Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


19 May 2020

Sebagai Bentuk Kewaspadaan, Pemkab Kulon Progo Akan Lakukan Rapid Test Massal. Ini Sasarannya - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akhirnya memutuskan untuk melaksanakan rapid test massal bagi warga di Kulon Progo.
Rapid test ini akan menyasar kepada para pedagang dan pengunjung di beberapa pasar tradisional yakni pedagang di Pasar Wates, Pasar Bendungan, Pasar Sentolo dan beberapa swalayan terbesar di Kulon Progo.
Selain itu, pengunjung pasar dan swalayan tersebut juga dapat turut mengikuti Rapid test masal yang akan diselenggarakan pada Selasa dan Rabu (19-20/5/2020).
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kulon Progo, Ananta Kogam, Senin (18/5/2020) menyampaikan bahwa rapid test masal tersebut akan dilaksanakan sebagai bentuk Kewaspadaan atas Pandemi Covid-19. 
"Jadi kita melakukan Rapid test sebelum Ada Kasus yang mencuat seperti di Indogrosir, jadi ini untuk kewapadaan," katanya.
Menurut keterangannya, pada rapid test masal yang akan dilaksnakan ini, memiliki target sebanyak 500 spesimen yang dikhususkan bagi pedagang di pasar dan swalayan di Kulon Progo dan juga untuk sebagian pengunjung.
"Ada lima titik yang akan digunakan sebagai lokasi pelaksanaan rapid test," ungkapnya.
Keempat lokasi tersebut yakni di Puskesmas Wates, Puskemas Sentolo 2, Puskesmas Pengasih 1 dan dibantu puskesmas Pengasih 2, serta Labkesda Kabupaten Kulon Progo dan Pasar Wates.
Adapun dari target 500 spesiment tersebut, pihaknya menyampaikan bahwa target utamanya adalah pedagang dan karyawan.

Sumber Berita :
Share:

15 May 2020

Support Pelaku Isolasi Mandiri di Kulon Progo, Fajar Gegana Bagikan Bantuan - Tribun Jogja


  • Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
    TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Fajar Gegana yang merupakan Wakil Bupati Kulon Progo terpilih, sisa periode 2017-2022 terus berfokus dalam penanganan Covid-19 secara informal.
    Salah satunya dengan pembagian sembako bagi Masyarakat yang melakukan isolasi Mandiri yang berjumlah tiga orang di Kalurahan Sendangsari dan Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, Kamis (14/5/2020).
    Dalam Penyampaian bantuan berupa logistik tersebut, Fajar Gegana didampingi oleh Lurah Pengasih, pj Lurah Sendangsari dan anggota fraksi PDI Perjuangan, Pancar Topo Driyo.
     "Ini merupakan bentuk dukungan Kita dan juga apresiasi terhadap masyarakat yang sudah melaksanakan isolasi mandiri," katanya.
    Lanjutnya, dirinya ingin menguatkan masyarakat yang melakukan isolasi mandiri agar dapat menjalani masa isolasinya dengan penuh semangat.
    "Kita ingin menyapa mereka agar mereka tidak jenuh dan tetap semangat," tuturnya.
    Pada pelaksanaannya, bantuan ini diserahkan langsung kepada para Pelaku Isolasi mandiri namun tetap memperihatikan protokol kesehatan dengan menggunakan masker.
    Selain penyerahan bantuan kepada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, Fajar juga menyerahkan bantuan untuk Posko Covid-19 di Kalurahan Pengasih.
    Fajar Gegana yang merupakan golongan dari generasi milenial, setiap harinya juga melakukan kunjungan ke posko-posko Covid-19 masyarakat di Kulon Progo.
    Dalam kunjungannya tersebut, dia menyampaikan edukasi kepada masyarakat mengenai COVID-19 dan juga bantuan berupa Masker kain yang diproduksi langsung oleh warga Kulon Progo. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber Berita :
Share:

10 May 2020

Penerbangan di Bandara Kulon Progo Dibuka, Penumpang Sepi

 
Foto: Sayoto Ashwan

Kulon Progo - Bandara International Airport (YIA) yang terletak di Kabupaten Kulon Progo telah membuka layanan penerbangan sejak Kamis (7/5) kemarin. Namun layanan baru ada hari ini, dengan dua penerbangan.

"Hari ini ada dua flight Garuda dengan rute Jakarta-YIA dan YIA-Jakarta," jelas Pelaksana Tugas Sementara (Pts) General Manager PT Angkasa Pura I Bandara YIA, Agus Pandu Purnama, dalam keterangannya, Sabtu (9/5/2020).

Selama dua hari sebenarnya Kamis dan Jumat sebenarnya rute penerbangan sudah ada. Namun maskapai memilih membatalkan jadwal yang sudah ada. Hari ini, penerbangan dari garuda hanya membawa 14 orang penumpang dan ketika kembali dengan 20 penumpang.

Minimnya penumpang menjadikan suasana di terminal sangat sepi. Tidak ada hilir mudik penumpang, hanya petugas Avsec, recepsionist dan cleaning service yang nampak.
"Kalau jadwal kita ada satu. Kemudian tanggal 10 tidak ada dan pada tanggal 11 ada empat semuanya dari dan ke Jakarta," jelas Petugas Help Desk Garuda, Agung Budi Wibawa.

 Konter Garuda juga melayani konsumen yang hendal melakukan penjadwalan ulang ataupun pengembalian dari pembatalan penerbangan. Namun tidak berupa uang tunai, dan diganti dengan voucher yang bisa dipakai di semua rute penerbangan yang ada.
Customer service Citilink, Bima Indratama mengatakan sesuai jadwal maskapai ini sudah kembali beroperasi. Namun kepastiannya masih menunggu kantor pusat. Seperti pada Jumat kemarin, mereka membatalkan penerbangan.

"Semuanya menunggu pusat, memang ada beberapa yang dibatalkan," terangnya.
Hingga saat ini penggunaan sarana trasnportasi memang masih dibatasi. Diantaranya untuk pejabat pemerintah atau swasta,
dan tamu kenegaraan, repatriasi (pemulangan WNI), cargo dan penerbangan khusus lainnya.

"Kita juga dirikan posko, penumpang yang akan berangkat akan dicek kelengkapan dokumennya," tutur Agus Pandu.

Sumber Berita :

Share:

Abai Protokol Kesehatan, 1.250 Orang Antre Pembagian Bantuan Sosial Tunai di Kulon Progo - Suara Pembaruan


Kulon Progo, Beritasatu.com - Pembagian Bantuan Sosial Tunai Dampak Pandemi Covid-19 dari Kementerian Sosial di Gedung Kesenian Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak memenuhi protokoler kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Hal tersebut diakui oleh Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulon Progo bahwa kegiatan tersebut tidak memenuhi protokoler kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
 Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulon Progo Irianta di Kulon Progo, Sabtu (9/5/2020), mengatakan pembagian Bantuan Sosial Tunai Dampak Pandemi Covid-19 menyebabkan kerumunan massa, sehingga tidak memperhatikan jarak fisik sesuai anjuran pemerintah.
"Undangan pembagian bantuan yang dibagi ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam jam tertentu, tapi tidak dihiraukan oleh KPM dengan alasan tidak mendapat jatah," kata Irianta.
Pendistribusian yang berlangsung di Gedung Kesenian Wates pada Sabtu (9/5/2020) ini menimbulkan kerumunan dari warga calon penerima bantuan. Bahkan kerumunan ini mulai muncul sejak pukul 08.30 WIB.
Selain menimbulkan kerumunan, sejumlah warga juga terlihat abai terhadap protokol kesehatan untuk memutus penyebaran corona. Sejumlah warga nampak tidak menggunakan masker dan mengabaikan jarak fisik sesuai anjuran pemerintah.
 Aparat keamanan yang berada di lokasi kejadian tak nampak mengatur antrean agar memiliki jarak sesuai dengan protokol kesehatan. Selain itu, petugas dari Dinas Kesehatan Kulon Progo juga tidak nampak di lokasi, sekedar untuk memeriksa suhu tubuh ataupun bersiaga di tempat pendistribusian BST.
"Kami sudah membagikan masker kepada warga yang tidak memakai masker yang telah disiapkan sebelumnya," kilah Irianta.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta Murhardjani mengatakan pembagian BST relatif tertib.
 Menurut laporan ada 1.250 warga menerima BST, sehingga dalam pelaksanaannya mengabaikan protokol kesehatan.
"Namun untuk pelaksanaannya relatif tertib. Ada tiga meja untuk verifikasi, pemotretan dan penyerahan uang,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati menyayangkan kejadian ini. Hal ini akan menimbulkan citra buruk dalam pembagian BST.
"Kami sudah menegur kantor pos, juga protokol pemkab," katanya.

Sumber Berita :
Share:

09 May 2020

Warga Kulon Progo yang Mudik Dikarantina dalam Warung Kosong Pinggir Pantai - Kompas.com - KOMPAS.com



KULON PROGO, KOMPAS.com – Warung-warung kosong di Pantai Wisata Glagah jadi tempat karantina bagi pemudik yang pulang ke kampung halaman di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 
Warung itu berdinding papan dan beratapkan seng. Ukurannya cukup luas untuk mereka yang menjalani isolasi.
Terdapat puluhan warung seperti ini di Pantai Glagah.
Satuan Tugas Coronavirs Diseases 2019 (Covid-6) Glagah menempatkan para pemudik dan pendatang di sana.

Mereka memasang tali sebagai pembatas area penghuni karantina boleh beraktivitas. 
Lurah Glagah, Agus Parmono mengungkapkan, warung karantina itu mulai dihuni Rabu (6/5/2020) siang oleh dua warga yang pulang kampung.
Pertama, warga Pedukuhan Sangkretan usia 23 tahun yang mengaku kena PHK di Jakarta.
Kedua, seorang pelajar SMK Kelautan Temon yang baru selesai menjalani praktik lapangan dengan bekerja di kapal. 
Satgas Covid-19 Glgah bergiliran menjaga kawasan itu.
“Kedua orang pulang kampung ini masuk sejak kemarin Rabu siang, setibanya di Glagah,” kata Agus saat dihubungi, Kamis (7/5/2020).

Sumber Berita :
Share:

25 April 2020

PAUD di Kulon Progo untuk Karantina Pemudik - tagar.id

 Paud untuk karantina di Kulon Progo

Kulon Progo - Warga Dusun Temonan Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta berinisiatif mengalihfungsikan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi lokasi karantina bagi para pemudik yang pulang kampung ke wilayah tersebut. Inisiatif yang patut diacungi jempol dalam upaya mencegah pennyebaran Covid-19.

Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dusun Temonan, Sarwono mengatakan, bangunan yang dimanfaatkan adalah gedung PAUD Kelompok Bermain Dewi Ratih di RT 01 RW 01 di Dusun Temonan. Aktivitas belajar di gedung tersebut untuk sementara waktu memang ditiadakan sejak pandemi Corona. Para siswa pun belajar di rumah.


Bangunan ini juga dipandang strategis karena berdekatan dengan masjid dan permukiman penduduk. Sehingga pemantauan terhadap pemudik yang dikarantina lebih mudah karena setiap hari juga ada warga yang menjaga. "Tempat karantina ini merupakan upaya untuk membantu program pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona," ujar Sarwono, Selasa 14 April 2020.

Sarwono menjelaskan, karantina di gedung tersebut merupakan opsi bagi pemudik. Mereka yang pulang ke Temonan, bisa melakukan karantina mandiri di rumahnya atau memilih karantina di gedung tersebut.

Bagi yang ingin karantina mandiri di rumah, harus mengikuti aturan yaitu seluruh anggota keluarga tidak boleh keluar dari rumah dan juga harus punya dua kamar mandi, satu untuk pemudik dan satu untuk keluarga. Sementara di gedung PAUD tersebut, semua perlengkapan sudah disediakan semua.

"Ada tiga ruangan. Setiap ruangan bisa diisi maksimal empat orang dengan catatan masih memiliki hubungan keluarga. Juga ada fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dan dapur. Cuma untuk kebutuhan pribadi seperti peralatan tidur dan makanan, dari keluarga yang dikarantina," ujar Sarwono.

Sarwono mengatakan, gedung yang difungsikan sebagai tempat karantina pada Senin 13 April ini sudah ditempati seorang warga yang baru mudik dari Tangerang, Jawa Barat. Warga tersebut sebelum mudik, sudah berkomunikasi dulu dengan unsur RT, RW dan Dukuh setempat.

"Dia tidak ada gejala Covid-19, sehingga masuk dalam kategori Orang Dalam Catatan (ODC). Dia tetap karantina setelah sebelumnya membuat surat pernyataan persetujuan melakukan karantina," tutur Sarwono.

Sebelumnya, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, seluruh warga Kulon Progo yang ada dan tinggal di perantauan, diminta tidak mudik pada saat Lebaran nanti. Mereka yang ada di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Barat dan lainnya diminta menetap di lokasi masing-masing.

Menrut Sutedjo, situasi dan kondisi pada saat ini sedang sangat tidak tepat untuk melakukan mudik. "Mobilisasi dari warga perantauan dapat meningkatkan potensi penyebaran Covid-19 kepada masyarakat, keluarga yang ada di Kulon Progo," ucap Sutedjo.

Menurutnya, cukup sulit untuk mengetahui apakah perantau membawa virus atau tidak saat perjalanan mudik. Mereka bisa saja terpapar dari orang lain yang membawa virus.

Dia menambahkan, jika ada pemudik atau pendatang dari luar daerah, maka wajib menyampaikan kepada puskesmas, dukuh, maupun lurah. Mereka juga diminta tidak keluar rumah sampai 14 hari, khususnya dari daerah terjangkit Covid-19. []


Sumber Berita :
https://www.tagar.id/paud-di-kulon-progo-untuk-karantina-pemudik
Share:

Pembatasan Penerbangan, Bandara YIA Kulon Progo Siapkan Kantung Parkir bagi 60 Pesawat - TRIBUNJOGJA.COM

 

TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu

Sejumlah kendaraan tampak melintas di depan area pintu masuk kawasan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Temon, Kulon Progo, Selasa (3/12/2019).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah resmi mengeluarkan surat edaran terkait pelayanan jasa penerbangan.

Surat edaran tersebut telah ditanda tangani per 17 April lalu.


Sebagai wujud percepatan penanganan Covid-19, pembatasan moda transportasi pesawat pun dibatasi.

Meski pembatasan penerbangan resmi diberlakukan, dalam surat yang ditanda tangani Dirjen Perhubungan Udara, Novie Riyanto mengarahkan agar menjaga ketersediaan untuk keperluan tertentu.

Misalnya, dalam surat itu menyebut, pergerakan bandara hanya diperbolehkan untuk palayanan in-flight emergency, technical stop, cargo, humanitarian, medical evacuation, repatriation, misi perserikatan bangsa-bangsa, dan keberlangsungan rantai pasokan global.


Arahan itu pun telah menyesuaikan peraturan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau Internatoonal Civil Aviation Organization (ICAO)

Merespon hal itu, General Manager (GM) PT. Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya sudah mengetahui peraturan kementerian tersebut.

PT Angkasa Pura I pun telah menyediakan kantung parkir yang dapat menampung 60 pesawat, untuk merespon pembatasan penerbangan tersebut.

"Karena kalau memang benar-benar Stop Flying akan banyak pesawat parkir. Jadi kami sudah siapkan itu. Kapasitas 60 pesawat," katanya saat dihubungi Tribunjogja.com, Kamis (23/4/2020).

Artikel selengkapnya  telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pembatasan Penerbangan, Bandara YIA Kulon Progo Siapkan Kantung Parkir bagi 60 Pesawat, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/23/pembatasan-penerbangan-bandara-yia-kulon-progo-siapkan-kantung-parkir-bagi-60-pesawat.
Penulis: Miftahul Huda


Editor: Gaya LufityantiSumber Berita :
Share:

Batasi Kegiatan Selama Ramadan, Pintu Masuk Masjid Agung Kulon Progo Dijaga - suarajogja.id

Batasi Kegiatan Selama Ramadan, Pintu Masuk Masjid Agung Kulon Progo Dijaga

SuaraJogja id - Memasuki bulan Ramadan 1441 Hijriyah, Masjid Agung Kulon Progo tetap menggelar salat tarawih berjemaah, tetapi hanya membatasi untuk warga sekitar saja. Pembatasan ini ditetapkan karena melihat kondisi pandemi corona yang masih belum mereda hingga saat ini.

Takmir Bagian Seksi Keamanan Masjid Agung Kulon Progo Muhammad Irsyad menuturkan bahwa salat tarawih masih tetap diselenggarakan, tetapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain membatasi jemaah yang datang, waktu tarawih pun ikut diberi pembatasan.

"Jadi sekarang sehabis salat Isya, langsung dilanjutkan salat tarawih tanpa ada kultum, jadi kita mempercepat waktunya. Setelah selesai langsung dibubarkan," ujar Irsyad saat ditemui SuaraJogja.id di Masjid Agung Kulon Progo, Jumat (24/4/2020).

Jika ada pendatang dari luar, mereka akan ditolak secara halus atau dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan. Pihaknya juga berencana untuk menutup semua pintu utama dan membuka pintu kecil yang berada di samping untuk warga saja.

Ia menuturkan, terkait salat Jumat hari sebelumnya, memang pihaknya sudah mendapat imbauan dari bupati. Namun, untuk tarawih ini, kata dia, belum ada imbuan dari pemerintah. Di samping itu, pengadaan tarawih ini dilakukan atas dorongan dari masyarakat sekitar.

"Memang masyarakat sekitar masjid ini tetap mengharapkan adanya tarawih di Masjid Agung, tetapi hanya untuk warga saja. Kami dari takmir menerima usulan itu, tapi dengan syarat hanya untuk lingkungan sekitar masjid agung dan jemaah tetap," ucapnya.

"Teknisnya, nanti akan ada tiga orang yang bertugas berjaga di pintu masuk. Sebenarnya masih ada pintu samping yang hanya dibuka untuk kepulangan haji, pintu itu akan dibuka jika memang kondisinya memungkinkan. Jadi memang yang tahu pintu itu hanya orang sekitar saja," imbuh Irsyad.

Imbauan dari pihak Masjid Agung pun sudah dipasang di depan masjid kepada pemudik untuk langsung menuju lokasi tujuan. Beberapa pemudik juga sudah ada yang ditemui dan disarankan untuk melanjutkan perjalanan. Hal itu masih akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Namun, untuk mengantisipasi kedatangan musafir yang mungkin hanya singgah untuk salat atau berbuka puasa, pihaknya sudah membuat rencana untuk menyediakan takjil alakadarnya. Rencana itu masih akan dirapatkan lagi oleh pengurus masjid.


"Masjid ini milik pemerintah daerah, kami hanya pengelola masjid ini, istilahnya takmir harian. Jadi untuk wewenang menutup atau membuka itu adalah dari pemda," jelasnya.

Pihaknya mengaku sudah menyiapkan berbagai agenda kegiatan selama bulan Ramadan, seperti pengajian anak, pengajian bapak ibu, tadarus, hingga buka bersama. Bahkan pihak masjid sudah menyusun jadwal ustaz yang berasal dari berbagai daerah untuk mengisi ceramah. Namun, semua itu terpaksa dibatalkan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Hanya imam dan takmir Masjid Agung saja yang akan bertugas selama Ramadan tahun ini. Acara lain seperti pengajian-pengajian dan kajian yang dulu diadakan setiap Minggu dan Senin juga ditiadakan untuk tahun ini.

"Ya meskipun kecewa, tapi harus taat, semua sudah ada yang mengatur, kami harus menaatinya," tegasnya.

Ketua Umum I Masjid Jami' Syirwan Rosyid menjelaskan hal serupa. Bahkan di Masjid Jami' sendiri tidak diadakan salat tarawih untuk Ramadan tahun ini. Pihaknya mengungkapkan, hanya akan ada salat lima waktu seperti biasa.



Syirwan memberikan pengertian kepada semua jemaah masjid dalam menjalankan ibadah Ramadan, khususnya salat tarawih dilakukan secara individual atau berjemaah bersama keluarga inti di rumah.

Selain itu, buka puasa bersama dan acara keagaaman lain yang bisanya dilakukan selama Ramadan di Masjid Jami' ikut ditiadakan.

"Tilawah atau tadarus Al-Qur'an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur'an," kata Syirwan.

Sumber Berita :
 https://jogja.suara.com/read/2020/04/24/113755/batasi-kegiatan-selama-ramadan-pintu-masuk-masjid-agung-kulon-progo-dijaga
Share:

Dishub Kulon Progo Pantau Jalur Alternatif Menuju Wilayah DIY

pemda-diy-perketat-pemeriksaan-di-perbatasan.jpg

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah pusat telah resmi mengeluarkan larangan mudik Lebaran 2020 selama pandemi virus corona.

Menyikapi kebijakan tersebut, Pemda DIY pun segera menerapkan langkah tindak lanjut terkait pembatasan masuk wilayah DIY.


Salah satunya dengan menutup dua jalan alternatif yang mengarah masuk ke wilayah DIY.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kulon Progo, Bowo Pristiyanto, Kamis (23/4/2020) menyampaikan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan dan pemetaan mengenai Jalur-Jalur alternatif yang berada di wilayah Kulon Progo.

Menurutnya ada beberapa jalur alternatif yang berpontensi digunakan oleh para pemudik yang ingin masuk ke DIY.
           

"Untuk yang jalur Selatan kan sudah di fokuskan di Kapanewon Temon, itu sebagai pintu masuk utama. Sedangkan saat ini Juga masih terdapat beberapa titik yang dapat menjadi pintu masuk lainnya yang berada di Kulon Progo bagian Utara," katanya.

Pintu masuk tersebut yakni di Wilayah Jagalan, Kapanewon Kalibawang yang berbatasan langsung dengan Magelang dan di Kapanewon Samigaluh yang menghubungkan Kulon Progo dengan Purworejo.

"Kita sudah melakukan pengawasan, pola pergerakannya paling tinggi yakni yang berada di Jagalan. Sedangkan di Samigaluh hanya seperempatnya saja," ujarnya.

Lanjutnya, nantinya di wilayah Jagalan di Kapanewon Kalibawang yang berbatasan langsung dengan Magelang, kemungkinan besar juga dapat didirikan posko pemeriksaan Covid-19.

 "Kita sedang mencoba untuk mengarahkan ke sana (mendirikan Posko), namun saat ini masih menunggu keputusan dari Dishub DIY dan petunjuk tenkis dari Kementerian Perhubungan untuk pelaksanaannya," katanya.

Apakah nantinya Jalur-Jalur alternatif tersebut akan ditutup ataupun hanya dilakukan pengawasan, Pihaknya masih belum dapat memastikan hasilnya.

"Saat ini hasil uji petik dan pengawasan pergerakan sudah dikirimkan, jadi tinggal menunggu hasilnya saja," tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dishub Kulon Progo Pantau Jalur Alternatif Menuju Wilayah DIY, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/23/dishub-kulon-progo-pantau-jalur-alternatif-menuju-wilayah-diy.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Ari Nugroho


Share:

24 April 2020

Kisah Poniran Mengisolasi Diri di Hutan Kulon Progo - tagar.id/



Kulon Progo - Poniran menjadi satu dari sekian banyak pemudik yang pulang dari kota tempat mengais rezeki menuju kampung halaman. Dia pulang dari Tangerang ke Kulon Progo pada Minggu 19 April 2020. Pria berusia 30 tahun itu terpaksa pulang kampung, setelah pabrik tempatnya bekerja merumahkannya.

Namun, Poniran tidak sempat menyentuh halaman rumahnya, apalagi bercengkerama dengan anak dan istrinya yang bertempat tinggal di Pedukuhan Menguri, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta.


Poniran harus menuju pada sebuah gubuk karantina yang sudah disediakan secara mandiri di hutan. Dia harus menjalani seorang diri di sana selama 14 hari. Dia secara sukarela mengisolasi mandiri, meski sebenarnya telah mengantongi surat keterangan sehat dari Tangerang.

Saat akan pulang dari Tangerang, Poniran bernisiatif menghubungi keluarga dan dukuh setempat. Setelah itu keluarganya mendirikan gubuk di tempat yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Gubug ini darurat. Hanya berdinding terpal dan potongan kain spanduk dengan luas hanya berukuran 2x3 meter berlantai tanah. Di kala hujan, air menetes ke dalam gubug darurat itu.

Di dalam gubug, ada tempat tidur atau dipan yang sudah usang. Dipan dikelilingi kelambu sekedar menghalau nyamuk masuk. Dipan lawas ini sekedar menjadi tempat bagi Poniran merebahkan tubuhnya. Sementara untuk kebutuhan seperti mandi, mencuci hingga berwudu, Poniran memanfaatkan sumur tua tidak terpakai yang dikelilingi semak belukar.

Poniran sedikit membuka lahan, menebang beberapa batang pohon di sekitar gubug. Tujuannya untuk sekedar membuat tempat menjemur pakaiannya.

Poniran mengaku selama tinggal di gubug sudah bertemu dengan anak dan istrinya. Peristiwa itu terjadi saat orang tercintanya datang menghidangkan makanan dan membawa beragam barang yang dibutuhkan selama menjalani isolasi.

Namun semua barang hanya diletakkan di sebuah kursi plastik yang jaraknya sekitar empat meter dari gubuk derita tempat Poniran mengisolasi. "Sudah bertemu tapi tak bisa menyentuh keluarga," ujar Poniran pada Rabu, 22 April 2020.

Bagi seorang ayah seperti Poniran, tentunya bulan hal yang mudah tinggal 14 hari di kawasan hutan tanpa berinteraksi dengan anak istrinya. Rasa rindu jelas dirasakan dan ingin sekali berkumpul bersama anak dan istri.

Bahkan saat anaknya, Dina Avrilia Nurani merayakan ulang tahun yang kesembilan, pada hari ketiga karantina, Poniran juga tidak bisa ikut secara langsung merayakan. Poniran hanya bisa merayakan melalui video call sembari anaknya menyanyikan lagu bersama istrinya.

"Ini adalah konsekuensi yang saya ambil sebagai pemudik. Karena sudah diniatkan, anggap saja seperti libur. Untuk mengusir bosan, saya mengolah kebun di sekitar gubuk," ujar Poniran.

Sementara itu, Kepala Dukuh Menguri, Suparno mengapresiasi inisiatif karantina mandiri yang dilakukan Poniran di tengah situasi yang serba terbatas seperti saat ini.

Dia mengatakan kesadaran untuk menjaga kesehatan bersama oleh Poniran ini patut menjadi contoh bagi para pemudik yang lainnya. "Saat ini di Menguri memang belum ada gedung karantina mandiri untuk pemudik yang datang," kata Suparno. []



Sumber Berita :
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP