25 December 2015
8 Rumah Sakit Bekerjasama Tangan Korban Kecelakaan
22 December 2015
Sehari Menjelajah Keindahan Pegunungan Menoreh, Tertarik?
Wisata Kulonprogo kali ini menawarkan keindahan pegunungan Menoreh
Harianjogja.com, KULONPROGO-Tren wisata Kulonprogo telah bergeser di kawasan Pegunungan Menoreh. Namun, bukan melulu Kali Biru yang patut dicoba. Banyak pula wisata alam berupa curug yang bermunculan dan naik pamornya, terutama saat memasuki musim hujan seperti sekarang.
Salah satu obyek wisata alternatif yang layak dimasukkan daftar destinasi liburan akhir tahun ini adalah Grojogan Sewu di Dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo. Wisata alam itu baru resmi dibuka untuk umum pada April 2014. Pengunjung hanya perlu membayar Rp3.000 untuk menikmati keindahan air terjun setinggi lebih dari 25 meter itu.
Sebelum sampai di Grojogan Sewu, pengunjung perlu berjalan sekitar 300 meter dari tempat parkir. Suara aliran air yang deras membuat kita makin penasaran saat menuruni jalan setapak. Namun, sebaiknya jangan buru-buru karena kondisi jalan setapak yang cukup licin rawan membuat pengunjung tergelicir.
Pengelola Grojogan Sewu, Pardi mengatakan, warga setempat juga menawarkan berbagai makanan khas Kulonprogo, seperti geblek dan dawet sambel. "Beberapa rumah warga juga disiapkan sebagai home stay bagi para pengunjung yang ingin menginap," kata Pardi, dikonfirmasi pada Sabtu (19/12/2015).
Pardi menambahkan, pengunjung pun bisa meluangkan waktu seharian di Girimulyo. Selain Grojogan Sewu, masih ada obyek wisata alam lain yang semakin populer berkat media sosial. Diantaranya Curug Setawing, Kedung Pedut, Taman Mudal, Curug Kembang Soka, dan Curug Sigembor. "Jadi bisa ke Grojogan sewu dulu lalu main ke curug lain atau sebaliknya," ujar Pardi.
Girimulyo tidak hanya kaya akan curug. Kalau ingin menikmati Kulonprogo dari ketinggian, datang saja ke Waduk Mini Kleco di Dusun Ngesong, Desa Giripurwo. Jika datang pada pagi atau siang hari, cuaca cerah akan menyuguhkan hamparan biru langit berpadu dengan hijau pepohonan di bawahnya.
Kegagahan Gunung Merapi pun bisa terlihat jelas. Jika memilih datang pada sore hari, silakan menikmati pesona terbenamnya matahari dan langit senja.
Waduk berkapasitas 8.500 meter kubik di lahan seluas 20 hektare dikerjakan sejak akhir 2013. Wisatawan mulai berdatangan bahkan sebelum pembangunannya selesai pada 2014 lalu. "Sekarang setiap hari ada sekitar 60 orang yang datang. Kalau hari libur bisa 100 orang lebih," kata Kasiran, salah satu pengelola Waduk Mini Kleco.
Menurut Kasiran, promosi Waduk Mini Kleco lebih banyak didukung kekuatan media sosial. Banyak pengunjung yang mengunggah foto dan video hingga membuat ulasan melalui blog pribadi. "Malah pengunjung yang jadi ujung tombang promosi, bukan kami," tutur dia.
Editor: Nina Atmasari |
29 November 2015
Kompas Gramedia Sumbangkan 500 Buku untuk SD Muhammadiyah Menguri Kulonprogo
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Tak kurang dari 500 buku disumbangkan Kompas Gramedia kepada SD Muhammadiyah Menguri, Sabtu (28/11/2015).
Buku yang meliputi buku dongeng dan buku pelajaran tersebut diserahkan langsung oleh Humas Kompas Gramedia Jateng Jogja, Titien Utomo kepada Kepala SD Muhammadiyah Menguri, Uji Ikhtiarini Istiqomah, SAg.
"Terimakasih banyak atas bantuan buku ini. Bantuan ini sangat berarti, koleksi di perpustakaan sekolah kami masih sedikit dan tidak bertambah sejak lama. Dengan adanya bantuan ini jelas akan memperkaya isi perpustakaan ini," terang Uji kepada pihak Kompas Gramedia.
Sementra itu, Titien mengatakan jika sudah menjadi agenda rutin Kompas Gramedia untuk membagikan buku kepada para pelajar.
Tak hanya di kota besar, namun juga sekolah yang berada di wilayah yang berada jauh dari perkotaan.
"Kompas Gramedia menyalurkan bantuan buku kepada sekolah yang kurang mendapatkan perhatian karena aksesnya yang jauh dan sulit dari pusat kota, salah satunya di SD Muhammadiyah Menguri ini. Semoga bantuan ini bermanfaat dan dapat mencerdaskan siswa di sini ya," ungkap Titien.
Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Kompas Gramedia dengan Menyapa Indonesia, yakni program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Program yang dilakukan di Dukuh Sebatang, Desa Hargotirto, Kulonprogo ini fokus di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dilakukan oleh penerima beasiswa angkatan PK-43," terang Melisa Pramesti Dewi selaku koordinator acara.
Selain membagikan buku gratis, Kompas Gramedia dan Menyapa Indonesia juga mengundang pendongeng muda Yogyakarta, Rona Mentari, untuk menghibur puluhan murid yang bersekolah di SD Muhammadiyah Menguri.(*)
Bandara Kulon Progo Dibangun untuk Tingkatkan Sektor Wisata EKONOMI
Belasan Hektare Padi di Kulonprogo Diserang Wereng Putih
27 November 2015
Demi Bandara Kulon Progo, Bukit Menoreh akan Dibedah
Bedah Menoreh akan dilakukan Pemkab Kulon Progo, DIY bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang. Perlunya, untuk menghubungkan lokasi bandara ke Borobudur, Kabupaten Magelang.
Melansir Antara, Rabu 25 November, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) telah menyiapkan anggaran Rp100 miliar untuk program Bedah Menoreh.
"Kemarin, Selasa (24/11), petugas dari PU-PR sudah meninjau lokasi yang akan dibangun jalan dan sekaligus melakukan pengukuran," kata Hasto.
Saat ini, lanjutHasto, Bedah Menoreh sudah mulai dibangun di kawasan utara seperti jalan dari Banjaroya ke Puncak Suroloyo. Lebar median jalan di sana mencapai 14 meter.
Wilayah selatan dari Pasar Siluwok, Jombokan ke Kokap juga sudah dibangun. Selain itu, jalan dari Hargotirto, Kecamatan Kokap, menuju Gua Kiskendo, Kecamatan Girimulyo, luasan jalan sudah cukup, hanya saja kondisi jalan kurang bagus.
"Kami membangun jalan secara bertahap baik di wilayah selatan, tengah dan utara, tapi tetap secara terintegrasi untuk Bedah Menoreh," katanya.
Sebelumnya, Camat Samigaluh Wahyu Pujianto di Kulon Progo mengatakan salah satu pembangunan infrastruktur jalan yang akan digarap dalam Bedah Menoreh, yakni pembangunan jalan raya yang menghubungkan akses dari Wates menuju Magelang, Jawa Tengah.
Ia mengatakan Bedah Menoreh tersebut akan melewati sejumlah desa di Kecamatan Samigaluh yang meliputi Desa Kebonharjo, Banjarsari, Pagerharjo, dan Sidoharjo.
"Status jalan raya yang masuk dalam Bedah Menoreh tersebut memiliki status jalan provinsi, sehingga mampu dilewati oleh bus wisata dengan kapasitas penumpang yang besar," katanya.
Hal tersebut, lanjut Wahyu, akan membuka akses Kabupaten Kulon Progo wilayah utara. Akses jalan raya tersebut akan membuka akses wisata alternatif dari Yogyakarta menuju Candi Borobudur melalui Wates.
SAN
Pengukuran Lahan Calon Bandara Kulonprogo Sudah Mencapai 1000 Bidang
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Setidaknya 1.000 bidang tanah calon lokasi bandara baru, di wilayah Kecamatan TemonKulonprogo, telah dilakukan pengukuran dan pendataan oleh tim satgas A dan B dari BPN DIY hingga hari ketiga, Kamis (26/11/2015).
Informasi tersebut disampaikan Camat Temon, Djaka Prasetya. Menurutnya, pengukuran sampai saat ini masih fokus pada lahan yang diizinkan warga pemiliknya.
"Informasi dari petugas satgas sudah lebih dari 1.000 bidang. Harapan kami bisa selesai tepat waktu," katanya.
Praktis, sampai hari ketiga ini petugas di lapangan meninggalkan lahan yang sudah ditandai papan larangan pengukuran oleh warga pemiliknya.
Hal itu juga untuk menghindari konflik antara petugas dan warga yang menolak pengukuran.
Meski demikian, di hari ketiga pengukuran lahan calon bandara, petugas tidak mendapat halangan berarti.
"Warga yang menolak tetap di lokasi. Tapi sejauh ini tidak ada gejolak dalam proses pengukuran," katanya.
Kades Glagah, Agus Parmono, mengatakan setidaknya sudah enam dusun di desanya yang tanahnya sudah sudah dilakukan pengukuran dan pendataan.
"Masih ada tiga dusun yang belum karena warga belum setuju pengukuran. Sebagian yang belum diukur juga ada yang tanah PAG," katanya. (*)
Kalla Minta Pembangunan Bandara Kulon Progo Segera Dimulai
Jembatan Bantul-Kulon Progo Putus Diterjang Banjir
Liputan6.com, Kulon Progo - Jembatan Sesek Cinta, yang berada di Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta kini tak bisa dilewati warga lagi, akibat diterjangbanjir bandang yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (26/11/2015), jembatan ini merupakan jalur pintas yang digunakan warga di dua wilayah, yakni Bantul dan Kulon Progo.
Terputusnya jembatan yang dibangun dengan biaya swadaya masyarakat ini sangat menggangu aktivitas. Warga terpaksa harus menempuh jalan memutar dengan jarak 7 kilometer.
Sebenarnya warga dan pihak Kecamatan Lendah telah mengajukan permohonan untuk dibuatkan jembatan permanen kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun pengajuan belum juga ditanggapi.
Sementara hujan deras yang menguyur Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis siang, membuat jalan di Pasirkoja, Bandung, terendam banjir.
Rumah yang berada dipinggir jalan tergenang air setinggi 50-70 centimeter. Warga yang rumahnya kebanjiran membersihkan tanah dan lumpur yang masuk ke dalam rumah.
Banjir juga membuat beberapa sepeda motor yang melintas mogok. Selain itu arus lalu lintas di Pasirkoja macet. Relawan Kota Bandung yang berada di lokasi banjir berusaha memperbaiki saluran selokan yang menghambat arus air.
Diduga banjir diakibatkan pembangunan jalan yang menyumbat saluran air. (Dan/Dms)
24 November 2015
Juhadi meninggalkan pesan untukmu
|