Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


04 April 2020

Antisipasi Penolakan Pemudik, 4 Gedung Disiapkan di Kulon Progo - SuaraJogja.ID

Antisipasi Penolakan Pemudik, 4 Gedung Disiapkan di Kulon Progo - SuaraJogja.ID
SuaraJogja,id - Guna mengantisipasi kedatangan pendatang atau pemudik dari luar daerah, Kabupaten Kulon Progo berencana menyediakan gedung karantina yang akan digunakan untuk isolasi mandiri jika memang ditolak oleh masyarakat setempat.
Bupati Kulonprogo, Sutedjo menyatakan, sudah menyiapkan tiga rusunawa dan satu gedung dharmais untuk dijadikan ruang isolasi mandiri untuk pendatang yang tidak diterima di daerah tempat tinggalnya.
"Kalau memang terjadi penolakan dari keluarga atau kampung akan kami siapkan. Kami memang punya fasilitas-fasilitas gedung yang tentunya masih akan dikoordinasikan terlebih dahulu kepada pihak terkait," Kata Sutedjo, saat ditemui di ruangannya, Jumat, (3/4/2020).
Di Kulonprogo sendiri terdapat 3 rumah rusunawa yang belum sepenuhnya digunakan. Ketiga rusunawa tersebut berlokasi di Desa Triharjo, Giripeni dan Tuksono. Sampai saat ini baru Rusunawa di Desa Triharjo yang sudah cukup banyak penghuni, untuk dua lainnya masih sedikit.
Sutedjo juga menambahkan, masih ada juga asrama dharmais yang dapat menampung banyak orang. Meskipun belum ada koordinasi lebih lanjut tentang penggunaannya sebagai ruang karantina.
"Nanti kalau memang terpaksa harus kita sediakan nanti akan koordinasikan. Itu beberapa fasilitas yang bisa kita cadangkan, mudah-mudahan tidak terpakai, tapi kita tetap dipersiapkan," imbuhnya.
Ia berharap, tidak banyak jumlah pendatang atau pemudik datang di tengah wabah COVID-19 yang tengah merebak ini. Namun, apabila masih terdapat kedatangan yang cukup banyak, ia berharap kesadaran dari masing-masing individu untuk mematuhi protokol yang sudah dianjurkan.
Harapannya, para pendatang atau pemudik melapor kepada pihak terkait untuk dilakukan pencatatan dan dapat mematuhi karantina mandiri di rumah selama 14 hari. Begitu juga dengan warga yang tinggal di daerah tersebut, tidak perlu secara sepihak menolak begitu saja warga yang datang.
"Sesungguhnya jika nanti itu bisa dilakukan di keluarga secara mandiri dalam arti keluarga yang didatangi dan yang datang taat dengan Protokol kesehatan yaitu dengan betul-betul karantina mandiri itu sebenernya tidak masalah," tegasnya.
Ditemui secara terpisah, Sekda Kulonprogo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulonprogo, RM. Astungkoro menjelaskan, adanya kemungkinan terburuk yakni menyiapkan ruang karantina untuk pemudik atau pendatang yang ditolak di daerahnya sendiri. Meski itu bukan merupakan opsi yang utama.
"Hal yang akan kita fokuskan adalah edukasi kepada masyarakat. Mestinya mereka bisa menerima, jadi kalau ada gejala macem-macem, langsung kita gunakan protokol covid-19, jadi tidak perlu ditolak. Namun jika sampai hal terjelek yang terjadi nanti kita akan siapkan lokasi-lokasi itu. Penekanan kepada edukasi masyarakat untuk menerima dan pendatang harus mematuhi protokol yang sudah ada," jelasnya.
Sumber Berita :
Share:

Dana Penanganan COVID-19 di Kulon Progo Ditambah Rp4 Miliar - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Terdapat penambahan dana alokasi untuk penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, dari yang sebelumnya sebesar Rp21 miliar, kini menjadi Rp25 miliar. Hal itu dikatakan oleh Sekda Kulon Progo, yang juga selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, RM Astungkara, bahwa memang terdapat penambahan sekitar Rp4 miliar untuk dana penanganan COVID-19.
"Kemarin memang sudah ada surat dari Kemendagri, yang memintai kita untuk redesign anggaran, seperti kebijakan 25% dari SPPD, kebutuhan makan yang selama 1-2 bulan ini tidak bisa direaliasikan kita pangkas, bangunan insfratruktur juga dipangkas. Jadi yang awalnya Rp21 M, tetapi rapat terakhir terkumpul menjadi Rp25 M," kata Astungkara, saat ditemui SuaraJogja.id di kantornya, Jumat, (3/4/2020).
Dana itu diupayakan untuk dibagi pada semua sektor. Tidak hanya di sektor kesehatan saja, tapi dana itu juga dianggarkan untuk permasalahan akibat COVID-19, baik itu yang terdampak langsung maupun tidak langsung.
Untuk sektor kesehatan sendiri, RSUD Wates sudah mengajukan kurang lebih Rp8 miliar untuk menyiapkan penambahan kamar isolasi sebagai prioritas, dengan tambahan konsumsi untuk para medis. Lainnya, RSUD Nyi Ageng Serang sudah mengajukan kurang lebih Rp1 M dari dana Rp4 M yang disiapkan Pemkab, dan Dinas Kesehatan juga sudah mengajukan setengah miliar lebih, yang akan diteruskan ke puskesmas seluruh Kulon Progo.
Terkait bantuan dana kepada sektor sosial, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi. Hal tersebut guna mengantisipasi adanya bantuan ganda dari pemerintah.
"Jadi nanti untuk hal-hal apa yang akan kita tangani, masih menunggu pemerintah pusat agar jangan sampai dobel. Maka, kemarin sudah ada rapat gugus tugas ekonomi, sosial, pendidikan, dan sekretariat di provinsi untuk mencoba merancang hal ini," tuturnya.
Pihaknya sampai saat ini masih melihat dan menunggu skema seperti apa yang akan diterapkan oleh pemerintah pusat. Setelah skema itu muncul, baru pemerintah provinsi dan kabupaten/kota akan mulai menyusun bagian mana yang belum dikerjakan.
Ditemui di tempat terpisah, Bupati Kulon Progo Sutedjo menambahkan, layanan kesehatan di Kulon Progo sudah disiapkan, dari mulai puskesmas hingga RSUD Wates, yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan COVID-19.
"Memang hanya RSUD Wates yang menjadi rujukan, tapi Dinkes Kulon Progo juga menyiapkan RSUD Nyi Ageng Serang dan puskesmas-puskesmas di seluruh Kulon Progo, dengan menyiapkan sumber daya manusia dan kebutuhan medis yang dibutuhkan, termasuk prioritasnya untuk menambah ruang isolasi di RSUD WATES, yang semula hanya enam, ditambah 10, jadi total 16 ruang isolasi yang disiapkan," terangnya.
Terkait dengan penempatan ruang isolasi tambahan itu akan di gedung lama atau gedung baru, pihaknya tidak terlalu ambil pusing karena memang RSUD Wates juga baru saja menyelesaikan pembangunan gedung baru, sehingga dari sisi ruangan tidak ada masalah. Pihak RS hanya perlu menambah sekat-sekat dengan menggunakan partisi yang kemudian sudah menjadi ruang isolasi.
"Kita sudah menyiapkan semuanya, kebetulan RSUD Wates ini ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan di Kulon Progo ini, sehingga baik pihak rumah sakit, dibantu pemerintah daerah, juga membantu mempersiapkan segalanya itu," imbuhnya.

Sumber Berita : Dana Penanganan COVID-19 di Kulon Progo Ditambah Rp4 Miliar - SuaraJogja.ID
Share:

03 April 2020

Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis - TRIBUNJOGJA.COM



TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kulon Progo harus memutar otak untuk tetap memperoleh penghasilan di tengah lesunya perekonomian akibat Pandemi COVID-19.

Beralih ke produksi barang yang mempunyai potensi penjualan tinggi, layaknya masker, menjadi satu dari beberapa langkah yang dilakukan oleh Widya Pernik.

Widya Ningtyas Virgo Kartika (43) selaku pemilik Widya Pernik, Rabu (1/4/2020) menuturkan bahwa sejak 17 Maret 2020, dirinya mulai memproduksi masker berbahan kain katun premium dan perca.

UMKM yang terletak di Dusun Klebakan, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo itu menciptakan masker dengan desain yang unik dan menarik, serta berhiaskan aneka motif yakni bunga, batik dan masih banyak lainnya.
 
Widya mengakui bahwa sampai saat ini sudah lebih dari 5.000 masker berhasil diproduksi dan dijualnya.

Harga yang dipatok untuk sebuah masker itupun cukup terjangkau, Rp5.000 untuk satu buah masker berbahan kain perca, Rp8.000 bahan katun dengan tali kain, dan Rp10.000 bahan katun dengan tali karet.

Masker-masker buatannya tersebut, sebagian besar dikirim ke luar daerah karena banyaknya order dari konsumen diluar daerah.

"Puji Tuhan dalam sehari kita bisa menjual sekitar 400 buah masker," ujarnya.

Baginya, dapat memproduksi dan menjual ratusan masker dalam sehari merupakan pencapaian yang luar biasa.


"Produksi masker ini belum lama saya geluti, selama ini kita fokus dalam usaha produksi souvenir," tegasnya.
 
 Menurut penuturannya, keuntungan dari penjualan masker tersebut dapat menjaga eksistensi UMKM yang dikelolanya.

Pada awalnya, akibat wabah ini, sejumlah pesanan souvenir untuk berbagai acara terpaksa ditunda pihak pemesan dan itupun membuat dirinya cukup resah.

"Pada Maret, sebenarnya orderan mulai masuk namun sekarang dipending karena Corona. Padahal kita sudah tahap acc desain. Tapi apa boleh buat karena keadaan, ya mau gimana lagi," ujarnya.

Penundaan itu tak ayal sangat mempengaruhi pemasukan Widya Pernik yang bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp10 juta per bulan dari pesanan souvenir.
 
"Dari situlah saya putar otak, nyari apa yang sekiranya bisa dijual, hingga akhirnya saya milih buat masker," katanya.

Widya lantas berinisiatif mengajak ibu-ibu sekitar rumah untuk ikut produksi dan ternyata direspon positif oleh mereka.

Widya mengakui langkah yang diambilnya tersebut bukan hanya sekedar untuk menjaga kelangsungan usahanya, tapi juga sekaligus memberdayakan perempuan di lingkungan rumahnya.

Tercatat ada 12 perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga yang dia pekerjakan menjadi penjahit masker.

"Sebagian ada yang jahit di rumah masing-masing, sisanya kami minta jahit di sini," ucap Widya. (TRIBUNJOGJA-COM)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/01/ekonomi-lesu-umkm-di-kulon-progo-beralih-produksi-masker-agar-tetap-eksis.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Gaya Lufityanti
Share:

Hujan Abu Juga Dirasakan di Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo, Kulon Progo - tribunjogja.com


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Gunung Merapi Kamis (2/4/2020) siang, sekitar pukul 15.13 wib kembali mengalami erupsi.

Kuwat Risdiyanto warga Karang Jatisarono Nanggulan menyampaikan bahwa Malam ini di wilayah Nanggulan terjadi hujan abu meskipun hanya tipis.

"Tadi bahkan ada pengemudi motor yang sempat berhenti karena merasakan pedas dimatanya," katanya.

Risdiyanto menambahkan hujan abu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB meskipun intensitasnya tipis.

"warga juga sempat merasakan hujan abu dan sempat membuktikan dengan membiarkan Jok sepeda motor mereka kotor untuk membuktikan kalau hujan abu," tururnya.

Panewu Nanggulan Duana Heru S, turut membenarkan bahwa di Nanggulan dan sekitarnya berdasar laporan warga tadi sekitar pukul 19.00 wib, memang terjadi hujan Abu tipis.

• Sebagian Sleman Hingga Klaten Diguyur Abu Vulkanik Merapi

"Ada laporan dari warga jika terjadi hujan abu tipis," katanya.

Sementara itu, Sutarno warga Pendoworejo Girimulyo mengatakan, di wilayah Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh juga terjadi hujan abu tipis.

Dirinya menyadari adanya hujan abu ketika tengah dalam perjalanan.

"Terasa ada yang masuk ke mata, ternyata abu," ungkapnya.

Flaviana Siwi K, warga Kalibawang juga menyadari adanya hujan abu di wilayahnya.

Dia pun mencoba memeriksa atap Mobilnya yang tengah terparkir di halaman untuk memastikan bahwa memang betul ada abu vulkanik yang jatuh.

"Itu tadi ada abu diatap Mobil tapi memang tipis," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)



Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hujan Abu Juga Dirasakan di Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo, Kulon Progo, https://jogja.tribunnews.com/2020/04/02/hujan-abu-juga-dirasakan-di-kapanewon-kalibawang-samigaluh-nanggulan-dan-girimulyo-kulon-progo.
Penulis: Andreas Desca
Editor: Ari Nugroho

Share:

01 April 2020

Cegah Penyebaran Virus Corona, Nyadran Agung di Kulon Progo Dibatalkan - Tribun Jogja


  • Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

    TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Prosesi Nyadran Agung yang merupakan satu dari beberapa agenda rutin di Kabupaten Kulon Progo dalam menyambut bulan suci Ramadhan, tahun ini terpaksa harus dibatalkan.

    Gelaran yang kental dengan tradisi dan budaya Jawa ini, direncanakan akan digelar di Alun-alun Wates pada 17 - 18 April 2020.

    Pembatalan Nyadran Agung tersebut tidak lain dikarenakan sebagai langkah antisipasi atas potensi penyebaran Pandemi Covid-19 di wilayah Kulon Progo.

    Pasalnya, dalam pelaksanaan kegiatan Nyadran agung ini, ratusan orang dari berbagai wilayah dan juga wisatawan domestik serta asing biasa turut hadir dan ambil bagian.

    Pembatalan gelaran tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Untung Waluyo, Rabu (1/4/2020).

    Menurutnya, gelaran yang merupakan akulturasi budaya dan agama ini, terpaksa harus dibatalkan setelah diputuskan dalam rapat koordinasi dengan Forkompinda kabupaten Kulon Progo beserta berbagai instansi terkait.

    "Dari hasil rapat dengan berbagai pihak, mengingat dan mempertimbangkan berbagai kondisi, akhirnya Nyadran Agung 2020 dibatalkan," katanya.

    Selain itu, pembatalan ini dilaksanakan sebagai langkah tindak lanjut terhadap Instruksi Gubernur DIY Nomor : 2/nstr/2020  tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) dan Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor : 440/1197 tentang Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) di Kulon Progo.

    Untung juga menyampaikan, dengan dibatalkannya gelaran tersebut, ada alternatif pengganti yang tentunya tidak melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya.

    "Nanti alternatif kegiatan pengganti direncanakan melalui tahlil. Yang dilibatkan 7 sampai 9 orang pada tanggal 17 April 2020, malam. Esensi tetap dijalankan dengan sederhana," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)


Sumber Berita :Cegah Penyebaran Virus Corona, Nyadran Agung di Kulon Progo Dibatalkan - Tribun Jogja
Share:

Dorong Produksi Padi, Petani Kulon Progo Gunakan Budidaya Teknik Mulsa - SuaraJogja.ID

 

SuaraJogja.id - Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, melakukan uji coba budidaya padi menggunakan sistem mulsa guna mendorong produksi.

Salah satu anggota dari Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Ngadirin di Kulon Progo menjelaskan, teknik mulsa dilakukan dengan menutupi lahan sawah menggunakan plastik yang dilubangi untuk menanam padi.

"Teknik ini biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura. Kemudian, kami uji coba untuk tanaman padi. Semoga hasilnya mampu meningkatkan produksi padi," kata Ngadirin, Rabu (1/4/2020).

Ngadirin menjelaskan, uji coba dilakukan di lahan seluas 4.500 meter persegi. Jarak tanam padi 40 x 40 cm dengan legowo 4.1 dengan legowo 50 centi meter. Lahan yang digunakan merupakan sisa mulsa yang digunakan dalam budidaya cabai pada musim sebelumnya.

Kelebihan dari teknik budidaya padi sistem mulsa yakni bisa mengoptimalkan jumlah penanam dari metode biasanya yang bisa ditanam 8 orang, cukup dengan 4 orang, tanpa olah tanah.

"Sistem mulsa juga menghemat biaya, tidak tergantung pada traktor, hemat dalam penyiangan dan waktu pemupukan dan perawatan," kata Ngadirin, melansir Antara.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Ngadirin mengungkapkan, dalam setiap rumpun bisa menghasilkan 45-55 anakan. Hal ini sangat menguntungkan dalam rangka menggenjot produktivitas padi, karena rata-rata padi yang dihasilkan di lokasi tersebut maksimal 35 anakan per rumpun.

Teknik mulsa menggunakan sistem tanam dengan menanam satu batang per rumpun. Berbeda dengan teknik tanam padi konvensional dilakukan oleh petani di wilayah Bendungan yang umumnya menanam 2-3 batang per tanam.

"Kami optimistis budidaya tanaman padi sistem mulsa dapat meningkatkan produksi padi," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugraha mengapresiasi inovasi budidaya tanaman padi sistem mulsa oleh Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Ia berharap kelompok tani lain juga berlomba-lomba berinovasi untuk meningkatkan produksi padi, dan tanaman pangan lain.

"Kami sangat mengapresiasi inovasi Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Inovasi ini sangat bagus untuk memotivasi kelompok tani yang lain. Kami siap memberikan pendampingan," katanya.


Sumber : Dorong Produksi Padi, Petani Kulon Progo Gunakan Budidaya Teknik Mulsa - SuaraJogja.ID

Share:

Stok Langka, Bantuan Hand Sanitizer Diberi ke Pemkab Kulon Progo - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Pemkab Kulon Progo menerima bantuan berupa hand mosturizer dan hand sanitizer yang diproduksi sendiri oleh PT Belle First. Penyerahan bantuan tersebut diterima langsung oleh Bupati Kulon Progo Sutedjo pada Selasa (31/3/2020) di ruang kerjanya.

Keprihatinan akan kelangkaan serta tingginya harga hand moisturizer dan hand sanitizer HS di pasaran mendorong PT Belle First untuk berinisiatif membuat sendiri kedua produk tersebut, yang kemudian diberikan sebagai bantuan kepada Pemkab Kulon Progo. Tidak hanya sebagai bantuan saja, produk dari Belle First itu juga tersedia di apotek di Kulon Progo.

“Bermula dari kedua barang tersebut yang sudah langka di pasaran karena adanya COVID-19, selain itu juga biasanya masyarakat membuat dengan komposisi yang tidak pas, yang berbahaya bagi kulit dan tubuh,” kata Komisaris Utama PT Belle First Yonanta Satria Nugraha saat melakukan audiensi bersama Sutedjo di ruang kerja Bupati Kulon Progo, Selasa.

Yonanta menuturkan, selanjutnya bantuan diberikan ke RSUD Wates, Dinas Kesehatan Kulon Progo, dan Dinas Koperasi UKM Kulon Progo sebagai bentuk kepedulian sekaligus dukungan terhadap penanganan COVID-19, khususnya di Kulon Progo.

“Jumlah bantuan yang diberikan untuk RSUD Wates sebanyak 50 hand moisturizer (HM) dan 100 hand sanitizer (HS), untuk Dinas Kesehatan sebanyak 10 HM dan 25 HS, dan Dinas Koperasi sejumlah 10 HM dan 25 HS. Jika masyarakat ingin membeli, produk Belle First sudah tersedia di apotek Kulon Progo”, jelasnya.

Sutedjo pun menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian dan dukungan PT Belle First, yang telah memberikan bantuan beruapa hand mosturizer dan hand sanitizer. Pihaknya juga menyatakan bahwa produk tersebut akan sangat membantu masyarakat di tengah kelangkaannya selamah wabah COVID-19 ini.

“Atas nama Pemkab Kulon Progo, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kepedulian PT Belle First, yang telah memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat berupa hand moisturizer dan hand sanitizer karena barang tersebut juga sudah langka di pasaran”, kata Sutedjo.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Harmintarti berharap agar RSUD turut membantu mengutamakan menggunakan produk lokal yang diproduksi oleh Belle First.

“Ini merupakan produk lokal yang diproduksi oleh PT Belle First, agar RSUD dapat membantu mengutamakan penggunaan produk ini. Di sisi lain, PT Belle First juga sudah bekerja sama dengan BPOM dalam hal komposisi produk, sehingga segala sesuatu sudah dikawal oleh BPOM”, katanya.


Sumber Berita :  https://jogja.suara.com/read/2020/03/31/184024/stok-langka-bantuan-hand-sanitizer-diberi-ke-pemkab-kulon-progo
Share:

Pesan Polres Kulon Progo soal Pembatasan Wilayah - Tagar News


Kulon Progo - Pendatang dari sejumlah wilayah di Indonesia, sudah banyak yang memasuki Kabupaten Kulon Progo. Jumlahnya lebih 3.000 orang. Melihat kondisi ini banyak masyarakat di Kabupaten Kulon Progo yang melakukan antisipasi secara mandiri. 

Warga selain dengan melaporkan ke pemangku kepentingan di wilayahnya, melakukan penyemprotan disinfektan mandiri sampai melakukan pembatasan di wilayahnya dengan mengurangi akses jalan dan membuat spanduk imbauan.

Pelaksana Harian Wakil Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo Komisaris Polisi Sudarmawan ikut menanggapi maraknya aksi pembatasan wilayah oleh masyarakat itu. Kepolisiam bisa memaklumi proteksi wilayah, namun yang perlu diperhatikan adalah pembatasan yang wajar atau tidak berlebihan.

Dia berpendapat agar spanduk yang dipasang memakai kata-kata yang humanis dan edukatif dalam penulisan. "Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya," ujar Sudarmawan di Kulon Progo pada Selasa, 31 Maret 2020.

Sudarmawan justru mempersilakan masyarakat ingin melakukan pembatasan wilayah. Mereka hanya perlu mengkoordinasikan dengan pemangku kepentingan setempat seperti Panewu, Kepala Kepolisian Sektor, Komandan Rayon Militer dan lainnya, agar diberikan arahan terkait dengan akses yang ditutup dan kata-kata yang disampaikan.

Dia mengungkapkan tujuan pembatasan ini baik. "Namun akses jalan jangan ditutup semua agar tidak timbul permasalahan," tuturnya.

Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya.

Sudarman mengungkapkan, kepolisian siap bertindak jika masyarakat berlebihan dalam pembatasan wilayah. Namun, tindakan yang diambil yaitu dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang dianggap sudah keluar dari koridor dan norma.

Dukuh Karangtengah Kidul, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Puryono mengatakan, pihaknya akan mengganti imbauan pembatasan wilayah dengan kata yang halus, dari larangan menjadi imbauan untuk warga yang terlanjur mudik yang dipasang di pintu masuk desa.

"Kami tidak bisa melarang atau mengusir yang sudah terlanjur mudik. Kami paham dengan pembatasan akses di kota, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga bisa mentaati aturan yang ada," tuturnya.

Puryono menjelaskan, pihaknya tidak bisa menolak jika ada perantau yang ingin pulang ke Karangtengah Kidul. Oleh karena itu, Padukuhan menugaskan jajaran RT dan warga untuk memantau para pendatang di masa wabah Covid-19 seperti sekarang ini. 

"Kami juga perintahkan pendatang yang masuk daerahnya melakukan isolasi secara mandiri minimal hingga 14 hari," ujarnya.

Dia menambahkan, sudah ada beberapa pendatang dari luar kota yang tiba di Karangtengah Kidul. Mereka mayoritas pulang ke rumah orang tuanya, dan hanya satu orang yang pulang ke rumah miliknya. []

Share:

30 March 2020

Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan




Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) akhirnya resmi beroperasi secara penuh, Minggu (29/3/2020).

Pengoperasian secara penuh ini dibuka dengan penerbangan dari maskapai Batik Air dengan rute Yogyakarta-Samarinda pada pukul 06.00 WIB.


Sementara kedatangan perdana dilakukan oleh maskapai Lion Air pada pukul 06.20 WIB dengan rute Jakarta-Yogyakarta.

Pada hari pertama operasional secara penuh ini, terpantau banyak calon penumpang yang memadati area keberangkatan Bandara YIA.

Mereka berbaris rapi dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya yakni dua meter antar penumpang.
 
Pelaksanaan Social Distancing di area bandara pun dilakukan dengan tertib oleh para calon penumpang maupun penumpang yang datang.

Selain itu, satu per satu penumpang juga dipindai menggunakan Thermo Gun dan Thermal Scanner yang dimiliki oleh Angkasa Pura I.


Pencegahan penyebaran Covid-19 di Bandara Internasional Yogyakarta (Istimewa)

Hal tersebut merupakan pengamalan dari langkah mitigasi yang ada dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di area Bandara.

PTS GM Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Agus Pandu Purnama, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 115 movevent penerbangan di bandara YIA.

"Seharusnya ada 168 movemvent penerbangan, namun 53 di antaranya melakukan cancel flight akibat penurunan jumlah penumpang yang disebabkan Pandemi Covid-19," katanya.

Di sisi lain, Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I, Devi Suradji, menyampaikan bahwa hari ini seluruh tenant khususnya food and beverage sudah siap untuk melayani para penumpang pesawat.

"Dengan beroperasinya tenant food and beverage itu diharapkan akan mempermudah para penumpang untuk mencari makan setelah perjalanan yang mereka tempuh," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Hari Pertama Operasional Penuh Bandara YIA Kulonprogo, Penumpang Terpantau Padati Area Keberangkatan, https://jogja.tribunnews.com/2020/03/29/hari-pertama-operasional-penuh-bandara-yia-kulonprogo-penumpang-terpantau-padati-area-keberangkatan.
Penulis: Andreas Desca


Editor: Muhammad FatoniSumber Berita :

Share:

Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja


Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Beberapa warga padukuhan di berbagai wilayah di Kulon Progo akhir-akhir ini mulai membatasi akses masuk ke perkampungan.
Portal jalan dan poster menghiasi penutupan jalan yang dilakukan oleh para penduduk sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 di sekitarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Senin (30/3/2020) menyampaikan bahwa pembatasan akses jalan itu tidak masalah untuk dilakukan.
"Jadi bukan menutup jalan sepenuhnya," katanya.
 Jika menutup kawasan sepenuhnya ataupun sering disebut Lockdown, menurut Sutedjo itu hal yang dilarang.
"Yang boleh memutuskan untuk Lockdown itu hanya pemerintah pusat," katanya.
Sementara itu jika pembatasan akses jalan, menurutnya, hal tersebut bukan merupakan suatu permasalahan asalkan tetap bisa dilalui oleh kendaraan dan tidak menggangu aktivitas.
"Dibatasi boleh, tapi tetap harus ditunggui masyarakat. Jadi nantinya jika ada pemudik yang datang, bisa segera dilaporkan dan dicatat," katanya.
Pembatasan yang dimaksud oleh Bupati tersebut yakni dengan membatasi akses masuk jika disebuah padukuhan terdapat banyak akses jalan untuk masuk.
Sumber Berita :  Bupati Kulon Progo : Boleh Batasi Akses, Tapi Jangan Tolak Pemudik - Tribun Jogja
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP