Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


06 July 2015

PPDB 2015, Tahun Depan, Kulonprogo Terapkan Online Lagi

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Pendidikan Kulonprogo akan
menerapkan sistem online untuk penerimaan murid baru di tahun depan
karena penyelenggaraan tahun ini dianggap berhasil.

Kepala Disdik Kulonprogo Sumarsana menilai ada tanggapan positif dari
kalangan warga karena sistem online menjadikan penerimaan murid baru
lebih transparan dan mudah diakses. Penerimaan peserta didik baru juga
dianggap warga efektif mengurangi kesibukan pencabutan berkas
pendaftaran, terutama di hari terakhir.

"Jumlah penyelenggara [PPDB online] akan ditambah tetapi belum tahu
berapa," ungkapnya, Minggu (5/7/2015). Sumarsana mengaku evaluasi PPDB
online baru akan dievaluasi pada Senin (6/7) sampai Rabu (8/7/2015).
Evaluasi di antaranya membahas aplikasi yang digunakan dalam PPDB di
tahun ini perlu ditambah atau dikurangi, sebagai bahan penyelenggaraan
selanjutnya.

Disdik mencatat penyelenggaraan pertama PPDB online di tahun ini masih
terdapat kekurangan. Seperti soal sosialisasi yang kurang optimal dan
beberapa kendala teknis. Kepala Sub Bagian Perencanaan Disdik
Kulonprogo, Taryono, memaparkan koneksi internet juga jadi
permasalahan tersendiri karena hal itu membuat sekolah-sekolah di
wilayah pelosok belum bisa menerapkan PPDB online.

Wilayah itu seperti Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kokap yang tidak
memiliki jaringan internet dan koneksi internet di Kecamatan Samigaluh
yang tergolong sulit. "Setidaknya untuk Samigaluh, sudah dicoba satu
sekolah dulu di tahun ini," paparnya.

Bagi kalangan sekolah, penerapan PPDB manual tidak lantas merugikan.
Kepala SMAN 1 Kokap, Agus Nur Khafid, mengungkapkan cara manual, alias
calon siswa mesti datang langsung ke sekolahan, tetap bisa berjalan
lancar di PPDB yang baru berakhir pada Jumat (3/7/2015) lalu.

Cara manual juga menguntungkan karena calon murid yang sebelumnya
mendaftar secara online dan tidak diterima akan langsung mencari
sekolah negeri lainnya. Meski belum menggunakan sistem online, Agus
mengaku sekolahannya tetap diminati bahkan menjadi tujuan bagi siswa
yang berada di Jawa Tengah, seperi wilayah Kabupaten Purworejo.

SMKN 1 Kokap juga masih menerima siswa baru melalui sistem manual.
Namun, sekolah ini juga telah membuka pendaftaran secara online di
website sekolah. Hal itu disampaikan Wakil Kepala Bidang Kurikulum
SMKN 1 Kokap, Sholikatun.

"Tidak secara online yang bisa diakses secara umum. Hanya membuka
pendaftaran di website sekolah, ada tiga orang yang mendaftar. Namun,
tetap harus datang ke sekolah untuk melengkapi berkas," paparnya.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kulonprogo Akhid Nuryati
mendukung PPDB online diterapkan lagi di tahun depan. Dia menganggap
cara terbaru itu bisa meminimalkan kecurangan dan penerapannya
efektif. "Namun, perlu diingat, kendala geografis jadi tantangan
tersendiri," ujarnya.
Share:

04 July 2015

Agen di Nanggulan Diduga Menyelewengkan Pupuk Bersubsidi

Bisnis.com, KULONPROGO-Satreskrim Polres Kulonprogo sedang menangani
kasus dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi oleh salah satu agen di
sekitar wilayah Kembang, Nanggulan, Kulonprogo. Polisi masih memeriksa
sejumlah saksi untuk dimintai keterangan dan belum menetapkan
tersangka.
Kanit I Reskrim Polres Kulonprogo, Ipda Hadi Purwanto mengungkapkan,
dugaan kasus penyelewengan bermula dari informasi masyarakat yang
mengenai penyaluran pupuk bersubsidi yang seharusnya hanya bisa
didapatkan kelompok tani setelah menyusun rencana definitif kebutuhan
kelompok (RDKK). "Ada agen yang menjual pupuk secara eceran dan tanpa
RDKK," katanya kepada wartawan, Jumat (3/7/2015).
Saat petugas mendatangi agen itu pada Selasa (30/6/2015) lalu,
ditemukan dua karung pupuk jenis urea dan SP36 yang sebagian sudah
dijual eceran. Sisa penjualan sebanyak 7,5 kilogram (kg) urea dan 42
kg SP36 kemudian disita petugas. "Baru dua karung itu yang dibuka,"
ujar Hadi.
Hadi menguraikan, agen mengaku belum lama melayani penjualan pupuk
bersubsidi secara eceran. Saat itu, pupuk belum bisa disalurkan kepada
kelompok tani karena masih menunggu proses klarifikasi RDKK. "Tanggal
30 Juni itu ada petani yang beli beberapa kilogram saja dan dilayani,"
paparnya.
Polisi masih terus melakukan penyidikan lebih lanjut untuk memastikan
apakah temuan di Nanggulan itu memang merupakan kasus penyelewengan
pupuk bersubsidi. Jika terbukti tidak menyalurkan pupuk secara tepat
sasaran, pelaku bisa dijerat pasal 60F UU No.12/1992 tentang sistem
budidaya tanaman. Ancaman hukumannya adalah kurungan maksimal lima
tahun.
"Kami juga bekerja sama dengan Pemkab Kulonprogo untuk pengecekan
daftar agen resmi dan kelompok tani di Kulonprogo," ujar Hadi
kemudian.

Editor : Nina Atmasari
Share:

KASUS NARKOBA KULONPROGO : Beli Obat di Apotek Lalu Jual Lagi, Seorang Pemuda Ditangkap

Harianjogja.com, KULONPROGO– Tiga pemuda ditangkap lantaran memakai
dan mengedarkan narkoba jenis psikotropika. Jajaran Satres Narkoba
Polres Kulonprogo berhasil menemukan 19 butir narkoba dari tangan
pelaku.

Ketiga pelaku, yakni SS, WW dan DH terancam hukuman hingga lima tahun
penjara. Dari tangan tersangka, diamankan 19 butir narkoba yang
terdiri dari tiga butir calmet yang diambil dari tangan WW, enam butir
camlet milik SS dan tujuh butir calmet serta tiga butir etizolam milik
DH.

Kabag Ops Polres Kulonprogo Kompol Dwi Prasetio mengatakan, ketiga
pelaku dijerat dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika. Dia mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan, pelaku SS dan
DH diduga mengedarkan narkoba tersebut.

"Ketiganya ini saling mengenal. Nantinya tersangka WW akan dikenai
pasal 62 karena memiliki, membawa dan menyimpan psikotropika.
Sedangkan SS dan DH akan dikenai pasal 62 atau 60 ayat 2 karena
berperan mengedarkan atau menyalurkan narkoba," ujar Dwi, Kamis
(2/7/2015).

Sementara itu, Kasat Res Narkoba Polres Kulonprogo AKP R Agus Nursewan
mengatakan, penangkapan ketiga tersangka tersebut bermula dari adanya
informasi dari masyarakat terkait adanya penyalahgunaan narkoba.

Petugas kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil meringkus WW pada
Selasa (16/6/2015) lalu di sekitar Jalan Trisik-Bugel. Berdasarkan
pengembangan dari pelaku pertama, petugas berhasil meringkus SS dan DH
di hari yang sama pada Rabu (17/6/2015) di wilayah Karangsewu, Galur
dan Bojong, Panjatan.

"Memang ada resep dokter, tapi kalau digunakan sendiri itu tidak
masalah. Tapi kalau diedarkan, bahkan diperjual belikan maka itu
melanggar hukum," jelas Agus.

Dua pelaku, yakni SS menjual psikotropika itu kepada WW dengan harga
Rp45.000 per tiga butirnya. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, SS
mengaku mengalami ketergantungan terhadap obat tersebut. Berdasarkan
pengakuannya, obat tersebut didapatkan dari salah satu apotik di
Jogja, setelah diberikan dokter.

"Keluhannya pusing, lalu saya diberi resep oleh dokter. Teman saya
[DH] minta, lalu saya jual lagi," ujar SS.
Share:

Menanti Menoreh Kuning di Kulon Progo

Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) merupakan program desa binaan CSR
Pertamina, yang telah sukses membina dan mendampingi masyarakat Desa
Wonokerto, Semarang, Jawa Tengah dalam mengembangkan agrowisata buah
naga. Kali ini, SPT Pertamina menyasar masyarakat Desa Banjaroya,
Kabupaten Kulon Progo, DIY, yang masih berada di sekitar wilayah
operasi Terminal BBM Rewulu.

Desa Banjaroya dan sekitarnya merupakan daerah perbukitan yang kering.
Kondisi pertaniannya juga masih tertinggal. Sebagian besar kondisi
tanah di desa tersebut kurang produktif, yang hal Ini berdampak pada
tingkat sosial ekonomi warganya yang masih rendah. Bekerja sama dengan
Yayasan Obor Tani, sejak 2013, Pertamina menjalankan aktivitas
pemberdayaan masyarakat Desa Banjaroya dengan memanfaatkan lahan
kurang produktif.
-
Potensi durian
Dengan bantuan modal bibit pohon, pupuk pelatihan, dan pembinaan,
lahan tersebut saat ini telah ditanami pohon durian menoreh kuning.
Keunggulan durian menoreh kuning antara lain daging buahnya berwarna
kuning kemerahan dan rasanya lebih manis. Keunggulan ini membuat
durian menoreh kuning bisa memiliki harga pasaran lebih tinggi
dibandingkan durian montong.

Bibit pohon durian menoreh kuning ditanam di lahan-lahan milik warga
dan tanahbengkokyang dipinjamkan pemerintah desa untuk dimanfaatkan
warga. Total luas lahan adalah sekitar 20 hektare dengan 3.000 pohon.
Sejak penanaman bibit pohon tahun 2013, diharapkan hasil dapat dipanen
pada tahun 2016.

Harga durian menoreh kuning per kilogram di pasaran adalah Rp
35.000–Rp 45.000. Setiap petani rata-rata memiliki 15–20 pohon.
Apabila setiap pohon sedikitnya menghasilkan 3 durian, petani akan
memetik hasil sekitar Rp 1.575.000 saat panen. Di samping itu, para
petani juga berinisiatif menanam tanaman sela yang dapat memberikan
pemasukan tambahan.

Program SPT ini memberikan berbagai manfaat. Dalam segi ekonomi,
rezeki akan dirasakan oleh petani dan warga dari hasil panen durian
dan agrowisata. Di segi lingkungan, dengan pemanfaatan lahan kurang
produktif untuk perkebunan durian, cadangan air dalam tanah dan daya
serap karbondioksida akan meningkat. Sementara itu, dari segi edukasi,
para petani mendapatkan pengayaan pengetahuan mengenai teknologi
budidaya pertanian.

"Tadinya saya bertani ya secara tradisional saja. Saya bersyukur
mendapatkan pelatihan ini, jadi tahu cara bertani yang lebih modern,"
ungkap Soleh, salah satu petani SPT.

Keberhasilan program
Pertamina tidak hanya memberikan pelatihan, bibit pohon, pupuk, biaya
pemeliharaan selama 3,5 tahun, dan biaya pengendalian hama penyakit.
Pertamina juga memberikan bantuan pembangunan waduk mini seluas 1
hektare, wisma tani, dan fasilitas pelengkap di argowisata kebun
durian, seperti patung durian,jogging track, dan sejumlah gazebo.
Kini, Desa Banjaroya telah ramai dikunjungi sebagai salah satu
destinasi wisata di Kulon Progo.

"Melalui program SPT Pertamina, kami berharap dapat memberikan nilai
tambah bagi masyarakat dengan memanfaatkan lahan tidak produktif
menjadi sumber penghasilan, baik dari hasil panennya maupun
agrowisata," tutur CSR Manager Pertamina Agus Mashud.

"Tahun depan, kami berharap pohon-pohon durian itu mulai berbuah dan
agrowisata akan semakin ramai dikunjungi wisatawan. Pertamina bangga
menjadi bagian dari upaya terbangunnya kemandirian ekonomi masyarakat.
Semua kesuksesan ini tentunya tidak terlepas dari kemauan masyarakat
Desa Banjaroya untuk maju, dukungan pemerintah daerah, serta kerja
sama Yayasan Obor Tani," tambah Agus.

Pertamina telah memiliki sedikitnya 120 desa binaan di seluruh
Indonesia. Program desa binaan masuk dalam dalam kelompok Pertamina
Berdikari. Dalam setiap program desa binaan, Pertamina melakukan
pendampingan selama 2–3 tahun. Program ini terbukti telah memberikan
manfaat besar dan menciptakan efek domino perekonomian masyarakat,
serta sangat diapresiasi oleh pemerintah daerah. (Adv)

Penulis:advertorial
Editor: advertorial, kompas
Share:

Kawanan Pencuri Nekat Beraksi di Pasar Gawok Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Sekawanan pencuri beraksi menyasar
pedagang kelapa di Pasar Gawok selatan Terminal Wates Kulonprogo,
Kamis (2/7/2015) siang. Tas berisi uang tunai kira-kira Rp 17 juta
milik pedagang kelapa, Sastro Utomo (80), pun raib dibawa kabur para
pelaku.
Suasana pasar kelapa yang penuh para pedagang nampaknya tidak
mengurangi nyali para pelaku. Berdasarkan informasi dihimpun di
lokasi, pelaku yang diperkirakan lebih dari tiga orang berpura-pura
sebagai pembeli. Dua orang bertanya-tanya soal harga, pelaku lainnya
beraksi dari belakang menyambar tas di atas kursi panjang lalu kabur.
Korban yang merupakan pedagang kelapa di pasar itu, Sastro Utomo,
mengatakan siang itu kedatangan sekitar dua orang ke gubuk dagangan
kelapanya. Seorang di depan mengenakan topi dan jaket hitam
mendekatinya dan bertanya soal harga kelapa.
"Dia membawa plastik berisi pakan ayam. Tadinya tanya-tanya, tapi
setelah direspon malah menengok ke sana-sini," ujar Mbah Sastro,
ditemui usai kejadian.
Sementara seorang lainnya di luar lapak dagangan. Orang itu sekilas
terlihat mengawasi. Tak disangka, ketika Mbah Sastro sedang menanggapi
dua orang tersebut, seorang lainnya muncul dari arah belakangnya, dari
balik dinding terpal lapak yang penuh lubang karena robek.
"Tiba-tiba tangannya sudah masuk lubang terpal,nyelonongmengambil tas
saya di atas kursi panjang dekat tumpukan kelapa lalu kabur ke
selatan. Isinya Rp 17 juta mau saya pakai
kulakan,"katanya.(*)
Share:

Empat Tokoh WTT Akhirnya Hirup Udara Bebas

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -Genap empat bulan menjalani pidana
penjara di LP Wates, empat tokoh Wahana Tri Tunggal (WTT), Sarijo cs,
akhirnya menghirup udara bebas, Jumat (3/7/2015).
Menyambut hari bebas itu, ratusan warga WTT melakukan penjemputan
sejak pagi. Sambutan warga WTT tidak hanya berupa arak-arakan
bersepeda motor. Usai keluar dari penjara, empat tokoh tersebut
bersama warga WTT beriringan menuju Pantai Glagah.
Mereka melakukan larungan pakaian dan sandal serta berbagai barang
yang semula dikenakan selama berada di penjara. Hal itu dimaksudkan
sebagai simbol membuang sial.
Seorang dari empat tokoh WTT, Wasiyo, mengaku senang bisa bebas. Dia
bahkan meluapkan kegembiraannya atas sambutan warga WTT.
"Kami senang bisa kembali berkumpul dan antusias tetap menolak
bandara," ujar Wasiyo.
Selengkapnya simak di halaman 6 Tribun Jogja edisi Sabtu (4/7/2015). (*)
Share:

Bekas Aliran Sungai Ditambang, Warga Resah

GALUR ( KRjogja.com) - Warga mengeluhkan aktifitas penambangan pasir
dengan cara manual dan mesin tiup (disebul) yang dilakukan sekelompok
orang di bekas aliran Sungai Progo atau di lahan wedi kengser di
wilayah Desa Banaran Kecamatan Galur. Warga khawatir aliran sungai
berubah ketika terjadi banjir, akibat adanya penambangan.

"Warga khawatir kalau terjadi banjir aliran sungai kembali ke arah
barat," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Jatimulyo, Sukardi,
Kamis (2/7/2015).

Dijelaskan, sebelum gunung Merapi erupsi 2010, aliran Sungai Progo di
kawasan tersebut berada di sisi barat dan banyak menggerus lahan
pertanian warga. Tapi dengan terjadinya erupsi Merapi membuat material
pasir menumpuk dan membuat kawasan itu menjadi daratan, sementara
aliran air berubah arah dan berada di tengah sungai bahkan muncul
laguna di tengah.

Seiring langkanya pasir di pasaran menyusul gencarnya aparat keamanan
baik dari unsur Kepolisian maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol
PP). Kini banyak penambangan manual beraktifitas di lahan bekas aliran
sungai yang berubah jadi daratan. Lokasi penambangan tersebut berada
dekat dengan bangunan penahan arus sungai (grouncill) dengan kedalaman
di atas satu meter.

"Kami membentuk KUBE Jatimulyo untuk mewadahi warga yang melakukan
penambangan manual dan mesin sedot. Tapi lokasinya di aliran Sungai
Progo dan di sekitar laguna, sehingga lebih aman dan membuat airan
sungai lebih stabil disisi tengah," terangnya.

Berkaitan adanya aktifitas penambangan dengan cara disebul di luar
aliran sungai, warga berharap pemerintah turun tangan
mensosialisasikan, kawasan itu harus dikembangkan menjadi kawasan
pertanian. Bahkan jika perlu pemerintah membantu warga melakukan
penanaman tanaman keras agar aliran sungai tidak berbelok arah karena
membahayakan pemukiman warga. (Rul)
Share:

Masih Utang Klaim, Dana Jamkesda 2015 Makin Menipis

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Klaim jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)
Kabupaten Kulonprogo makin tahun makin banyak. Tahun 2015 ini dana
Jamkesda sebesar Rp 9 Miliar, hingga Juni telah terpakai Rp 5,5 M.
Namun jumlah itu belum termasuk utang klaim pada RSUD Wates yang baru
sampai April, RSUP Sardjito dan Puskesmas hingga Maret. Sehingga
diprediksikan dana tersebut akan habis klaim semua rumah sakit hingga
Juni.

Dijelaskan Kepala UPTD Jaminan Kesehatan (Jamkes) pada Dinas Kesehatan
Kulonprogo Paryanto SKM, dana Jamkesda selalu habis terpakai dan
bahkan harus ada anggaran belanja tambahan (ABT) untuk mencukupi semua
klaim-klaimnya. Seperti dana tahun 2014 semula Rp 8 M dan ditambah
lagi Rp 7,6 M. Tapi itu tidak cukup karena masih utang RSUD Wates
hingga Rp 2,6 M. Bahkan ada informasi untuk 2016 dana yang disediakan
malah turun, hanya Rp 5,7 M. Padahal tahun 2016 peraturannya akan
berbeda lagi. "Kalau tidak dipilah-pilah kita bisa kerepotan,"
ujarnya, Jumat (3/7/2015).

Menurutnya, dalam penanganan Jamkesda seharusnya tidak total coverage
atau berlaku bagi semua masyarakat yang ber-KTP Kulonprogo, namun
harus ada pemilahan kaya dan miskin. Sehingga dalam pemberian bantuan
tidak sama antara yang kaya dan miskin.

"Kalau bicara total coverage jangan dengan uang di bawah Rp 15 M,
karena tidak cukup. Jamkesda tidak sama dengan penyerapan anggaran,
karena orang sakit tidak bisa dipresdiksi. Bila ingin lebih bijak
tidak total coverage, tapi dipilah-pilah, sehingga yang kaya misalnya
hanya diberi klaim di bawah 50 persen, selebihnya bayar sendiri,"
katanya.

Sebab, lanjut Paryanto, saat ini tren-nya, warga yang sudah pindah
penduduk ke daerah lain, karena Kulonprogo memberlakukan total
coverage maka ketika sakit memilih dirawat di Kulonprogo dan akhirnya
bisa mengakses Jamkesda. Seharusnya ketika masuk rumah sakit semua
persyaratan sudah lengkap, namun ada yang mengurus perpindahan
penduduk baru ketika sudah masuk rumah sakit.(Wid)
Share:

Susu Kemasan Sudah Berbelatung Masih di Jual di Kulonprogo

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO -Razia gabungan Pemkab Kulonprogodi
sejumlah pasar tradisional, Jumat (3/7/2015), kembali menemukan produk
makanan kemasan kadaluarsa dan ikan berformalin.

Saat akan melakukan penyitaan, petugas bahkan menemukan susukotak
bermerk mengeluarkan belatungdari lubang segel yang telah rusak.

Razia tersebut merupakan gabungan dari Satpol PP, Diskepenak,
Disperindag, Dinas Kesehatan, dan Polres Kulonprogo.

Mulai setelah subuh, tim gabungan bergerak menyisir sejumlah pasar
tradisional di sisi barat.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP Kulonprogo, Kuncahyo,
mengatakan tim kali pertama mendatangi pasar di Kecamatan Temon.

Saat pemeriksaan, petugas menemukan produk susukotak bermerk yang
telah kadaluarsa dan rusak bagian segelnya.

Saat petugas mengambil hendak menyitanya, ternyata susukotak tersebut
mengeluarkan ulat atau belatung.

Nampaknya susukemasan itu sudah cukup lama sehingga menjadi tempat
hidup binatang kecil tersebut.

Kuncahyo mengatakan temuan kali ini cukup banyak. Makanan dan minuman
kemasan ternyata banyak yang telah kadaluarsa.
Petugas langsung menyitanya agar tidak dijual kepada konsumen.
"Makanan dan minuman seperti susuyang kadaluarsa kami sita," katanya.
Menurutnya, pedagang yang bersangkutan langsung mendapat pembinaan.
Intinya, agar mereka tidak mengulangi menjual makanan yang kadaluarsa.
Namun jika di kemudian hari mereka kedapatan mengulangi perbuatannya,
penyidik akan menindaknya melalui proses persidangan.

Selain produk makanan dan minuman kemasan kadaluarsa, petugas juga
menemukan ikan berformalin.

Seperti halnya produk kemasan yang kadaluarsa, ikan positif formalin
juga langsung disita agar tidak dijual lagi. (*)
Share:

02 July 2015

PPDB Reguler Tetap Dipadati Pendaftar

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Hari pertama penerimaan peserta didik baru
(PPDB) reguler di Kabupaten Kulonprogo, Rabu (01/07/2015),tetap
dipadati pendaftar. Di SMA N I Lendah hingga pukul 13.00 WIB jumlah
formulir yang keluar sebanyak 152 lembar, sementara yang sudah
mengembalikan atau memasukkan formulir ada 108. Sedangkan di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) Wates I formulir keluar 150 dan masuk 85.
Menurut Wakasek Humas SMA N I Lendah Paijan SPd, daya tampung 192
siswa atau enam kelas, terdiri 160 siswa dengan lima kelas reguler dan
32 siswa atau satu kelas khusus olahraga (KKO). Untuk pendaftar
reguler, nilai ujian nasional (UN) yang masuk sementara ini tertinggi
351,0 dan terendah 149,5.
"Sedangkan untuk kelas khusus olahraga (KK0) karena pendaftarannya
sudah mendahului yang reguler, maka 1 Juli tersebut digunakan untuk
daftar ulang. Kemarin jumlah pendaftar KKO sejumlah 37 siswa dan yang
diterima 1 kelas sebanyak 32 siswa," kata Paijan.
Di MAN Wates I, menurut Humas Madrasah tersebut Anhar, akan menampung
192 siswa atau 6 kelas, dengan tiga jurusan IPA, IPS dan Agama. Meski
hari pertama PPDB sudah ramai, namun biasanya pada hari terakhir PPDB
akan terjadi lonjakan pendaftar. "Formulir yang keluar sampai pukul
13.00 WIB juga sudah lumayan banyak yaitu 150 lembar, dan yang sudah
mendaftar ada 85," ujar Anhar.(Wid)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP