Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


16 June 2020

ICA DIY Salurkan Bantuan Sosial untuk Panti Asuhan di Kulon Progo - Tribun Jogja


  • TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA - Indonesian Chef Association (ICA) DIY menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako dan uang tunai untuk anak yatim di panti asuhan Ash Siddiqiyah di area Waduk Sermo,Kulon Progo pada Minggu (14/06/2020).
    Ketua ICA DIY sekaligus Executive Chef di Jambuluwuk, Malioboro Hotel, Anton Yanwar mengatakan, pemberian bantuan di panti asuhan sebagai rangkaian kegiatan sosial selama pandemi.
    "Tak hanya bantuan sembako dan uang tunai, pembagian masker di Tugu dan hand sanitizer ke beberapa rumah sakit di DIY  pun dilakukan," jelas Anton.
    Anton menambahkan,sebelumnya bantuan berupa sembako dan uang tunai juga pernah diberikan kepada anggota ICA DIY yang terdampak covid-19.
     Kemudian, dengan adanya rangkaian kegiatan sosial selama pandemi ini. ICA DIY berinisiatif untuk menjadikannya dalam agenda rutin di asosiasi.
    "Selain event kuliner yang menjadi agenda  utama. Kegiatan bakti sosial pun rencananya juga akan menjadi kegiatan rutin di asosiasi.
    Mudah-mudahan setiap kegiatannya bisa bermanfaat," pungkas Anton. (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)

Sumber Berita :
ICA DIY Salurkan Bantuan Sosial untuk Panti Asuhan di Kulon Progo - Tribun Jogja

Share:

Kulon Progo, Nihil Kasus Covid-19 tapi Dikepung Zona Merah - Kompas.com - KOMPAS.com


KULON PROGO, KOMPAS com –Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY), untuk kedua kalinya nihil kasus baru Covid-19.
Sejak Sabtu (13/6/2020), tidak ada laporan orang terinfeksi virus corona di daerah tersebut.
Kulon Progo sempat mencatat nihil kasus setelah 10 penderita Covid-19 pada Juni 2020.
Namun, dalam hitungan jam ada seorang pemudik yang terjangkit virus corona di Kulon Progo
Pasien kasus positif  ke-11 ini sembuh pada Sabtu (13/6/2020). 
Semua kesembuhan berakhir tanpa kematian. Kasus Covid-19 hingga kini pun nihil.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo lantas mengharap kondisi ini bisa terus terjaga dengan cara masyarakat selalu hati-hati dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. 
Pemerintah meminta warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam semua aktivitasnya. 
“Kami tetap mengajak segenap masyarakat Kulon Progo dengan kesadarannya mentaati protokoler kesehatan Covid-19,” kata Bupati Kulon Progo, Sutedjo melalui pesan singkat, Senin (15/6/2020). 
Meski sudah berhasil menekan kasus Corona menjadi nol kasus, dia mengingatkan masyarakat untuk waspada mengingat kabupaten ini dikelilingi daerah yang mencatat angka penderita dengan jumlah tinggi, bahkan sudah terjadi transmisi lokal.
Daerah sekitar itu yaitu Purworejo, Magelang, Sleman dan Bantul.
Sleman mencatat lebih 100 kasus terkonfirmasi Covid, Bantul lebih 60 kasus, Magelang lebih 30 kasus, dan Purworejo 79 kasus. 
Sutedjo mengungkapkan, risiko penularan bisa saja cepat terjadi tanpa upaya kepatuhan pada protokol kesehatan.
“Kita tetap harus waspada karena sekitar Kulon Progo masih banyak yang positif,” kata Sutedjo. 
Dia mencontohkan, baru-baru ini belasan warga Kulon Progo harus diisolasi karena kontak erat dengan juragan ikan asal Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo.
Jogoboyo adalah desa yang berbatasan dengan Kalurahan Jangkaran, Temon, Kulon Progo.
Penyelidikan epidemiologi melaporkan sebanyak 19 orang menjadi orang tanpa gejala setelah kontak dengan penderita Covid-19 asal Jogoboyo.
Mereka ada yang berasal dari Temon sebanyak 11 orang, Wates 5 orang, Galur 2 orang dan Pengasih 1 orang. 
Warga terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah dan mesti ikut rapid diagnostik test (RDT). Hasil tes pertama menunjukan tiga orang di antaranya reaktif, Sabtu (13/6/2020).
Mereka yang reaktif sudah diambil swab tenggorokannya pada Senin (15/6/2020) dan Selasa (16/6/2020).
Sementara sebanyak 15 lain dari kasus Jogoboyo akan mengikuti rapid test kedua dalam 10 hari ke depan.

“Kondisi sekarang yang kami khawatirkan adalah warga yang berhubungan dengan pedagang ikan dari Jogoboyo Purworejo itu, jangan-jangan masih ada yang terlewatkan belum terlacak sehingga belum di rapid-test. Kami sangat berharap semoga yang reaktif setelah di rapid test itu mudah-mudahan hasil swab labnya negatif semua,” kata Sutedjo.
Setelah kasus tersebut, tracing terus digalakkan. Gugus tugas kecamatan dan desa masih terus melaksanakan pelacakan.  
“Bekerja sama dengan UPT Pasar saat ini untuk melakukan pelacakan terhadap pedagang di pasar yang kemungkinan kontak erat dengan kasus positif Jogoboyo," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati pada kesempatan berbeda.

Sumber Berita :
Kulon Progo, Nihil Kasus Covid-19 tapi Dikepung Zona Merah - Kompas.com - KOMPAS.com
Share:

06 June 2020

Kampung Kulo Siaga: Program Pemerataan Bansos di Kulon Progo

Ilustrasi pemberian bantuan sembako. Foto: Istimewa.

Sejak adanya pandemi COVID-19, berbagai bantuan sosial (bansos) bagi warga terus mengalir. Namun acap kali ada beberapa data terkait penerima yang belum terdata hingga tidak tepat sasaran. Oleh karenanya, salah satu upaya dibangun oleh Polres Kulon Progo dalam wujud Kampung Kulo Siaga.

Kampung ini baru saja diresmikan oleh Kapolda DIY, Irjen Pol Asep Suhendar, bersama Kapolres Kulon Progo, AKBP Tartono, di Mapolres Kulon Progo pada Selasa (2/6/2020). Dalam hal ini langkah kesigapan Polres Kulon Progo mendapat apresiasi lantaran saat ini betul-betul dibutuhkan koordinasi data yang tepat untuk warga penerima bansos COVID-19.

"Kampung Kulo Siaga ini lebih kepada mengatur atau mengkoordinasikan bantuan sosial, data-data yang berkaitan dengan bantuan bencana COVID-19 ini," kata Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto, Selasa (2/6/2020).
Sementara itu Kasubag Humas Polres Kulon Progo IPTU I Nengah Jeffry mengatakan bahwa terbentuknya Kulo Siaga bermula dari temuan terkait data penerima bansos warga terdampak COVID-19 yang belum sesuai.

"Lebih tepatnya Kulo Siaga terbentuk dari awal Maret pada saat itu Polri siap kawal pendistribusian bantuan. Ternyata ada beberapa data yang tidak sesuai seperti dublikasi data, yang bersangkutan sudah meninggal/ pindah dan tidak tepat sasaran," ungkapnya.

Selain itu berdasarkan laporan dari lapangan terkait bansos, beberapa diantaranya masih tersalurkan hanya di satu titik saja sehingga wilayah lainnya belum terjangkau secara maksimal sementara ada warga yang juga maaih membutuhkan.

"Berawal dari banyaknya bantuan dari berbagai pihak yang berdonasi hanya memberi di kota atau akses provinsi, padahal di Kulon Progo banyak tempat yang susah diakses dan mereka dikatakan butuh bantuan tapi tidak dapat bantuan karena sepuh atau akses ke kota jauh atau tidak sampai info bansosnya. Kami dapat laporan dari Bhabin dan masyarakat terkait masih banyaknya orang yang membutuhkan bantuan," sambungnya.

Dalam pelaksanaannya, nantinya Polres Kulon Progo juga aoan melibatkan banyak pihak agar nantinya tercipta data yang sinkron yang berdampak pada bantuan yang tepat sasaran.


"Memang Polres yang mendirikan, tapi di dalamnya bekerja sama dengan Kodim dan Panewu. Biar saling singkron data dan gotong royong dalam aksi kemanusiaan bantu masyarakat Kulonprogo," ungkapnya.

 Senada dengan Jefri, Yulianto berharap agar adanya program ini bisa meminimalisasi bantuan tumpang tindih.
Menurut Yulianto, hal ini baru pertama kali diadakan di wilayah Polda DIY. Diharapkan hal ini bisa menjadi contoh bagi polres lainnya terkait permasalahan koordinasi bansos.
"Saya kira Polres Kulon Progo yang pertama membangun sistem ini dan mudah-mudahan bisa dicontoh polres yang lain," pungkasnya

sumber kumparan.com
Share:

Harga Cabai Masih Anjlok, Pemkab Kulon Progo Bantu Petani Jualkan 1,6 Ton - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Harga cabai yang masih anjlok membuat para petani cabai tak mendapat untung sama sekali dari penjualan cabai sehari-hari. Hal ini merupakan dampak dari tidak bisanya hasil panen cabai tersebut dikirim ke luar kota akibat pandemi Covid-19.
Demi membantu menyiasati hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo membantu menjualkan cabai produksi petani pesisir selatan itu. Hal ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani yang mengalami keterpurukan harga di tengah pandemi Covid-19.
“Ini merupakan keberpihakan pemerintah daerah dalam kaitannya membantu petani, dan hari ini kita bisa menjualkan 1,6 ton,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho di kantornya, Jumat (5/6/2020).
Aris mengatakan, pihaknya menjual setiap kemasan berisi cabai setengah kilogram dengan harga Rp5.000. Jumlah 1,6 ton yang berhasil dijual tadi tidak hanya laku di lingkungan Pemda Kulon Progo, tapi juga di DIY.
Dijelaskan Aris, proses penjualan ini dilakukan oleh Asosiasi Pasar Tani (Aspartan), yang melibatkan delapan kelompok tani. Terkait penentuan harga, dalam penjualan kali ini, didasarkan pada harga eceran yang ada di pasaran.
Tidak jarang pemerintah ikut terjun untuk mengadakan operasi pasar saat harga tinggi. Namun tidak jarang juga masyarakat yang menanyakan kehadiran pemerintah di tengah harga anjlok.
“Ya hari ini menjadi momentum kita untuk bergerak membantu petani melihat kondisi harganya yang masih terpuruk. Kegiatan ini juga sudah mendapat restu dari bupati,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu petani, Rupingi, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan hari ini. Pihaknya tidak menampik bahwa saat ini tengah mengalami kerugian dalam penjualan cabai.
Sebelumnya, harga cabai mulai mengalami penurunan sejak Lebaran lalu. Bahkan harga cabai terpuruk hingga sempat menyentuh angka Rp3.400 per kilogram, kemudian sempat naik pada Kamis (4/6/2020), menyentuh harga Rp5.100 per kilogramnya.
“Produksi kita bisa sampai 30 ton per hari. Untuk penjualan hari ini bisa dijualkan sebanyak 1,6 ton,” ujarnya.
Dijelaskan Rupingi, di tingkat petani sendiri pada pasar lelang semalam harga cabai sekitar Rp4.700 per kilogram. Sementara itu Break Even Point (BEP) atau standar harga agar petani bisa balik modal adalah Rp11.000 per kilogram.
Sumber Berita :

Harga Cabai Masih Anjlok, Pemkab Kulon Progo Bantu Petani Jualkan 1,6 Ton - SuaraJogja.ID
Share:

Kulonprogo Masuk Zona Hijau, Rumah Ibadah Bisa Gelar Kegiatan Peribadatan - Harian Jogja

 

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo mengkaji izin rumah ibadah menggelar peribadatan pada masa new normal. Sembari menunggu aturan itu keluar, kegiatan peribadatan di rumah ibadah boleh dilaksanakan dengan catatan harus mematuhi protokol penanganan Covid-19.
Rencana itu dibahas dalam rapat koordinasi di Bale Agung, Kompleks Pemkab Kulonprogo, Kamis (4/6/2020) siang. Rakor tersebut dihadiri Tim Gugus Tugas penanggulangan Covid-19 Kulonprogo dan perwakilan tokoh lintas agama.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan pemkab saat ini sedang memproses pembuatan surat edaran (SE) bupati atau sejenisnya yang mengatur penyelenggaraan kegiatan peribadatan di rumah-rumah ibadah pada masa pandemi. Walaupun begitu, pelaksanaan kegiatan peribadatan tetap bisa dilangsungkan sebelum SE Bupati atau aturan sejenis keluar.
"Secara kondisi sudah boleh, tapi tetap harus ada payung hukumnya lewat SE," ujar Budi, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan peribadatan di rumah ibadah di Kulonprogo pada prinsipnya sudah boleh. Ini berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementerian Agama No.15/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Masa Pandemi.
Selain itu, saat ini Kulonprogo masuk zona hijau Covid-19 karena jumlah pasien positif virus corona terbilang sedikit. Dari akumulasi 10 pasien, tinggal satu orang saja yang belum sembuh.
“Alhamdulillah saat ini Kulonprogo masuk zona hijau, tapi perlu diperhatikan bahwa status ini tidak seterusnya, masih ada evaluasi pada kemudian hari,” kata dia.
Berdasarkan dua hal itu, ada kelonggaran para pengurus rumah ibadah yang ingin menggelar kegiatan peribadatan. Namun dalam pelaksanaannya mereka tetap harus mematuhi protap Covid-19, di antaranya wajib mengenakan masker, jaga jarak, menyediakan tempat cuci tangan dan peribadatan dilangsungkan secara singkat.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteaan Rakyat dan Kemasyarakatan, Setda Kulonprogo, Jazil Ambar Was’an, mengatakan berdasarkan hasi koordinasi tim gugus tugas Covid-19 dengan tokoh-tokoh lintas agama, masyarakat telah merindukan pelaksanaan ibadah di masing-masing tempat ibadah.
“Dengan adanya keinginan dari tokoh masyarakat dan status zona hijau, jadi bahan pertimbangan bupati menentukan kebijakannya, apakah boleh tidak atau pola seperti apa tempat ibadah bisa difungsikan. Namun perlu diingat kebijakan berupa aturan ini belum final, bisa berbentuk SE bupati atau pengumuman," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung, Wates, Fauzan, mengatakan sudah memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan ibadah yang tertuang dalam SE Kemenag. Antara lain, penerapan physical distancing minimal satu meter, penyediaan tempat cuci tangan, hingga menyiapkan petugas untuk mendata dan mengecek suhu tubuh jamaah. Jemaah juga diwajibkan untuk selalu membersihkan diri dan mengenakan masker di lingkungan masjid.
Fauzan memastikan pada Jumat pekan ini Masjid Agung Wates akan menggelar salat Jumat berjemaag. Namun, pelaksanaannya, sementara hanya diikuti oleh warga sekitar Masjid Agung.
"Sehingga besok kami tetap gelar Salat Jumat," ucapnya.
Share:

BREAKING NEWS : Update Covid-19 Kulon Progo 5 Juni 2020, Pasien Positif Terakhir Dinyatakan Negatif - Tribun Jogja





Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pasien konfirmasi positif covid-19 terakhir yang dirawat di Kulon Progo yakni KP-10 yang merupakan pasien dari Cluster Indogrosir akhirnya dinyatakan negatif.

Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, Jumat (5/6/2020) sore.

Pasien tersebut diketahui telah menjalani perawatan selama 27 hari di RSUD Wates.

Menurut keterangannya pasien ini sudah dinyatakan negatif dari dua kali hasil test swab terakhir.


"Saat ini pasien KP-10 tersebut sudah diperkenankan untuk pulang," ujarnya.

Berkaitan dengan hal ini, Baning belum berani menjamin bahwa Kabupaten Kulon Progo saat ini zero case Covid-19.

Pasalnya, hingga saat ini masih terdapat tujuh pasien dalam pengawasan (PDP) dan 25 orang dalam pemantauan (ODP).

"Semoga saja semuanya negatif," ujarnya.

Disisi lain, Baning juga mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu hasil test swab 5 orang yang reaktif setelah menjalani rapid test masal




Sumber Berita :
BREAKING NEWS : Update Covid-19 Kulon Progo 5 Juni 2020, Pasien Positif Terakhir Dinyatakan Negatif - Tribun Jogja
Share:

01 June 2020

Kasus Covid-19 Tergolong Landai, Masyarakat Kulon Progo Diminta Tak Lengah - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Belakangan jumlah kasus terkonfirmasi positif dan warga yang memiliki potensi terjangkit Covid-19 di Kulon Progo terus melandai. Terpantau sejak tiga hari terkahir, pasien terkonfirmasi positif yang masih dirawat hanya menyisakan satu orang.
Menurut paparan data dari Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati, jumlah warga yang memiliki indikasi terjangkit selaras dengan pasien yang sembuh, yakni mengalami penurunan. Ia mengungkapkan, belum terdapat penambahan pasien dalam pengawasan (PDP) maupun kasus konfirmasi positif.
"Kulon Progo saat ini hanya menyisakan satu orang pasien terkonfirmasi positif yang dirawat, ditambah dengan empat PDP yang juga masih dirawat di rumah sakit," ujar Baning, saat dihubungi SuaraJogja.id, Minggu (31/5/2020).
Kendati begitu, Baning tetap meminta semua pihak, khususnya masyarakat, untuk tetap waspada dan tidak boleh lengah dalam menghadapi kondisi seperti ini. Apalagi di tengah pencanangan new normal, yang makin giat diserukan oleh pemerintah, masyarakat Kulon Progo tetap harus melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku.
"Langkah antisipasi masih perlu terus dilaksanakan, tidak boleh santai-santai meskipun datanya seperti itu. Lagi pula kita tidak tahu jika ada Orang Tanpa Gejala (OTG), jadi ya jaga-jaga," ungkapnya.
Ditambahkan Baning, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM Kesehatan Kulon Progo, pihaknya telah melaksanakan on the job training (OJT) untuk pengambilan swab hidung dan tenggorokan. Kegiatan itu dilakukan oleh 26 orang Ahli Teknologi Laboratorium Medis (ATLM), atau yang biasa disebut analis kesehatan dari UPTD Puskesmas dan UPTD Labkesda Kulon Progo.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo Astungkara mengapresiasi semua pihak yang telah membantu dalam menekan, bahkan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kulon Progo. Masyarakat yang punya andil penting juga tidak luput dari perhatian.
"Ini menunjukkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan sudah cukup baik," ujarnya.
Pihaknya berharap, masyarakat masih terus melakukan PHBS dan menaati protokol yang ada dalam aktivitas sehari-hari. Jika hal itu bisa terus dijalankan, bukan tidak mungkin kasus tidak akan bertambah lagi.


Sumber Berita :
Kasus Covid-19 Tergolong Landai, Masyarakat Kulon Progo Diminta Tak Lengah - SuaraJogja.ID
Share:

27 May 2020

BREAKING NEWS : Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Selatan Kulon Progo, Air Hingga ke Parkiran Mobil - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kawasan pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya yang berada di wilayah Kulon Progo, Selasa (26/5/2020) dihantam gelombang laut yang cukup tinggi.
Menurut pantauan Sarlinmas Rescue, gelombang tinggi tersebut masuk hingga ke daratan.
Koordinator Sarlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Glagah Aris Widiatmoko mengatakan, gelombang terpantau masuk ke daratan sejauh 20 - 25 meter dari bibir pantai.
"Di kawasan pantai Trisik, gelombang tinggi masuk mencapai kawasan parkiran mobil.
Sementara di pantai Glagah gelombang tinggi masuk hingga ke Utara pantai Glagah," sambungnya.
Meski demikian, disampaikan olehnya hantaman gelombang tinggi tersebut tidak sampai menimbulkan korban karena di kedua pantai tersebut tengah sepi pengunjung.
"Untuk fasilitas umum yang ada di pantai terpantau tidak ada kerusakan," ungkapnya.
Dia juga menyampaikan karena kondisi ini, para nelayan, pemancing dan penjaring ikan yang biasanya mencari ikan di pantai di Kulon Progo, untuk sementara menghentikan kegiatannya hingga kondisi normal.
"Gelombang tinggi diperkirakan masih berlangsung hingga esok hari," katanya.
Di sisi lain, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo, Edi Wibowo, juga membenarkan mengenai kejadian ini.
"kejadiannya sekitar pukul 10.00 WIB," katanya.
Sementara itu, berdasarkan info prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, pada hari Selasa 26 MEI 2020, Mulai Pukul 07.00 WIB, diperkirakan akan terjadi Gelombang Laut Tinggi di Perairan selatan Yogyakarta yang berkisar antara 2.5 – 4.0 meter. (Tribunjogja/Andreas Desca)
Share:

24 May 2020

Satu pasien positif COVID-19 di Kulon Progo dinyatakan sembuh

 

Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati. ANTARA/Sutarmi/am.
Kulon Progo (ANTARA) - Satu pasien positif COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan sembuh setelah 16 hari menjalani perawatan di RS Harjolukito Yogyakarta.

"Satu lagi kasus positif COVID-19 keenam di Kulon Progo dari Kecamatan Samigaluh sudah sembuh setelah dirawat 16 hari di RS Harjolukito Yogyakarta dan telah dipulangkan Jumat (22/5) malam," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati di Kulon Progo, Sabtu.

Ia mengatakan hari ini tidak ada laporan penambahan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Namun demikian, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia kesehatan Kulon Progo, hari ini dilakukan OJT (on the job training) pengambilan swab hidung dan tenggorok untuk sampel COVID-19 kepada 26 ATLM (ahli teknologi laboratorium medis) atau yang biasa disebut analis kesehatan dari UPTD Puskesmas dan UPTD Labkesda Kulon Progo.
"Hal ini dalam rangka peningkatan kemampuan SDM kesehatan mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Kulon Progo," katanya.

Selain itu, lanjut Baning, Dinkes Kulon Progo melakukan pengambilan sampel serial dua hari berturut turut dari 10 sampel reaktif dari tujuh orang rapid test massal dan tiga kontak kasus pasien COVID-19 keenam di Kulon Progo sudah dikirim ke laboratorium BBTKL PP Yogyakarta untuk diperiksa RT-PCR.

"Kita berdoa hasilnya negatif," katanya.
 
Untuk menghadapi Hari Raya Idul Fitri, kata Baning, Dinas Kesehatan mengingatkan kembali agar masyarakat melaksanakan enam langkah menghindari COVID-19, yakni tetap di rumah, hindari kerumunan, jaga jarak lebih dari satu meter, pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan tingkatkan daya tahan tubuh.

"Gunakan media elektronik untuk melaksanakan silaturahim dengan keluarga, saudara dan tetangga," imbaunya.

Seperti diketahui, total pasien COVID-19 di Kulon Progo sebanyak 10 orang, tujuh orang di antaranya dinyatakan sembuh. Kemudian, tiga orang yang belum sembuh menjalani perawatan intensif di RSUD Wates.
Pewarta : Sutarmi
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2020


Sumber Berita :
Share:

Bahagia Usai 14 Hari Isolasi di Hutan Kulon Progo



Kulon Progo - Kisah Poniran, seorang warga perantauan yang pulang ke kampung halamannya di Dusun Menguri, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, viral beberapa waktu lalu. Poniran harus mengisolasi diri di hutan selama 14 hari.

Pada Senin, 4 Mei 2020, isolasi mandiri secara sukarela dan kesadaran di hutan itu akhirnya tuntas. Gubug sederhana tempatnya berteduh dibongkar. Poniran kini kembali ke rumahnya, berjumpa dengan istri dan anaknya tercinta.

Poniran mengaku bahagia akhirnya bisa berkumpul kembali dengan keluarga, setelah mengisolasi mandiri di sebuah gubug isolasi yang terbuat dari terpal. "Saat akan kembali dari Tangerang, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19, saya berpesan ke keluarga untuk membuatkan gubug," ujar Poniran pada Senin, 4 Mei 2020.

Bagi seorang ayah seperti Poniran, tentunya bulan hal yang mudah tinggal 14 hari di hutan tanpa berinteraksi dengan anak istrinya. Rasa rindu jelas dirasakan selama 14 hari. Dia sangat ingin sekali berkumpul bersama anak dan istri, namun atas kesadarannya, karena cintanya kepada keluarga, harus menjalani karantina.


Saat akan kembali dari Tangerang, sebagai langkah pencegahan penyebaran virus Covid-19, saya berpesan ke keluarga untuk membuatkan gubug.

Bahkan saat anaknya Dina Avrilia Nurani merayakan ulang tahun yang kesembilan, pada hari ketiga karantina, Poniran juga tidak bisa ikut secara langsung merayakan. Dia akhirnya hanya bisa ikut merayakan melalui video call sembari anaknya menyanyikan lagu bersama istrinya.

"Ini adalah konsekuensi yang saya ambil sebagai pemudik. Karena sudah diniatkan, anggap saja seperti libur. Untuk mengusir bosan, saya mengolah kebun di sekitar gubuk," ujar Poniran.

Terpisah, Panewu Kokap Sadikan mengatakan, pemeriksaan akhir pada Poniran dari Tim Medis Puskesmas Kokap, menunjukkan Poniran dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Oleh karenanya Poniran sudah bisa pulang atau menghentikan isolasi mandiri. "Dari hasil pemeriksaan, dia sehat dan bisa kembali ke rumah," ujar Sadikan.

Sementara itu, data rekapitulasi pelaku perjalanan Kabupaten Kulon Progo hingga 5 Mei 2020 pukul 19.14 WIB, jumlahnya diketahui berada diangka 5.434 orang. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan 1 hari sebelumnya, di mana jumlahnya sebanyak 5.439 orang.

Kepala Bagian Kesra Setda Kulon Progo Jazil Ambar Was'an mengatakan, jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, jumlah tersebut mengalami penurunan 5 orang. "Mereka tersebar di seluruh Kapanewon di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah terbanyak ada di Kapanewon Temon dengan jumlah 1.176 pelaku perjalanan," ungkapnya. []



Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP