Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


05 August 2016

Pemkab Lakukan Kaderisasi Nelayan

Harianjogja.com, KULONPROGO– Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, melakukan kaderisasi nelayan di Dusun Ngranti, Desa Ngetisharjo supaya profesional mengoperasikan kapal.


Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupten Kulon Progo Sudarno di Kulonprogo, Kamis (4/8/2016) mengatakan tujuan dari kegiatan ini dalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penagkapan ikan di laut dengan menggunakan kapal.

“Kegiatan ini diharapkan dapat merubah kebiasaan para penangkap ikan yang biasa menangkap ikan di perairan umum menjadi nelayan laut,” kata Sudarno.

Ia mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 20 orang penangkap ikan dengan jaring eret di perairan umum.


“Melalui kegiatan kaderisasi ini peserta menginginkan untuk dapat segera diikutkan magang pada kapal yang sudah biasa melaut,” katanya.

Disamping keinginan untuk magang, lanjut dia, pertemuan ini juga dikemukakan mengenai perlunya wadah organisasi untuk menampung mereka dalam bentuk kelompok usaha nersama (KUB), guna mempermudah kegiatan usaha kedepanya.

“Kami juga melakukan sosialisasi pentingnya pembentukan KUB untuk mewadai usaha nelayan mereka,” kata dia.

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulonprogo Prabowo Sugondo mengatakan profesi nelayan di Kulon Progo ini masih sambilan.

“Selama pertanian masih menguntungkan, nelayan akan bertani. Selain itu, sebagian nelayan juga beralih profesi menjadi pembudi daya udang,” kata Prabowo.

Ia mengatakan turunnya produksi perikanan tangkap laut juga dikarenakan produksi perikanan tangkap menggunakan perahu motor tempel sangat tergantung oleh cuaca, angin, gelombang, posisi bulan, dan pasang surut.

Editor: Sumadiyono |
Share:

Ini Alasan Pelajar Bawah Usia Tak Boleh Kemudikan Kasus

Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kulonprogo mengadakan lomba fotografi dengan mengangkat tema “Ayo Tamasya ke Kulonprogo”. Hadiah yang diperebutkan merupakan uang tunai dengan total senilai Rp24 juta.

Kepala Disparpora Kulonprogo, Krissutanto mengatakan, lomba fotografi dibagi dalam enam kategori berdasarkan subtema yang ditentukan. Diantaranya wisata pantai, goa, alam, adventure, budaya, dan wisata kuliner atau kerajinan khas Kulonprogo. Peserta berhak mengirimkan maksimal dua foto dari masing-masing subtema. Namun, obyek foto tersebut hanya boleh diambil di wilayah Kulonprogo.

“Lomba ini terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya,” ungkap Krissutanto, Rabu (3/8/2016).

Krissutanto menjelaskan foto yang dilombakan merupakan hasil jepretan dalam rentang waktu 1 Juli 2015 sampai 21 Agustus 2016. Pendaftaran sekaligus pengumpulan karya foto telah dibuka sejak Senin (1/8/2016) hingga 24 Agustus 2016. Pemenang lomba kemudian diumumkan dua hari berikutnya melalui laman resmi Dinparpora Kulonprogo.

“Lomba ini diharapkan efektif mendukung upaya promosi dan pemasaran pariwisata Kulonprogo,” kata dia.

Editor: Mediani Dyah Natalia ,Harianjogja.com, KULONPROGO —
Share:

02 August 2016

Penyandang Disabilitas di Kulonprogo Dapat Pengobatan Gratis




VIVA.co.id - Pemerintah Daerah Kulonprogo, Yogyakarta memberikan pengobatan dan alat kesehatan gratis kepada penyandang disabilitas. Program Jaminan Kesehatan Khusus ini digelar untuk membantu biaya pengobatan mereka yang tidak sedikit, dan karena menyadari belum semua fasilitas kesehatan ramah terhadap penyandang disabilitas.

Program ini mendapatkan tanggapan positif dari para penyandang disabilitas, terlihat dari antusiasme ratusan peserta yang mengikuti acara ini.

"Layanan orang khusus itu harus dengan cara khusus, puskesmas, posyandu, dan rumah sakit itu buat orang umum. Sementara orang-orang yang tidak bisa untuk datang ke faskes harus ada pelayanan khusus," ujar Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo di Kulonprogo, Selasa, 2 Agustus 2016.

Dalam pengobatan gratis ini, masyarakat yang datang hanya perlu membawa photo copy kartu identitas dan kartu keluarga. Di sini, masyarakat akan dilayani para dokter spesialis, mulai dari dokter umum, mata, kulit dan lainnya. Tak hanya memberikan pengobatan gratis, masyarakat yang membutuhkan juga diberikan kursi roda hingga alat bantu pendengaran.

"Di Kulonprogo ini disabilitas tidak sedikit, oleh karena itu harus ada pelayanan khusus dan dana khusus, makannya diadakan jaminan kesehatan khusus selain Jamkesda,” ujar Hasto menambahkan.

Sementara, salah satu peserta pengobatan gratis, Sapardi, berharap pemerintah lebih sering mengadakan program ini. Sebab, selain belum banyak fasilitas kesehatan ramah disabilitas, biaya untuk pengobatan dan membeli alat kesehatan yang mereka butuhkan masih terbilang mahal.

Program Jaminan Kesehatan Khusus tahun ini dilaksanakan di 15 titik di seluruh Yogyakarta. Targetnya, setiap titik kegiatan bisa memberikan pelayanan pada 100 penyandang disabilitas.

Secara keseluruhan, jumlah penyandang disabilitas di Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan mencapai 46.000 penyandang disabilitas. Dari jumlah itu, 6000 di antaranya ada di Kulonprogo.

Share:

Pengembangan Wisata Kulon Progo Tunggu Bandara


​Kulon Progo

 - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum membuat perencanaan pengembangan objek wisata pantai di wilayah selatan daerah itu karena masih menunggu rencana induk pembangunan bandara.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Senin (1/8), mengatakan sesuai rencana tata ruang wilayah, kawasan selatan sudah banyak program pembangunan skala besar, seperti pasir besi, bandar udara, dan pelabuhan.

"Kami masih merencanakan pengembangan objek wisata Pantai Glagah dan Trisik, tapi tidak dalam waktu dekat," kata Langgeng.

Ia mengatakan pengembangan Pantai Glagah menunggu rencana induk bandara. Bappeda tidak mungkin membuat atau mengubah kawasan Pantai Glagah karena perencanaannya harus menunggu bandara, supaya tidak tumpang tindih kebijakan.

"Kami masih menunggu rencana induk bandara. Setelah itu, kami baru merencanakan langkah selanjutnya," kata dia.

Saat ini, kata Langgeng, Pemkab Kulon Progo akan melakukan pendekatan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk pengembangan tambak udang di Kawasan Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit.

Rencananya, lokasi tersebut akan dikembangkan wisata mangrove secara profesional. Sehingga, saat bandara beroperasi menjadi wisata alternatif yang potensial dalam mendorong perekonomian masyarakat.

"Hal ini yang perlu, kami rencanakan sebaik mungkin. Tambak udanb, kami kembangkan menjadi objek wisata baru," kata dia.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kulon Progo Krissutanto mengatakan rencana detail teknis (DED) kawasan selatan, khususnya Pantai Glagah dan Congot sudah disusun, tapi dengan adanya rencana bandara belum dapat dilaksanakan dan harus direviuw sesuai dengan DED bandara.

"Sampai saat ini, kami masih menunggu DED bandara. Nanti, kalau DED bandara, kami akan menyesuaikan untuk luasan, sarana dan prasarana, serta jalan dari Glagah ke Congot yang terkena bandara. Sehingga kami harus mengulang penyususunan atau mereview DED," kata Krissutanto.

Menurut dia, daya tarik Pantai Glagah dan Congot adalah laguna, pemecah gelombang, pelabuhan samudera, dan tambatan perahu wisata, plus bandara. Harapannya, wisatawan dapat melihat pesawat. Pemkab Kulon Progo berharap pagar bandara dibuat secara transparan.

"Objek wisata pantai tetap hidup, dan akan dikembangkan sesuai ketentuan berlaku," katanya.

 

ANTARA

Share:

30 July 2016

Taman Sungai Mudal, Kesempurnaan Perbukitan Menoreh

Kulonprogo yang berbatasan langsung dengan Perbukitan Menoreh, semakin menunjukkan keindahannya. Warga semakin hari menggali setiap potensi dari alam sekitarnya sebagai tempat wisata yang menarik bagi wisatawan.

Taman Sungai Mudal menyempurnakan keindahan Bukit Menoreh dengan memperkenalkan wisata alam unik di tengah hijaunya pepohonan yang asri. Berkunjung ke wisata alam tersebut, wisatawan akan dimanjakan dengan adanya air terjun, kolam alami serta taman yang sangat indah.

Taman Sungai Mudal terletak di desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Jogja. Nama Mudal sendiri berasal dari nama mata air salah satu gua di Girimulyo yang memancar setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Dari sumber mata air itulah mengalir dengan deras ke bawah membentuk Air Terjun Mudal, Air Terjun Kembang Soka, dan mengalir lagi ke bawah menuju Air Terjun Kedung Pedut.

Wisata alam yang berada sekitar 3 km dari Gua Kiskendo tersebut dapat dikunjugi dengan melewati tanjakan yang cukup tinggi dan jalan berbatu. Meski demikian jalanan dapat dilalui dengan kendaraan beroda dua.

Sebelum sampai Taman Sungai Mudal, wisatawan akan disuguhkan adanya pemandangan hutan pinus yang masih asri. Dan ditemani gemericik air terjun di sisi kanan yang masih sangat alami karena memang belum diolah oleh masyarakat.

Setelah berjibaku dengan terjalnya jalanan, rasa lelah akan hilang bersama aliran Sungai Mudal yang jernih dan pemandangan tebing di kiri kanan sungai. Wisatawan juga dapat menikmati segarnya air pegunungan dengan berenang di sungai tersebut.

Sungai dengan panjang 600 meter tersebut memiliki kedalaman yang cukup dalam yaitu 2-3 meter. Sehingga wisatawan dapat menggunakan ban yang disewakan dengan harga Rp 5.000/ban. Meski demikian jika membawa anak-anak, dihimbau untuk bermain di sungai yang dangkal demi kenyamanan wisatawan.

Setelah lelah bermain air, wisatawan dapat menikmati indahnya taman buatan di sekitar sungai yang sudah ditata sedemikian rupa, sehingga taman tersebut terlihat sangat alami. Dengan latar tebing batu Gunung Kelir menambah keeksotisan wisata alam tersebut.

Tidak jauh dari taman, ada tangga bambu kecil yang akan mengantarkan pada Air Terjun Mudal dan beberapa kolam alami lainnya. Saat musim hujan tiba air terjun tersebut sangatlah indah, saat musim kemarau tiba dengan debit air yang kecil menyebabkan bebatuan di sekitar air terjun nampak indah pula dengan lumut hijau menutupinya.

Selain menikmati pemandangan alam yang sangat mempesona tersebut, wisatawan dapatcamping di area camping ground yang telah disediakan. Atau melakukan rapelling dan water canyoning di Air Terjun Mudal saat musim hujan. Bahkan menguji adrenalin dengan bermain  flying fox juga dapat ditemui di wisata tersebut.

Fasilitas yang disediakan cukup lengkap. Mulai dari penjual makanan, kamar mandi, hingga gazebo-gazebo sekedar untuk beristirahat berjajar rapi disana.

Yang unik dari wisata alam tersebut adalah dimana wisatawan dapat menanam atau menyumbangkan benih tanaman bahkan bunga di Taman Sungai Mudal dalam program "Trees of Hope". Hal ini bertujuan agar kelestarian alam Menoreh khususnya Taman Sungai Mudal tetap terjaga.

Nah, menarik bukan? Taman Sungai Mudal wajib ada dalam daftar destinasi kamu selanjutnya. Berlibur bersama keluarga juga lebih asyik.

Jangan lupa tetap menjaga kebersihan lingkungan dan tetap berhati-hati.

Kontributor – Kurnia Fatchul Ma'rifah

sumber : http://kanaljogja.com/pemkab-kulon-progo-siapkan-5-embung-di-perbukitan-menoreh/


Share:

PROYEK BANDARA KULONPROGO Ganti Rugi Bandara Dibayar 15 Agustus




Harianjogja.com, KULONPROGO-Proses pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) memasuki tahapan berikutnya. Project Manager Kantor Proyek Pembangunan Bandara NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengatakan bahwa jika tahapan berjalan lancar maka pembayaran akan bisa dilakukan pada 15 Agustus 2016 mendatang.
 
Hal tersebut dinyatakan dalam rapat koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Bandara Kulonprogo yang dilaksanakan di Setda Pemkab Kulonprogo, Kamis(28/7/2016). Rapat yang dilakukan oleh Kemenetrian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI ini dihadiri oleh Rusli Rahim selaku Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik Kemenko Maritim dan SD RI, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo beserta jajaran terkait.

Sujiastono menguraikan bahwa tahapan musyawarah ganti rugi termasuk tahapan konfirmasi telah selesai dilakukan pada Rabu(27/7) lalu. Dalam tahapan konfirmasi sendiri, tim pelaksana pengadaan tanah melayani warga yang masih mempertimbangkan angka ganti rugi yang mereka dapatkan.

Selanjutnya, proses validasi akan dilakukan oleh BPN pada periode 28 Juli hingga 5 Agustus mendatang. Validasi yang dilakukan akan memastikan bentuk kepemilikan serta pilihan ganti rugi yang diminta oleh warga terdampak. Tim pengadaan lahan bisa melakukan verifikasi di kantor ataupun di lokasi langsung. "Jika semua lancar maka pembayaran dipastikan tanggal 15 Agustus,"ujarnya seperti dikutip Antara.

 
Hasto Wardoyo, Bupati Kulonprogo memebenarkan bahwa ada sejumlah hal yang harus dilakukan percepatan serta pemecahan secepatnya terkait dengan pembangunan Bandara Temon. Ia juga berharap bahwa setelah pembayaran dilakukan akan ada pemagaran di sekeliling lokasi bandara tersebut sehingga liniasinya menjadi lebih cepat dan warga semakin mudah beradaptasi.

"Semoga pembayarannya dalam waktu dekat dan dilanjut peletakkan batu pertama,"kata Hasto. Selain itu, masalah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) milik PLN yang melewati lahan bandara yang harus dipindahkan juga membutuhkan pembiayaan. Sedianya akan dilakukan komunikasi dengan Kementriaan ESDM untuk membahas anggaran pembiayaan yang dibutuhkan. Kemungkinan SUTET tersebut akan dipindahkan ke sisi selatan jalan negara ke utara jalan negara.

Editor: Sumadiyono | 

Share:

Kulon Progo petakan lokasi-lokasi penopang KSPN Borobudur



​Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Kecamatan Samigaluh yang dapat menjadi penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, Jawa Tengah.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Bappeda juga mencari posisi yang menarik untuk melihat Borobudur dari atas.

"Setelah identifikasi dan pemetaan, kami akan usulkan kepada tim percepatan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur untuk mendapat persetujuan dan dibiayai pembangunannya," kata Langgeng.

Ia mengatakan identifikasi dan pemetaan menindaklanjuti ditetapkannya Salaman, Bener, dan Tritis (Samigaluh) sebagai kawasan penopang KSPN Borobudur oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya.

Langgeng mengatakan KSPN Borobudur ada dua kawasan, yakni kawasan otorita dan kawasan koordinatif. Kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten yakni Magelang di wilayah Kecamatan Salaman, Kulon Progo di Samigaluh, dan Purworejo di Bener.

"Prinsipnya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh UNESCO karena termasuk 10 keajaiban dunia. Dengan kondisi itu, ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung, sehingga perlu ada kawasan di luarnya yang menjadi otorita pemerintah dalam pengembangan KSPN Borobudur," kata dia.

Terkait program pembangunan jalan Bedah Menoreh, kata Langgeng, akan tetap jalan karena sudah sinkron dengan program KSPN Borobudur. Program bedah menoreh sendiri berfungsi untuk menghubungkan akses bandara dengan Yogyakarta wilayah utara dan wilayah perbatasan Jawa Tengah, sebagai akses bandara menuju Borobudur, dan untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Pegunungan Menoreh.

"Meskipun dalam perencanaan nasional di Kementerian PU-PR belum masuk perencanaan, 2017, tapi secara bertahap dialokasikan di APBD. Ide program ini juga ansih dari Kulon Progo, tapi harapannya ke depan mendapat dukungan dari Pemda DIY dan Pusat," imbuhnya.

Bupati Kulon Progo asto Wardoyo mengatakan untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik. Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapsaitas 100 liter per detik.

Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," imbuhnya. 

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Share:

Semerbak Harum Cengkeh di Sepanjang Jalan Sidomulyo

Pengepul cengkeh menjemur cengkehnya di sepanjang ruas jalan di Desa Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo, Jumat (29/7/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)
Harianjogja.com, KULONPROGO — Menelusuri ruas jalan utama di Dusun Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo maka pengguna jalan akan dimanjakan dengan harum cengkeh yang dijemur di sisi-sisi jalan. Rempah-rempah yang pernah menjadi primadona Bangsa Eropa tersebut menambah nikmat perjalanan menuju kawasan wisata di utara Kulonprogo ini.

Melalui jalur Clereng, para wisatawan dapat mengakses lebih cepat, tetapi jalanan juga lebih menanjak ke kawasan wisata Waduk Sermo dan Kalibiru, Kokap, Kulonprogo. Namun, jika perjalanan diteruskan sedikit ke arah timur, penggunan jalan juga mendapatkan papan informasi menuju air terjun Kedung Pedut yang semakin kondang beberapa waktu terakhir ini.

Sebelum mencapai tujuan akhir, para pengunjung onjek wisata ini juga akan disuguhkan dengan pemandangan alam nan indah dari ketinggian. Sembari menikmati hawa sejuk yang mulai datang, pengendara juga akan menikmati hamparan cengkeh yang dijemur di kanan dan kiri jalan raya. Cengkeh-cengkeh tersebut digelar di atas tenda ataupun terpal hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

Banyaknya cengkeh yang dijemur inilah yang kemudian menghadirkan keharuman tipis namun khas ini. Perpaduan antara hawa dingin dan harum bunga cengkeh inilah yang kemudian menjadi penanda pengendara berada di kawasan Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo. Meski demikian, siapa sangka bahwa ternyata daerah ini bahkan tidak mampu memproduksi cengkehnya sendiri.

​sumber : harian jogja
Share:

Kulon Progo petakan lokasi-lokasi penopang KSPN Borobudur

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Kecamatan Samigaluh yang dapat menjadi penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, Jawa Tengah.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Bappeda juga mencari posisi yang menarik untuk melihat Borobudur dari atas.

"Setelah identifikasi dan pemetaan, kami akan usulkan kepada tim percepatan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur untuk mendapat persetujuan dan dibiayai pembangunannya," kata Langgeng.

Ia mengatakan identifikasi dan pemetaan menindaklanjuti ditetapkannya Salaman, Bener, dan Tritis (Samigaluh) sebagai kawasan penopang KSPN Borobudur oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya.

Langgeng mengatakan KSPN Borobudur ada dua kawasan, yakni kawasan otorita dan kawasan koordinatif. Kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten yakni Magelang di wilayah Kecamatan Salaman, Kulon Progo di Samigaluh, dan Purworejo di Bener.

"Prinsipnya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh UNESCO karena termasuk 10 keajaiban dunia. Dengan kondisi itu, ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung, sehingga perlu ada kawasan di luarnya yang menjadi otorita pemerintah dalam pengembangan KSPN Borobudur," kata dia.

Terkait program pembangunan jalan Bedah Menoreh, kata Langgeng, akan tetap jalan karena sudah sinkron dengan program KSPN Borobudur. Program bedah menoreh sendiri berfungsi untuk menghubungkan akses bandara dengan Yogyakarta wilayah utara dan wilayah perbatasan Jawa Tengah, sebagai akses bandara menuju Borobudur, dan untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Pegunungan Menoreh.

"Meskipun dalam perencanaan nasional di Kementerian PU-PR belum masuk perencanaan, 2017, tapi secara bertahap dialokasikan di APBD. Ide program ini juga ansih dari Kulon Progo, tapi harapannya ke depan mendapat dukungan dari Pemda DIY dan Pusat," imbuhnya.

Bupati Kulon Progo asto Wardoyo mengatakan untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik. Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapsaitas 100 liter per detik.

Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," imbuhnya. 
Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016
Share:

Kulon Progo petakan lokasi-lokasi penopang KSPN Borobudur

Kulon Progo (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi dan memetakan jalan-jalan dan titik-titik lokasi di Kecamatan Samigaluh yang dapat menjadi penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, Jawa Tengah.

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Bappeda juga mencari posisi yang menarik untuk melihat Borobudur dari atas.

"Setelah identifikasi dan pemetaan, kami akan usulkan kepada tim percepatan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur untuk mendapat persetujuan dan dibiayai pembangunannya," kata Langgeng.

Ia mengatakan identifikasi dan pemetaan menindaklanjuti ditetapkannya Salaman, Bener, dan Tritis (Samigaluh) sebagai kawasan penopang KSPN Borobudur oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya.

Langgeng mengatakan KSPN Borobudur ada dua kawasan, yakni kawasan otorita dan kawasan koordinatif. Kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten yakni Magelang di wilayah Kecamatan Salaman, Kulon Progo di Samigaluh, dan Purworejo di Bener.

"Prinsipnya Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh UNESCO karena termasuk 10 keajaiban dunia. Dengan kondisi itu, ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung, sehingga perlu ada kawasan di luarnya yang menjadi otorita pemerintah dalam pengembangan KSPN Borobudur," kata dia.

Terkait program pembangunan jalan Bedah Menoreh, kata Langgeng, akan tetap jalan karena sudah sinkron dengan program KSPN Borobudur. Program bedah menoreh sendiri berfungsi untuk menghubungkan akses bandara dengan Yogyakarta wilayah utara dan wilayah perbatasan Jawa Tengah, sebagai akses bandara menuju Borobudur, dan untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan Pegunungan Menoreh.

"Meskipun dalam perencanaan nasional di Kementerian PU-PR belum masuk perencanaan, 2017, tapi secara bertahap dialokasikan di APBD. Ide program ini juga ansih dari Kulon Progo, tapi harapannya ke depan mendapat dukungan dari Pemda DIY dan Pusat," imbuhnya.

Bupati Kulon Progo asto Wardoyo mengatakan untuk menunjang ketersediaan air bersih di wilayah utara termasuk Samigaluh, pemkab melalui PDAM sudah menaikkan air dengan kapasitas 50 liter per detik. Air baku berasal dari Sungai Progo yang pengolahannya di Banjaroya Kalibawang dengan kapsaitas 100 liter per detik.

Upaya penyediaan kebutuhan air bersih tersebut sekaligus bisa menjadi pendukung pengembangan kawasan strategis Borobudur.

"Sekarang jaringannya sudah sampai wilayah Kota Kecamatan Samigaluh. Kami akan naikkan lagi ke Gunung Kucir yang merupakan lokasi tertinggi, sehingga akan bisa menjangkau seluruh wilayah," imbuhnya. 
Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016


Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP