Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


27 November 2015

Kalla Minta Pembangunan Bandara Kulon Progo Segera Dimulai

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan pembangunan bandara internasional di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dimulai pada 2016. "Ini mendesak untuk kepentingan pariwisata maupun ekonomi," kata Jusuf Kalla seusai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X beserta jajaran SKPD DIY di Kepatihan, Yogyakarta, Kamis, 26 November 2015.

Menurut Kalla, keberadaan bandara dengan nama "New Yogyakarta Internasional Airport" itu akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Yogyakarta.



Kepala Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah DIY, Tavip Agus Rayanto mengatakan dalam pertemuan itu, Jusuf Kalla meminta Pemerintah Yogyakarta mempersiapkan daftar kebutuhan infrastruktur jaringan transportasi menuju bandara khususnya berkaitan dengan aspek wisata. "Jadi, infrastrukturnya seperti apa, itu yang diminta disampaikan di Jakarta," kata dia.

Seperti diketahui, saat pembangunan Bandara Internasional di Kecamatan Temon, Kulon Progo masih dalam tahap sosialisasi dan pengukuran lahan. Proses pengukuran lahan bandara Internasional di Kulon Progo sempat tertunda karena anggaran pengukuran lahan yang diajukan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Yogyakarta dinilai melebihi besaran yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Keuangan.

Share:

Jembatan Bantul-Kulon Progo Putus Diterjang Banjir

Jembatan Sesek Cinta putus, warga terpaksa harus menempuh jalan memutar dengan jarak 7 kilometer.
Jembatan Sesek Cinta putus, warga terpaksa harus menempuh jalan memutar dengan jarak 7 kilometer.

Liputan6.com, Kulon Progo - Jembatan Sesek Cinta, yang berada di Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta kini tak bisa dilewati warga lagi, akibat diterjangbanjir bandang yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (26/11/2015), jembatan ini merupakan jalur pintas yang digunakan warga di dua wilayah, yakni Bantul dan Kulon Progo.

Terputusnya jembatan yang dibangun dengan biaya swadaya masyarakat ini sangat menggangu aktivitas. Warga terpaksa harus menempuh jalan memutar dengan jarak 7 kilometer.

Sebenarnya warga dan pihak Kecamatan Lendah telah mengajukan permohonan untuk dibuatkan jembatan permanen kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun pengajuan belum juga ditanggapi.

Sementara hujan deras yang menguyur Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis siang, membuat jalan di Pasirkoja, Bandung, terendam banjir.

Rumah yang berada dipinggir jalan tergenang air setinggi 50-70 centimeter. Warga yang rumahnya kebanjiran membersihkan tanah dan lumpur yang masuk ke dalam rumah.

Banjir juga membuat beberapa sepeda motor yang melintas mogok. Selain itu arus lalu lintas di Pasirkoja macet. Relawan Kota Bandung yang berada di lokasi banjir berusaha memperbaiki saluran selokan yang menghambat arus air.

Diduga banjir diakibatkan pembangunan jalan yang menyumbat saluran air. (Dan/Dms)


Share:

24 November 2015

Juhadi meninggalkan pesan untukmu

Juhadi meninggalkan pesan untukmu
Baca email ini dalam: English, Nederlands, Javanese, Español, Français, dan 32 bahasa lain.
Kamu menerima email in karena Juhadi ingin tersambung dengan juhadi.kp2.kp2014@blogger.com di Twoo. Berhenti langganan.
Juhadi meninggalkan pesan untukmu.
Baca pesan kamu

Kamu bisa segera membalas menggunakan sistem obrolan kami.
Selamat bersenang-senang!
Tim Twoo
Twoo
Tidak ingin menerima email seperti ini lagi? Klik di sini. Massive Media Match NV, Emile Braunplein 18, 9000 Ghent, Belgium BE0537240636. info-id@twoo.com
Share:

23 November 2015

Alun-alun Wates Jadi Representasi Cinta Puspa dan Satwa di Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Permasalahan terkait kelestarian lingkungan semakin kompleks. Perburuan satwa liar menjadi salah satu ancaman yang harus dicegah karena bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.


 
Hal itu diungkapkan Asisten Sekretaris Daerah DIY, Didik Purwadi, pada peringatan hari cinta puspa dan satwa tingkat DIY di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Minggu (22/11/2015).

Menurutnya, masyarakat hendaknya berpartisipasi mencegah perburuan satwa liar yang kian marak. Masih banyak orang tidak bertanggung jawab yang memburu satwa liar dan langka untuk diperdagangkan secara ilegal.

Didik menegaskan, hukum harus ditegakkan karena perburuan satwa liar termasuk tindak kejahatan. Di sisi lain, pemerintah juga senantiasa menempuh upaya preventif dengan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kelestarian satwa.


 
Masyarakat juga perlu disadarkan mengenai pentingnya menjaga kelestarian puspa demi keberlanjutan ekosistem alam. "Perlu digalakkan kegiatan yang mampu merangsang seluruh lapisan masyarakat utuk mengenal keanekaragaman hayati dan menjga kelestarian ekosistem," kata Didik.

Masyarakat harus dibiasakan mencintai keindahan puspa dan satwa sehingga secara sadar terdorong ikut dalam upaya pelestarian. "Dengan cara yang tepat, potensi kekayaan alam bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambah Didik kemudian.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, Alun-alun Wates menjadi representasi cinta puspa dan satwa di Kulonprogo. Keindahan taman dan kebersihan lingkungan terus ditingkatkan dan dibenahi. Puluhan pasang burung dara yang dipelihara di kawasan tersebut juga disebut menjadi lambang cinta satwa.

Upaya melestarikan lingkungan juga diwujudkan dengan mengelola sampah rumah tangga melalui kegiatan kelompok swadaya masyarakat (KSM). KSM bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk mengumpulkan sampah ke tempat pembuangan sementara.

Sampah-sampah tersebut akan dipilah dan diolah sebagian, sebelum akhirnya dikirim ke tempat pembuangan akhir. "Kami juga tidak mau ada kontainer sampah di pinggir jalan agar tidak memicu timbulnya tempat pembuangan liar," ujar Hasto.

Hasto lalu memaparkan, kegiatan hari itu merupakan momentum tepat untuk menyadarkan diri mengenai pentingnya kelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Dia pun sepakat jika keanekaragaman hayati bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dikelola secara tepat.

Editor: Nina Atmasari |
Share:

Ini Kesan dan Kenangan Bupati Kulonprogo Terhadap Sosok Paku Alam IX

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bupati KulonprogoHasto Wardoyo, usai menyaksikan prosesi pemakaman Paku Alam IX, Minggu (22/11/2015) mengaku begitu merasa kehilangan.

Hasto menganggap Paku Alam IX merupakan sosok teladan bagi masyarakat dan pemimpin di mana pun.

Dia pun mengenang ketika pernah bersama-sama Paku Alam IX mengunjungi para transmigran di luar Jawa.

Menurutnya, Wakil Gubernur DIY itu membuatnya terkesan karena rela jauh-jauh memperhatikan transmigran dengan cara datang langsung menyapa mereka di wilayah baru.

"Kunjungan beliau ke para transmigran bahkan sampai malam. Kegigihannya begitu mengesankan, mau memperhatikan rakyat kecil. Beliau patut menjadi teladan bagi pemimpin muda untuk lebih maju," kenang Hasto.

Tepat di hari pemakaman itu pula, sebenarnya Paku Alam IX dijadwalkan untuk hadir dalam Hari Cinta Puspa dan Satwa di Alun-alun Wates.

"Ternyata Tuhan berkehendak lain. Biasanya kalau sakit bisa langsung sembuh," ujar Bupati. (*)

Share:

17 November 2015

Pengukuran Lahan Bandara Kulon Progo Molor Lagi


Metrotvnews.com, Yogyakarta: Proses sosialisasi dan pengukuran lahan Bandara Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kini belum terlaksana.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, molornya kegiatan ini disinyalir karena terhambat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 13 tahun 2013.

"Molor karena masalahnya mungkin nunggu (keputusan) Kementerian Keuangan terkait PMK. Masa petugas (pengukur lahan) enggak dibayar," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (17/11/2015).

Dalam PMK tersebut, diatur biaya pengukuran lahan untuk kepentingan umum maksimal Rp1,6 miliar. Sementara, perkiraan biaya untuk proses pengukuran dan inventarisir tanah bandara baru DIY di Kulon Progo secara keseluruhan bernilai Rp9 miliar.

Sultan menambahkan, pihaknya sudah meminta pemerintah pusat membantu penyelesaian persoalan ini, termasuk merevisi PMK tersebut. Malah, sebelumnya, Menteri Agraria/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan menyebut PMK itu sudah tidak relevan lagi dengan persoalan tanah masa kini.

"Kita sudah rapat koordinasi dengan Deputi Wapres soal itu (PMK). Level atas yang akan menyelesaikan. Tapi sampai sekarang belum ada respons (revisi PMK) dari Kementerian Keuangan," ucap Sultan HB X.

Raja Yogyakarta ini berharap agar proses pertanahan ini bisa selesai sesuai target yakni, Triwulan III-2016. "Harapan saya bisa cepat diselesaikan. Saya masih optimis September 2016 selesai. Tapi kalau ini mundur, kepentingan lain nanti masuk," tegasnya.

Sementara itu, Sekda Pemkab Kulon Progo Astungkara tidak mengetahui alasan molornya proses sosialisasi dan pengukuran lahan. Pihaknya belum mendapat informasi jadwal pengukuran dan sosialisasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY.

"Wewenang pengukuran dan sosialisasi ada di BPN DIY. Kami hanya menunggu informasi baru ikut pengukuran. Kalau tidak salah BPN DIY hari ini baru merapatkan soal itu," kata Astungkara melalui sambungan telepon di Yogyakarta.

Ketika hendak dicari tahu dari BPN, Kepala BPN DIY Ari Yuwirin belum merespons pesan singkat dan telepon dari Metrotvnews.com.

Seharusnya, kegiatan sosialisasi dan pengukuran lahan dilakukan Senin dan Selasa pekan lalu oleh satgas A dan B BPN DIY. Kemudian, diundur menjadi Senin 16 November. Tapi, hingga kini belum ada kepastian dilaksanakannya pengukuran dan sosialisasi tersebut. 
SAN
Share:

16 November 2015

Juhadi meninggalkan pesan untukmu

Juhadi meninggalkan pesan untukmu
Twoo
Baca email ini dalam: English, Nederlands, Español, Français, العربية‏, dan 32 bahasa lain.
Kamu menerima email ini karena Juhadi ingin tersambung dengan juhadi.kp2.kp2014@blogger.com di Twoo. Berhenti langganan
Juhadi
meninggalkan pesan untukmu!
Periksa pesanmu ➔
Kamu bisa segera membalas menggunakan sistem obrolan kami.
Selamat bersenang-senang!
Tim Twoo
Tidak ingin menerima email seperti ini lagi? Klik di sini. Massive Media Match NV, Emile Braunplein 18, 9000 Ghent, Belgium BE0537240636. info-id@twoo.com
Share:

11 November 2015

Proyek Kantor Dishub Kulonprogo Kritis, Rekanan Didenda Rp29 juta

Proyek Kantor Dishub Kulonprogo Kritis, Rekanan Didenda Rp29 juta

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Kelangsungan proyek pembangunan gedung Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kulonprogo memasuki masa kritis.

Tinggal tersisa waktu kurang dari sebulan, sampai saat ini progresnya baru mencapai sekitar 23 persen.

Proyek senilai Rp2,914 miliar yang ditarget selama 150 hari sejak 9 Juli ini pun dipastikan tidak akan selesai tepat waktu pada 5 Desember 2015.

Tercatat sudah dua kali mendapat surat peringatan, rekanan penggarap menyatakan optimistis bakal menyelesaikannya maksimal pada 15 Desember.

Konsekuensinya, pelaksana harus menanggung denda atas inkonsistensi waktu pengerjaan itu.

Terhitung 10 hari sejak 5-15 Desember, nilai denda yang harus dibayarkan sebesar Rp2,9 juta per hari atau total Rp29 juta.

"Harapan kami bisa menyelesaikannya sampai 15 Desember meski harus bayar denda 10 hari. Itu risiko perusahaan," kata Pelaksana dari PT MMI (Marga Madu Indah), Riskiyanto Dodi Pramono, ditemui di lokasi proyek, Selasa (10/11/2015).

Perkembangan proyek itu memang tampak jauh dari harapan. Pantauan di lapangan, pembangunan terlihat antara lain berupa pondasi dan strukturnya.

Selebihnya, bagian dinding dan struktur lantai dua hingga atap samasekali belum terlihat.

Sebelumnya, proses pembangunan itu juga diwarnai minimnya tenaga kerja. Dodi mengakui bahkan sempat terjadi konflik internal manajemen.

Kali terakhir, menurut Dodi, jumlah pekerja hanya sekitar 12 - 20 orang. Praktis, pekerjaan pun jauh dari harapan.

Progres yang jauh dari harapan pun membuat adanya pergantian manajemen.

"Saya sendiri baru mulai kemarin masuk sebagai pelaksana, menggantikan yang lama. Sekarang kami siapkan 92 orang untuk bekerja dua shift. Material siap, kami mulai 'ngecor' Kamis," ujar Dodi.

 

Dia menyatakan sanggup untuk mengejar waktu penyelesaian proyek gedung seluas sekitar 30 meter x 13 meter itu hingga 15 Desember.

Namun jika penyelesaian kembali molor bahkan lebih dari 50 hari, maka kontrak kerjanya akan diputus karena dinilai wan-prestasi.

Dodi mengaku berusaha stand by siang dan malam bahkan tidak pulang untuk menyelesaikan proyek itu.

Dengan keterlambatan progres yang diperkirakannya mencapai 70 persen, pelaksana tersebut menyatakan bakal mengebutnya dan tidak akan membiarkan proyek jalan di tempat seperti yang terjadi sebelumnya.

Masalah pengerjaan proyek gedung Dishubkominfo ini juga telah menjadi perhatian Inspektorat. Selasa siang, tim Inspektorat Kulonprogo melakukan peninjauan di lapangan.

Hasil peninjauan itu akan menjadi bahan evaluasi untuk menentukan kelanjutan proyek itu.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari DPU Kulonprogo, Joko Satyo, mengatakan pemerintah telah memberikan surat peringatan dua kali.

Pada 20 November telah dijadwalkan bersama inspektorat dan konsultan pengawas akan melakukan rapat evaluasi.

"Rapat evaluasi akan memprediksi berapa persen progres yang seharusnya sudah dicapai," kata Kasi Gedung dan Umum Bidang Cipta Karya DPU Kulonprogo tersebut.

Jika hasil evaluasi menunjukkan pekerjaan tidak akan selesai pada waktu tambahan atau dalam 50 hari yang ditentukan, maka rekanan atau pelaksana akan diputus kontraknya.

Menurut Joko, sampai saat ini seharusnya pekerjaan sudah harus 95 persen atau sudah masuk finishing. (tribunjogja.com)

Share:

Sosialisasi Pengukuran Lahan Bandara Kulonprogo Ditunda

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Rencana sosialisasi pengukuran lahan calon lokasi bandara baru Kulonprogo di wilayah Kecamatan Temon ditunda.

Sekda Kulonprogo, Astungkoro, mengatakan sampai kapan penundaan sosialisasi itu belum dapat dipastikan.

Menurutnya, mundurnya jadwal sosialisasi yang semula direncanakan dua hari antara Selasa - Rabu (10-11/11/2015) diperkirakan karena adanya pergantian direksi PT Angkasa Pura I.

Dengan demikian, menurutnya, proses lanjut mengenai rencana sosialisasi itu pun berubah.

"Adanya proses itu juga berarti harus ada pergantian penandatanganan dari AP I ke BPN. Semua di bawah BPN," kata Astungkoro, Selasa (10/11/2015).

Meski belum dapat menyebutkan kepastian waktu sosialisasi, Astungkoro mengatakan pelantikan direksi baru di PT AP I telah dilakukan pada Jumat pekan lalu. Dia pun memperkirakan sosialiasi bakal dilakukan tidak lama lagi.

"Pelantikan kalau tidak salah Jumat lalu, setelah itu bisa kumpul panitia dan turun lapangan," lanjutnya.

 

Sesuai rencana, menurutnya, sosialisasi itu akan dilakukan oleh tim BPN DIY. Dalam tim tersebut, selain dari BPN juga dari Pemda DIY, Kanwil BPN, PT AP I, Pemkab Kulonprogo, dan kecamatan serta desa. Pastinya, proses itu juga dalam pengamanan aparat.

"Sampai saat ini sebenarnya materi sosialisasi telah siap. Sebenarnya tinggal turun lapangan lalu pengukuran," katanya.

Terkait alasan mundurnya sosialisasi pengukuran lahan bandara, Pimpro Bandara Baru dari PT Angkasa Pura I, Sujiastono, mengatakan hal itu sebenarnya tidak berkaitan dengan pergantian direksi di perusahaan pemrakarsa bandara baru tersebut.

Penundaan sosialisasi, menurutnya, karena adanya perubahan schedule oleh BPN. "BPN sebagai ketua pelaksana pengadaan tanah," katanya.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, semula mengatakan sosialisasi akan terbagi dalam beberapa tim. Untuk wilayah Glagah dan Palihan, menurutnya, masing-masing ada dua tim.

Sementara di desa lainnya seperti Kebonrejo, Jangkaran dan Sindutan akan digabung menjadi satu tim. (*)

Share:

Megaproyek Kulonprogo menjadi “magnet” bagi sejumlah orang untuk menetap di kawasan tersebut.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kulonprogo mencatat adanya tren peningkatan perpindahan penduduk ke kabupaten berjuluk Binangun ini.

 

Daya tarik megaproyek dan pembangunan yang tengah berjalan di Kulonprogo mulai sedikit berdampak pada kependudukan. Sejak Januari hingga Oktober 2015, tercatat ada 3.492 penduduk baru yang masuk ke kabupaten ini. Kepala Bidang Data TI Disdukcapil Kulonprogo Tri Ariyani mengungkapkan, berdasarkan data penduduk yang masuk ada empat kecamatan yang menjadi tujuan utama perpindahan domisili.

“Rata-rata penduduk baru yang mengajukan permohonan pindah itu mayoritas ke Sentolo, Pengasih, Wates dan Temon,” ujar Tri kepada Harianjogja.com, Selasa (10/11/2015).

Tri memaparkan, kecamatan yang paling banyak dituju pendatang adalah Kecamatan Wates. Tercatat sejak awal tahun jumlah penduduk baru yang masuk mencapai 450 orang. Lokasi strategis Kecamatan Pengasih sebagai penyangga Kota Wates juga menjadi tujuan pendatang untuk pindah domisili. Ada kurang lebih 396 penduduk yang pindah ke kecamatan tersebut.

 

Lebih lanjut Tri menandaskan, domisili penduduk baru yang mengajukan permohonan tak hanya lintas kabupaten saja. Justru mayoritas perpindahan penduduk banyak yang berasal dari luar DIY atau antar provinsi. Dari total jumlah penduduk yang masuk, yakni 3.492 penduduk, sebanyak 2.679 penduduk berasal dari luar provinsi DIY.

Sedangkan jumlah penduduk yang keluar dari Kulonprogo juga hampir mendekati angka yang sama. Hanya saja, jumlah pendatang masih mendominasi penduduk Kulonprogo yang keluar daerah. Tercatat jumlah penduduk yang keluar ada 2.990 penduduk.

“Kebanyakan [penduduk] yang keluar dari Kulonprogo banyak yang pindah lintas provinsi,” imbuh Tri.

Kepala Disdukcapil Kulonprogo Djulistya tak menampik adanya pertambahan penduduk, seiring dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan di kabupaten ini. Apalagi daya tarik megaproyek tak dielakkan telah memberikan dampak positif terhadap semua aspek, termasuk persoalan kependudukan.

Meski begitu, Djulistya mengaku adanya megaproyek seperti pembangunan bandara baru belum terlalu berpengaruh signifikan terhadap pertambahan penduduk. Jika pembangunan sudah terlaksana, kemungkinan adanya peningkatan jumlah penduduk bisa saja terjadi.

“Kalau saat ini, belum terlalu signifikan [dampak bandara]. Apalagi orang sedang disibukkan dengan isu-isu bandara jadi [dibangun] atau tidak,” ungkap Djulistya.

 
 
Editor: |
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP