasitasnya sebagai anggota tim kajian keberatan maupun kepala
daerah. Salah satunya menyangkut adanya keberatan dari warga yang
tercantum dalam formulir saat konsultasi publik. Bahkan tim juga sudah
menemui warga, meski banyak yang enggan hadir.
"Keberatan dari warga sebenarnya sudah kami sampaikan. Sehingga bagi
warga yang belum bisa menerima, akan kami dekati begitu pula warga
yang mendukung," kata Hasto.
Sementara itu, Tim Community Development Pembangunan Bandara Ariyadi
Subagyo mengatakan dengan terbitnya PLP dari gubernur berarti
pembangunan bandara sudah semakin jelas.
Nantinya tahapan akan dilanjutkan untuk proses pembebasan lahan,
dimana akan ada tim appraisal independen yang turun untuk menentukan
kisaran harga dari tanah yang terdampak.
"PLP sudah ditandatangani gubernur pada 31 Maret. Pada hari ini, kami
umumkan secara serentak di papan-papan pengumuman desa, kecamatan dan
kabupaten. Besok, diumumkan melalui media koran lokal dan nasional.
Kami berharap, warga menerima PLP tersebut," kata Ariyadi.
Tahapan selanjutnya pengadaan tanah supaya segera dilaksanakan.
Terkait warga yang keberatan atas diterbitkannya PLP, kata Ariyadi,
masyarakat bisa menggugat ke Mahkamah Agung. "Namun gugatan tersebut
bersifat perorangan, bukan oleh kelompok," katanya.
Editor: Tasrief Tarmizi
Share:

Apes.. Lagi Ngamar di Glagah Terjaring Razia

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Operasi penegakan Perda Nomor 4 Tahun 2013
tentang Ketertiban Umum yang digelar Satpol PP Kulonprogo pada dua
penginapan di wilayah Pantai Glagah, Selasa (31/3/2015) malam,
berhasil menjaring empat pasangan tak resmi, yang diantaranya pelajar.
Mereka beserta mobil dan motornya dibawa ke Kantor Satpol PP, para
pelaku diberikan pembinaan.
Delapan orang yang terjaring, tujuh dari luar Kulonprogo dan hanya
satu yang dari Kulonprogo. Tiga pasangan merupakan dewasa dan satu
pasangan di bawah umur. Alasan mereka bervariasi, mulai dari faktor
ekonomi, memang pacaran, hingga cinta lama bersemi lagi (CLBK)
Qomarul Hadi Kasi Penegakan Perda Satpol PP setempat menyatakan dari
hasil operasi penegakan Perda Ketertiban Umum di penginapan, selalu
ada pelaku masih di bawah umur. "Dari yang terjaring tiga pasangan
merupakan dewasa dan satu pasangan di bawah umur. Dalam operasi selalu
didapati yang masih berstatus pelajar. Kegiatan operasi ini akan
diintensifkan lagi," kata Qomarul ketika dikonfirmasi Rabu (1/4/2015)
malam.
Salah satu pelajar yang ikut terjaring razia, DP menyatakan sudah dua
kali melakukan hubungan intim dengan pacarnya. "Pertama di
Parangtritis, yang kedua di Glagah," katanya sembari menambahkan bahwa
hubungan dilakukan atas dasar suka sama suka.
PPNS Satpol PP Kulonprogo, Rokhgiarto mengungkapkan, pasangan yang
tertangkap di kamar penginapan dibawa ke Kantor Satpol PP untuk
dimintai keterangan lebih lanjut. "Para pelaku mengaku menyesal dan
minta kejadian tersebut tidak diberitahu orang tua maupun istrinya,"
katanya.(Wid)
Share:

29 March 2015

Puting Beliung Terjang Srikayangan

Harianjogja.com, KULONPROGO - Puting beliung porak-porandakan pohon dan
rumah warga di Dusun Kradenan dan Dusun Gunung Puyuh di Desa Srikayangan,
Sentolo, Rabu (25/3/2015). Tiga warga mengalami luka serius akibat tertimpa
atap rumah.

Dari pantauan Harianjogja.com di lokasi kejadian, Dusun Kradenan mengalamk
kerusakan cukup parah. Tiga rumah yang berada di dusun tersebut rusak parah
tersapu angin dan tertimpa sebuah pohon besar setinggi lebih dari 15 meter.
Dua rumah masing-masing milik Mardi Wiyono, 70, dan Tukiyo, 58, hancur dan
hampir rata. Bahkan, dua anggota keluarga Mardi menjadi korban akibat
bencana tersebut.

"Istri saya dan cucu saya sedang di ruang tengah. Saya sendiri di dapur
sedang menyalakan api untuk memasak air. Tiba-tiba saja rumah sudah ambruk,
lalu saya segera matikan api biar tidak membakar kayu kering di sekitarnya,"
ujar Mardi, Kamis (26/3/2015).

Menurut Kasidi, 63, tetangga korban, angin puting beliung muncul pertama
kali dari arah barat daya rumahnya.
Sekitar pukul 15.30 WIB, usai melaksanakan shalat ashar, Kasidi melihat awan
gelap di samping rumah. Saat itu hujan deras disertai angin kencang,
kemudian dari awan gelap itu muncul angin puting beliung memutar dan makin
membesar langsung menghantam pohon besar yg ada di lokasi itu.

"Anginnya lalu bergerak ke timur ke arah rumah Pak Mardi. Saya langsung lari
ke sana. Saya lihat, istri sama cucu Pak Mardi sudah dalam posisi terlentang
dan tertimpa reruntuhan," ungkap Kasidi.

Kasidi menuturkan, Mukiyem, 60, istri Mardi mengalami patah tulang pada
bagian lengan atas. Sedangkan cucu Mardi, Aprilia, 6, mengalami tulang retak
di bagian punggung. Seketika itu juga korban langsung dibawa ke RSUD Wates
untuk mendapat pertolongan.

Warga, relawan dan petugas gabungan membantu membersihkan puing-puing rumah
warga yang roboh setelah tertimpa pohon tumbang di Dusun Kradenan Desa
Srikayangan, Sentolo, Kamis (26/3/2015).

Editor: Mediani Dyah Natalia <http://jogja.solopos.com/baca/author/mediani>
Share:

26 March 2015

WTT Siap Bertemu Tim Kajian Keberatan

TEMON ( KRJogja.com)- Tim Kajian Keberatan Bandara Baru DIY di Temon
terdiri dari Sekda DIY Drs Ichsanuri, Bupati Kulonprogo dr Hasto
Wardoyo, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) DIY Tavip Agus
Rayanto, Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY dan Kepala
Kanwil Hukum HAM DIY serta akademisi akan menemui 330-an warga pesisir
selatan Kecematan Temon yang hingga kini belum sepakat terhadap
rencana pembangunan bandara internasional di wilayah mereka.
Sementara warga kontra bandara tergabung dalam Wahana Tri Tunggal
(WTT) menyatakan siap menghadiri pertemuan khususnya di Balai Desa
Glagah Kecamatan Temon, Kamis (26/3).
Humas Proyek Pembangunan Bandara PT Angkasa Pura (AP) I Ariyadi
Subagyo menjelaskan pertemuan akan berlangsung di tiga lokasi
masing-masing Balai Desa Glagah dan Palihan serta di Joglo Kantor
Kecamatan Temon.
Dalam pertemuan tersebut Tim Kajian Keberatan Bandara akan
mengklarifikasi langsung perihal alasan warga keberatan terhadap
rencana pembangunan bandara di wilayah pesisir selatan Kecamatan Temon
Kulonprogo.
Secara teknis ungkap Ariyadi, tim kajian keberatan mempresentasikan
hasil rekap alasan keberatan warga kemudian dilanjutkan dengan
klarifikasi dalam bentuk dialog terbuka dengan tujuan mendalami alasan
warga suapaya tidak muncul salah persepsi dan salah rekomendasi.
"Hasil klarifikasi akan dijadikan bahan dalam menyusun rekomendasi
yang disampaikan kepada Gubenur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X
sebagai dasar diterbitkan atau tidaknya Izin Penetapan Lokasi (IPL)
bandara baru di Temon," tegasnya.
Secara terpisah Kepala Desa (Kades) Glagah Agus Parmono menjelaskan
sebagian besar warga yang belum sepakat dengan rencana pembangunan
bandara di Temon memang berasal dari wilayahnya. Adapun pertemuan tim
kajian keberatan dengan warga tidak terpusat di satu tempat melainkan
dibagi tiga lokasi yakni Balai Desa Glagah dan Balai Desa Palihan
serta Kantor Kecamatan Temon. Dijelaskan, hasil perhitungan tercatat
sekitar 50-an warga Glagah batal terdampak pembangunan bandara karena
lokasi digeser. "Batas di Pedukuhan Macanan, Bebekan dan Kretak
digeser ke selatan atau Jalan Diponegoro untuk meminimalkan jumlah
warga terdampak," ujarnya.
Begitu pula tempat atau objek wisata yang berada di sisi selatan tidak
terdampak pembangunan bandara. "Tapi kalau sisi utara yang saat ini
banyak berdiri penginapan dan karaoke semuanya kena tapi perlu diingat
lahan tersebut milik Paku Alaman atau Pakualaman Ground," tegasnya.
Ketua WTT Martono mengatakan, tujuan kedatangan warga menemui Tim
Kajian Keberatan Bandara selain untuk mendengarkan sekaligus juga
menjelaskan bahwa WTT tetap menolak pembangunan bandara di Kecamatan
Temon. "Kami memang memilih datang ke Balai Desa Glagah dan mungkin
sekitar 100-an orang yang akan hadir," tuturnya menambahkan kendatipun
bersedia datang bertemu tim kajian keberatan yang dibentuk Gubenur DIY
tapi pihaknya tetap konsisten memperjuangkan lahan produktif milik
mereka agar tidak dibangun bandara.(Rul)
Share:

25 March 2015

TBC Kulonprogo cenderung naik.

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal
dengan TBC berakibat kematian di Kabupaten Kulonprogo cenderung naik.
Tahun 2013 yang meninggal karena TB ada 3 orang, jumlah tersebut
meningkat pada tahun 2014 menjadi 7 orang.
"Kematian karena TB meningkat karena saking banyaknya kasus yang
ditemukan. Kebanyakan terlambat ditemukan, sehingga ketika diobati
sudah makin parah dan akhirnya meninggal," kata Kasi Pemberantasan
penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kulonprogo Slamet Riyanto SKM.
Menurut Slamet penemuan makin banyak ini disebabkan kinerja puskesmas
meningkat, juga melibatkan klinik atau rumah sakit swasta. Kebanyakan
yang meninggal banyak dari usia tua. "TB, merupakan penyakit menukar
langsung yang disebabkan mikro bakterium tuberkulosis, sangat mudah
penularannya lewat pernafasan begitu dihirup udara yang sudah
mengandung bakteri maka akan langsung menular," ujarnya.
Di Kulonprogo, kasus TB tahun 2013 bakteri tahan asam (BTA ) + paling
menular ada 110 kasus, 2014 kasus 134 meningkat penemuannya. Secara
keseluruhan saat ini kasus TB ada 248, terdiri BTA + 134, kekambuhan
7, ekstra paru TB tidak di paru-paru 58 kasus, serta BTA-.
Penyebab TB makin parah adalah salah satunya faktor lingkungan.
Terjadinya suatu penularan, bila penderita batuk dan mengeluarkan
bakteri namun terkena sinar akan mati, tapi apabila lingkungannya
lembab maka bakteri banyak bertahan dan menular. Upaya pencegahan,
adalah apabila ditemukan penderita sebagai penular, maka segera
diobati agar tidak sebagai sumber. (Wid)
Share:

Minta Sesepuh Dan Anggota WTT Dibebaskan

WATES ( KRjogja.com) -Sekitar 200-an warga yang belum setuju rencana
pembangunan bandara tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) kembali
menggelar unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Wates, Selasa
(24/03/2015).
Aksi damai tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan moral mereka
terhadap sesepuh dan pengurus serta anggota WTT masing-masing Saridjo,
Wasiyo, Tri Marsudi dan Wakidi yang menjalani persidangan di PN
setempat atas tuduhan penghasutan dan perusakan Balai Desa Glagah
Kecamatan Temon.
Sementara di dalam ruang sidang dengan agenda pembacaan eksepsi atau
keberatan terdakwa terhadap tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang
dibacakan penasehat hukum empat terdakwa dari Lembaga Bantuan Hukum
(LBH) Yogyakarta Hamzal Wahyudin dan rekan. Dalam eksepsinya penasehat
hukum para terdakwa menyatakan keberatan karena tuduhan atau dakwaan
JPU berlebihan, masyarakat dilarang mempertahankan hak miliknya.
Penasehat menyarankan agar aparat penegak hukum mengutamakan budaya
pendekatan moral dalam menyelesaikan perkara.
"Dakwaan JPU tidak lengkap dan tidak jelas. Karena itu kami mohon
majelis hakim menerima eksepsi yang kami sampaikan secara keseluruhan,
membatalkan dakwaan demi hukum, membebaskan terdakwa dari segala
tuntutan, mengembalikan terdakwa seperti status semula serta
merehabilitasi nama baik para terdakwa," kata Hamzal Wahyudin.
Sidang ditunda minggu depan atau Selasa (31/3) dengan agenda tanggapan
atau pledoi secara tertulis oleh JPU.(Rul)
Share:

23 March 2015

Warga Tayuban Peringati Sewindu Wafatnya Ki Hadi Sugito

KETOKOHANdalang Almarhum Ki Hadi Sugito dibidang pedalangan dan
karawitan memang tidak diragukan lagi. Lihat saja meski sudah
meninggal delapan tahun silam, tapi kecintaan dan kesayangan
masyarakat terhadap sosok dan kepiawaian serta karya lakon wayang
kulit yang dipentaskan semasa hidupnya terkesan tidak pernah mati.
Peringatan sewindu wafatnya sang maestro, masyarakat Desa Tayuban
menggelar serangkaian acara budaya dan keagamaan di Sanggar Mardi
Wirama Desa Tayuban Kecamatan Panjatan selama dua hari Jumat-Sabtu
(20-21/03/2015).
Selain tahlil dan pengajian, keluarga, masyarakat, pecinta dan pelaku
seni tradisional, prajurit atau bergodo dari sejumlah wilayah
Kulonprogo mengadakan kirab keliling menyusuri jalan desa hingga
akhirnya sampai makam Ki Hadi Sugito yang berada di sebelah barat
Masjid Muhajirin Tayuban. Di kompleks pemakaman tersebut keluarga
dipimpin adik almarhum Joko Sumitro dan didampingi Ki Sumbodo berdoa
yang kemudian prosesi dilanjutkan tabur bunga.
Pimpinan Sanggar Mardi Wirama sekaligus Ketua Panitia Bambang Sumbogo
mengungkapkan, serangkaian kegiatan budaya dan keagamaan peringatan
sewindu wafatnya Ki Hadi Sugito merupakan inisiatif warga setempat.
"Kami punya kewajiban moral mikul dhuwur mendhem jero (menghormati
orang tua atau pemimpin. red) apalagi pada masa mudanya almarhum
tinggal di Pedukuhan I Desa Tayuban," katanya.
Usai kirab prosesi dilanjutkan pementasan wayang kulit oleh adik
kandung, anak dan cucu Ki Hadi Sugito. Bagi keluarga, Ki Hadi Sugito
merupakan guru serta panutan masyarakat.
Sebelum meninggal Ki Hadi Sugito selalu berpesan kepada anak cucunya,
agar selalu belajar sungguh-sungguh. Dengan bersungguh-sungguh maka
apa pun pilihan yang dilakoni anak-anak dan putunya akan membuahkan
hasil maksimal.(Asrul Sani)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP