Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


25 April 2020

PAUD di Kulon Progo untuk Karantina Pemudik - tagar.id

 Paud untuk karantina di Kulon Progo

Kulon Progo - Warga Dusun Temonan Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta berinisiatif mengalihfungsikan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi lokasi karantina bagi para pemudik yang pulang kampung ke wilayah tersebut. Inisiatif yang patut diacungi jempol dalam upaya mencegah pennyebaran Covid-19.

Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dusun Temonan, Sarwono mengatakan, bangunan yang dimanfaatkan adalah gedung PAUD Kelompok Bermain Dewi Ratih di RT 01 RW 01 di Dusun Temonan. Aktivitas belajar di gedung tersebut untuk sementara waktu memang ditiadakan sejak pandemi Corona. Para siswa pun belajar di rumah.


Bangunan ini juga dipandang strategis karena berdekatan dengan masjid dan permukiman penduduk. Sehingga pemantauan terhadap pemudik yang dikarantina lebih mudah karena setiap hari juga ada warga yang menjaga. "Tempat karantina ini merupakan upaya untuk membantu program pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona," ujar Sarwono, Selasa 14 April 2020.

Sarwono menjelaskan, karantina di gedung tersebut merupakan opsi bagi pemudik. Mereka yang pulang ke Temonan, bisa melakukan karantina mandiri di rumahnya atau memilih karantina di gedung tersebut.

Bagi yang ingin karantina mandiri di rumah, harus mengikuti aturan yaitu seluruh anggota keluarga tidak boleh keluar dari rumah dan juga harus punya dua kamar mandi, satu untuk pemudik dan satu untuk keluarga. Sementara di gedung PAUD tersebut, semua perlengkapan sudah disediakan semua.

"Ada tiga ruangan. Setiap ruangan bisa diisi maksimal empat orang dengan catatan masih memiliki hubungan keluarga. Juga ada fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dan dapur. Cuma untuk kebutuhan pribadi seperti peralatan tidur dan makanan, dari keluarga yang dikarantina," ujar Sarwono.

Sarwono mengatakan, gedung yang difungsikan sebagai tempat karantina pada Senin 13 April ini sudah ditempati seorang warga yang baru mudik dari Tangerang, Jawa Barat. Warga tersebut sebelum mudik, sudah berkomunikasi dulu dengan unsur RT, RW dan Dukuh setempat.

"Dia tidak ada gejala Covid-19, sehingga masuk dalam kategori Orang Dalam Catatan (ODC). Dia tetap karantina setelah sebelumnya membuat surat pernyataan persetujuan melakukan karantina," tutur Sarwono.

Sebelumnya, Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, seluruh warga Kulon Progo yang ada dan tinggal di perantauan, diminta tidak mudik pada saat Lebaran nanti. Mereka yang ada di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Barat dan lainnya diminta menetap di lokasi masing-masing.

Menrut Sutedjo, situasi dan kondisi pada saat ini sedang sangat tidak tepat untuk melakukan mudik. "Mobilisasi dari warga perantauan dapat meningkatkan potensi penyebaran Covid-19 kepada masyarakat, keluarga yang ada di Kulon Progo," ucap Sutedjo.

Menurutnya, cukup sulit untuk mengetahui apakah perantau membawa virus atau tidak saat perjalanan mudik. Mereka bisa saja terpapar dari orang lain yang membawa virus.

Dia menambahkan, jika ada pemudik atau pendatang dari luar daerah, maka wajib menyampaikan kepada puskesmas, dukuh, maupun lurah. Mereka juga diminta tidak keluar rumah sampai 14 hari, khususnya dari daerah terjangkit Covid-19. []


Sumber Berita :
https://www.tagar.id/paud-di-kulon-progo-untuk-karantina-pemudik
Share:

Pembatasan Penerbangan, Bandara YIA Kulon Progo Siapkan Kantung Parkir bagi 60 Pesawat - TRIBUNJOGJA.COM

 

TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu

Sejumlah kendaraan tampak melintas di depan area pintu masuk kawasan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Temon, Kulon Progo, Selasa (3/12/2019).

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah resmi mengeluarkan surat edaran terkait pelayanan jasa penerbangan.

Surat edaran tersebut telah ditanda tangani per 17 April lalu.


Sebagai wujud percepatan penanganan Covid-19, pembatasan moda transportasi pesawat pun dibatasi.

Meski pembatasan penerbangan resmi diberlakukan, dalam surat yang ditanda tangani Dirjen Perhubungan Udara, Novie Riyanto mengarahkan agar menjaga ketersediaan untuk keperluan tertentu.

Misalnya, dalam surat itu menyebut, pergerakan bandara hanya diperbolehkan untuk palayanan in-flight emergency, technical stop, cargo, humanitarian, medical evacuation, repatriation, misi perserikatan bangsa-bangsa, dan keberlangsungan rantai pasokan global.


Arahan itu pun telah menyesuaikan peraturan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau Internatoonal Civil Aviation Organization (ICAO)

Merespon hal itu, General Manager (GM) PT. Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya sudah mengetahui peraturan kementerian tersebut.

PT Angkasa Pura I pun telah menyediakan kantung parkir yang dapat menampung 60 pesawat, untuk merespon pembatasan penerbangan tersebut.

"Karena kalau memang benar-benar Stop Flying akan banyak pesawat parkir. Jadi kami sudah siapkan itu. Kapasitas 60 pesawat," katanya saat dihubungi Tribunjogja.com, Kamis (23/4/2020).

Artikel selengkapnya  telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pembatasan Penerbangan, Bandara YIA Kulon Progo Siapkan Kantung Parkir bagi 60 Pesawat, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/23/pembatasan-penerbangan-bandara-yia-kulon-progo-siapkan-kantung-parkir-bagi-60-pesawat.
Penulis: Miftahul Huda


Editor: Gaya LufityantiSumber Berita :
Share:

Batasi Kegiatan Selama Ramadan, Pintu Masuk Masjid Agung Kulon Progo Dijaga - suarajogja.id

Batasi Kegiatan Selama Ramadan, Pintu Masuk Masjid Agung Kulon Progo Dijaga

SuaraJogja id - Memasuki bulan Ramadan 1441 Hijriyah, Masjid Agung Kulon Progo tetap menggelar salat tarawih berjemaah, tetapi hanya membatasi untuk warga sekitar saja. Pembatasan ini ditetapkan karena melihat kondisi pandemi corona yang masih belum mereda hingga saat ini.

Takmir Bagian Seksi Keamanan Masjid Agung Kulon Progo Muhammad Irsyad menuturkan bahwa salat tarawih masih tetap diselenggarakan, tetapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain membatasi jemaah yang datang, waktu tarawih pun ikut diberi pembatasan.

"Jadi sekarang sehabis salat Isya, langsung dilanjutkan salat tarawih tanpa ada kultum, jadi kita mempercepat waktunya. Setelah selesai langsung dibubarkan," ujar Irsyad saat ditemui SuaraJogja.id di Masjid Agung Kulon Progo, Jumat (24/4/2020).

Jika ada pendatang dari luar, mereka akan ditolak secara halus atau dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan. Pihaknya juga berencana untuk menutup semua pintu utama dan membuka pintu kecil yang berada di samping untuk warga saja.

Ia menuturkan, terkait salat Jumat hari sebelumnya, memang pihaknya sudah mendapat imbauan dari bupati. Namun, untuk tarawih ini, kata dia, belum ada imbuan dari pemerintah. Di samping itu, pengadaan tarawih ini dilakukan atas dorongan dari masyarakat sekitar.

"Memang masyarakat sekitar masjid ini tetap mengharapkan adanya tarawih di Masjid Agung, tetapi hanya untuk warga saja. Kami dari takmir menerima usulan itu, tapi dengan syarat hanya untuk lingkungan sekitar masjid agung dan jemaah tetap," ucapnya.

"Teknisnya, nanti akan ada tiga orang yang bertugas berjaga di pintu masuk. Sebenarnya masih ada pintu samping yang hanya dibuka untuk kepulangan haji, pintu itu akan dibuka jika memang kondisinya memungkinkan. Jadi memang yang tahu pintu itu hanya orang sekitar saja," imbuh Irsyad.

Imbauan dari pihak Masjid Agung pun sudah dipasang di depan masjid kepada pemudik untuk langsung menuju lokasi tujuan. Beberapa pemudik juga sudah ada yang ditemui dan disarankan untuk melanjutkan perjalanan. Hal itu masih akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Namun, untuk mengantisipasi kedatangan musafir yang mungkin hanya singgah untuk salat atau berbuka puasa, pihaknya sudah membuat rencana untuk menyediakan takjil alakadarnya. Rencana itu masih akan dirapatkan lagi oleh pengurus masjid.


"Masjid ini milik pemerintah daerah, kami hanya pengelola masjid ini, istilahnya takmir harian. Jadi untuk wewenang menutup atau membuka itu adalah dari pemda," jelasnya.

Pihaknya mengaku sudah menyiapkan berbagai agenda kegiatan selama bulan Ramadan, seperti pengajian anak, pengajian bapak ibu, tadarus, hingga buka bersama. Bahkan pihak masjid sudah menyusun jadwal ustaz yang berasal dari berbagai daerah untuk mengisi ceramah. Namun, semua itu terpaksa dibatalkan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Hanya imam dan takmir Masjid Agung saja yang akan bertugas selama Ramadan tahun ini. Acara lain seperti pengajian-pengajian dan kajian yang dulu diadakan setiap Minggu dan Senin juga ditiadakan untuk tahun ini.

"Ya meskipun kecewa, tapi harus taat, semua sudah ada yang mengatur, kami harus menaatinya," tegasnya.

Ketua Umum I Masjid Jami' Syirwan Rosyid menjelaskan hal serupa. Bahkan di Masjid Jami' sendiri tidak diadakan salat tarawih untuk Ramadan tahun ini. Pihaknya mengungkapkan, hanya akan ada salat lima waktu seperti biasa.



Syirwan memberikan pengertian kepada semua jemaah masjid dalam menjalankan ibadah Ramadan, khususnya salat tarawih dilakukan secara individual atau berjemaah bersama keluarga inti di rumah.

Selain itu, buka puasa bersama dan acara keagaaman lain yang bisanya dilakukan selama Ramadan di Masjid Jami' ikut ditiadakan.

"Tilawah atau tadarus Al-Qur'an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur'an," kata Syirwan.

Sumber Berita :
 https://jogja.suara.com/read/2020/04/24/113755/batasi-kegiatan-selama-ramadan-pintu-masuk-masjid-agung-kulon-progo-dijaga
Share:

Dishub Kulon Progo Pantau Jalur Alternatif Menuju Wilayah DIY

pemda-diy-perketat-pemeriksaan-di-perbatasan.jpg

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah pusat telah resmi mengeluarkan larangan mudik Lebaran 2020 selama pandemi virus corona.

Menyikapi kebijakan tersebut, Pemda DIY pun segera menerapkan langkah tindak lanjut terkait pembatasan masuk wilayah DIY.


Salah satunya dengan menutup dua jalan alternatif yang mengarah masuk ke wilayah DIY.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kulon Progo, Bowo Pristiyanto, Kamis (23/4/2020) menyampaikan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan pengawasan dan pemetaan mengenai Jalur-Jalur alternatif yang berada di wilayah Kulon Progo.

Menurutnya ada beberapa jalur alternatif yang berpontensi digunakan oleh para pemudik yang ingin masuk ke DIY.
           

"Untuk yang jalur Selatan kan sudah di fokuskan di Kapanewon Temon, itu sebagai pintu masuk utama. Sedangkan saat ini Juga masih terdapat beberapa titik yang dapat menjadi pintu masuk lainnya yang berada di Kulon Progo bagian Utara," katanya.

Pintu masuk tersebut yakni di Wilayah Jagalan, Kapanewon Kalibawang yang berbatasan langsung dengan Magelang dan di Kapanewon Samigaluh yang menghubungkan Kulon Progo dengan Purworejo.

"Kita sudah melakukan pengawasan, pola pergerakannya paling tinggi yakni yang berada di Jagalan. Sedangkan di Samigaluh hanya seperempatnya saja," ujarnya.

Lanjutnya, nantinya di wilayah Jagalan di Kapanewon Kalibawang yang berbatasan langsung dengan Magelang, kemungkinan besar juga dapat didirikan posko pemeriksaan Covid-19.

 "Kita sedang mencoba untuk mengarahkan ke sana (mendirikan Posko), namun saat ini masih menunggu keputusan dari Dishub DIY dan petunjuk tenkis dari Kementerian Perhubungan untuk pelaksanaannya," katanya.

Apakah nantinya Jalur-Jalur alternatif tersebut akan ditutup ataupun hanya dilakukan pengawasan, Pihaknya masih belum dapat memastikan hasilnya.

"Saat ini hasil uji petik dan pengawasan pergerakan sudah dikirimkan, jadi tinggal menunggu hasilnya saja," tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dishub Kulon Progo Pantau Jalur Alternatif Menuju Wilayah DIY, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/23/dishub-kulon-progo-pantau-jalur-alternatif-menuju-wilayah-diy.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Ari Nugroho


Share:

24 April 2020

Kisah Poniran Mengisolasi Diri di Hutan Kulon Progo - tagar.id/



Kulon Progo - Poniran menjadi satu dari sekian banyak pemudik yang pulang dari kota tempat mengais rezeki menuju kampung halaman. Dia pulang dari Tangerang ke Kulon Progo pada Minggu 19 April 2020. Pria berusia 30 tahun itu terpaksa pulang kampung, setelah pabrik tempatnya bekerja merumahkannya.

Namun, Poniran tidak sempat menyentuh halaman rumahnya, apalagi bercengkerama dengan anak dan istrinya yang bertempat tinggal di Pedukuhan Menguri, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta.


Poniran harus menuju pada sebuah gubuk karantina yang sudah disediakan secara mandiri di hutan. Dia harus menjalani seorang diri di sana selama 14 hari. Dia secara sukarela mengisolasi mandiri, meski sebenarnya telah mengantongi surat keterangan sehat dari Tangerang.

Saat akan pulang dari Tangerang, Poniran bernisiatif menghubungi keluarga dan dukuh setempat. Setelah itu keluarganya mendirikan gubuk di tempat yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Gubug ini darurat. Hanya berdinding terpal dan potongan kain spanduk dengan luas hanya berukuran 2x3 meter berlantai tanah. Di kala hujan, air menetes ke dalam gubug darurat itu.

Di dalam gubug, ada tempat tidur atau dipan yang sudah usang. Dipan dikelilingi kelambu sekedar menghalau nyamuk masuk. Dipan lawas ini sekedar menjadi tempat bagi Poniran merebahkan tubuhnya. Sementara untuk kebutuhan seperti mandi, mencuci hingga berwudu, Poniran memanfaatkan sumur tua tidak terpakai yang dikelilingi semak belukar.

Poniran sedikit membuka lahan, menebang beberapa batang pohon di sekitar gubug. Tujuannya untuk sekedar membuat tempat menjemur pakaiannya.

Poniran mengaku selama tinggal di gubug sudah bertemu dengan anak dan istrinya. Peristiwa itu terjadi saat orang tercintanya datang menghidangkan makanan dan membawa beragam barang yang dibutuhkan selama menjalani isolasi.

Namun semua barang hanya diletakkan di sebuah kursi plastik yang jaraknya sekitar empat meter dari gubuk derita tempat Poniran mengisolasi. "Sudah bertemu tapi tak bisa menyentuh keluarga," ujar Poniran pada Rabu, 22 April 2020.

Bagi seorang ayah seperti Poniran, tentunya bulan hal yang mudah tinggal 14 hari di kawasan hutan tanpa berinteraksi dengan anak istrinya. Rasa rindu jelas dirasakan dan ingin sekali berkumpul bersama anak dan istri.

Bahkan saat anaknya, Dina Avrilia Nurani merayakan ulang tahun yang kesembilan, pada hari ketiga karantina, Poniran juga tidak bisa ikut secara langsung merayakan. Poniran hanya bisa merayakan melalui video call sembari anaknya menyanyikan lagu bersama istrinya.

"Ini adalah konsekuensi yang saya ambil sebagai pemudik. Karena sudah diniatkan, anggap saja seperti libur. Untuk mengusir bosan, saya mengolah kebun di sekitar gubuk," ujar Poniran.

Sementara itu, Kepala Dukuh Menguri, Suparno mengapresiasi inisiatif karantina mandiri yang dilakukan Poniran di tengah situasi yang serba terbatas seperti saat ini.

Dia mengatakan kesadaran untuk menjaga kesehatan bersama oleh Poniran ini patut menjadi contoh bagi para pemudik yang lainnya. "Saat ini di Menguri memang belum ada gedung karantina mandiri untuk pemudik yang datang," kata Suparno. []



Sumber Berita :
Share:

21 April 2020

Petugas Gabungan Sudah Mulai Turun di Posko Kulon Progo-Purworejo, Kendaraan dari Luar DIY Bakal Dicegat - GridOto.com


  • GridOto.com - Posko Terpadu Pemeriksaan Covid-19 di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu Kulon Progo-Purworejo sudah mulai beroperasi pada Senin (20/04/2020).
    Dinas Perhubungan (Dishub) DIY mengoordinasikan langsung posko di perbatasan Kulon Progo-Purworejo ini.
    Dilansir dari Tibunjogja.com, petugas yang turun di posko Kulon Progo-Purworejo merupakan gabungan dari Dishub, TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan relawan dari Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
    Kepala Bidang Pengendali Operasional Dishub DIYHarry Agustriono mengatakan, pada tahap awal ini, posko akan dibuka selama satu shift yakni pukul 08.00-12.00 WIB. 
    "Posko pemeriksaan didirikan di Jalan Raya Jogja-Purworejo KM 41, tepatnya depan Masjid Nurul Huda, Kelurahan Temon Kulon," ujar Harry.
    Harry menjelaskan kendaraan yang datang dari arah daerah terdampak yaitu Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Sumatera, Semarang, Solo dan Purwokerto akan menjadi target prioritas pemeriksaan.
    "Semua kendaraan, baik pribadi, angkutan umum hingga angkutan barang, roda dua maupun roda empat bila berasal dari daerah terjangkit, kami minta menepi untuk diperiksa," jelas Harry.
    Pada pemantauan perdana, sudah tercatat 60 kendaraan dari luar daerah melintasi posko ini dan mayoritas merupakan mobil pribadi. 
    "Tercatat ada 39 mobil pribadi yang melintas masuk ke wilayah DIY," ungkap Harry.
    Sementara itu, kendaraa lain yang tercatat melintasi posko ini yakni lima unit sepeda motor, 10 unit angkutan umum dan enam unit angkutan barang.
    Artikel ini telah tayang di Tribunjogja,com dengan judul Posko Pemeriksaan di Kulon Progo Mulai Beroperasi

Sumber Berita :
Share:

12 April 2020

Jembatan di Lokasi TMMD Kulon Progo Selesai Dibangun - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews

  • KULON PROGO, suaramerdeka.com - Menginjak hari-hari terakhir pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-107 di Kalurahan Purwosari, Kapenewon Girimulyo, kabar baik didapat warga setempat. Hal ini seiring dengan sudah selesainya pembangunan jembatan penghubung dua dusun di desa tersebut.
    "Sudah selesai, hanya tinggal penyempurnaan dan penambahan pelengkap di jembatan itu saja. Sudah saya cek juga kemarin (11/4)," tutur Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD Reguler ke-107 Letkol Inf Dodit Susanto, Minggu (12/4).
    Meski sederhana, pembuatan jembatan di Pedukuhan Prangkokan ini cukup berkesan karena dikerjakan secara gotong royong masyarakat dengan Satgas TMMD sejak TMMD dimulai 16 Maret lalu.
    Saat ini, jembatan itu telah selesai pembangunannya dan sudah dapat dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Guna kelengkapan sarana jembatan, pada dua sisi jembatan tersebut dibuat pagar jembatan, agar terlihat bagus dan sekaligus sebagai pengaman batas tepi jalan diatas jembatan, untuk mencegah pengguna jalan tercebur ke dalam sungai yang cukup dalam dan dipenuhi dengan bebatuan. 
    Selain pembuatan pagar jembatan, segenap warga bersama TNI, juga melaksanakan pembereman tepi jalan, penyempurnaan pembangunan RTLH dan bak penampungan air serta Taman Prasasti TMMD.
    "Maksimalkan pekerjaan dengan waktu yang tersisa, agar seluruh pembangunan yang tinggal penyempurnaan ini dapat selesai dengan baik, sehingga setelah penutupan nanti tidak ada pekerjaan yang tersisa atau bahkan muncul keluhan tentang hasil pembangunan dari warga Purwosari," pesan Dansatgas yang juga Dandim 0731/Kulon Progo itu.
    Program TMMD Reguler ke-107 sendiri, tinggal menyisakan beberapa hari. Berkat kemanunggalan TNI-Rakyat, pekerjaan yang berat menjadi ringan, medan yang sulit dan menantang tidak menjadi penghalang, terbukti dengan tenggang waktu 30 hari yang disediakan, saat ini seluruh sasaran fisik pembangunannya sudah selesai dengan hasil yang maksimal dan tinggal penyempurnaan saja.
  •   
Sumber Berita : Jembatan di Lokasi TMMD Kulon Progo Selesai Dibangun - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews

Share:

Kulon Progo Kondusif untuk Pasien dan Jenazah Corona - Tagar News


Kulon Progo - Dua kasus pasien positif terpapar virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Pertama bayi berumur sekitar 4 bulan dan kini sudah sembuh. Kedua seorang pria berumur 30 tahun yang sebelumnya merupakan anak buah Kapal yang pulang ke Kulon Progo. Pria ini kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo, Ariadi mengatakan, Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kulon Progo selalu mengedukasi masyarakat bagaimana memperlakukan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Begitu pula dengan kasus pasien meninggal, masyarakat seharusnya bisa menerima pasien tersebut, baik dari luar maupun dalam daerah.
"Gugus tugas yang dari semua Organisasi Perangkat Daerah, TNI, Polri, dan lainnya, selalu memberikan edukasi ke masyarakat tentang perlakuan terhadap pasien Covid-19," ujarnya, Jumat, 10 April 2020.
Ariadi mengharapkan, masyarakat tidak melakukan penolakan. Berdasarkan laporan yang diterima dari semua panewu dan semua lurah hingga saat ini, kondisi di masyarakat Kulon Progo masih sangat kondusif.
Menurut Ariadi, Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kulon Progo pada saat ini juga sudah mempersiapkan posko dekontaminasi yang berfungsi untuk mensterilisasi petugas dan kendaraan yang dipakai dalam penanganan pasien Covid-19. Posko ini akan mendukung operasional di bidang kesehatan, terutama oleh rumah sakit, dinas kesehatan, atau puskesmas.
Gugus tugas yang dari semua Organisasi Perangkat Daerah, TNI, Polri, dan lainnya, selalu memberikan edukasi ke masyarakat tentang perlakuan terhadap pasien Covid-19.
Posko berlokasi di area parkir Taman Budaya Kulon Progo dan juga jauh dari pemukiman warga. "Sudah menjadi ketugasan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dengan posko ini harapannya tidak ada penyebaran virus," kata Ariadi.
Petugas yang akan bertugas di posko ini terdiri dari personel yang sudah mendapat pembekalan mulai dari Pusdalops BPBD, Muhammadiyah Disester Management Center (MDMC), TNI, POLRI, Tim PSC (Publik Safety Center), dan PMI. Juga tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan bantuan dari para relawan jika keadaan sudah darurat.
Dia mengatakan, operasionalnya menyesuaikan dengan kebutuhan. "Saat ini masih menyesuaikan dengan masa darurat DIY hingga tanggal 29 Mei. Persiapan posko dekontaminasi ini sendiri dimulai sejak, Kamis, 9 April 2020. Diperkirakan posko sudah bisa beroperasi senin mendatang," ujar Ariadi.
Safety Officer Posko Dekontaminasi Kulon Progo, Fikri Syahmonakhawa, mengatakan, posko ini ditujukan untuk petugas dan kendaraan yang sudah digunakan untuk pasien Covid-19. Sehingga mobil serta petugas masuk ke posko tersebut akan selalu dibersihkan menggunakan desinfektan dan sabun. "Karena sekali pakai, coverall dibuang ke bak sampah, lalu petugas dipersilakan mandi dan beristirahat," ujar Fikri.
Fikri menjelaskan, petugas kesehatan diistirahatkan di posko selama dua jam serta mendapat nutrisi untuk menjaga imun tubuh. Sementara kendaraan diistirahatkan selama 12 jam. Namun jika darurat dan banyak pasien membludak, dalam waktu 6 jam sudah bisa dioperasionalkan.
Posko ini, kata dia, dijaga oleh delapan petugas. Namun tidak menutup kemungkinan ada penambahan personel saat kondisi darurat, seperti petugas dari TNI dan Polri yang disiagakan di kesatuan masing-masing.
Dia menambahkan, stok alat pelindung diri yang tersedia di posko dekontaminasi masih ada 30 baju coverall dengan rincian 10 buah untuk petugas pembersihan di posko, 20 buah untuk petugas yang mengambil pasien, jenazah dan pemakaman.
"Untuk armada ada dua unit mobil ambulans dan milik PMI terdapat enam buah. Sedangkan penjemputan pasien akan langsung disediakan oleh rumah sakit," tutur Fikri.
Fikir mengharapkan, masyarakat memahami jika posko dekontaminasi ini adalah tempat sterilisasi dan pembersihan. Mereka tidak perlu panik karena petugas yang masuk akan keluar dengan keadaan bersih dan tidak ada virus.
"Yang penting masyarakat tidak mendekati dan memasuki zona yang ditentukan. Intinya di posko ini melindungi petugas agar tidak terkena virus atau terkontaminasi zat kimia," kata Fikri. []


Sumber Berita :
 Kulon Progo Kondusif untuk Pasien dan Jenazah Corona - Tagar News
Share:

10 April 2020

Irfan Hakim Sampai Rio Febrian Imbau Warga Kulon Progo Tak Mudik - Tempo


TEMPO.COJakarta - Para selebritas, Irfan Hakim, Gilang Dirga, Ramzi, Rio Febrian, dan Okan Kornelius ikut mengkampanyekan kepada masyarakat DIY agar tidak mudik. Kehadiran mereka melalui kampanye di video atas ajakan Polda DIY. 
"Untuk mendukung imbauan pemerintah karena saat ini ada wabah, kami mengajak artis ikut mengimbau warga di perantauan yang biasanya mudik untuk tidak mudik dulu," ujar Kepala Bidang Humas Polda DIY, Komisaris Besar Yuliyanto Jumat 10 April 2020.
Dalam video yang diputarkan itu, Irfan mengatakan lebaran kali ini ia tidak akan mudik ke Bandung seperti biasanya. "Tahun ini saya juga sangat terpaksa tidak mudik dulu. Mudah-mudahan teman-teman di Kulon Progo, Yogyakarta juga. Stay aja dulu, jaga jarak dulu. Dengan menjaga jarak, berarti kita menjaga orang yang kita cintai," ujar Irfan Hakim. 
Presenter dan aktor Gilang Dirga. Foto/instagram/gilangdirga
Gilang Dirga juga meminta warga menahan diri tidak mudik walaupun saat ini Yogya memiliki bandara baru di Kulon Progo. "Saya juga seneng sudah ada Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo. Tapi, yang mau menggunakan bandara tersebut, kalau bisa jangan dulu ya. Mudiknya ditahan dulu, pakai video call saja atau teks biar lebih baik," ujar Gilang.
Gilang mengatakan sebaran virus corona sudah merajalela ke mana-mana. "Jadi kita harus mawas diri dan saling menjaga," ujar Gilang.
Adapun Okan Kornelius juga memohon warga Kulon Progo dan sekitarnya yang ada di perantauan tidak mudik sementara ini di tengah wabah. "Kita tidak pernah tahu apakah kita akan membawa virus atau tidak. Virus itu bukan oleh-oleh yang kita bawa untuk keluarga di kampung. Jangan bikin panik warga kampung," ujar Okan.
Penyanyi Rio Febrian ikut jadi pelari pembawa api obor Asian Games 2018 keliling Yogyakarta, 19 Juli 2018.. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Sedangkan musisi Rio Febrian mengatakan dalam videonya agar silaturahmi lebaran tahun ini diganti dalam bentuk video call. "Tidak silaturahmi bukan berarti tidak sayang keluarga. Namun kondisi sekarang sangat berbeda dengan adanya pandemi Corona ini," ucapnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X awal pekan ini mengatakan belum dapat memprediksi total jumlah pemudik yang akan memasuki wilayah DIY. Namun ia memperkirakan jumlah yang mudik saat ini khususnya dari DKI Jakarta baru 30 persennya saja.
"Kami belum bisa memperkirakan peak (masa puncak) kapan pendatang ke Yogya ini terjadi, apakah sudah selesai dan menurun atau belum,” ujar Sultan.
Sedangkan Dinas Perhubungan DIY mencatat dua pekan terakhir total sudah ada 61 ribu lebih pemudik masuk Yogya.
PRIBADI WICAKSONO

Sumber Berita : Irfan Hakim Sampai Rio Febrian Imbau Warga Kulon Progo Tak Mudik - Tempo
Share:

Setelah Berbulan-bulan Lowong, Wakil Bupati Kulon Progo Akhirnya Terpilih - Kompas.com - KOMPAS.com


KULON PROGO, KOMPAS.com – Fajar Gegana terpilih menjadi Wakil Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia terpilih setelah melalui pemungutan suara dalam Rapat Paripurna DPRD Kulon Progo. 
Fajar memperoleh dukungan mayoritas anggota dewan dalam pemungutan suara itu. Dia mengalahkan Agus Langgeng Basuki, yang pernah menjadi Kepala Bappeda Kulon Progo. 
Fajar pun nantinya bakal menjabat wakil bupati pada sisa masa jabatan 2017-2021. 
“Saya (akan) menyesuaikan program pemkab yang sudah berjalan, terutama soal penanganan wabah Corona,” kata Fajar usai pemungutan suara di DPRD Kulon Progo, Kamis (9/4/2020). 
Posisi wakil bupati lowong sejak Sutedjo definitif menjadi Bupati Kulon Progo, awal November 2019. Sutedjo sebelumnya merupakan Wakil Bupati dari Hasto Wardoyo. 
Hasto meninggalkan jabatannya sejak menjabat Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI pada awal Juli 2019.
Sutedjo pun menjabat pelaksana tugas bupati sejak ditinggal Hasto dan diangkat jadi bupati pada akhir 2019. Namun, posisi wakil bupati lowong.
Pengisian posisi wabup diwarnai dengan penjaringan bakal calon, penyaringan, pengerucutan calon, lalu dibahas dalam panitia khusus (pansus) di DPRD Kulonprogo. 
Kantor DPC PDI-P Kulonprogo jadi lokasi pendaftaran sekaligus Sekretariat Bersama (Sekber) Penjaringan Cawabup Kulonprogo.
Proses pendaftaran dikawal langsung partai pengusung, yaitu PDI-P, PAN, Golkar, PKS dan Nasdem. 
Banyak yang melamar. Namun dalam perjalanannya mengerucut pada dua pelamar, yakni Fajar Gegana dan Langgeng. 
Rapat Paripurna DPRD Kulon Progo pun akhirnya memutuskan Fajar menjadi Wabup. Fajar merupakan kader PDI-P, tokoh dalam Banteng Muda Indonesia (BMI) Kulon Progo.
Sebanyak 40 orang hadir dalam pengambilan suara itu. Fajar memperoleh dukungan 28 suara dan Langgeng 12 suara. 
Ketua Panitia Pemilihan Wabup Kulon Progo, Istana, mengungkapkan wabup baru ini bisa membantu Pemkab Kulon Progo, khususnya di tengah kabupaten ini sibuk menangani dampak akibat Coronavirus Disease (Covid) – 19.
"Alhamdulillah, hari ini kita telah berhasil menggelar pemilihan, secara mekanisme sudah sesuai aturan," kata Istana usai pemilihan. 
Bupati Kulon Progo, Sutedjo juga mengharapkan, wakil bupati bisa bertugas membantunya dalam menuntaskan berbagai persoalan daerah saat ini.
"Semoga bisa ikut membantu kami menyelesaikan masalah di Kulon Progo," kata Sutedjo.

Sumber Berita :
Setelah Berbulan-bulan Lowong, Wakil Bupati Kulon Progo Akhirnya Terpilih - Kompas.com - KOMPAS.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP