Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


18 August 2019

Kulonprogo Targetkan Produksi Bawang Merah 6.135 ton - SenayanPost

YOGYAKARTA, SENAYANPOST.com – Setelah tahun sebelumnya mampu menghasilkan 4.970 ton bawang merah, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2109 ini memasang target produksi yang lebih tinggi.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Aris Nugroho, Minggu (18/8/2019) di Yogyakarta mengatakan pada 2019 ini produksi bawang merah bisa mencapai 6.135 ton.
“Areal tanam tahun ini seluas 616 hektare,” jelas Aris. Pada 2018 lalu, katanya, luasan tanam sudah mencapai 536 hektare.
Tahun 2019 ini program perluasan areal tanam bawang merah seluas 40 hektare. Rinciannya 10 hektare dibiayai APBD, 20 hektare APBN dan sisanya swadaya petani.
Untuk mendukung program tersebut, lanjutnya, selain perluasan, pihaknya juga bakal mengintensifkan pembinaan dan pengawasan terhadap proses penanaman bawang merah.
“Pola tanam komoditas ini akan benar-benar diperhatikan agar saat panen hasilnya bisa sesuai harapan,” ujarnya lagi. (AS)
Share:

Cantiknya Kebun Bunga Krisan di Kulon Progo - Tagar News


Kulon Progo - Ingin wisata yang berbeda? Datanglah ke agrowisata kebun bunga krisan di Kulon Progo. Wisata kebun bunga ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tidak bisa dilewatkan oleh Anda.

Agrowisata Kebun Bunga Krisan terletak di Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Desa Gerbosari ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan bunga warna-warni. Bahkan saat tengah berbunga, pengunjung bisa membawa pulang bunga tersebut. Tentunya dengan membayar terlebih dahulu, dan dengan harga yang terjangkau.

Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa belajar budi daya bunga krisan, dan juga menikmati teh serta keripik olahan bunga krisan. Menarik bukan?

Untuk menuju lokasi agrowisata kebun bunga krisan ini sangat mudah. Kalau dari arah Yogyakarta, ambil jalan ke Godean, lurus terus hingga jembatan Sungai Progo.

Setelahnya akan sampai lampu merah perempatan Nanggulan. Kemudian ambil kanan lurus hingga Dekso di Kalibawang, dan dilanjutkan ke arah kiri. Dengan Google maps, Anda cukup ambil rute menuju arah Kecamatan Samigaluh. Dengan mudah lokasi agrowisata kebun bunga krisan bisa ditemukan.

"Agrowisata itu ingin dibuat menjadi pintu gerbang masuk Samigaluh, lebih khususnya Gerbosari. Di sini akan ada pemberdayaan masyarakat, baik melalui sektor wisata juga sektor UMKM,"ujar Febrianto Atmoko, Direksi BUMD Desa Gerbosari saat diwawancarai Tagar, Senin, 29 Juli 2019.

Agrowisata kebun bunga krisan akan bekerja sama dengan Asosiasi Krisan, sehingga diharapkan nantinya akan menjadi tempat wisata Krisan di Gerbosari dan Samigaluh.

Masuk Lokasi Bunga Krisan, pengunjung dikenakan biaya yang sangat murah. Hanya pungutan, istilahnya. Tiket parkir motor hanya Rp 2.000, mobil Rp 5.000, bus Rp 15.000, dan untuk masuk kubung hanya Rp 5.000. Jika pengunjung ingin membawa pulang bunga krisan, per tangkai hanya dihargai Rp 5.000.

Febrianto mengatakan saat ini jumlah kunjungan belum dicatat. Yang pasti biasanya kunjungan ramai pada akhir pekan.

Banyaknya kunjungan, sebut Febri, karena dilakukan berbagai promosi, seperti melalui media sosial, khususnya Instagram. Cara ini cukup efektif menarik minat kunjungan.


Melihat bunga itu sangat menyenangkan. Beberapa tangkai bunga, saya bawa pulang ke rumah.


Dua perempuan muda berjalan di antara warna-warni krisan di tempat wisata taman bunga krisan di Kulon Progo, Jawa Tengah. (Foto: Tagar/Harun Susanto)
Ingin Kembali Lagi

Cantik dan menarik, komentar pertama seorang pengunjung, Sri Isti Yulifah, saat berada di taman bunga krisan ini.

Warga Dusun Dalen Pedukuhan XIII Desa Karangsewu Galur, Kulon Progo, ini mengatakan perjalanan jauh bersama suami tidak sia-sia karena mendapatkan pemandangan yang bagus.

"Sangat menarik bunganya, ada ragam bunga warna-warni, kuning, putih, merah muda," kata Sri.

"Satu jam perjalanan terbayarkan dengan pemandangan yang menarik," lanjutnya dengan senyum merekah.

Ia berencana kembali lagi suatu hari nanti.

"Melihat bunga itu sangat menyenangkan. Beberapa tangkai bunga, saya bawa pulang ke rumah. Cukup banyak yang saya bawa karena harganya terjangkau," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Muhammad Aris Nugroho Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, mengatakan pengembangan taman ini akan terus dilakukan, varietas baru akan ditambah.

"Dari pusat, khususnya Direktorat Tanaman Buah dan Flori Kultura sudah melaksanakan sosialisasi varietas krisan baru, untuk menambah varietas krisan," ujar Aris.

Ia menambahkan, varietas di petani kini hanya sekitar 8 jenis bunga krisan. Padahal dari Balai Penelitian Tanaman Hias sudah memproduksi 110 varietas unggul nasional krisan.

"Sudah diujicoba varietas baru bunga krisan ini, dan tengah dikaji mana yang cocok dengan harapan bisa diadopsi," ujarnya.

Ia berharap krisan di Kulon Progo bisa menjadi kawasan agrowisata unggulan dan menjadi salah satu ikon wisata unggulan di Samigaluh. Pengunjung bisa membawa oleh-oleh krisan, dalam bentuk bunga atau olahan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengelola Bunga Krisan Seruni Menoreh Suharso mengatakan permintaan pasar pada bunga krisan masih tinggi.

Bahkan seluruh produksi bunga krisan di Samigaluh belum mampu mencukupi seluruh permintaan pasar. Krisan kuning dan putih menjadi warna favorit.

"Bunga krisan banyak dipakai untuk hiasan pernikahan, rangkaian karangan bunga, baik itu ucapan duka cita, ucapan selamat datang, dan ucapan lain," ujar Suharso. []
Share:

Sejumlah Penyu Mati di Kulonprogo, Ini Imbauan untuk Nelayan - Harian Jogja


Harianjogja com, KULONPROGO—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo mengimbau nelayan untuk segera mematikan baling-baling perahu motor jika melihat adanya penyu di sekitar perahu menyusul kematian sejumlah penyu di perairan Kulonprogo.

"Kami mengimbau kepada para nelayan bila melihat adanya penyu di sekitar perahu agar mematikan mesin motor tempelnya untuk menghindari penyu terkena baling-baling," kata Kepala DKP Kulonprogo, Sudarna, Minggu (18/8).

Imbauan ini bukan berarti kematian penyu di Kulonprogo disebabkan oleh baling-baling perahu nelayan, tetapi lebih pada antisipasi agar tidak terjadi lagi kasus kematian serupa. Hingga saat ini penyebab matinya sejumlah penyu di Kawasan Pantai Congot, Kecamatan Temon dan Pantai Imorenggo, Kecamatan Galur, beberapa waktu lalu belum diketahui.

Sudarna meminta kepada semua pihak baik nelayan, masyarakat pesisir maupun wisatawan yang berkunjung ke pantai dan kebetulan melihat penyu terdampar dalam kondisi mati untuk segera melapor ke pihak berwenang, seperti Tim SAR maupun dinas terkait. "Bangkai penyu yang terdampar bisa kami identifikasi jenisnya dan melaporkannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] DIY serta sesegera mungkin menguburkannya," kata Sudarna.

Diberitakan sebelumnya, penyu langka ditemukan mati membusuk di Pantai Imongrenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur. Bangkai penyu berjenis belimbing itu pertama kali ditemukan oleh warga sekitar pada Rabu (14/8).

Bangkai ditemukan sekitar 20 meter dari bibir pantai. Panjang tubuh penyu dari kepala sampai ekor mencapai dua meter dengan lebar satu meter dan berat sekitar 200 kilogram. Dari hasil pemeriksaan, di bagian karapas atau cangkang sebelah kiri terdapat luka sepanjang 20 sentimeter. Hingga kini belum diketahui penyebab pasti kematian penyu tersebut. 

"Kami temukan adanya luka di sisi kiri karapas penyu, karena karapasnya ini lunak jadi mudah terluka, kira-kira itu penyebab kematiannya. Sampel organ yang kami ambil yaitu usus kondisinya sudah busuk, kalau diuji di laboratorium agak sulit karena bakteri sudah masuk, jadi dugaan sementara penyu tersebut mati akibat luka," kata dokter hewan di BKSDA DIY, Yunitita Sari.

Soal penyebab luka, Yunitita belum bisa menyimpulkan. Dalam waktu dekat BKSDA bakal berkoordinasi dengan Fakultas Biologi UGM untuk melakukan identifikasi lebih lanjut perihal kematian penyu tersebut. "Tim dari Fakultas Biologi UGM akan mengidentifikasi termasuk mengetahui umur penyu. Rencananya kuburan penyu bakal dibongkar untuk keperluan pemeriksaan," ujarnya.

Yunitita, menjelaskan kematian penyu bisa disebabkan oleh sejumlah hal. Bisa karena faktor usia sehingga penyu rentang kena penyakit, atau bisa juga karena cuaca yang tidak bersahabat. "Sekarang suhu udara dan air laut cukup dingin jadi bisa mempengaruhi kehidupan penyu," ujar

Share:

16 August 2019

Kulon Progo Pastikan Warga Miskin Tetap Ditanggung Biaya Pengobatan Tribun Jogja




TRIBUNJOGJACOM, KULON PROGO - Proses identifikasi dan validasi belasan ribu warga yang dicoret dari daftar penerima bantuan iuran (PBI) bersumber APBN untuk program BPJS Kesehatan masih terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Pemkab memastikan warga miskinnya itu tetap akan ditanggung biaya pengobatannya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo, Agus Langgeng Basuki mengatakan jika warga yang dicoret itu benar-benar tegolong warga miskin, Pemkab akan menanggung pembiayaannya melalui PBI bersumber APBD Kulon Progo. Kader penanggulangan kemiskinan di bawah DInas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulon Progo kini masih mengecek kondisi riil para peserta yang dinonaktifkan itu.


"Pembiayaan pelayanan kesehatan bagi mereka (warga miskin, Red) tetap diberikan Pemkab, meski sudah dicoret dari PBI APBN," kata Langgeng, Rabu (14/8).

Berita selengkapnya, simak di edisi cetak Tribun Jogja hari ini. (*)




Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kulon Progo Pastikan Warga Miskin Tetap Ditanggung Biaya Pengobatan, https://jogja.tribunnews.com/2019/08/15/kulon-progo-pastikan-warga-miskin-tetap-ditanggung-biaya-pengobatan.
Penulis: ing
Editor: wid
Share:

Penyu Mati Kembali Terdampar di Pantai Kulon Progo - Kompas.com

 


KULON PROGO, KOMPAS com - Penyu ukuran raksasa ditemukan terdampar dalam kondisi mati di pantai Dusun Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Kamis (15/8/2019) malam.

Penyu mati itu ditemukan oleh para pegiat pelestarian penyu dari Kelompok Konservasi Penyu Abadi Trisik dan beberapa anggota Tim SAR dari Pantai Trisik, yang berjarak 2 kilometer dari pantai di Dusun Imorenggo.

Saat ditemukan, tubuh penyu raksasa tersebut belum seutuhnya membusuk dan masih memperlihatkan bentuk khasnya.

Dari bentuk karapas dan ukurannya, penyu itu diyakini sebagai jenis Belimbing (Dermochelys coriacea).

"Penyu jenis belimbing termasuk penyu yang paling langka yang pernah ada," kata Dwi Suryaputra, dari Konservasi Penyu Abadi Trisik, Jumat (16/8/2019).

Melalui sambungan selular, Dwi menceritakan, awalnya tim SAR menerima laporan warga adanya penyu mati di pantai sekitar area pengawasan mereka.

Tim SAR dan pegiat konservasi kemudian mencari lokasi berdasarkan laporan warga dan menemukan penyu itu di pantai Dusun Imorenggo.

Baik pantai Trisik dan pantai Dusun Imorenggo merupakan kawasan wisata lokal yang dikembangkan desa.

Namun, Pantai Trisik punya keunikan sendiri lantaran berkembang sebagai tempat pegiat konservasi menyelamatkan telur penyu, menetaskannya dan melepasliarkan kembali penyu itu ke laut.

Dwi menceritakan, malam itu mereka segera mendatangi Imorenggo dan mendapati bangkai penyu itu di sana.
Share:

80 Desa di Kulonprogo Akan Miliki Akses Internet Gratis


Ilustrasi - JIBI/Bisnis.com

Harianjogja,com, KULONPROGO—Sebanyak 60 desa di Kulonprogo bakal mendapat kucuran Dana Keistimewaan (Danais) DIY tahap kedua untuk dialokasikan dalam pembangunan jaringan Internet gratis. Sebelumnya sebanyak 20 desa telah mendapatkan bantuan serupa di tahap pertama pada awal 2019.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kulonprogo Rudiyatno mengharapkan bantuan tahap kedua ini bisa segera turun agar pada akhir tahun nanti agar seluruh desa di Kulonprogo dapat tersambung Internet.

Jika semua desa telah terjangkau jaringan Internet, maka kualitas pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat lewat sejumlah aplikasi yang dimiliki Kulonprogo seperti Bumilku, Bela BeliKu dan Perizinanku bakal lebih maksimal penggunaannya.

“Pembangunan jaringan Internet desa ini agar pelaksanaan meningkatkan kualitas dan kapasitas web aplikasi di desa lebih lancar. Pembangunan jaringan Internet desa setelah disatukan dalam dengan satu platform layanan dijamin kelancarannya,” kata Rudi, Rabu (14/8/2019).

Kepala Bidang Aplikasi Teknologi Informatika Diskominfo Kulonprogo Sutarman mengatakan puluhan desa yang mendapat bantuan bisa memanfaatkan Internet desa untuk memudahkan pembuatan konten di web desa yang sudah diinisiasi atau dirintis dengan sistem informasi desa (SID).

Pengembangkan SID dinilai bisa meningkatkan pelayanan desa berbasis elektronik sehingga memudahkan masyarakat dapat mengakses untuk pengembangan ekonomi masyarakat.
 
Editor :Budi Cahyana


Share:

15 August 2019

Warga Kulon Progo Terpaksa Berbagi Air di Wilayah Kekeringan - KOMPAS.com

  • KULON PROGO, KOMPAScom -  Kekeringan masih  melanda beberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Warga di wilayah kekeringan terpaksa harus saling berbagi air bersih dari sumur-sumur yang ada.
    Seperti halnya dialami 70 kepala keluarga yang mendiami Dusun Kaligede, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh.
    Dusun itu berada pada dataran tinggi Bukit Menoreh. Warga di sana membagi jadwal pengambilan air bersih dari sumur dalam agar tidak cepat habis sepanjang musim kemarau ini.
    Dengan cara ini, warga Kaligede bisa bertahan dari kemarau. Mereka bahkan belum pernah meminta bantuan pasokan air dari pemerintah karena berhasil mengatasi ketersediaan air dengan cara ini. 
    Hal itu diungkapkan Heppy Eko Nugraha, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Selasa (13/8/2019).
    "Tergantung efisiensi masyarakat menggunakan air. Seperti di tempat saya, (masyarakat Kaligede) giliran. Yang berada di bawah mengambil malam, yang atas saat pagi. Yang penting bisa untuk mandi, masak, minum. Tidak boleh boros dan tidak boleh menangnya sendiri,” kata Heppy. 
    Menurut dia, warga mulai merasa kekurangan air baku mulai Juni 2019. Mereka sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih pada pemerintah.
    Setidaknya ini terungkap dari permohonan perwakilan kelompok masyarakat maupun pemerintah desa setempat. 
    Pemerintah Kulon Progo melalui Dinas Sosial dan sejumlah aksi CSR masih mampu menanganinya.
    Selain itu, sekarang banyak dusun yang warganya masih bisa mencari jalan keluar memperoleh air dengan kearifan lokal mereka. 
    Keberhasilan mengatasi kesulitan air bersih akibat kekeringan itu membuat situsi sekarang belum terasa berat seperti di tahun sebelumnya.
    Heppy menceritakan, Pemda Kulon Progo sampai menerbitkan status Darurat Kekeringan karena hampir semua kecamatan di Kulon Progo kehilangan air baku pada musim panas 2018.
    “(Sekarang) Warga yang meminta bantuan air bersih masih dapat diatasi secara sektoral,” katanya.
    Walau keadaan belum parah, BPBD terus menjalin mengkoordinasikan dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (P3A) Kulon Progo yang juga memiliki pos anggaran dropping bantuan air bersih ke warga.
    Kekeringan melanda Kulon Progo dalam 3 bulan belakangan ini, sejak Mei 2019 lalu.
    Sumur-sumur warga sebagai persediaan air tanah di beberapa wilayah semakin surut dan berkurang. Prakiraan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus, bulan ini.
    Kemarau diperkirakan masih bertahan lama hingga Oktober 2019 mendatang.
    Pemerintah mengharapkan dampak musim kemarau yang dialami warga dapat segera teratasi.
    Warga yang mengalami kesulitan air terdapat di 96 pedukuhan dari 23 desa yang tersebar di enam wilayah kecamatan.
    Tercatat sekitar 4008 kepala keluarga (KK) atau 7.771 jiwa kesulitan mendapatkan air bersih.
    Dusun-dusun itu terdapat di sebagian Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Kokap, Girimulyo, sebagian di wilayah Kecamatan Pengasih dan Kecamatan Panjatan. 

Share:

Jalan Tol Yogyakarta-Cilacap Tak Boleh Belah Kota Wates Kulon Progo - Tribun Jogja

  • Jalan Tol Yogyakarta-Cilacap Tak Boleh Belah Kota Wates Kulon Progo
    TRIBUNjogja.com ---- Setelah tol Yogyakarta-Solo dan Bawen-Yogyakarta selesai kini giliran pembahasan rencana tol Yogyakarta-Cilacap bergulir.
    Ada beberapa hal krusial yang saat ini menjadi pembahasan mendalam sebelum rencana ini benar-benar matang.
    “Persoalannya sekarang bukan soal melayang di atas ringroad atau sungai. Ada hal yang sangat penting dibahas, diantaranya untuk tol Yogya-Cilacap ini tidak membelah kota (Wates). Saran dan usulan pak Gubernur juga seperti itu, kalau membelah kota maka akan mati,” jelas Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo, kepada Tribunjogja.com , di kompleks Kepatihan, Rabu (14/8/2019).
    Menurut Budi, ada juga usulan untuk menggeser jalur tol di utara Kota Wates.
    Hanya saja, persoalan ini adalah terkait dengan biaya yang cukup mahal.
    Hal yang paling penting, paparnya, adalah jalan tol tersebut melewati pinggir kawasan aerotropolis.
    “Intinya, jangan sampai membelah kawasan aerotropolis. Konstruksinya bisa elevated ataupun artgrade,” jelasnya.
    Adapun untuk pembangunan konstruksi dari kawasan Maguwoharjo menuju ringroad barat yang dibuat melayang atau elevated, karena hal ini terkait dengan pilihan terakhir.
    Menurut Budi jika jalur tol dibuat ke utara, maka akan mengenai beberapa situs.

Share:

Warga Kulon Progo Ditemukan Tewas Tercebur Sumur di Rumahnya - Detiknews



Kulon Progo - Warga Desa Gadingan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Supriyati (40), ditemukan meninggal di dalam sumur. Diduga Supriyati terpeleset, lalu tercebur ke sumur gali sedalam 10 meter saat dia menimba air.
Juru bicara Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, menjelaskan Supriyati berpamitan kepada saudaranya, Darso (80), ke kamar mandi dini hari tadi, Senin (12/8). Akan tetapi, setelah beberapa menit, Supriyati tak kembali ke kamarnya.
"Karena (Supriyati) tidak kembali ke kamar, Darso mengecek kamar mandi dan ternyata korban tidak ada. Setelah dicari-cari, ternyata korban sudah berada di dalam sumur," ujar Pipit saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (12/8/2019) pagi.

Mengetahui hal tersebut, keluarga korban langsung melapor ke Basarnas Yogyakarta. Mendapat laporan itu, Basarnas langsung ke lokasi kejadian untuk memberi pertolongan kepada korban yang tercebur sumur sedalam 10 meter.
"Pukul 02.45 WIB Tim Rescue Basarnas (Yogyakarta) tiba di lokasi kejadian dan langsung mengevakuasi korban dengan peralatan vertical rescue. Akhirnya pada pukul 03.11 WIB korban berhasil dievakuasi dari dalam sumur dengan keadaan meninggal dunia," kata Pipit.
Terkait luka yang membuat korban meninggal dunia, Pipit belum bisa menjelaskannya secara gamblang. Namun, dari keterangan keluarga, korban ternyata mengalami keterbelakangan mental.
"Sumur itu bersebelahan dengan kamar mandi, diduga korban terpeleset saat menimba air di sumur, lalu tercebur," ucapnya.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban dibawa ke RSUD Kulon Progo untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut. "Tadi (jenazah korban) dibawa ke RSUD Kulon Progo untuk dilakukan autopsi oleh Inafis Polres Kulon Progo," pungkasnya.
(mbr/mbr)
Share:

Penderita Hipertensi, Jantung, Stroke, dan Diabetes Meningkat di Kulon Progo, Apa Sebabnya? - Kompas.com

  • KULON PROGO, KOMPAS.com – Penderita penyakit hipertensi, stroke, kanker, hingga diabetes melitus meningkat jumlahnya pada fasilitas kesehatan seperti Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Penyakit ini semakin menggeser penyakit yang dulu biasanya ditangani Puskesmas seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan batuk pilek.
    Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan, tidak sedikit dari para penderita itu masih dalam usia muda.
    Produk rokok diklaim berperan dalam meningkatnya penyakit tersebut.
    Rokok diyakini mampu menurunkan fungsi organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, dan lainnya.
    Gangguan pada organ memicu kemunculan berbagai penyakit hipertensi, jantung, stroke, diabetes melitus hingga kanker.
    "Mayoritas penderita untuk kasus penyakit seperti hipertensi, jantung, stroke, sama diabetes melitus itu ada di usia produktif ke atas hingga lansia," kata Sri Budi seusai mengikuti apel Apel Besar Pramuka Kwartir Cabang Kulon Progo di Taman Budaya Kulon Progo, Rabu (14/8/2019). 
    Apel Pramuka itu diselipkan deklarasi anti rokok bagi pelajar, yang juga diwarnai dengan aksi simbolik berupa merusak atau menghancurkan simbol-simbol rokok.
    Pemerintah daerah mencatat bahwa prevalensi pada penyakit-penyakit itu meningkat drastis.
    Hasil riset kesehatan dasar pada 2013 menyebutkan, prevalensi hipertensi berkisar pada 27 persen. Sedangkan, jumlahnya meningkat 10 persen menjadi 37 persen pada 2018.

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP