Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


22 March 2020

Kulon Progo Segera Berlakukan KBM Secara Daring dari Rumah - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana telah membuat surat edaran yang ditujukan kepada seluruh sekolah mulai PAUD, TK, SD, dan SMA.
Diperkirakan, saat ini total jumlah siswa PAUD, baik formal dan non formal di Kulon Progo ada sekitar 18.000 peserta didik.
"Kami instruksikan (untuk anak didik PAUD) untuk bermain di rumah," kata Sumarsono, di Kulon Progo, Sabtu (21/3/2020).
Ia meminta orang tua turut mengambil peran pengawasan terhadap anaknya. Bermain di rumah bukan berarti libur dan malah diajak keluar atau tempat keramaian.
Hal ini, menurutnya, anak-anak termasuk dalam kategori rentan terpapar virus. Sementara untuk siswa SD-SMP pihak sekolah juga sudah diminta mulai menata pembelajaran secara daring dan non-daring (penugasan).
"Sesuai arahan Gubernur, belajar di rumah melalui aplikasi Jogja Belajar. Sejumlah guru juga sudah mendapat bimbingan terkait aplikasi Jogja Belajar ini. Saat inilah kesempatan untuk mengaplikasikannya. Aplikasi itu sebenarnya sudah dijalankan sejak pertengahan 2019," ujar Sumarsono melansir dari Antara.
Sumarsono menyadari, tidak semua siswa memiliki layanan internet di rumah, sehingga pihaknya juga tidak ingin membebani masyarakat dalam kondisi seperti saat ini.
Apabila tidak memungkinkan untuk KBM daring, ia melanjutkan, sekolah bisa memberikan tugas secara offline atau tugas biasa, baik secara struktural dengan lembar kegiatan siswa, menggunakan modul pembelajaran, metode buku pengayaan atau metode lain yang sudah dipahami oleh guru.
"Jadi tidak harus dengan wifi terus, bisa dengan penugasan yang diberikan ke orang tua wali, kerjakan halaman ini hasilnya bisa difoto dan kirimkan ke guru, dengan sistem harapannya juga menjadi bukti rasa tanggungjawab orang tua terhadap anaknya," katanya.
Hasil belajar di rumah ini nantinya juga akan menjadi pertimbangan penilaian dalam sistem.

Share:

Pengelola Wisata Gua Kiskendo Kulon Progo Keluhkan Sepi Pengunjung - Suara.com


SuaraJawaTengah id - Gua Kiskendo yang merupakan salah satu objek wisata di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo mencatat jumlah kunjungan wisatawan, baik turis mancanegara maupun domestik turun drastis sebagai dampak merebaknya virus Corona (Covid-19).
Pengelola Gua Kiskendo, Suisno mengatakan, bahwa dengan adanya corona ini kunjungan menjadi turun. Tidak hanya kunjungan ke Gua Kiskendo saja tapi termasuk dengan kunjungan wisata yang ke Desa Jatimulyo juga.
"Penurunan sangat drastis, pokoknya wisata untuk umum atau yang ada hubungan dengan wisata orang ke orang yang jelas mengalami penurunan secara drastis," kata Suisno, saat dihubungi Sabtu, (21/3/2020).
Ia menuturkan, bahwa jika perhari yang biasanya bisa mencapai 50-100 lebih orang, sekarang tinggal kurang dari 30 orang. Itu pengunjung yang dicatat untuk hari biasa.
Jika biasanya yang masuk ke Desa Jatimulyo dapat mencapai 500 orang, akhir-akhir ini menjadi kisaran 250 orang.
"Secara presentase ya memang turun hampir 60% kunjungan yang datang," tegasnya.
Suisno mengungkapkan bahwa belum ada imbauan terkait menutup objek wisata tersebut. Masih tetap sekadar imbauan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan diri untuk para wisatawan yang berkunjung.
Pihaknya sendiri sudah menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun di area Gua Kiskendo.
Gua beserta kisah-kisah yang menyertainya menjadi daya tarik terbesar obyek wisata ini. Gua Kiskendo konon sudah ditemukan 2 abad silam. Para leluhur terdahulu memanfaatkan untuk mencari ketenangan batin dan pencerahan lewat bertapa.
Share:

Tiwul Bu Sri Kulon Progo Bikin Ketagihan - Tagar NewsTiwul Bu Sri Kulon Progo Bikin Ketagihan - Tagar News


Kulon Progo - Beragam kuliner khas ada pulau Jawa dan dijadikan makanan sehari-hari, salah satunya adalah tiwul. Selama ini, tiwul menjadi makanan khas dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahan baku dari tiwul sebenarnya mudah didapat. Bahan dasar dari tiwul terbuat dari gaplek atau singkong yang sudah dikeringkan dan dikukus. Singkong, masih banyak ditemui di tengah masyarakat. Tanaman ini cukup mudah ditanam dan dipanen tanpa membutuhkan perawatan khusus.
Nah, seiring dengan perkembangan zaman, tiwul turut pula berkembang. Kini sudah muncul tiwul dengan rasa yang beraneka ragam dan dijual di berbagai wilayah termasuk di Kulon Progo.
Di Bumi Binangun ini, muncul tiwul aneka rasa yang dijual oleh Sri Mulyati, warga Dusun Kopat, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih. Dia ingin sekali mengembangkan tiwul agar makanan tradisional Indonesia tetap bertahan dan tidak hilang ditelan makanan modern seperti roti.
Adapun tiwul yang tersedia beraneka ragam rasanya, mulai dari rasa kacang, keju, cokelat, stroberi, hingga tiwul sayur, meski tetap dijual juga tiwul original yang memiliki rasa gurih.
"Harga tiwul aneka rasa setiap kotaknya Rp 12.000. Sementara untuk yang original dijual Rp 9.000 per kotak," ujar Sri Mulyati di Kulon Progo pada Jumat, 20 Maret 2020.
Ada yang berminat membeli original, tiwul aneka rasa dan juga tiwul sayur.
Dia menambahkan, meski baru awal buka, namun peminat tiwul aneka rasa tersebut sudah banyak. Mereka yang membeli masih di lingkup wilayah Kulon Progo seperti dari Pengasih. Tidak hanya orang tua saja, konsumen tiwul ini juga ada yang masih muda. Setiap harinya, rata-rata mampu terjual sekitar 50 Kotak tiwul.
"Ada yang berminat membeli original, tiwul aneka rasa dan juga tiwul sayur. Mereka beli dengan cara COD (Cash On Delivery)," tuturnya.
Dia mengatakan untuk pembuatannya cukup mudah. Tepung singkong dicampur rata dengan parutan kelapa yang masih agak muda, garam, gula, vanili. Setelah itu dicetak dan dikukus sekitar 20-30 menit.
Sementara itu, salah satu pembeli, Rahman, 25 tahun, warga Kapanewon Wates mengatakan, dirinya memang menyukai tiwul sejak lama. Tiwul, menurutnya, lebih enak dan juga tidak membahayakan kesehatan. "Saya beli 2 kotak tiwul rasa cokelat. Rencana mau untuk camilan keluarga," ujarnya.
Sementara itu, Prasetyo, 20 tahun, warga Kokap, mengatakan, dirinya membeli tiwul tersebut karena penasaran dengan rasa tiwul stroberi. "Rasanya enak dan harganya terjangkau. Tidak rugi saya beli," tuturnya. []
Share:

15 March 2020

Cegah Corona, Polres Kulon Progo Bersihkan Stasiun Wates - Suara.com


SuaraJogja.id - Pencegahan penyebaran virus corona penyebab COVID-19 gencar dilakukan di semua daerah. Di Kulon Progo, Minggu (15/3/2020) pagi, Stasiun Wates disterilkan.
Sterilisasi dilakukan dengan cara membersihkan semua titik di stasiun dengan cairan antiseptik, mulai kursi, pintu, meja ruang tunggu, gagang kunci, besi pegangan, monitor pemesanan tiket, serta titik lain yang kerap disentuh pengunjung. Tujuannya, memastikan stasiun dalam kondisi bersih.
"Tujuan bakti sosial ini yaitu mencegah penyebaran virus corona yang sudah banyak menyerang di Indonesia. Polres Kulon Progo melakukan bakti sosial di banyak tempat berkerumun orang ataupun tempat-tempat yang rentan terjadi interaksi manusia atau penumpang di stasiun ini," kata Ketua Tim 1 Baksos Corona AKP Haru Meiyanto di Stasiun Wates, Minggu.
Sterilisasi atau bakti sosial ini dilakukan sejumlah pihak, mulai dari petugas stasiun, Pemda, Polri, TNI, hingga BPBD Kulon Progo. Kegiatan digelar mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB.
Dengan makin meluasnya penyebaran virus corona, maka penanganannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan keterlibatan seluruh komponen masyarakat. Urusan Kesehatan (Urkes) Polres Kulon Progo, yang turut datang, juga sempat mendemokan cara mencuci tangan yang benar kepada para penumpang.
"Kami mengantisipasi virus corona ini dengan memberi pemahaman melindungi diri dan memberi contoh cuci tangan yang benar serta sosialisasi tentang penggunaan masker. Karena memang sekarang banyak pemikiran masyarakat bahwa yang memakai itu semua, jadi kita mengurangi pemahaman tersebut dengan menjelaskan bahwa masker hanya digunakan untuk masyarakat yang sakit atau mengunjungi daerah yang telah terjadi [COVID-10]," jelas Staf Urusan Kesehatan Polres Juliana Saragih.
Pembersihan atau sterilisasi ini tak hanya dilakukan di stasiun, tapi juga di beberapa titik keramaian di sekitar Wates, seperti terminal, masjid, dan lainnya. Masyarakat pun diharapkan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Sumber Berita : Cegah Corona, Polres Kulon Progo Bersihkan Stasiun Wates - Suara.com
Share:

12 March 2020

Disdikpora Kulon Progo Keluarkan Surat Edaran Terkait Antisipasi Penyebaran COVID-19 - Tribun Jogja


  • Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
    TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, mengeluarkan surat edaran mengenai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah dan telah diedarkan sejak Selasa (10/3/2020).
    Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana, Rabu (11/3/2010) mengatakan bahwa pihaknya mengeluarkan surat edaran ini sebagai tindak lanjut atas mewabahnya virus Corona di Indonesia.
    Selain itu tambahnya, adanya pula instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Disdikpora DIY perihal antisipasi penyebaran virus tersebut.
    "Maka kami mengombinasikan itu untuk menekankan kepada sekolah-sekolah agar menyebarluaskan apa-apa saja yang disarankan oleh dinas dan kementrian," kata Sumarsana.
    Pada surat edaran tertanggal 10 Maret tersebut, ada sembilan poin yang harus dilakukan instansi pendidikan tingkat PAUD, TK, SD dan SMP di Kulon Progo untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
    Adapun isi salah satu diantarnya, mengimbau sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), berkoordinasi dengan institusi kesehatan setempat dalam upaya pencegahan penyebaran, meningkatkan peran UKS.
    "Selain itu, pihak sekolah juga harus rutin membersihkan peralatan sekolah seperti komputer, buku dan sebagainya menggunakan cairan disinfektan, serta mempraktekkan etika batuk (jaga jarak, tutup hidung menggunakan masker, tisu atau kain)," ujarnya.
    Dia pun mengharapkan dengan keluarnya surat edaran ini, imbauaan pencegahan penyebaran COVID-19 bisa benar-benar dijalankan seluruh sekolah.
    Kepala SD N Jatiroto, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Sudaryati, berkaitan dengan surat edaran tersebut mengatakan pihaknya sudah melaksanakan Imbauan dalam surat itu.

Sumber Berita : Disdikpora Kulon Progo Keluarkan Surat Edaran Terkait Antisipasi Penyebaran COVID-19 - Tribun Jogja
Share:

Longsor dan Tanah Bergerak, Tiga Keluarga di Kulonprogo Mengungsi - Kompas.com -

KOMPAS.com



KULONPROGO, KOMPAS.com – Tanah longsor yang terjadi dalam sepekan belakangan di Pedukuhan Sabrang Kidul, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, menyebabkan tiga keluarga yang terdiri 11 jiwa mengungsi.

Belasan jiwa yang mengungsi terdiri dari Joko Yuwono, Santoso, dan Suparji, tiga anak-anak dan dua lansia.

“Mereka mengungsi ke rumah Karyorejo tidak jauh dari rumah” kata Panewu Girimulyo, Purwono via telepon, Rabu (11/3/2020).

Sementara, dua rumah yang berada di atas rumah Joko belum ikut mengungsi.

Tanah tebing di atas rumah Joko Yuwono merekah dan terus bergerak sejak Kamis (6/3/2020).

Hal demikian diakibatkan hujan lebat yang berlangsung sejak sepekan terakhir.

“Sekarang mereka masih belum bisa kembali karena material tanah di sana,” kata Purwono.

Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor di Samarinda, 7.000 Warga Terdampak

Meski demikian, kata Purwono, warga belum bisa kembali ke rumah dikhawatiekan terjadi longsor susulan.

“Hari ini datangkan alat berat. Rencana hari ini atau besok dikerjakan. Hari ini saja hujan lebat kembali terjadi,” kata Purwono.

Dia menambahkan, pihaknya mencatat ada 25 kejadian longsor di Girimulyo, terdiri 10 kejadian mengenai ataulah mengancam rumah.

Sebanyak 15 longsor lain menutup jalan, menumbangkan pohon, menimpa jaringan listrik.


Share:

10 March 2020

Penjelasan Lingkaran Hitam Diduga UFO di Langit Kulon Progo





Tangkapan layar instagram story soal lingkaran hitam di langit. Flto: instagram/@conspiraciestheory
Media sosial belakangan ini dihebohkan kembali dengan kemunculan lingkaran di atas langit di beberapa daerah. Tak hanya di luar negeri, lingkaran bulatan di langit diduga UFO sempat muncul juga di atas langit di Kulon Progo.


Video yang beredar pada 21 Desember 2019 itu menampakkan sebuah bulatan hitam yang diduga sebagai UFO oleh warganet di area persawahan Kulon Progo.

Alifah Nur Istiqomah, mengungkap video tersebut ia dapatkan dari grup WhatsApp. Ia membenarkan kejadian tersebut betul terjadi di Kulon Progo.


"Iya (benar) di Girimulyo, Kulon Progo," ungkap Alifah saat dihubungi, Senin (9/3/2020) malam.


Ia mengungkapkan bahwa kejadian itu disebabkan karena pembakaran. Rupanya video hasil pembakaran tersebut dapat menyebabkan lingkaran hitam di langit. Pembakaran tersebut bahkan sempat disaksikan langsung oleh Saiful Ariyanta, warga Jogja.


Lingkaran hitam yang muncul di langit Kulon Progo. Foto: Istimewa.
Kepada tim Tugu Jogja ia mengungkap bahwa kejadian tersebut memang terjadi di Kulon Progo dan kebetulan ia bersama rekannya secara tidak sengaja melihatnya. Mereka bahkan sempat mengabadikan momen tersebut tepatnya pada tanggal 21 Desember 2019.

"(Videonya) diambil pada 21 Desember 2019 jam 08.50 (WIB)," ungkap Saiful saat dikonfirmasi.

"Itu diambil pas posisi saya sedang lewat lalu melihat bulatan itu. Terus temen saya yang ngerekam," sambungnya.

Namun ia belum bisa memastikan benda apa yang terbakar hingga menyebabkan lingkaran hitam di langit Kulon Progo itu. Ia menduga bahwa bulatan itu berasal dari ledakan serra kepulan asap bakaran aspal.

"Menurut perkiraan saya pribadi, itu cuma ledakan tong yang buat bakar aspal aja. Soalnya posisi disitu juga lagi pengaspalan jalan," pungkasnya.
Sumber Berita :
Share:

Pencarian Anak Hilang di Kulon Progo Dihentikan - tagar.id


Kulon Progo - Seorang anak bernama Solikin, 11 tahun, warga Desa Bojong, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, hilang terbawa arus saat tengah bermain di pantai Bugel Sabtu 29 Februari 2020. Sampai hari ketujuh pencarian oleh Tim SAR gabungan, korban belum ditemukan.

Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto mengatakan, sebanyak 25 personel Tim SAR gabungan diterjunkan dalam pencarian hari ketujuh yang dibagi menjadi dua Search And Rescue Unit (SRU). Tim SRU 1, bertugas menyisir dari kawasan pantai Bugel di darat ke arah barat sejauh 14 kilometer (Km). Sementara untuk Tim SRU 2 melakukan penyisiran di darat ke arah timur sejauh 14 Km.

Pipit mengatakan, dalam pencarian hingga pukul 17.00 WIB, Tim SAR gabungan yang melaksanakan pencarian belum berhasil menemukan korban. "Di hari ketujuh ini, tidak dilakukan pencarian di laut karena ombak di sepanjang pantai selatan cukup tinggi," ucapnya di Kulon Progo pada Minggu, 8 maret 2020.

Sesuai dengan standar operasional prosedur Basarnas bahwa waktu pelaksanaan operasi SAR adalah tujuh hari, maka dilakukan koordinasi dengan pihak keluarga dan perangkat desa, dan dinyatakan bahwa operasi SAR ditutup.

Meski sudah ditutup, pemantauan dan koordinasi tetap dilakukan oleh tim SAR Gabungan. Jika ke depannya ada tanda-tanda korban ditemukan, maka operasi SAR akan dibuka kembali.


Di hari ketujuh ini, tidak dilakukan pencarian di laut karena ombak di sepanjang pantai selatan cukup tinggi.

"Harapan kami masyarakat turut berperan serta untuk memberikan info terkait kejadian ini. Nelayan juga bisa memberi info, saat sedang melaut apabila menemukan korban atau tanda-korban agar segera melaporkan ke pihak terkait seperti TNI, POLRI, Basarnas dan potensi-potensi SAR yang ada," ungkap Pipit.

Dengan ditutupnya operasi SAR ini, maka Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas Yogyakarta, Polisi, TNI, BPBD Kulon Progo, PMI Kulon Progo, Tagana Kulon Progo, Sarlinmas wilayah Glagah, dan SAR lainnya, dan masyarakat sekitar dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.

Kepala Kepolisian Sektor Panjatan Ajun Komisaris Polisi Maryanto mengatakan, pihaknya turut serta melakukan pencarian sejak Minggu 1 Maret 2020 pukul 17.00 WIB. Agar kejadian tidak terulang, kepolisian mengimbau agar warga menaati peraturan.

"Kami imbau agar masyarakat menaati himbauan larangan mandi di laut. Selain itu, kami harap orang tua agar melakukan pengawasan terhadap anak, sehingga tidak mandi di laut," ungkapnya. []


Sumber Berita :
Share:

131 Bencana Akibat Cuaca Ekstrem di Kulon Progo Didominasi Pohon Tumbang


Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
131 Bencana Akibat Cuaca Ekstrem di Kulon Progo Didominasi Pohon Tumbang
(istimewa)

Beberapa wilayah di Kulon Progo dalam seminggu terakhir mengalami beberapa kejadian berupa tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang akibat cuaca buruk.

SuaraJogja.id - Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo Ariadi mengatakan bahwa sudah ada 131 kejadian akibat cuaca ekstrem yang dilaporkan ke BPBD selama Maret ini. Dari laporan yang masuk, terdapat 27 titik yang terkena bencana, di mana yang paling sering terjadi adalah pohon tumbang dan tanah longsor. Hal ini dikhawatirkan akan terus terjadi sampai April.
"Belum tanggap darurat, tapi sudah kita koordinasikan dengan semua pihak. Saat ini masih menajamkan analisa untuk tanggap darurat. Pada prinsipnya kita kedaruratan siap 24 jam," kata Ariadi, Selasa (9/3/2020), kala ditanyai SuaraJogja.id terkait data kebencanaan di wilayah Kulon Progo.
BPBD Kulon Progo dibantu oleh TNI, Polri, Basarnas, dan relawan bahkan sudah siap siaga sejak akhir Desember untuk menghadapi bencana karena pergantian cuaca.
Meskipun sampai sejauh ini tidak ada korban jiwa, tetapi masyarakat tetap diharapkan untuk selalu waspada juga tidak panik. Masyarakat diiimbau segera menghindar dan berlindung atau pergi ke tempat terdekat yang lebih aman bila kondisi cuaca dan lokasinya dirasa rawan bencana atau berbahaya.
Ia melanjutkan bahwa masyarakat diharapkan turut terus berkomunikasi dengan pemerintah desa maupun relawan setempat jika mendapati lokasi yang rawan ataupun terdapat peristiwa terkait kebencanaan di wilayahnya. Dia juga menyampaikan, saat ini BPBD Kulon Progo akan lebih memfokuskan penanganan bencana kepada daerah atau warga yang terdampak cukup parah akibat bencana.
Diketahui sebelumnya, beberapa wilayah di Kulon Progo dalam seminggu terakhir mengalami beberapa kejadian berupa tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang akibat cuaca buruk.
Sampai hari ini masih ada beberapa titik yang belum selesai ditangani dan akan terus dilanjutkan. Terkhusus tanah ambles dan longsor, pihaknya juga terus memantau keadaan dan struktur tanah jika memang memungkinkan untuk dikerjakan.
Perihal Desa Tangguh Bencana (Destana), tahun ini di Kulon Progo baru bertambah satu desa, yaitu Desa Kranggan. Hingga tahun ini total destana di Kulon Progo sudah tercatat ada 44 desa dari 53 desa yang ditargetkan.
"Sudah makin bagus jalinan komunikasinya dengan destana dan pihak-pihak yang terkait. Hal itu sangat membantu penanggulangan bencana," imbuhnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi khususnya dengan BMKG untuk memantau setiap informasi terkait peringatan dini atau perubahan cuaca yang tiba-tiba datang. Ia menekankan bahwa tidak hanya pemerintah yang harus sigap untuk membantu, tapi pengusaha dan pihak swasta diharap turut ikut andil. Masyarakat juga harus terlibat dan berupaya mandiri terkait pengendalian bencana.
Begitu juga, para ahli akan tetap memberi masukan tentang penanggulangan bencana terkait relawan yang menyelamatkan atau yang diselamatkan. Pers pun diminta terus mengawal untuk meluruskan jika muncul informasi yang tidak benar.
Share:

07 March 2020

Antisipasi Virus Corona, Pemkab Kulon Progo Minta Warga Laporkan TKI yang Mudik Lebaran - Kompas.com - KOMPAS.com


  • KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga mewaspadai masuknya virus corona ( Covid-19) lewat tenaga kerja indonesia ( TKI) atau tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri.
    Pasalnya, pada musim Lebaran tradisi mudik juga berlaku bagi para pekerja migran yang memanfaatkan momen tersebut.
    Tidak sedikit warga Kulon Progo menjadi TKI di negara-negara yang kini terjangkit oleh virus yang jamak disebut sebagai virus corona ini.
    "Kami dapat informasi bahwa TKI yang kerja di negara terdampak itu tidak sedikit. Ada kemungkinan jelang Ramadhan saudara kita ini pulang, salah satunya dari negara terdampak," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Sri Budi Utami, belum lama ini.
    Pemerintah melalui dinas kesehatan akan memberi perhatian serius untuk mereka yang bepergian ke luar negeri ini, termasuk kehadiran TKI.

    TKI mudik masuk kategori pemantauan dan pengawasan

    Dinkes menggolongkannya dalam kelompok yang berada dalam pemantauan atau pengawasan.
    Mereka yang masuk kategori mendapat pemantauan atau dipantau secara intens adalah mereka yang baru pulang dari negara terdampak tapi sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
    Sementara mereka yang berada dalam kelompok pengawasan adalah mereka yang datang dari negara terdampak dengan gejala seperti panas, batuk, pilek, pusing dan demam, tapi tidak sesak nafas. 
    Mereka yang dalam pengawasan ini tergantung berat dan ringannya gejala. Bila gejalanya ringan bisa saja tetap dalam pengawasan sekalipun di rumah atau rawat jalan.
    Sedangkan yang mengalami gejala berat dirujuk ke RS yang ditunjuk menangani sakit akibat virus corona.
    Warga diminta turut melaporkan
    Sri Budi mengungkapkan, semua ini bisa semakin  berjalan lancar bila masyarakat turut aktif melaporkan ke Puskesmas terdekat kehadiran TKI maupun mereka yang habis bepergian ke negara terdampak.
    Selain itu, TKI mudik maupun mereka yang habis bepergian ke negara terdampak dengan sadar melaporkan dirinya untuk diperiksa atau didata.
    "Kami titipkan informasi untuk disampaikan pada masyarakat, bagi tetangga dan saudara kita (untuk) yang pulang dari negara terdampak," kata Sri Budi.
    Dinkes tak sendiri, menurut Sri Budi. Semua OPD dan kelompok masyarakat juga terlibat, salah satunya ikut menyosialisasikan penanggulangan  menyebarnya virus ini.
    "Inilah bagian dari negara hadir untuk melindungi semuanya," kata Sri Budi.

    Naikkan level faskes, siagakan RS 

    Selain itu, Dinkes Kulon Progo menaikkan level semua faskes yang tersebar untuk siaga dan bersiap menghadapi masuknya Covid-19.
    Faskes itu  baik 21 Puskesmas yang ada di semua kapanewon (kecamatan), klinik pratama, hingga dokter perorangan untuk turut menanggulangi meluasnya virus ini.
    Dinkes juga siagakan 2 RS pemerintah dan 7 RS swasta.
    "Kita sebenarnya sudah siapkan (faskes) ini sejak berita muncul di beberapa negara, khususnya China," kata Sri Budi. 

    Warga jangan panik dan jaga kebersihan

    Petugas surveilans Puskesmas Samigaluh I, Ali Sukamto mengungkapkan, salah satu upaya siaga itu adalah meningkatkan survailens migrasi.
    Surveilans migrasi merupakan salah satu cara menemukan penderita di dalam  masyarakat yang datang dan pergi dari daerah endemis.
    Karenanya Puskesmas berharap warga membantu menginformasikan kedatangan siapa saja dari luar negeri di wilayah mereka.
    Ali mengungkapkan, ini sebagai langkah pencegahan penularan dan penyebaran virus di Kulon Progo.
    "Masyarakat perlu membantu memberitahu kita bila ada pendatang dari luar negeri tolong informasikan ke puskesmas. Selanjutnya (bila timbul gejala) penanganan itu puskesmas yang tangani bekerja sama dengan instansi," kata Ali.
    Ali mengungkapkan, masyarakat tidak perlu panik. Puskesmas Kulon Progo bisa menjadi saluran informasi pemahaman tentang penanganan dan pencegahan virus Corona.
    Puskesmas menjadi gerbang informasi akurat untuk membendung kabar tidak benar yang beredar di tengah masyarakat.
    Masyarakat juga perlu membantu mencegah meluasnya dampak dengan meningkatkan daya tahan, baik lewat asupan, kebersihan, gerakan massa cuci tangan, dan olahraga.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP