Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


18 June 2015

Gedung Autis Center di Kulonprogo Resmi Dilaunching

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Operasional Pusat Layanan Autis di
Kulonprogo resmi diluncurkan, Rabu (17/6/2015). Mengawali
serangkaianlaunchinggedung Autis Center di Sentolo itu, beberapa anak
dan siswa autisunjukdiri dalam berbagai atraksi.
Seorang di antaranya Winantu Basuki, siswa SLBN 1 Bantul. Siswa
autisyang selalu merespon segala sesuatu dengan lagu dan musik ini
tampil menyanyikan lagu Ramadan Datang.
Bergaya di hadapan bupati dan para pejabat dinas serta kementerian,
Winantu mampu menyedot perhatian yang hadir. Dia bahkan memainkan alat
musik keybord dengan jari-jarinya yang lincah.
Guru SLB yang mendampinginya, Wahyu Joko Pramono, mengatakan Winantu
merupakan siswa tuna ganda, yaitu tuna netra dan autis.
"Sukanya memang musik. Lagu bahasa inggris cepat hafal. Penampilan
hari ini hanya sekali latihan," ujarnya.
Gedung baru autiscenter diperuntukkan bagi semua daerah. Sebagai
satu-satunya layanan autisdi DIY, keberadaannya melayani semua
kabupaten dan kota di DIY dan sekitarnya.
Share:

17 June 2015

KORUPSI KULONPROGO : Mayoritas Menyeret Kades

Harianjogja.com, KULONPROGO—Mayoritas kasus korupsi yang ditangani
Kejaksaan Negeri Wates di tahun ini menyeret nama-nama yang berasal
dari kalangan kepala desa.
Mereka meliputi mantan Kades Banaran, Kecamatan Galur, Dwi Haryanto;
mantan Kades Pendoworejo, Girimulyo, Landung Wiyana; dan mantan Kades
Tayuban, Panjatan, Wakidjo. Kasus Dwi dan Landung sudah masuk masa
persidangan sejak April lalu sedangkan kasus yang membelit Wakidjo
baru sampai tahap pemberkasan di Kejari.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Wates Arief Muda mengatakan selama ini
Kejari Wates mengandalkan laporan dan aduan warga terhadap sejumlah
kasus korupsi yang ditangani lembaganya. Jika pelapor dan materinya
jelas, Kejari segera menindaklanjuti dugaan kasus korupsi.
"Pernah ada surat kaleng [laporan tanpa identitas pengirim]. Kejari
tidak bisa menindaklanjuti yang seperti itu [surat kaleng]," paparnya
Terhadap kasus korupsi yang mayoritas membelit kades, Inspektorat
Daerah Kulonprogo berusaha memperketat pengawasan internal untuk
mencegah tindak pidana korupsi, baik di satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) maupun pemerintah desa. Laporan admnistrasi dan keuangan harus
benar-benar dicermati.
"Jika ditemukan kesalahan laporan pada pemeriksaan, kami [Inspekda]
minta dibetulkan," ungkap Kepala Inspektorat Daerah Kabupaten
Kulonprogo, Arif Sudarmanto, Jumat (12/6/2015).
Demi meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP), diadakan pertemuan
seluruh kepala SKPD setiap pekan dan tidak boleh diwakilkan. Siapa
saja yang punya masalah akan langsung diinventaris. Arif menambahkan
saat ini fokus pengawasan ditujukan pada pemerintah desa.
Menurut dia, laporan penggunaan dana desa harus benar-benar dibuat
secara rinci dan teliti sebab kesalahan yang terjadi bisa saja
berakhir pada kasus dugaan korupsi.
"Kami akan perbanyak pembinaan dan pendampingan yang sifatnya teknis.
Misalnya cara membuat laporan dan apa saja yang harus dilampirkan,"
papar Arif. Dia berharap tidak ada lagi kades yang terlibat kasus
dugaan korupsi meski uang yang diterima desa semakin besar.
Share:

Petinju Kulonprogo Ditawari Tanding di Thailand

Bisnis.com, KULONPROGO-Petinju asal Kulonprogo Hery Ardianto mendapat
tawaran bertanding di Thailand.
Setelah Lebaran 2015, Hery yang baru saja meraih sabuk emas Bupati
Kulonprogo seusai mengalahkan petinju asal Jakarta, Williem Rey, Sabtu
(13/6/2015) akan ditantang dalam kejuaraan tingkat nasional di
Jakarta.
"Rencananya seusai Lebaran. Setelah mengalahkan Williem dia akan
mempersiapkan diri untuk kejuaraan nasional di Jakarta," ujar Pelatih
Sasana Satria Menoreh, Ferry Kuahati kepada Bisnis.com, Minggu
(14/6/2015).
Menurut Ferry, pihaknya terus mendorong petinju yang biasa bertarung
di kelas ringan 60 Kg dan Welter 63 Kg ini menggondol gelar nasional.
Selain mengorbitkan Hery ke sejumlah promotor nasional, Ferry
menyatakan ada rencana petinju yang meraih kemenangan dalam delapan
ronde atas Williem ini bertarung di Thailand.
"Nanti lihat perkembangan yang ada. Tawaran sudah ada, tinggal
kelanjutannya saja," jelas Ferry.
Selain Hery, Ferry mengungkapkan ada sejumlah petinju yang tengah
dipersiapkan pihaknya untuk terjun ke tinju profesional. Akan tetapi,
Ferry masih enggan menyebutkan nama-namanya.
"Sementara untuk petinju lainnya, sedang fokus ke Porda dan Pra-PON,"
tandas Ferry.
Editor : Mediani Dyah Natalia
Share:

Sampai Kapanpun Petani Pesisir Kulonprogo Tolak Tambang Pasir Besi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Sempat lama tak muncul dalam aksi penolakan,
warga petani pesisir selatan Kulonprogo yang tergabung dalam Paguyuban
Petani Lahan Pantai (PPLP) akhirnya menunjukkan konsistensinya menolak
penambangan pasir besi, di pertigaan Cangkring Garongan Panjatan,
Senin (15/6/2015).
Mereka menggelar aksi penolakan tersebut dengan cara memasang beberapa
baliho dan papan bertuliskan menolak penambangan pasir besi di pesisir
selatan.
Humas PPLP, Widodo, mengatakan bahwa sampai kapan pun warga petani
pesisir tetap menolak rencana penambangan pasir besi.
"Ada sekitar delapan baliho dipasang di tepi jalan lintas selatan,"
kata Widodo, di sela aksi tersebut.
Menurutnya, baliho papan penolakan itu dipasang oleh masing-masing
unit PPLP di desa-desa. Pemasangan dimulai dari wilayah Karangwuni
sampai wilayah Banaran Kecamatan Galur.
"Ini bukti perjuangan kami sebagai petani pesisir menolak penambangan
pasir besi masih ada," ujarnya. Menunjukkan komitmen penolakan itu,
sampai saat ini warga petani tetap menggarap lahan pertanian di
pesisir selatan. Widodo menegaskan bahwa penolakan para petani tidak
akan ada habisnya.
Sengaja memasang papan penolakan saat menjelang ramadan, menurutnya,
agar para pemudik langsung mengetahui di wilayah itu masih ada
penolakan.
Setidaknya 70 perwakilan PPLP terlibat melakukan pemasangan papan
penolakan itu. Selain memasang baliho, mereka juga melakukan aksi
blokade jalan selama sekitar setengah jam.
Di lokasi pun petugas berjaga sekaligus melakukan pengalihan arus lalu
lintas kendaraan yang melintas.
Tokoh PPLP, Sumanto, menyatakan banyaknya proyek pembangunan di
Kulonprogo ternyata harus mengorbankan rakyat dengan penggusuran.
Sebab itu dia menegaskan warga terdampak penggusuran harus bersatu.
"Kami juga mendukung perjuangan WTT yang menolak pembangunan bandara
di Temon," ujarnya.( tribunjogja.com)
Share:

Anggota Satpol PP Kulonprogo Kemalingan Batu Akik

Bisnis.com, KULONPROGO—Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kulonprogo
Rokhgiarto kehilangan lebih dari 10 koleksi batu akik yang dia simpan
di rumahnya. Koleksi batu akik yang lenyap tersebut antara lain jenis
pirus, giok, ruby tanzania, kecubung, satam dan black jade. Pencurian
terjadi pada Kamis (11/6) pekan lalu.
Siang itu, dia sedang menjalankan tugas dalam acara bulan bakti gotong
royong masyarakat di wilayah Kecamatan Pengasih.
Tiba-tiba, Rokhgiarto menerima telepon dari anaknya yang bernama Zaki.
Anaknya kaget karena mendapati pintu rumah sudah rusak karena dibuka
secara paksa saat pulang dari sekolah. Ketika Zaki memasuki rumah, dia
juga melihat pintu kamar orangtuanya terbuka dan lampunya pun menyala.
"Katanya lemari sudah diacak-acak dan sejumlah barang termasuk akik
dalam wadah hilang," ungkap warga Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan
itu, Selasa (16/6). Setelah mendapat kabar dari anaknya, Rokhgiarto
segera pulang dan mengecek kondisi rumah.
Tidak hanya koleksi batu akik, laptop, tablet, dan jam tangan ternyata
turut hilang. Meski tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, dia
memperkirakan kerugian yang dialami cukup besar. Sebab, batu akiknya
adalah koleksi sejak tahun 1990 sehingga nilainya diprediksi sudah
naik.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Kulonprogo Iptu Heru M.Yanto mengatakan
kasus pencurian yang menimpa Rokhgiarto masih dalam penyelidikan.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan kerusakan pintu
disebabkan adanya pencongkelan dari luar. Pemeriksaan saksi terus
dilakukan meski korban mengatakan ada warga sekitar rumahnya yang
sempat melihat pelaku.
Editor : Sumadiyono
Share:

11 Tahun Nunggak Pajak, Mobil Plat Merah Ditilang

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Razia angkutan yang digelar tim gabungan
dari Polres Kulonprogo, Satpol PP dan Dinas Perhubungan setempat di
Jalan Raya Pengasih, Senin (15/06/2015), berhasil menjaring mobil
berplat merah. Sebuah mobil tangki milik PDAM Kulonprogo kedapatan
beroperasi dalam kondisi belum membayar pajak selama 11 tahun
terakhir.
Informasi di lapangan menyebutkan, mobil tanki tersebut belum
terbayarkan pajaknya sejak tahun 2004 silam. Tidak hanya pajak
tahunan, mobil plat merah ini juga belum diuji KIR. Tak pandang bulu,
petugas gabungan yang menggelar razia kemudian menindaknya dengan
tilang di tempat.
Saat dimintai keterangan, sopir mobil tangki, Wahyudi Setiawan,
mengakui bahwa kendaraan yang dikemudikannya belum membayar pajak
sejak lama, juga tidak diuji KIR secara rutin. Wahyudi berdalih, mobil
tersebut tetap dioperasionalkan sebagai upaya pemberian pelayanan
kepada masyarakat.
"Platnya memang sudah mati karena belum bayar pajak tahunan dan KIR
sejak tahun 2004. Mobil ini bantuan dari Kementerian, makanya berplat
nomor B, Jakarta," katanya.
Menurut Wahyudi, ada dua mobil plat B merah milik PDAM Kulonprogo yang
belum dibayarkan pajaknya. Sebab untuk membayar pajak harus ke Jakarta
dan membutuhkan banyak biaya. "Biayanya mahal," ujar Wahyudi.
Saat dirazia, Wahyudi mengemudikan mobil tanki tersebut bersama
beberapa orang pegawai PDAM. Pegawai bagian gudang ini hendak
melakukan dropping air bersih untuk warga yang membutuhkan di daerah
Kalipetir.
Saat diperiksa petugas, Wahyudi juga tidak bisa menunjukkan
surat-surat kelengkapan kendaraan. Bertindak patuh, ia kemudian
menerima tilang petugas dan akan melaporkan hal ini ke pimpinan. "Biar
pimpinan yang memutuskan, mau bagaimana," katanya.
Sementara itu, KBO Satlantas Polres Kulonprogo, Ipda Basuki Rahmat
menguraikan, dalam operasi tersebut pihaknya berhasil menjaring
sekitar 50 kendaraan. 12 di antaranya melakukan pelanggaran yakni
belum memperbarui uji KIR dan tidak membawa surat kelengkapan
kendaraan. "Kami juga menindak truk yang melanggar ukuran badan,"
jelasnya.
Kabid Dalops Dinas Perhubungan Kulonprogo, Sigit Purnomo menambahkan,
ada beberapa pengendara yang tidak mengindahkan peringatan. Melalui
operasi gabungan tersebut, pihaknya kemudian melakukan tindakan
tegas.(Unt)
Share:

15 June 2015

Nyadran Agung Jadi Kesempatan Silaturahmi Warga Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Tradisi Nyadran Agung yang terpusat di
Alun-alun Wates Kulonprogo, Sabtu (13/6/2015), berlangsung cukup
meriah.
Ribuan warga yang hadir tampak begitu antusias untuk segera merangsek
dan berebut berbagai macam sayur dan hasil bumi lain yang ditata rapi
pada 10 gunungan dari berbagai desa budaya.
Belum lagi doa pemuka sepenuhnya selesai, warga telah berjubel-jubel
berebut aneka sayur dan buah pada gunungan tersebut. Meski demikian,
doa pemuka dalam nyadran agung itu tetap berlanjut hingga selesai.
Warga Kecamatan Wates, Setiono, mengatakan bersemangat ikut berebut
isi gunungan dan mendapatkan kain batik serta beberapa sayur mayur.
"Sebelum kehabisan saya ikut karena ini kan hanya sekali setahun,"
katanya.
Antusiasme warga ini sudah terlihat sejak pagi sebelum arak-arakan
kirab gunungan dimulai dari Gedung Kesenian hingga Alun-alun wates.
Selain gunungan dari desa budaya, rangkaian arak-arakan gunungan juga
dari perwakilan SKPD Kulonprogoyang memulai startnya dari Gedung DPRD.

Lepas siang, begitu arak-arakan kirab gunungan yang membawa serta
ogoh-ogoh di barisan depan itu tiba di Alun-alun Wates, warga telah
berkerumun menyambutnya.
Begitu semua rombongan kirab sampai di alun-alun, serangkaian sambutan
dan doa pun dimulai. Sementara warga yang menunggu semakin mendekat ke
gunungan untuk ikut berebut aneka sayur, buah dan makanan tradisional
pada gunungan itu.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan Nyadran Agung sebagai
tradisi penghormatan leluhur oleh semua orang beragama.
Dalam acara itu, masyarakat sekaligus melakukan silaturahmi. Tidak
hanya masyarakat di Kulonprogo, mereka yang merantau pun memilih
pulang kampung dan ikut hadir dalam tradisi tersebut.
"Saya justru senang melihat warga bersemangat. Kalau warga apatis
malah sedih gunungan tidak ada yang menyambut," kata Hasto.
Dia pun memaklumi ketika warga buru-buru menyerbu gunungan itu. Hasto
mengaku tersentuh karena meski isinya sederhana, sayur mayur dan aneka
buah pada gunungan itu berarti bagi warga.( Tribunjogja.com)
Share:

Hasil Lelang Dua Batu Akik Bupati Kulonprogo Dipakai Bedah Rumah Warga Miskin

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Sebanyak dua dari lima batu akikBupati
Kulonprogo, Hasto Wardoyo, terjual dalam lelang di pameran gazebo
depan rumah dinas bupati. Uang hasil lelang bakal dipakai untuk bedah
rumahwarga tak mampu.
"Hasil lelang untuk membantu bedah rumah warga miskin," kata ketua
panitia pameran akik, Fajar Gegana kepada Tribun Jogja, Minggu
(14/6/2015).
Batu yang terjual di lelang tersebut bermotif gebleg renteng dan
junjung derajat. Batu akik pertama mencapai harga tertinggi Rp 3,1
juta, sedangkan batu kedua dihargai Rp 3 juta. Tiga batu akiklainnya
yakni lavender, sulaiman dan pancawarna belum terjual.
Ada 25 perajin akik dari Kulonprogoterlibat dalam pameran tersebut.
Pameran sengaja bertempat di rumah dinas bupati untuk menarik
perhatian warga yang saat itu sedang menunggu kirab nyadran agung di
alun-alun Wates.
Selain itu, Fajar menambahkan, pameran digelar untuk mengangkat pamor
berbagai batu akikasli Kulonprogoyang selama ini sebenarnya tidak
kalah kualitasnya dari daerah lain.
Menurut dia, bebatuan Kulonprogotidak hanya diolah menjadi akik, tapi
juga sebagai perhiasan gelang, cenderamata, dan kalung. Jenis batu
akikyang menonjol di Kulonprogoadalah pancawarna dan lavender.
"Masyarakat juga dapat melakukan jual beli di pameran ini.
Transaksinya bisa mencapai Rp 15 juta per hari," katanya.
Jumbadi, asal Jakarta, menyempatkan datang ke pameran itu. Dia
mengakui bebatuan akik di Kulonprogotidak kalah kualitasnya dari
daerah lain. "Kebetulan mudik, jadi saya sempatkan datang bisa beli
akik Kulonprogo," katanya.
Share:

14 June 2015

Sepuluh Desa Budaya Ikuti Festival

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sepuluh Desa Budaya di Kabupaten Kulonprogo
ikuti Festival Upacara Adat Antar Desa Budaya Tahun 2015, di Gedung
Kesenian, Sabtu (13/6/2015). Kesepuluh Desa Budaya adalah Desa
Sukoreno, Jatimulyo, Pagerharjo, Glagah, Sidorejo, Banjarharjo,
Hargomulyo, Tanjungharjo, Sendangsari dan Brosot.
Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo Joko Mursito SSn
MA, festival desa budaya ini merupakan bagian penting bagi
pengembangan kebudayaan dalam ranah keistimewaan. Juga menjadi salah
satu indikator keberhasilan bagi pemangku kebudayaan di desa-desa
budaya tersebut.
"Yang dinilai diantaranya kemasan, kreativitas, serta pelestariannya.
Bagaimana suatu desa budaya tersebut dapat mengemas upacara adat
menjadi menarik dan mampu menjadi daya tarik wisata juga," ujar Joko
sambil menambahkan satu peserta terdiri 100 orang, sehingga seluruh
peserta adalah sekitar seribuan orang.
Juri terdiri RM Donny S Megananda SSi dari Paku Alaman, Wardoyo dari
Dinas Kebudayaan DIY, Imam Syafei dari Dewan Kebudayaan Kulonprogo,
Purwamadi dari Pengawas Pendampingan, Indra Tranggono dari Budayawan,
Joko Budiarto dari Pers, serta Drs H Muh Irsam dari Ustad dan
Budayawan.(Wid
Share:

Sedang Sakit, Pengantin Ini Tetap Gelar Pernikahan di Puskesmas

DUA insan yang berbeda kalau sudah dilanda rasa saling mencintai dan
dilandasi ketakwaan akan mengalahkan segalanya termasuk rasa sakit.
Itulah yang sedang dirasakan pasangan Riski Rio Rianto (22) bin Ahmad
Tukul asal Muara Bungo Jambi dan Christina Putri Wahyuni (21) binti
Joko Prasetyo warga Desa Garongan Kecamatan Panjatan. Meski sama-sama
terbaring sakit tapi mereka tetap ingin menyatukan dua hati dalam
bingkai keluarga melalui pernikahan resmi.
"Petugas KUA sesungguhnya mengikuti keinginan pihak keluarga dan
pasangan pengantin. Karena kedua belah pihak tetap ingin melangsungkan
pernikahan kendati dalam kondisi sakit maka kami <I>ngikut<P> saja dan
menikahkan mas Riski dengan mbak Christina," kata penghulu Yusma Alam
Rangga SHI MSi didampingi petugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah
(P3N) Umaryanto usai pernikahan Riski dengan Christina di ruang Nakula
Puskesmas Garongan 2, Kamis (11/6).
Wakil keluarga pengantin putri, Maryanto mengatakan, alasan pernikahan
keponakannya tetap dilaksanakan meski keduanya sedang sakit, selain
atas pertimbangan kondisi kesehatan pengantin pria dan wanita tidak
terlalu mengkhawatirkan juga mengikuti perhitungan hari baik dalam
melaksanakan pernikahan. Sayangnya Maryanto tidak mengungkapkan
perhitungan hari baik dimaksud.
"Pernikahan sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Dua hari menjelang
hari H pernikahan kedua pasangan memang sakit. Puncaknya tadi malam
sehingga terpaksa dilarikan ke Puskesmas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter, mereka harus dirawat inap. Karena itu untuk
memenuhi kesepakatan keluarga dan kedua pengantin sekaligus memenuhi
perhitungan hari baik, pernikahan tetap kami gelar di puskesmas,"
jelasnya.
Sementara itu tim medis Puskesmas Garongan II, dr Tris Haranto MPH dan
dr Renny membenarkan Riski Rio Rianto dan Christina yang mualaf
terpaksa harus rawat inap karena sedang dalam pengawasan dokter.
"Keduanya sakit demam dan masih dalam pengawasan kami apakah ke arah
viral infeksi atau thypoid. Trombosit dan HB (hemoglobin) keduanya
turun sampai dibawah normal," ujar dr Renny didampingi Kasubag TU
Puskesmas Garongan 2 Eko Budi Santoso.
Secara umum prosesi pernikahan Riski dengan Christina yang berlangsung
sederhana dengan dihadiri beberapa keluarga pihak pengantin pria dan
wanita berjalan lancar. Ruangan Nakula Puskesmas Garongan 2 pun
disulap ala kadarnya dengan menghadirkan pas bunga serta <I>sound
system<P>. Sementara sprei tempat tidur tetap menggunakan fasilitas
puskesmas yang ada dengan wara dasar hijau motif kembang-kembang.
Saat ijab kabul baik wali nikah, kakak kandung pengantin putri, Bagus
Prasetyo dan pengantin pria tidak lancar mengucapkan ijab kabul.
Mungkin keduanya terpengaruh suasana sekaligus kondisi pengantin yang
sedang sakit dengan infus menempel di tangan. Setelah beberapa kali
dilakukan uci coba ijab kabul ternyata Riski tidak lancar dalam
menjawab ijab kabul maka penghulu memutuskan menulis ijab kabul.
Dengan membaca akhirnya prosesi ijab kabul berjalan lancar dan
keduanya dinyatakan sah sebagai suami istri dengan berbagai hak dan
kewajiban mereka.(Asrul Sani)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP