Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


23 June 2019

PPDB 2019, Jumlah Kursi Sekolah di Kulon Progo Melebihi Angka Lulusan - Tribun Jogja







TRIBUNJOGJA COM, KULON PROGO - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo menjamin tidak akan ada siswa yang terlantar dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.

Kuota tersedia cukup banyak untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

PPDB 2019 di Kulon Progo rencananya bakal berlangsung pada 24-26 Juni untuk tingkat SD dan 1-3 Juli untuk PPDB daring tingkat SMP.

Kursi tersedia untuk SMP/Madrasah Negeri sebanyak 7.328 kursi sedangkan untuk SD sebanyak 9.856 kursi.


Adapun jumlah lulusan SD tahun ini hanya sekitar 6.120 siswa.

"Secara data, jumlah kursinya lebih banyak ketimbang calon siswanya. Saya jamin, anak lulusan SD/MI bisa dapat SMP/MTS di Kulon Progo. Kalau semua lulusan ini mendaftarkan diri, masih ada sisa kursi sekitar 1.208," kata Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana pada Tribunjogja.com, Selasa (18/6/2019).

Dengan kondisi tersebut, tak dipungkirinya ada beberapa sekolah yang mungkin akan kekurangan siswa seperti pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Meski begitu, kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan sebagaimana mustinya sekalipun jumlah muridnya tak maksimal.

Adapun wilayah dengan jumlah peserta paling padat antara lain sekolah di area Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan Pengasih.

Kelima wilayah ini terkadang juga beririsan dari sisi pengaturan zonasinya sehingga diharapkan ada persaingan yang merata.

Baca Selengkapnya 
Share:

Produksi Ikan Kulon Progo Diprediksi Turun Hingga 40 Persen | Republika Online Mobile




Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO,ID, KULON PROGO -- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi produksi budi daya perikanan di wilayah setempat akan menurun 30 persen hingga 40 persen pada Juni hingga Agustus 2019.

Kepala Bidang Budi Daya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo Leo Handoko mengatakan pada penurunan produksi perikanan pada Juni hingga Agustus disebabkan musim bediding atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. Kemudian pada Agustus sampai September, penurunan produksi disebabkan ketersediaan air yang minim, yang menyebabkan sebagian pembudi daya ikan mengistirahatkan kolam sampai musim hujan.

"Masa bediding adalah masa peralihan musim hujan ke kemarau. Pada masa ini fluktuasi suhu sangat tinggi. Suhu siang hari panas, dan suhu pada malam hari sangat dingin. Masa bediding ini biasanya terjadi pada Juni-Agustus," kata Leo di Kulon Progo, Senin (17/6).

Ia mengatakan produksi ikan pada Juli sampai September sebanyak 15 persen dari total produksi per tahun, menurun sebesar 20 persen bila dibanding produksi Oktober sampai Desember sebesar 35 persen dari total produksi pertahun.

Rata-rata produksi ikan di Kulon Progo kuartal kedua sebanyak 3.577,5 ton yang terdiri dari produksi lele sebanyak 1.292,7 ton, gurami 511,2 ton, nila 197,9 ton, udang vaname 1.566,6 ton. "Penurunan ini lebih disebabkan minimnya ketersediaan air," katanya.

Sementara itu, Kepala DKP Kulon Progo Sudarna mengatakan berdasarkan pengamatan DKP Kulon Progo, pada 2018 suhu kolam pada siang hari di Juni-Agustus dalam kisaran 26 derajat Celcius hingga 27 derajat Celcius. Menurut BMKG, pada malam hari di Juli 2018, suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat mencapai 18 derajat Celcius dan bisa menjadi lebih dingin pada air kolam. Perubahan drastis suhu sampai mencapai 5 derajat Celcius dapat menyebabkan stres pada ikan atau membunuhnya.

"Stres pada ikan sangat merugikan karena daya tahan tubuh ikan menjadi rendah sehingga gampang terkena penyakit," katanya.

Selain itu, pada masa ini pembenihan dianjurkan di tempat yang terlindungi dari alam (hatchery tertutup). Jika tidak, dapat dilakukan penutupan kolam dengan terpal atau bahan lain, sehingga suhu air relatif menjadi lebih stabil. Cara itu sudah dibuktikan efektif oleh petani benih lele dari Pati.


Mereka menutup rapat kolam mulai siang hari sampai pagi hari berikutnya. Tutup kolam hanya dibuka sekitar beberapa jam di pagi hari, sekitar 06.00 WIB sampai 11.00 WIB untuk mendapat hangat matahari pagi. Dengan cara ini, bibit lele menjadi lebih tahan terhadap penyakit dan terlindungi dari stres akibat perubahan lingkungan.

"Pembesaran ikan bersifat labirinti, yaitu ikan yang tahan terhadap oksigen (O2) terlarut rendah, seperti ikan lele gurami, patin, dan nila, dapat dilakukan pada masa bediding ini dengan kontrol lingkungan budi daya dan pakan yang ketat," katanya.

Sumber: Antara
Share:

18 June 2019

Puluhan Ribu Ikan Nila Mati di Kulonprogo Disebabkan Keracunan Amoniak



KULONPROGO – Kematian massal puluhan ribu ikan nila di Laguna Pantai Trisik, Desa Banaran Kecamatan Galur, Kulonprogo, disebabkan kandungan amoniak tinggi mencapai 4,8. Amoniak berasal dari pembuangan limbah organik pakan budidaya tambak udang di sekitar laguna.

Hal tersebut terungkap dari rapat koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY bersama Dinas DKP Kulonprogo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kehutanan DIY, DLH Kulonprogo, Kelompok Bandeng Jaya Trisik dan Akademisi Fakultas Pertanian Departemen Perikanan UGM di Ruang Rapat Nila 3 DKP DIY.

"Kandungan amoniak di laguna sangat tinggi, mencapai 4,8. Padalah yang ideal seharusnya kurang dari 0,3. Amoniak bersifat racun. Jika kondisi basa (alkali) pH air juga tinggi, ditambah sebelumnya tidak dipanen sehingga biomassa-nya meningkat," ujar Dumanto, Akademisi Fakultas Pertanian Departemen Perikanan UGM, mengutip krjogja.com, Minggu (16/6/2019).

Menurutnya, faktor lain volume air laguna menurun sehingga ketersediaan oksigen pada malam hari tidak cukup. Limbah organik sisa-sisa pakan yang berasal dari budidaya udang bersifat berbahaya untuk kelangsungan hidup ikan.

Untuk solusi jangka pendek, petambak seharusnya menyisakan dua petak kolam tambak dijadikan penampungan limbah sebelum dibuang ke laguna. Satu petak diberikan bandeng dan satu petak sebagai penampungan untuk peningkatan kualitas air.

Upaya lainnya melakukan penyuluhan kepada petambak udang mengurangi penggunaan kapur. "Misalkan biasa memakai 1,5 ton pupuk, dapat dikurangi menjadi 1 ton ditebar pada lahan seluas 2000 m2," ujarnya.

Kepala Bidang Budidaya Ikan, DKP Kulonprogo, Leo Handoko mengungkapkan kematian ikan lebih banyak disebabkan limbah yang berasal dari tambak udang yang masuk ke laguna. Penyusutan air laguna menjadikan sendimen laguna terus bertambah sehingga kandungan amoniak tinggi.

"Kami menyarankan kepada para petambak bisa membuat bak penampungan limbah agar tidak dibuang langsung ke laguna," papar Leo Handoko.

Ketua Kelompok Budidaya Bandeng Jaya, Supoyo menjelaskan kematian ikan secara massal seperti menjadi kejadian rutin selama tiga tahun terakhir. Sebelum ada kematian massal, telah berhasil memanen sekitar 10 ton.

(erh)
Share:

Menteri PUPR: Juli 2019 Kesepakatan Tol Yogya-Solo | Republika Online Mobile

  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa kesepakatan tentang pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo akan diteken Juli 2019 nanti. Basuki mengungkapkan, dirinya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan dihasilkan respons positif dari pemda setempat. Padahal kabar terakhir menyebutkan bahwa Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X belum sepenuhnya menyepakati pembangunan jalan tol yang melintasi wilayahnya.

"Yang jelas Yogya-Solo saya sudah telepon Sekda sudah oke. Jadi mudah-mudahan Juli ini Solo-Yogya dua ruas yakni Solo-Prambanan dan Prambanan-Yogya sudah ada kesepakatan," kata Basuki di Istana Negara, Senin (17/6).

Basuki menambahkan, pihaknya akan segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI yang membidangi pembangunan infrastruktur. Ditargetkan, setelah disepakati pembangunan jalan tol yang melintasi DIY, segera dilakukan tender untuk proyek tol Bawen-Yogyakarta.

Beberapa waktu lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi juga membenarkan bahwa Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X belum menyepakati rencana pembangunan jalan tol Yogyakarta. Gubernur beralasan, pembangunan jalan tol dikhawatirkan menutup akses ekonomi bagi masyarakat setempat.

Pemprov DIY mencatat, dari tiga ruas jalan tol yang direncanakan di DIY, baru ruas Bawen-Yogyakarta yang disepakati. Ruas ini akan dibangun dengan panjang sekitar 10 sampai 15 kilometer di Yogyakarta. Sedangkan, ruas tol Yogyakarta-Solo dan ruas jalan tol Yogyakarta-Cilacap belum dipastikan.

Gatot menjelaskan, ruas tol Yogyakarta-Solo jika melewati wilayah Prambanan tentunya jangan melintas di atas situs Prambanan. Berdasarkan aturan, sekitar 500 meter dari bangunan bersejarah harus bebas jalan tol.

"Situs tersebut juga destinasi wisata sehingga tentunya desain tol memperhitungkan untuk bisa turun ke Prambanan, simpul-simpul untuk turun naik dan sebagainya, pintu masuk, pintu keluar dan sebagainya," katanya.

Berita Terkait

Dia mengatakan ruas tol Yogyakarta-Cilacap belum pasti. Karena, selain ada bandara internasional diKabupaten Kulon Progo, Gubernur DIY juga ingin agar jalur jalan lintas selatan (JJLS) di selatan DIY difungsikan secara optimal.

"Gubernur menghendaki JJLS difungsikan, kemudian jalan nasional difungsikan. Artinya jangan sampai begitu ada jalan tol yang melintas di atas dua jalan tersebut jalan yang ada sekarang tidak optimal, kita masih diskusikan," ujar Gatot.

https://m.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/pt8oeo370/menteri-pupr-juli-2019-kesepakatan-tol-yogyasol
Share:

Bupati Kulonprogo Yakin 99% Pemilik Lahan Tak Akan Menolak Jalur Kereta Bandara - Harian Jogja

 


Harianjogja.com, WATES—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menargetkan pembebasan lahan untuk jalur kereta bandara menuju Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kecamatan Temon selesai akhir tahun ini.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan target akhir tahun agar pengerjaan rel oleh PT KAI bisa segera dilakukan.

Harapannya, pada 2020, kereta bandara sudah bisa digunakan. Kebutuhan angkutan transportasi pada tahun itu menurutnya sangat vital seiring pengoperasian penuh YIA.

"Akhir tahun ini YIA akan selesai pembangunannya, nanti pada 2020 bandara bakal ramai, jadi pembangunan rel kereta bandara perlu cepat," kata Hasto kepada sejumlah awak media di ruang kerjanya, Senin (17/6).

Pemkab Kulonprogo telah melakukan sosialisasi kepada warga terdampak rel kereta bandara. Kepala desa diterjunkan langsung untuk menemui warga, terutama yang rumahnya akan tergusur pembangunan.

"Sosialisasi ini persuasif," ucap Hasto.

Dengan cara itu, Hasto yakin proses pembebasan lahan tidak akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Minimnya gejolak menurutnya juga terkait dengan sedikitnya jumlah warga terkena proyek ini. Hasto mengatakan jumlah keluarga yang terdampak pembangunan ini tak sampai 20. Sebab sebagian besar lahan calon rel bandara adalah tanah kosong dan persawahan.

"Insyaallah, 99 persen tidak ada penolakan," kata dia.

Terpisah Kepala Desa Kaligintung, Hardjono mengatakan tidak ada pemilik tanah yang menolak pembangunan rel kereta. Kendati begitu, warga berharap ada program relokasi khusus, bisa menggunakan tanah kas desa seluas 2.000 meter persegi.

Selain relokasi, pemberian kompensasi perlu diperhatikan. Warga, kata dia, ingin nilai pembebasan lahana tidak terlalu rendah. Sebab tanah yang akan dipakai sebagai rel sebagian besar lahan sawah produktif.

Adapun lahan yang terdampak jalur KA di desanya mencapai lebih dari satu hektare dalam 148 bidang berisi 600 meter persegi pasar dondong serta 10 rumah warga. Pemilik tanah sekitar 181 jiwa.

https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2019/06/17/514/999239/bupati-kulonprogo-yakin-99-pemilik-lahan-tak-akan-menolak-jalur-kereta-bandara
Share:

Tiket Pesawat Mahal Karena Pemerintah Bangun Bandara Seperti Mall - tirto.id

 


Pengatamat menilai pembangunan fasilitas bandara yang seperti mall menimbulkan biaya tambahan yang berimbas pada mahalnya tiket pesawat.

tirto.id - Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan mahalnya tiket pesawat turut dipengaruhi oleh pembangunan bandara yang dilakukan pemerintah.

Menurutnya, desain bandara cukup berlebihan sehingga ketika dioperasikan tarif yang dipasang pengelola bandara juga besar. Alhasil mahalnya jasa bandara ikut mempersulit harga tiket untuk turun.

"Enggak usahlah bangun bandara seperti mall. Enggak usah ada macam-macam. Cukup dingin ada colokan. Nanti biaya jasa bandaranya mahal. Passanger service charge mahal. Nanti jadi mahal tiketnya," ucap Agus dalam siaran langsung Perspektif Indonesia di Gado-gado Boplo, Cikini Sabtu (15/6/2019).

Menurutnya saat ini banyak bandara yang dibangun dengan desain cukup megah, kenyataannya juga bertolak belakang dengan penumpang yang mau menggunakannya.

Ia mencontohkan pada bandara seperti Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati berakhir sepi penumpang saat dioperasikan.

"Sewa ruangan naik karena bandara kayak mall tapi sepi. Ini harus dipikirkan," ucap Agus.


Bentuk kesalahan lainnya menurut Agus juga terpampang jelas ketika pembangunan yang dilakukan juga tak banyak memikirkan aspek ekonomi dan sosial sekitarnya.

Ia mencontohkan sepinya BIJB sampai harus membuat Pemprov Jabar memindahkan seluruh penerbangan domestik dari Husein Sastranegara ke BIJB.

Menurut Agus, langkah ini diragukan keberhasilannya. Kalau pun sudah dipindah, ia memperkirakan konsumen akan keberatan dan justru dibebani dengan bertambahnya biaya transportasi menuju ke bandara.

Hal yang sama juga berlaku pada Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo. Ia menyebutkan akses ke bandara itu sulit. Meskipun ada kereta, menurutnya keberangkatannya terbatas pada jam tertentu.

"Bandara Kertajati semua penerbangan mau pindah dari Husein. Apa iya publik mau? Jauh loh. Lalu Kulon Progo aksesnya sulit di jalan raya. Kereta api ada tapi masa harus ke sana waktu tertentu aja," ucapnya

Untuk itu Agus mengingatkan selanjutnya pembangunan perlu diperhatikan agar tidak berakhir seperti yang sudah terjadi saat ini. Menurutnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) jangan hanya sekadar membangun tanpa memikirkan dampaknya.

"Ini perlu duduk bersama. Bangun infrastruktur dipikirkan sosial ekonominya. Masa PUPR bilang lah saya kan cuma bangun," kata Agus. 

Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi  
Share:

Perbaikan Kontur Jalan Yogya-Wates Wilayah Sukoreno, Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan - Tribun Jogja



IST

Ilustrasi: Sebuah mobil pick up terguling saat melibas tikungan Gembongan Sentolo lantaran sopir memacunya dalam kecepatan tinggi, Senin (25/6/2018)

.

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rekayasa lalu lintas diberlakukan di Jalan Yogya-Wates KM 19 wilayah Sukoreno, Kecamatan Sentolo, mulai Senin (17/6/2019).

Hal ini sehubungan adanya proyek perbaikan kontur jalan nasional tersebut di ruas Milir-Sentolo.

Pekerjaan ini ditangani oleh Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) selama 40 hari mulai 17 Juni-22 Juli 2019.

Fokus utamanya adalah di lajur selatan tikungan Gembongan, Desa Sukoreno sepanjang sekitar 15 meter.

Titik jalan tersebut selama ini menjadi area yang sangat rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.


"Kami telah melakukan ujicoba rekayasa arus lalu lintas di ruas tersebut dengan sistem buka tutup pada penggal jalan sebelum lokasi proyek pekerjaan. Nantinya akan kami evaluasi hasilnya," jelas Kasat Lantas Polres Kulon Progo, AKP Maryanto, Senin siang.

Menurutnya, jika kondisinya memungkinkan, arus akan dibuat contra flow dengan mengubah arah normal arus kendaraan di ruas jalan tersebut.

Namun, hal ini akan dilakukan dengan mengamati kondisi lapangan terlebih dulu.

Pihaknya juga akan menempatkan rambu-rambu petunjuk pelaksanaan proyek dan papan imbauan pengurangan kecepatan laju kendaraan serta rambu berhati-hati pada beberapa titik.

Selain itu, penambahan penerangan jalan.(TRIBUNJOGJA.COM)
Share:

Bupati Kulon Progo inginkan inovasi dalam penggunaan dana keistimewaan - Elshinta.com


 Bupati Kulon Progo inginkan inovasi dalam penggunaan dana keistimewaan

Elshinta.com - Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo memimpin rapat evaluasi kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pra triwulan II tahun 2019 di ruang Sermo, kompleks Pemkab Kulon Progo, DI Yogyakarta, pada Jumat (14/6) kemarin.

Evaluasi Kinerja OPD pra triwulan II dilakukan untuk menindak lanjuti hasil kesimpulan evaluasi triwulan I sesuai arahan Buapti, guna mengejar ketertinggalan terhadap kegiatan-kegiatan yang di rencanakan di triwulan I, dimungkinkan dipercepat.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki pada evaluasi pra triwulan II memaparkan kinerja meliputi realisasi penggadaan barang dan jasa, keuangan Kabupaten, fisik, terhadap target sampai bulan Mei. Serta pelaporan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) segera diselesaikan.

"Jumlah target 2019 ada 167 paket terdiri dari kontruksi, konsultasi, barang/jasa dan jasa lainnya. Untuk target sampai dengan triwulan II ada 155 paket dengan realisasi sampai Senin (10/6) ada 85 paket dengan presentase 70 persen," jelasnya, dilansir dari InfoPublik Sabtu (15/6).

Selanjutnya Langgeng menuturkan 70 paket belum terealisasi terdiri dari 58 paket dalam proses (46 konstruksi, 4 konsultansi, 8 barang/jasa) dan 12 paket dokumen lelang belum masuk Bagian Layanan Pengadaan (BLP).

"Realisasi keuangan pada pagu-triwulan II sebesar Rp 259 miliar dengan pagu paket terealisasi sampai (10/6) sejumlah Rp 142 miliar, untuk nilai kontrak sampai (10/6) sebesar Rp 113 miliar dengan persentase 79.65 persen. sehingga terdapat sisa lelang 20 persen," ungkapnya.


https://elshinta.com/news/177924/2019/06/15/bupati-kulon-progo-inginkan-inovasi-dalam-penggunaan-dana-keistimewaan
Share:

Akan Ada Bus yang Antar Warga Yogya ke Bandara Kulon Progo



Yogyakarta - Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan nantinya akan ada angkutan bus yang menghubungkan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dengan Terminal Giwangan Yogyakarta. Moda transportasi ini akan melengkapi keberadaan kereta bandara.

"Kita itu mau membuat angkutan dari (YIA) Kulon Progo ke (Terminal) Giwangan ya. Jadi ada bus khusus," jelas Budi, sapaan akrabnya kepada wartawan, Minggu (16/6/2019).

Hal itu disampaikan Budi usai meninjau Terminal Giwangan Yogyakarta, Minggu (16/6/2019). Turut hadir saat peninjauan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi.

Budi menerangkan, nantinya akan ada berbagai moda transportasi massal menuju YIA. Selain kereta bendara yang kini sudah tersedia, juga akan ada bus khusus.

"Itu nanti kombinasi dengan angkutan kereta api (kereta bandara). Angkutan kereta apinya dari (YIA) Kulon Progo ke (Stasiun) Lempuyangan, busnya dari (YIA) Kulon Progo ke (Terminal) Giwangan," tuturnya.

Ia menilai keberadaan angkutan bus yang menghubungkan YIA dengan Terminal Yogyakarta penting untuk memperlancar mobilitas pengakses bandara. Apalagi angkutan bus dinilai lebih fleksibel.

"Kalau keuntungan bus ini kan bisa berhenti di beberapa tempat, kalau kereta api kan jalurnya lain," sebutnya.


Untuk merealisasikan angkutan bus YIA Kulon Progo-Terminal Giwangan Yogyakarta, Budi berharap peran aktif pemerintah daerah termasuk Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Jadi itu konsep angkutan massal yang memang menjadi suatu konsep kita. Mudah-mudahan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah ini menjadi suatu kebaikan," pungkas Budi.

https://m.detik.com/finance/infrastruktur/d-4588333/akan-ada-bus-yang-antar-warga-yogya-ke-bandara-kulon-progo
Share:

17 June 2019

Pemkab Kulonprogo Kejar Target Pengadaan 167 Paket - Harian Jogja


Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo mengejar target pengadaan sebanyak 167 paket di tahun ini. Sampai menjelang triwulan II, sebanyak 85 paket yang terealisasi.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo Agus Langgeng Basuki mengatakan tahun ini instansinya menargetkan 167 paket pengadaan. Paket itu antara lain terdiri dari konstruksi, konsultasi serta barang dan jasa.

Sampai saat ini yang sudah terealisasi ada 85 paket dengan persentase 70% rampung. Menjelang berakhirnya triwulan II, Pemkab menargetkan 155 paket terealisasi sedangkan beberapa paket yang belum terelasiasi untuk mengejar target di triwulan II masih dalam proses pengerjaan kontrak.

Sebanyak 70 paket belum terealisasi dengan rincian 58 paket dalam proses dan 12 paket dokumen lelang masih dalam peninjauan ulang dokumennya. Pemkab berupaya mengejar target realisasi pengadaan paket tersebut.

Agus mengatakan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dituntut memaksimalkan waktu yang ada guna mengejar target pengadaan paket. Paket pengadaan yang paling banyak yaitu pada konstruksi.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo Nurcahyo Budi Wibowo mengungkapkan berdasarkan rinciannya, di tahun ini untuk bidang Bina Marga ada 82 paket pengadaan yang disiapkan.

Dari 82 paket tersebut, sebanyak 18 paket berupa paket berkala, 16 paket peningkatan jalan lokal primer 1 dan 45 paket peningkatan jalan primer 2 lalu ada pembangunan jalan satu paket. "Kalau untuk jembatan, ada paket pembangunan jembatan satu paket, dan pemeliharaan jembatan satu paket," ungkapnya.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP