Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


28 October 2015

Mogok Makan Tolak Bandara Kulon Progo, Satu Warga Jatuh Sakit

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Satu dari lima orang perwakilan warga
yang melakukan aksi mogok makan dalam rangka menolak rencana
pembangunan bandara di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Istimewa Yogyakarta, jatuh sakit.

"Masih tetap lima orang yang melakukan aksi mogok makan. Satu orang di
antaranya mengalami masalah kesehatan tapi tetap melanjutkan aksi,"
kata koordinator aksi, Santos Muhammad di halaman Gedung DPRD DIY,
Selasa (27/10/2015).

Santos mengatakan seorang yang jatuh sakit tersebut diduga memiliki
masalah kesehatan lambung. "Kami tak ada tim medis khusus. Jika sakit,
hanya diberikan obat agar diminum," ujarnya.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Teganya.. Bayi Cantik Dibuang

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Teganya, bayi perempuan cantik diduga
dibuang oleh orang tuanya. Bayi tersebut ditemukan di rumah Darmawan
warga Siluwok Pengasih, Selasa (27/10/2015) dini hari. Bayi yang
diperkirakan berumur 2 hingga 3 hari dengan berat 2,68 kilogram dan
panjang 47 cm saat ini masih dirawat di neonathal intensive care unit
(NICU) RSUD Wates, dan telah diberikan imunisasi hepatitis oleh
petugas kesehatan.
Kabid Keperawatan dan Kebidanan RSUD Wates Sulalita Saraswati
menerangkan, bayi masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) sekitar pukul
03.50 WIB. Kondisi bayi saat ini sehat dan pihaknya memberikan
imunisasi hepatitis I. Bayi sementara dirawat di NICU sambil menunggu
koordinasi dengan Polsek Pengasih dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Dinsosnakertrans). Hasil pemeriksaan medis, bayi ini
diperkirakan lahir sekitar dua hingga tiga hari sebelum ditemukan.

"Hal itu bisa dilihat dari kondisi tali pusar yang masih menempel,
sementara kondisi pusar sudah mulai mengering. Bila melihat kondisi
pusarnya, bayi lahir dengan bantuan tenaga kesehatan. Sebab untuk
mengikat tali pusar saat ditemukan sudah memakai karet khusus, bukan
benang. Bayi lahir sekitar dua atau tiga hari sebelumnya," tutur
Sulalita.


Berdasar informasi, bayi mungil ini pertama kali ditemukan Darmawan
bersama dengan istrinya, Selasa (27/10/2015) sekitar pukul 02.00 WIB,
setelah mendengar tangisan bayi. Saat didekati asal tangis tersebut,
ternyata ada bayi yang terbungkus kain, jaket dan terselimuti
selendang, menangis di kursi teras.

Polsek Pengasih saat ini masih melakukan penyelidikan, untuk
mengungkap pelaku pembuangan bayi, dengan memeriksa dan meminta
keterangan dari sejumlah saksi. Dari informasi warga di sekitar
lokasi, tidak ada warga yang baru melahirkan, dan yang sudah
melahirkan masih merawat bayinya. "Masih dilakukan penyelidikan di
lapangan," tandas Kanit Reskrim Polsek Iptu Suparno.

Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Kulonprogo Drs Eka Pranyata,
Selasa (27/10/2015) malam menyatakan pihaknya akan segera koordinasi
dengan RSUD Wates. "Setelah bayi dinyatakan sehat, biasanya RSUD
memberitahu kami. Baru setelah itu bayi kami ambil dan titipkan di
Yayasan Sayap Ibu, tempat yang menampung bayi yang tidak dikenal,"
katanya.(Wid)
Share:

27 October 2015

Jaringan Internet Jadi Kendala LHKASN

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Kulonprogo wajib mengisi Laporan
Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN). Karena masih baru,
sosialisasi dilakukan secara bertahap, dan tahap I diikuti 616 ASN, di
aula Adikarta Gedung Kaca, Senin (26/10/2015). Ternyata ASN banyak
yang masih terkendala jaringan internet karena tidak semua bisa
terkonek. Selain itu adapula yang mempertanyakan apakah ada kaitannya
dengan perpajakan.

Menurut Inspektorat Pembantu Bidang Kesra pada Inspektorat Daerah
(Irda) Kulonprogo Ir Endah Tri Herminingsih MMA, untuk pelaksanaan
sesuai perintah dari MenPan diserahkan pada Irda, dari mulai berkas
masuk paling lambat 13 November dan akan dilakukan verifikasi 13
hingga 28 November. "Tahap awal kami baru mensosialisasi pada 616 ASN,
yakni Sekretaris ke bawah. Diharapkan para ASN untuk mengisinya dengan
jujur, agar tidak menimbulkan masalah ke depannya," tandas Endah.

Kewajiban penyampaian LHKASN ini diatur dengan Peraturan Bupati
(Perbup) Kulonprogo Nomor 26 Tahun 2015. Tujuannya untuk mencegah dan
menjauhkan ASN dari praktik korupsi, kolusi, dan neoptisme (KKN),
selain itu untuk membangun integritas ASN sehingga tercipta ASN yang
bersih dan berwibawa.

"Bagi wajib lapor LHKASN yang tidak melaksanakan kewajibannya dan
pejabat di lingkungan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang
membocorkan informasi tentang LHKASN dikenai sanksi administratif
berupa peninjauan kembali/penundaan/pembatalan dalam jabatan dengan
tahapan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," kata Endah
sambil menambahkan untuk data ASN, pihaknya bekerjasama dengan BKD
setempat.

Salah satu ASN, Kasubag Data dan Informasi Bagian TI dan Humas Setda
Heri Widodo SIP MM mengaku kesulitan untuk akses jaringan internet di
gedung kaca, sehingga belum dapat mencoba aplikasinya. Semua pakai
sistem, tapi belum didukung koneksi internet yang memadai, sebab masih
terbatas.

"Perlu komunikasi lebih lanjut dengan Inspektorat. Karena perlu
ditanyakan pula terkait beberapa hal yang menyangkut harta yang akan
dilaporkan. Seperti kepemilikan yang belum atas nama sendiri, seperti
mobil, motor, sawah dan lainnya yang sebenarnya telah kita miliki,
namun belum secara administrasi," ujar Heri.

ASN yang lain Evi dari Dishubkominfo mempertanyakan apakah itu
berhubungan dengan pajak atau tidak. "Karena kalau itu berhubungan
dengan pajak jelas menyalahi aturan, sebab di aturannya tidak ada itu.
Dan di perbup juga sudah diatur kalau Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) membocorkan informasi akan dikenai sanksi," imbuh
Evi.(Wid)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Terkait Pembangunan Bandara, Pemerintah Jangan Berhenti Sampai IPL Saja

MJogja, ( sorotjogja.com)-Wakil Ketua DPRD DIY, Dharma Setiawan
meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dapat segera mempersiapkan
skema tempat baru bagi warga terdampak pembangunan Bandara
Internasional di Temon, Kulon Progo. Sehingga kewenangan pemerintah
tidak berhenti di Izin Penetapan Lokasi (IPL) saja.

"Pemerintah juga harus memikirkan ke depan seperti apa. Salah satunya
dengan menyusun translokasi," ungkap Dharma, Senin (26/10/2015).

Menurutnya, di sini pemerintah memang mempunyai kewajiban untuk
menyediakan lahan baru bagi mereka, para petani yang kemudian
merelakan lahannya untuk dibangun bandara. Di sisi lain, warga yang
menolak juga harus ditampung aspirasinya, sehingga kepentingan dari
kedua belah pihak dapat terpenuhi.

Di mana saat ini, masyarakat memang masih dalam posisi gamang untuk
memahami bagaimanakah efek ke depan yang dihasilkan oleh bandara baru
tersebut. Hal itu, dikatakan Dharma, disebabkan oleh hubungan
komunikasi antara Pemda DIY, warga terdampak dan PT Angkasa Pura I
tidak berjalan harmonis.

"Petani saat ini masih melihat jika manfaat yang diberikan bandara
kepada mereka itu tidak ada. Di sini Pemda harus dapat bersikap
bijak," ucapnya.

Selain itu pemda juga harus dapat meyakinkan kepada warga, jika di
lokasi tersebut mereka dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik.
Bukan hanya sebatas pemberian ganti rugi yang berupa materi.

Akan tetapi juga membuka peluang untuk warga yang lebih luas. "Tidak
hanya mengganti 1 hektar tanah dengan 1 hektar tanah juga. Harus
dipikirkan valuenya berapa, selain itu apakah lokasi baru itu juga
aksesnya seperti apa, pengairan sudah cukup atau belum," tegas
Politisi Partai Gerindra itu.
Seperti yang diketahui bersama, hari ini warga petani Wahana Tri
Tunggal (WTT) yang berjumlah 400 orang kembali menggelar aksi untuk
menolak Bandara Kulon Progo. Mereka menggelar doa bersama dan
melaksanakan mogok makan selama 15 hari kedepan di kompleks Gedung
DPRD DIY.

Ketua WTT Kulonprogo, Kelik Martono mengatakan jika pihaknya hanya
melihat jika megaproyek itu menguntungkan investor saja. Sementara di
sisi lain, petani kehilangan mata pencaharian dengan digusurnya lahan
produktif milik mereka.

Selain itu, pernyataan pemerintah jika Bandara itu memberikan
keuntungan bagi dunia pariwisata juga dianggap tidak cocok bagi Kulon
Progo. Pasalnya, mereka tidak melihat adanya perkembangan yang berarti
dalam dunia pariwisata di kabupaten paling barat DIY tersebut.

"Di Kulon Progo hanya cocok untuk lahan pertanian, tidak ada
pariwisata. Sehingga bandara hanya menguntungkan investor dan daerah
lain saja," tandasnya.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

26 October 2015

Sedang Bakar Sampah, Warga Kulonprogo Tewas Terpanggang

KULONP ROGO - Seorang warga Dusun Tirip, Desa Banjarasri ,
Kecamata n Kalibawan g, Supriyadi (50) tewas terpangg ang di
kebun miliknya, saat sedang membaka r sampah. Diduga korban
tewas terpangg ang saat berusaha memadam kan api yang membesar .

Musibah ini menimpa korban pada Minggu (26/10 /2015) sekira
pukul 13.30 WIB. Seorang saksi mata, Parto Urip yang juga mertua
dari korban mengatak an, sebelum kejadian korban sedang
mencari rumput untuk pakan ternakny a.
Saat itu, ia berusaha mengambi l buah nangka. Karena banyak
sampah berseraka n dia pun membaka rnya.

Hembusa n angin yang kencang, menjadika n api membesar dan
merambat secara cepat. Korban yang panik berusaha memadam kan
dengan cara manual menggun akan ranting- ranting pohon. Namun,
entah kenapa korban justru terbakar sampai akhirnya meninggal
dunia.

"Dia berusaha memadam kam sendiri tanpa meminta bantuan warga,"uj arnya.

Musibah inipun langsung dilaporka n kepada petugas kepolisian
yang langsung melakuka n olah TKP.

Hasilnya, korban mengalam i luka bakar di sekujur tubuhnya.
Diduga korban tewas karena kekurang an oksigen hingga menyeba
bkan pingsan sebelum akhirnya terbakar.

"Jenazah kita bawa ke RS Boro untuk pemeriksa an lebih lanjut,"
tutur Kapolsek Kalibawan g Kompol Joko Sumarah.

Joko berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi
warga, agar tidak membaka r sampah sembaran gan. Jika terpaksa
membaka r kata dia, maka harus dilokalisir dan dipastika n api
sudah padam saat ditinggalk an. Sebab, di wilayahny a sempat
terjadi kebakara n lahan hutan rakyat. (put)
Share:

24 October 2015

Ponpes Budi Mulyo Santuni 100 Anak Yatim

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Pondok Pesantren Budi Mulyo di Kaliagung
Kecamatan Sentolo, memberikan santunan bagi 100 anak yatim non panti,�
Jumat (23/10/2015), di ponpes tersebut. Santunan yang diberikan
berasal dari para donatur, termasuk bupati, wakil bupati, Kapolres,
anggota DPRD, serta para donatur lain. Pada pelaksanaan itu ada lebih
dari 40 donatur yang ikut memberikan santunan dalam bentuk uang yang
diserahkan langsung kepada anak yatim.


Pengasuh Pondok Pesantren Budi Mulyo, Mara Rusli mengungkapkan,
pemberian santunan ini adalah kegiatan peringatan Tahun Baru Islam dan
10 Muharam 1437 H, yang sudah berjalan selama tujuh tahun. Sesuai
ajaran agama, bulan Muharam termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Para penerima santunan diambil dari desa dan pelosok yang selama ini
kurang tersentuh bantuan. Tujuannya tidak lain hanya karena mencari
keberkahan Allah SWT.

Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) mengapresiasi kegiatan
itu. Disampaikan, dalam Perda Pendidikan nantinya akan diwajibkan
siswa SD khatam Alquran. Ini masukan dari para ulama untuk
meningkatkan pendidikan keagamaan dan mendorong prestasi santri
Kulonprogo.

Fikri, salah satu penerima senang mendapat santunan. Santunan akan
dipakai membeli peralatan sekolah. " Terima kasih atas santunanannya.
Saya baru pertama dapat. Rencana uangnya mau dipakai membeli alat
sekolah," katanya.(Wid)
Share:

23 October 2015

Bandara Dibangun, Pemerintah Kulonprogo Harus Tanggung Kerugian Petani

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo harus merugi bila melaksanakan proyek pembangunan bandara. Pemerintah harus menanggung kerugian karena ribuan warga petani di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, kehilangan mata pencaharian.

Mantan Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT), Purwinto, 68, mengatakan para warga yang terdampak proyek pembangunan bandara sudah puluhan bertani di kecamatan tersebut. Kegiatan pertanian berlangsung sejak sebelum Indonesia merdeka.

"Sudah sejak kakek moyang dulu bertani. Lahannya milik pribadi. Waktu zaman penjajahan ditutup, tapi setelah sudah merdeka dibuka," kata Purwinto, Jumat (23/10/2015). 

Para petani biasanya menanam beragam jenis tanaman palawija di lahan tersebut. Misalnya cabai, jagung, sayuran, hingga ketela pohon.

Petani yang menanam cabai di lahan seluas seperempat hektare dapat memanen komoditas itu hingga 40 kuintal. Harga cabai rata-rata Rp50 ribu per Kg. Bila dikalkulasikan, petani dapat memeroleh Rp15 juta hingga Rp20 juta dalam sekali masa tanam.

"Dari ini, kami sudah bisa mengangkat harkat dan martabat kehidupan kami," ujarnya.

Dengan penghasilan itu, pemilik lahan dapat membayar buruh petani. Ditambah lagi, buruh tani datang dari luar wilayah.

"Pemerintah seperti enggak mau tahu kondisi yang sebenarnya seperti apa di lapangan. Kalau di bangun bandara, bukan cuma petani yang hilang pekerjaan, tapi juga buruh tani," ungkapnya.

Di lain tempat, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Kulonprogo Astungkoro mengklaim sudah menghitung hal tersebut. Pemerintah setempat dan Angaksa Pura menyiapkan kompensasi untuk warga terkena dampak pembangunan bandara.

"Kami berupaya sama-sama melihat hak. Kami akan memfasilitasi pekerjaan penggantinya, misalnya ingin membuat bengkel. Akan difasilitasi," ungkap Astungkoro. 
RRN
Share:

Satlantas Polres Kulonprogo Mulai Jalankan Operasi Zebra Progo 2015

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pelanggaran marka jalan menjadi target prioritas penindakan dalam Operasi Zebra Progo 2015 yang dimulai, Kamis (22/10/2015) hingga 14 hari ke depan.

Selain itu, secara kasat mata, pelanggaran lalu lintas yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan tidak akan luput dari penindakan.
Kasatlantas Polres Kulonprogo, AKP Akhmat Hidayat, mengatakan sebanyak 175 personel diturunkan dalam operasi yang akan berlangsung sampai 4 November tersebut.

Menurutnya, personel tidak hanya menyasar jalur nasional di sepanjang Jl Wates wilayah Kulonprogo. Namun, operasi itu juga akan dilakukan hingga jalur-jalur lalu lintas di wilayah pelosok.

"Latpra operasi sudah dilakukan. Hari ini gelar pasukan bersama di Mapolda DIY. Baru kemudian masing-masing wilayah melaksanakan operasi sampai 4 November," ujar AKP Akhmat, Kamis (22/10/2015).
Dijelaskan, operasi kali ini terpusat pada persoalan pelanggaran kasat mata, terutama pelanggaran marka jalan.


Pelanggaran marka jalan, menurutnya, terbilang paling banyak dilakukan pengendara. Perilaku pengendara seperti itu kerap mengakibatkan kecelakaan.

Pelanggaran lain yang bakal ditindak antara lain tidak mengenakan helm standar, sabuk keselamatan pada pengendara mobil, muatan bak terbuka untuk mengangkut penumpang, ketidaklengkapan kendaraan seperti spion, lampu sign, melanggar Appil.

"Kalau menemukan kendaraan modifikasi seperti betor pun akan ditindak. Namun secara keseluruhan penindakan dalam operasi kami lakukan sesuai tahapan, mulai dari imbauan," ujarnya.

Kepala Posko Operasi Zebra Progro 2015 Polres Kulonprogo, Ipda Priya Tri Handaya, menambahkan daerah operasi memang tidak hanya di jalan nasional.

Jalur lalu lintas wilayah pelosok juga akan menjadi perhatian karena akhir-akhir ini justru kerap terjadi pelanggaran yang mengakibatkan kecelakaan.
Menurutnya, personel yang diturunkan sudah dibekali dengan safety riding. Hal itu agar petugas di lapangan juga dapat memberikan arahan bagi pengendara mengenai cara berkendara yang aman.

"Sebanyak 50 personel kami berikan bekal safety riding. Mereka nanti yang bertugas melakukan arahan dan penyuluhan kepada pengendara, misal mengenai pemakaian helm yang benar, cara berkendara yang benar dan aman," imbuhnya. (*)

Share:

Petani Lahan Pasir Panen Raya Semangka

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Para petani lahan pasir di pesisir pantai
selatan Kulonprogo sedang panen raya semangka. Kali ini, keuntungan
yang dikantongi para petani terbilang bagus, lantaran hasil panen
mereka dihargai cukup tinggi, yakni berkisar Rp 2.000 per kilogram.

Salah satu petani semangka lahan pasir di pesisir Pantai Bugel,
Krisnanti (45) menyampaikan, lahan pasir seluas setengah hektar di
sekeliling rumahnya yang ditanami semangka bisa menghasilkan panen
sekitar tujuh ton. Ada dua jenis semangka yang ditanamnya di lahan
tersebut, yakni semangka merah dan semangka kuning.

"Harganya selisih Rp 200 per kilogram, lebih tinggi semangka kuning.
Sudah tiga tahun ini saya coba tanam semangka kuning," kata Krisnanti,
Kamis (22/10/2015).

Dijelaskannya, hasil panen semangka pada musim tanam ini sedikit
berkurang karena minim pengairan saat musim kemarau. Sebelumnya,
penyiraman tanaman semangka dibantu sedikit hujan, sehingga hasil
panennya bisa mencapai 10 ton.

"Karena sekarang belum hujan, pengairannya jadi tidak maksimal, hanya
saya siram manual saja. Tanaman semangka memang tidak boleh kebanyakan
air, tapi juga tidak boleh kurang air," jelasnya.

Meski demikian, hasil panen yang dihargai tinggi yakni berkisar Rp
2.000 per kilogram, bisa menutup biaya tanam termasuk pembelian bibit
sehingga para petani tidak merugi. Biasanya, hasil panen semangka
hanya dihargai sekitar Rp 1.200 per kilogram. "Kekurangan air saat
penyiraman, tidak akan berpengaruh pada rasa semangka, tetap manis,"
ujarnya.(Unt)
Share:

22 October 2015

Hadapi MEA, perajin batik di Kulonprogo siap untuk mengembangkan ide

TRIBUNJOGJA.COM,KULONPROGO - Sebuah taman yang berisi anjungan raja-raja nusantara bakal dibangun di Kulonprogo.
Meski belum dipastikan waktunya, namun pematangan konsep penyatuan prototype para raja di masa lampau tersebut mulai dilakukan antara Pemkab Kulonprogo dan Pemda DIY.
Dalam beberapa kesempatan, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, bahkan sudah mengungkap wacana tersebut di hadapan masyarakat. Ide dasarnya, Taman Raja-raja Nusantara itu bakal berisi anjungan raja-raja dari seluruh nusantara yang pernah ada di masa silam sebagai bagian dari sejarah Indonesia.
Kepala Disbudparpora Kulonprogo, Krissutanto, mengatakan ide awal Taman Raja Nusantara itu memang dimunculkan oleh bupati.
Kini, antara Pemkab Kulonprogo dan Pemda DIY sudah saling bertemu untuk mematangkan konsep keseluruhannya.
"Pematangan rencana dan konsep ada di Bappeda, DPPKA, dan dinas kebudayaan maupun pariwisata. Yang jelas masih menunggu 'dawuh' Gubernur," kata Krissutanto, Rabu (21/10/2015).

Menurutnya, rencana Taman Raja-raja Nusantara itu dilatarbelakangi status Yogyakarta sebagai kota yang kental dengan sejarah dan budaya.
Untuk melengkapinya, keberadaan Taman Raja-raja Nusantara kelak bakal memiliki unsur pendidikan atau menjadi wahana dan sarana belajar sejarah, budaya dan pariwisata.
Krissutanto mengatakan wacana tersebut sampai saat ini masih berupa konsep awal atau kasar.
Namun pada dasarnya taman berisi anjungan para raja nusantara itu nantinya tidak sekadar berupa miniatur, tetapi memiliki ruh atau makna sejarah dan budaya yang dapat ditangkap masyarakat.
"Wujudnya mungkin bisa berupa bangunan-bangunan keraton kerajaan, gapura, dilengkapi dengan kisah-kisah dan sejarah para raja nusantara, misal salah satunya Kerajaan Kertanegara dan sebagainya," katanya.
Kerajaan mana saja yang bakal masuk dalam anjungan itu, Krissutanto mengatakan sampai saat ini masih dalam persiapan dan pematangan termasuk mendata kerajaan-kerajaan yang ada.
Intinya, rencana DED dan Masterplan taman tersebut masih dalam penggodokan.


Menurutnya, proyek taman tersebut bakal menggunakan anggaran dana keistimewaan (Danais). Meski demikian, sampai saat ini belum diketahui berapa nominal anggarannya.
"Sementara baru disebut lokasi di Kulonprogo. Nanti pastinya akan melibatkan tim ahli perencana, arsitek yang berkaitan dengan bangunan bersejarah kuno," lanjutnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan rencana pembangunan Taman Raja-raja Nusantara dimaksudkan untuk menyatukan atau mengumpulkan prototype para raja dalam sejarah Indonesia.
"Kalau Gajah Mada dulu menyatukan nusantara, masak kita tidak bisa kalau hanya menyatukan prototype-nya," ujar Hasto. (tribunjogja.com)

Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP