Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


06 June 2020

Harga Cabai Masih Anjlok, Pemkab Kulon Progo Bantu Petani Jualkan 1,6 Ton - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Harga cabai yang masih anjlok membuat para petani cabai tak mendapat untung sama sekali dari penjualan cabai sehari-hari. Hal ini merupakan dampak dari tidak bisanya hasil panen cabai tersebut dikirim ke luar kota akibat pandemi Covid-19.
Demi membantu menyiasati hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo membantu menjualkan cabai produksi petani pesisir selatan itu. Hal ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani yang mengalami keterpurukan harga di tengah pandemi Covid-19.
“Ini merupakan keberpihakan pemerintah daerah dalam kaitannya membantu petani, dan hari ini kita bisa menjualkan 1,6 ton,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho di kantornya, Jumat (5/6/2020).
Aris mengatakan, pihaknya menjual setiap kemasan berisi cabai setengah kilogram dengan harga Rp5.000. Jumlah 1,6 ton yang berhasil dijual tadi tidak hanya laku di lingkungan Pemda Kulon Progo, tapi juga di DIY.
Dijelaskan Aris, proses penjualan ini dilakukan oleh Asosiasi Pasar Tani (Aspartan), yang melibatkan delapan kelompok tani. Terkait penentuan harga, dalam penjualan kali ini, didasarkan pada harga eceran yang ada di pasaran.
Tidak jarang pemerintah ikut terjun untuk mengadakan operasi pasar saat harga tinggi. Namun tidak jarang juga masyarakat yang menanyakan kehadiran pemerintah di tengah harga anjlok.
“Ya hari ini menjadi momentum kita untuk bergerak membantu petani melihat kondisi harganya yang masih terpuruk. Kegiatan ini juga sudah mendapat restu dari bupati,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu petani, Rupingi, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan hari ini. Pihaknya tidak menampik bahwa saat ini tengah mengalami kerugian dalam penjualan cabai.
Sebelumnya, harga cabai mulai mengalami penurunan sejak Lebaran lalu. Bahkan harga cabai terpuruk hingga sempat menyentuh angka Rp3.400 per kilogram, kemudian sempat naik pada Kamis (4/6/2020), menyentuh harga Rp5.100 per kilogramnya.
“Produksi kita bisa sampai 30 ton per hari. Untuk penjualan hari ini bisa dijualkan sebanyak 1,6 ton,” ujarnya.
Dijelaskan Rupingi, di tingkat petani sendiri pada pasar lelang semalam harga cabai sekitar Rp4.700 per kilogram. Sementara itu Break Even Point (BEP) atau standar harga agar petani bisa balik modal adalah Rp11.000 per kilogram.
Sumber Berita :

Harga Cabai Masih Anjlok, Pemkab Kulon Progo Bantu Petani Jualkan 1,6 Ton - SuaraJogja.ID
Share:

Kulonprogo Masuk Zona Hijau, Rumah Ibadah Bisa Gelar Kegiatan Peribadatan - Harian Jogja

 

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo mengkaji izin rumah ibadah menggelar peribadatan pada masa new normal. Sembari menunggu aturan itu keluar, kegiatan peribadatan di rumah ibadah boleh dilaksanakan dengan catatan harus mematuhi protokol penanganan Covid-19.
Rencana itu dibahas dalam rapat koordinasi di Bale Agung, Kompleks Pemkab Kulonprogo, Kamis (4/6/2020) siang. Rakor tersebut dihadiri Tim Gugus Tugas penanggulangan Covid-19 Kulonprogo dan perwakilan tokoh lintas agama.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan pemkab saat ini sedang memproses pembuatan surat edaran (SE) bupati atau sejenisnya yang mengatur penyelenggaraan kegiatan peribadatan di rumah-rumah ibadah pada masa pandemi. Walaupun begitu, pelaksanaan kegiatan peribadatan tetap bisa dilangsungkan sebelum SE Bupati atau aturan sejenis keluar.
"Secara kondisi sudah boleh, tapi tetap harus ada payung hukumnya lewat SE," ujar Budi, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan peribadatan di rumah ibadah di Kulonprogo pada prinsipnya sudah boleh. Ini berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementerian Agama No.15/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Masa Pandemi.
Selain itu, saat ini Kulonprogo masuk zona hijau Covid-19 karena jumlah pasien positif virus corona terbilang sedikit. Dari akumulasi 10 pasien, tinggal satu orang saja yang belum sembuh.
“Alhamdulillah saat ini Kulonprogo masuk zona hijau, tapi perlu diperhatikan bahwa status ini tidak seterusnya, masih ada evaluasi pada kemudian hari,” kata dia.
Berdasarkan dua hal itu, ada kelonggaran para pengurus rumah ibadah yang ingin menggelar kegiatan peribadatan. Namun dalam pelaksanaannya mereka tetap harus mematuhi protap Covid-19, di antaranya wajib mengenakan masker, jaga jarak, menyediakan tempat cuci tangan dan peribadatan dilangsungkan secara singkat.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteaan Rakyat dan Kemasyarakatan, Setda Kulonprogo, Jazil Ambar Was’an, mengatakan berdasarkan hasi koordinasi tim gugus tugas Covid-19 dengan tokoh-tokoh lintas agama, masyarakat telah merindukan pelaksanaan ibadah di masing-masing tempat ibadah.
“Dengan adanya keinginan dari tokoh masyarakat dan status zona hijau, jadi bahan pertimbangan bupati menentukan kebijakannya, apakah boleh tidak atau pola seperti apa tempat ibadah bisa difungsikan. Namun perlu diingat kebijakan berupa aturan ini belum final, bisa berbentuk SE bupati atau pengumuman," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung, Wates, Fauzan, mengatakan sudah memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan ibadah yang tertuang dalam SE Kemenag. Antara lain, penerapan physical distancing minimal satu meter, penyediaan tempat cuci tangan, hingga menyiapkan petugas untuk mendata dan mengecek suhu tubuh jamaah. Jemaah juga diwajibkan untuk selalu membersihkan diri dan mengenakan masker di lingkungan masjid.
Fauzan memastikan pada Jumat pekan ini Masjid Agung Wates akan menggelar salat Jumat berjemaag. Namun, pelaksanaannya, sementara hanya diikuti oleh warga sekitar Masjid Agung.
"Sehingga besok kami tetap gelar Salat Jumat," ucapnya.
Share:

BREAKING NEWS : Update Covid-19 Kulon Progo 5 Juni 2020, Pasien Positif Terakhir Dinyatakan Negatif - Tribun Jogja





Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pasien konfirmasi positif covid-19 terakhir yang dirawat di Kulon Progo yakni KP-10 yang merupakan pasien dari Cluster Indogrosir akhirnya dinyatakan negatif.

Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, Jumat (5/6/2020) sore.

Pasien tersebut diketahui telah menjalani perawatan selama 27 hari di RSUD Wates.

Menurut keterangannya pasien ini sudah dinyatakan negatif dari dua kali hasil test swab terakhir.


"Saat ini pasien KP-10 tersebut sudah diperkenankan untuk pulang," ujarnya.

Berkaitan dengan hal ini, Baning belum berani menjamin bahwa Kabupaten Kulon Progo saat ini zero case Covid-19.

Pasalnya, hingga saat ini masih terdapat tujuh pasien dalam pengawasan (PDP) dan 25 orang dalam pemantauan (ODP).

"Semoga saja semuanya negatif," ujarnya.

Disisi lain, Baning juga mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu hasil test swab 5 orang yang reaktif setelah menjalani rapid test masal




Sumber Berita :
BREAKING NEWS : Update Covid-19 Kulon Progo 5 Juni 2020, Pasien Positif Terakhir Dinyatakan Negatif - Tribun Jogja
Share:

01 June 2020

Kasus Covid-19 Tergolong Landai, Masyarakat Kulon Progo Diminta Tak Lengah - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Belakangan jumlah kasus terkonfirmasi positif dan warga yang memiliki potensi terjangkit Covid-19 di Kulon Progo terus melandai. Terpantau sejak tiga hari terkahir, pasien terkonfirmasi positif yang masih dirawat hanya menyisakan satu orang.
Menurut paparan data dari Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati, jumlah warga yang memiliki indikasi terjangkit selaras dengan pasien yang sembuh, yakni mengalami penurunan. Ia mengungkapkan, belum terdapat penambahan pasien dalam pengawasan (PDP) maupun kasus konfirmasi positif.
"Kulon Progo saat ini hanya menyisakan satu orang pasien terkonfirmasi positif yang dirawat, ditambah dengan empat PDP yang juga masih dirawat di rumah sakit," ujar Baning, saat dihubungi SuaraJogja.id, Minggu (31/5/2020).
Kendati begitu, Baning tetap meminta semua pihak, khususnya masyarakat, untuk tetap waspada dan tidak boleh lengah dalam menghadapi kondisi seperti ini. Apalagi di tengah pencanangan new normal, yang makin giat diserukan oleh pemerintah, masyarakat Kulon Progo tetap harus melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku.
"Langkah antisipasi masih perlu terus dilaksanakan, tidak boleh santai-santai meskipun datanya seperti itu. Lagi pula kita tidak tahu jika ada Orang Tanpa Gejala (OTG), jadi ya jaga-jaga," ungkapnya.
Ditambahkan Baning, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM Kesehatan Kulon Progo, pihaknya telah melaksanakan on the job training (OJT) untuk pengambilan swab hidung dan tenggorokan. Kegiatan itu dilakukan oleh 26 orang Ahli Teknologi Laboratorium Medis (ATLM), atau yang biasa disebut analis kesehatan dari UPTD Puskesmas dan UPTD Labkesda Kulon Progo.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo Astungkara mengapresiasi semua pihak yang telah membantu dalam menekan, bahkan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kulon Progo. Masyarakat yang punya andil penting juga tidak luput dari perhatian.
"Ini menunjukkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan sudah cukup baik," ujarnya.
Pihaknya berharap, masyarakat masih terus melakukan PHBS dan menaati protokol yang ada dalam aktivitas sehari-hari. Jika hal itu bisa terus dijalankan, bukan tidak mungkin kasus tidak akan bertambah lagi.


Sumber Berita :
Kasus Covid-19 Tergolong Landai, Masyarakat Kulon Progo Diminta Tak Lengah - SuaraJogja.ID
Share:

27 May 2020

BREAKING NEWS : Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Selatan Kulon Progo, Air Hingga ke Parkiran Mobil - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kawasan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya yang berada di wilayah Kulon Progo, Selasa (26/5/2020) dihantam gelombang laut yang cukup tinggi.
Menurut pantauan Sarlinmas Rescue, gelombang tinggi tersebut masuk hingga ke daratan.
Koordinator Sarlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Glagah Aris Widiatmoko mengatakan, gelombang terpantau masuk ke daratan sejauh 20 - 25 meter dari bibir pantai.
"Di kawasan pantai Trisik, gelombang tinggi masuk mencapai kawasan parkiran mobil.
Sementara di pantai Glagah gelombang tinggi masuk hingga ke Utara pantai Glagah," sambungnya.
Meski demikian, disampaikan olehnya hantaman gelombang tinggi tersebut tidak sampai menimbulkan korban karena di kedua pantai tersebut tengah sepi pengunjung.
"Untuk fasilitas umum yang ada di pantai terpantau tidak ada kerusakan," ungkapnya.
Dia juga menyampaikan karena kondisi ini, para nelayan, pemancing dan penjaring ikan yang biasanya mencari ikan di pantai di Kulon Progo, untuk sementara menghentikan kegiatannya hingga kondisi normal.
"Gelombang tinggi diperkirakan masih berlangsung hingga esok hari," katanya.
Di sisi lain, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo, Edi Wibowo, juga membenarkan mengenai kejadian ini.
"kejadiannya sekitar pukul 10.00 WIB," katanya.
Sementara itu, berdasarkan info prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, pada hari Selasa 26 MEI 2020, Mulai Pukul 07.00 WIB, diperkirakan akan terjadi Gelombang Laut Tinggi di Perairan selatan Yogyakarta yang berkisar antara 2.5 – 4.0 meter. (Tribunjogja/Andreas Desca)
Share:

24 May 2020

Satu pasien positif COVID-19 di Kulon Progo dinyatakan sembuh

 

Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati. ANTARA/Sutarmi/am.
Kulon Progo (ANTARA) - Satu pasien positif COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan sembuh setelah 16 hari menjalani perawatan di RS Harjolukito Yogyakarta.

"Satu lagi kasus positif COVID-19 keenam di Kulon Progo dari Kecamatan Samigaluh sudah sembuh setelah dirawat 16 hari di RS Harjolukito Yogyakarta dan telah dipulangkan Jumat (22/5) malam," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati di Kulon Progo, Sabtu.

Ia mengatakan hari ini tidak ada laporan penambahan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Namun demikian, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia kesehatan Kulon Progo, hari ini dilakukan OJT (on the job training) pengambilan swab hidung dan tenggorok untuk sampel COVID-19 kepada 26 ATLM (ahli teknologi laboratorium medis) atau yang biasa disebut analis kesehatan dari UPTD Puskesmas dan UPTD Labkesda Kulon Progo.
"Hal ini dalam rangka peningkatan kemampuan SDM kesehatan mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Kulon Progo," katanya.

Selain itu, lanjut Baning, Dinkes Kulon Progo melakukan pengambilan sampel serial dua hari berturut turut dari 10 sampel reaktif dari tujuh orang rapid test massal dan tiga kontak kasus pasien COVID-19 keenam di Kulon Progo sudah dikirim ke laboratorium BBTKL PP Yogyakarta untuk diperiksa RT-PCR.

"Kita berdoa hasilnya negatif," katanya.
 
Untuk menghadapi Hari Raya Idul Fitri, kata Baning, Dinas Kesehatan mengingatkan kembali agar masyarakat melaksanakan enam langkah menghindari COVID-19, yakni tetap di rumah, hindari kerumunan, jaga jarak lebih dari satu meter, pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan tingkatkan daya tahan tubuh.

"Gunakan media elektronik untuk melaksanakan silaturahim dengan keluarga, saudara dan tetangga," imbaunya.

Seperti diketahui, total pasien COVID-19 di Kulon Progo sebanyak 10 orang, tujuh orang di antaranya dinyatakan sembuh. Kemudian, tiga orang yang belum sembuh menjalani perawatan intensif di RSUD Wates.
Pewarta : Sutarmi
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2020


Sumber Berita :
Share:

Bahagia Usai 14 Hari Isolasi di Hutan Kulon Progo



Kulon Progo - Kisah Poniran, seorang warga perantauan yang pulang ke kampung halamannya di Dusun Menguri, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, viral beberapa waktu lalu. Poniran harus mengisolasi diri di hutan selama 14 hari.

Pada Senin, 4 Mei 2020, isolasi mandiri secara sukarela dan kesadaran di hutan itu akhirnya tuntas. Gubug sederhana tempatnya berteduh dibongkar. Poniran kini kembali ke rumahnya, berjumpa dengan istri dan anaknya tercinta.

Poniran mengaku bahagia akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga, setelah mengisolasi mandiri di sebuah gubug isolasi yang terbuat dari terpal. "Saat akan kembali dari Tangerang, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19, saya berpesan ke keluarga untuk membuatkan gubug," ujar Poniran pada Senin, 4 Mei 2020.

Bagi seorang ayah seperti Poniran, tentunya bulan hal yang mudah tinggal 14 hari di hutan tanpa berinteraksi dengan anak istrinya. Rasa rindu jelas dirasakan selama 14 hari. Dia sangat ingin sekali berkumpul bersama anak dan istri, namun atas kesadarannya, karena cintanya kepada keluarga, harus menjalani karantina.


Saat akan kembali dari Tangerang, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19, saya berpesan ke keluarga untuk membuatkan gubug.

Bahkan saat anaknya Dina Avrilia Nurani merayakan ulang tahun yang kesembilan, pada hari ketiga karantina, Poniran juga tidak bisa ikut secara langsung merayakan. Dia akhirnya hanya bisa ikut merayakan melalui video call sembari anaknya menyanyikan lagu bersama istrinya.

"Ini adalah konsekuensi yang saya ambil sebagai pemudik. Karena sudah diniatkan, anggap saja seperti libur. Untuk mengusir bosan, saya mengolah kebun di sekitar gubuk," ujar Poniran.

Terpisah, Panewu Kokap Sadikan mengatakan, pemeriksaan akhir pada Poniran dari Tim Medis Puskesmas Kokap, menunjukkan Poniran dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Oleh karenanya Poniran sudah bisa pulang atau menghentikan isolasi mandiri. "Dari hasil pemeriksaan, dia sehat dan bisa kembali ke rumah," ujar Sadikan.

Sementara itu, data rekapitulasi pelaku perjalanan Kabupaten Kulon Progo hingga 5 Mei 2020 pukul 19.14 WIB, jumlahnya diketahui berada diangka 5.434 orang. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan 1 hari sebelumnya, di mana jumlahnya sebanyak 5.439 orang.

Kepala Bagian Kesra Setda Kulon Progo Jazil Ambar Was'an mengatakan, jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, jumlah tersebut mengalami penurunan 5 orang. "Mereka tersebar di seluruh Kapanewon di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah terbanyak ada di Kapanewon Temon dengan jumlah 1.176 pelaku perjalanan," ungkapnya. []



Share:

23 May 2020

Pasien sembuh dari COVID-19 di Kulon Progo bertambah 2 menjadi 6 orang - ANTARA NEWS .COM


Kulon Progo (ANTARA) - Jumlah pasien sembuh dari COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah dua orang sehingga total yang sembuh menjadi enam orang dari 10 pasien positif corona.
"Dua pasien positif COVID-19 yang sembuh adalah santri yang pulang dari Magetan (Jawa Timur), yakni warga Mendiro (Lendah) dan warga Sentolo," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati di Kulon Progo, Sabtu.
 Ia mengatakan keduanya dirawat di RSUD Wates. Pasien dari Lendah masuk pada 24 April 2020 dan dari Sentolo pada 7 Mei 2020.
"Kemudian, hasil uji swab dari dua PDP yang dirawat di RSUD Wates juga negatif. Kami berupaya pasien cepat sembuh," katanya.
Baning mengatakan Dinkes Kulon Progo juga telah melakukan tes swab kepada tujuh orang yang hasil tes cepatnya reaktif pada pemeriksaan massal pada 19 Mei dan 20 Mei 2020.
 "Tes swab dilakukan di RSUD Wates dan RSUD NAS. Sampel dikirim ke BBTKLPP DIY untuk dilakukan pemeriksaan RT-PCR. Semoga hasilnya negatif," harapnya.
 Seperti diketahui, jumlah pasien postif COVID-19 di Kulon Progo sebanyak 10 pasien, dan sudah sembuh enam orang. Sehingga, saat ini, jumlah pasien postif COVID-19 yang dirawat di RSUD Wates masih tiga orang dan satu orang dirawat di RSUD Harjolukito.
"Semoga empat orang ini cepat sembuh dan tidak ada lagi tambahan jumlah pasien positif COVID-19 di Kulon Progo," katanya.

Sumber Berita :
Share:

KORPRI Kulon Progo Berikan Bantuan Logistik Bagi Masyarakat Terdampak COVID-19 - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Upaya dalam memberikan solusi kepada masyarakat terdampak Covid-19 terus di gencarkan oleh berbagai pihak.
Tidak terkecuali dengan aksi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) yang ikut berperan aktif dalam membantu mengatasi warga terdampak Covid-19 di Kabupaten Kulon Progo.
Kali ini bantuan berupa paket sembako dan masker turut dibagikan kepada masayarakat dalam aksi peduli Covid-19 yang dilaksanakan KORPRI.
Sebanyak 600 paket sembako telah disiapkan dan disalurkan KORPRI peduli di 12 Kapanewon se-Kulon Progo, nantinya setiap kapanewon mendapat 50 paket sembako yang akan dibagikan kepada masyarakat terdampak Covid-19.
Tujuan penyaluran paket sembako ini yakni untuk meringankan beban ekonomi-sosial yang dialami akibat pandemi Covid-19.
Penyerahan bantuan pun dilakukan secara simbolis diberikan kepada perwakilan masyarakat di Kapanewon Pengasih dan Kapanewon Panjatan beberapa waktu lalu.
Adapun sumber dana yang digunakan dalam penyaluran bantuan ini berasal dari iuran sukarela dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kulon Progo.
Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan Kulon Progo Eka Pranyata saat memberikan sambutan mengatakan KORPRI sudah sering melakukan kegiatan sosial seperti bedah rumah, penyaluran Zakat, Infaq, Sodaqoh (ZIS), bantuan air bersih dan lainnya,
“Mengingat kondisi saat ini, maka perlu aksi nyata sebagai wujud kepedulian dan gotong royong KORPRI pada masyarakat di Kulon Progo,” katanya.
Di sisi lain, Panewu Pengasih, Triyanto menambahkan bahwa meski sudah banyak bantuan dari Pemerintah yang ada di masyarakat seperti Bantuan Sosial Tuni (BST), Bantuan Langsung Tunai (BLT), atau Program Keluarga Harapan (PKH), namun karena dampak dari pandemi ini sangat luas, maka setiap bantuan kepada masyarakat sangat berarti.
“Oleh karena itu kita selalu mengusahakan agar bantuan tepat sasaran dan tidak dobel bantuan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat dan SDM Sekretariat Daerah Bambang sutrisno, yang turut menyaksikan menyerahkan bantuan menambahkan bahwa bantuan ini merupakan wujud kepedulian KORPRI kepada masyarakat.
"Semoga bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Dia juga menghimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk selalu menjaga kebersihan, mengenakan masker, social distancing dan rajin mencuci tangan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber Berita :
KORPRI Kulon Progo Berikan Bantuan Logistik Bagi Masyarakat Terdampak COVID-19 - Tribun Jogja
Share:

H-2 Lebaran, Perbatasan di Kulon Progo Alami Peningkatan Jumlah kendaraan - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Kabid Pengendalian Operasional Dishub DIY, Harry Agustriono menyampaikan ada kenaikan jumlah kendaraan pada H-2 lebaran tahun ini.
Berdasarkan data yang diperoleh Suarajogja, mobil pribadi menjadin jenis kendaraan terbanyak yang melewati posko penyekatan, kemudian disusul mini bus, dan transportasi umum serta kendaraan pengangkut barang.
"Ada kenaikan kisaran 10-15% untuk yang diperiksa. Di posko perbatasan Temon sendiri rata-rata setiap shiftnya bisa memeriksa 60 hingga paling banyak 90 kendaraan," ujar Harry saat ditemui SuaraJogja.id di Posko terpadu pemantauan COVID-19 DIY perbatasan Kulonprogo-Purworejo, Jumat, (22/5/2020).
Harry menuturkan, dari data yang diterimanya sejak Sabtu, (11/4/2020) hingga Kamis (21/5/2020), untuk posko terpadu pemantauan COVID-19 DIY di perbatasan Kulonprogo-Purworejo ini mencatat 3.689 kendaraan yang sudah diperiksa. Dari pemeriksaan tersebut, pihaknya mencatat jumlah pemudik sebanyak 7.956 orang.
Pemudik yang bertujuan DIY sendiri mencapai angka 5.983 orang, imbuh Harry, sementara pemudik dengan tujuan non DIY tercatat ada 1.973 orang. Kemudian, terdapat 95 kendaraan pemudik yang terpaksa putar balik karena berbagai alasan. 
"Kita tetap tindak tegas untuk orang yang tanpa keterangan atau plat terindikasi dari zona merah. Selain itu, jika yang bersangkutan tidak bisa menunjukkan identitas yang jelas atau kendaraan melebihi kapasitas dari aturan yang berlaku akan kita paksa putar balik," ungkapnya.
Pihaknya mengaku terbantu dengan adanya seleksi yang ketat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bagi orang-orang yang tiba di bandara YIA. Menurutnya, sebagian besar orang yang datang dari bandara hampir bisa dipastikan sudah melengkapi dokumen dan menaati ketentuan yang berlaku.
Kendati begitu, pihaknya tetap memperketat penjagaan perbatasan DIY. Pasalnya, masih kerap ditemui adanya pelaku perjalanan yang tidak mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan.
Kondisi cukup berbeda justru terpantau di Posko Terpadu Pemeriksaan Covid-19 yang dibentuk Kabupaten Kulon Progo di wilayah Jagalan, Kapanewon Kalibawang. Jika di posko Temon ada peningkatan jumlah kendaraan, posko Jagalan justru tidak terlihat adanya penambahan jumlah kendaraan menjelang lebaran ini.
Kepala Dishub Kulon Progo, Bowo Pristiyanto menuturkan, sampai hari ini, kondisi lalu lintas masih terpantau landai. Jumlah kendaraan yang melintas juga terpantai landai.
"Posko Jagalan mayoritas pergerakan lalu lintas kendaraan lokal dan kebanyakan kendaraan logistik yang lewat," ujarnya.

Sumber Berita :
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP