- KULON PROGO, suaramerdeka.com - Menginjak hari-hari terakhir pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-107 di Kalurahan Purwosari, Kapenewon Girimulyo, kabar baik didapat warga setempat. Hal ini seiring dengan sudah selesainya pembangunan jembatan penghubung dua dusun di desa tersebut."Sudah selesai, hanya tinggal penyempurnaan dan penambahan pelengkap di jembatan itu saja. Sudah saya cek juga kemarin (11/4)," tutur Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD Reguler ke-107 Letkol Inf Dodit Susanto, Minggu (12/4).Meski sederhana, pembuatan jembatan di Pedukuhan Prangkokan ini cukup berkesan karena dikerjakan secara gotong royong masyarakat dengan Satgas TMMD sejak TMMD dimulai 16 Maret lalu.Saat ini, jembatan itu telah selesai pembangunannya dan sudah dapat dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Guna kelengkapan sarana jembatan, pada dua sisi jembatan tersebut dibuat pagar jembatan, agar terlihat bagus dan sekaligus sebagai pengaman batas tepi jalan diatas jembatan, untuk mencegah pengguna jalan tercebur ke dalam sungai yang cukup dalam dan dipenuhi dengan bebatuan.Selain pembuatan pagar jembatan, segenap warga bersama TNI, juga melaksanakan pembereman tepi jalan, penyempurnaan pembangunan RTLH dan bak penampungan air serta Taman Prasasti TMMD."Maksimalkan pekerjaan dengan waktu yang tersisa, agar seluruh pembangunan yang tinggal penyempurnaan ini dapat selesai dengan baik, sehingga setelah penutupan nanti tidak ada pekerjaan yang tersisa atau bahkan muncul keluhan tentang hasil pembangunan dari warga Purwosari," pesan Dansatgas yang juga Dandim 0731/Kulon Progo itu.Program TMMD Reguler ke-107 sendiri, tinggal menyisakan beberapa hari. Berkat kemanunggalan TNI-Rakyat, pekerjaan yang berat menjadi ringan, medan yang sulit dan menantang tidak menjadi penghalang, terbukti dengan tenggang waktu 30 hari yang disediakan, saat ini seluruh sasaran fisik pembangunannya sudah selesai dengan hasil yang maksimal dan tinggal penyempurnaan saja.
12 April 2020
Jembatan di Lokasi TMMD Kulon Progo Selesai Dibangun - suaramerdeka.com - Suara Merdeka CyberNews
Kulon Progo Kondusif untuk Pasien dan Jenazah Corona - Tagar News
Kulon Progo - Dua kasus pasien positif terpapar virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Pertama bayi berumur sekitar 4 bulan dan kini sudah sembuh. Kedua seorang pria berumur 30 tahun yang sebelumnya merupakan anak buah Kapal yang pulang ke Kulon Progo. Pria ini kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo, Ariadi mengatakan, Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kulon Progo selalu mengedukasi masyarakat bagaimana memperlakukan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Begitu pula dengan kasus pasien meninggal, masyarakat seharusnya bisa menerima pasien tersebut, baik dari luar maupun dalam daerah.
"Gugus tugas yang dari semua Organisasi Perangkat Daerah, TNI, Polri, dan lainnya, selalu memberikan edukasi ke masyarakat tentang perlakuan terhadap pasien Covid-19," ujarnya, Jumat, 10 April 2020.
Ariadi mengharapkan, masyarakat tidak melakukan penolakan. Berdasarkan laporan yang diterima dari semua panewu dan semua lurah hingga saat ini, kondisi di masyarakat Kulon Progo masih sangat kondusif.
Menurut Ariadi, Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kulon Progo pada saat ini juga sudah mempersiapkan posko dekontaminasi yang berfungsi untuk mensterilisasi petugas dan kendaraan yang dipakai dalam penanganan pasien Covid-19. Posko ini akan mendukung operasional di bidang kesehatan, terutama oleh rumah sakit, dinas kesehatan, atau puskesmas.
Gugus tugas yang dari semua Organisasi Perangkat Daerah, TNI, Polri, dan lainnya, selalu memberikan edukasi ke masyarakat tentang perlakuan terhadap pasien Covid-19.
Posko berlokasi di area parkir Taman Budaya Kulon Progo dan juga jauh dari pemukiman warga. "Sudah menjadi ketugasan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dengan posko ini harapannya tidak ada penyebaran virus," kata Ariadi.
Petugas yang akan bertugas di posko ini terdiri dari personel yang sudah mendapat pembekalan mulai dari Pusdalops BPBD, Muhammadiyah Disester Management Center (MDMC), TNI, POLRI, Tim PSC (Publik Safety Center), dan PMI. Juga tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan bantuan dari para relawan jika keadaan sudah darurat.
Dia mengatakan, operasionalnya menyesuaikan dengan kebutuhan. "Saat ini masih menyesuaikan dengan masa darurat DIY hingga tanggal 29 Mei. Persiapan posko dekontaminasi ini sendiri dimulai sejak, Kamis, 9 April 2020. Diperkirakan posko sudah bisa beroperasi senin mendatang," ujar Ariadi.
Safety Officer Posko Dekontaminasi Kulon Progo, Fikri Syahmonakhawa, mengatakan, posko ini ditujukan untuk petugas dan kendaraan yang sudah digunakan untuk pasien Covid-19. Sehingga mobil serta petugas masuk ke posko tersebut akan selalu dibersihkan menggunakan desinfektan dan sabun. "Karena sekali pakai, coverall dibuang ke bak sampah, lalu petugas dipersilakan mandi dan beristirahat," ujar Fikri.
Fikri menjelaskan, petugas kesehatan diistirahatkan di posko selama dua jam serta mendapat nutrisi untuk menjaga imun tubuh. Sementara kendaraan diistirahatkan selama 12 jam. Namun jika darurat dan banyak pasien membludak, dalam waktu 6 jam sudah bisa dioperasionalkan.
Posko ini, kata dia, dijaga oleh delapan petugas. Namun tidak menutup kemungkinan ada penambahan personel saat kondisi darurat, seperti petugas dari TNI dan Polri yang disiagakan di kesatuan masing-masing.
Dia menambahkan, stok alat pelindung diri yang tersedia di posko dekontaminasi masih ada 30 baju coverall dengan rincian 10 buah untuk petugas pembersihan di posko, 20 buah untuk petugas yang mengambil pasien, jenazah dan pemakaman.
"Untuk armada ada dua unit mobil ambulans dan milik PMI terdapat enam buah. Sedangkan penjemputan pasien akan langsung disediakan oleh rumah sakit," tutur Fikri.
Fikir mengharapkan, masyarakat memahami jika posko dekontaminasi ini adalah tempat sterilisasi dan pembersihan. Mereka tidak perlu panik karena petugas yang masuk akan keluar dengan keadaan bersih dan tidak ada virus.
"Yang penting masyarakat tidak mendekati dan memasuki zona yang ditentukan. Intinya di posko ini melindungi petugas agar tidak terkena virus atau terkontaminasi zat kimia," kata Fikri. []
Sumber Berita :
Kulon Progo Kondusif untuk Pasien dan Jenazah Corona - Tagar News
10 April 2020
Irfan Hakim Sampai Rio Febrian Imbau Warga Kulon Progo Tak Mudik - Tempo
TEMPO.CO, Jakarta - Para selebritas, Irfan Hakim, Gilang Dirga, Ramzi, Rio Febrian, dan Okan Kornelius ikut mengkampanyekan kepada masyarakat DIY agar tidak mudik. Kehadiran mereka melalui kampanye di video atas ajakan Polda DIY.
"Untuk mendukung imbauan pemerintah karena saat ini ada wabah, kami mengajak artis ikut mengimbau warga di perantauan yang biasanya mudik untuk tidak mudik dulu," ujar Kepala Bidang Humas Polda DIY, Komisaris Besar Yuliyanto Jumat 10 April 2020.
Dalam video yang diputarkan itu, Irfan mengatakan lebaran kali ini ia tidak akan mudik ke Bandung seperti biasanya. "Tahun ini saya juga sangat terpaksa tidak mudik dulu. Mudah-mudahan teman-teman di Kulon Progo, Yogyakarta juga. Stay aja dulu, jaga jarak dulu. Dengan menjaga jarak, berarti kita menjaga orang yang kita cintai," ujar Irfan Hakim.
Presenter dan aktor Gilang Dirga. Foto/instagram/gilangdirga
Gilang Dirga juga meminta warga menahan diri tidak mudik walaupun saat ini Yogya memiliki bandara baru di Kulon Progo. "Saya juga seneng sudah ada Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo. Tapi, yang mau menggunakan bandara tersebut, kalau bisa jangan dulu ya. Mudiknya ditahan dulu, pakai video call saja atau teks biar lebih baik," ujar Gilang.
Gilang mengatakan sebaran virus corona sudah merajalela ke mana-mana. "Jadi kita harus mawas diri dan saling menjaga," ujar Gilang.
Adapun Okan Kornelius juga memohon warga Kulon Progo dan sekitarnya yang ada di perantauan tidak mudik sementara ini di tengah wabah. "Kita tidak pernah tahu apakah kita akan membawa virus atau tidak. Virus itu bukan oleh-oleh yang kita bawa untuk keluarga di kampung. Jangan bikin panik warga kampung," ujar Okan.
Penyanyi Rio Febrian ikut jadi pelari pembawa api obor Asian Games 2018 keliling Yogyakarta, 19 Juli 2018.. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Sedangkan musisi Rio Febrian mengatakan dalam videonya agar silaturahmi lebaran tahun ini diganti dalam bentuk video call. "Tidak silaturahmi bukan berarti tidak sayang keluarga. Namun kondisi sekarang sangat berbeda dengan adanya pandemi Corona ini," ucapnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X awal pekan ini mengatakan belum dapat memprediksi total jumlah pemudik yang akan memasuki wilayah DIY. Namun ia memperkirakan jumlah yang mudik saat ini khususnya dari DKI Jakarta baru 30 persennya saja.
"Kami belum bisa memperkirakan peak (masa puncak) kapan pendatang ke Yogya ini terjadi, apakah sudah selesai dan menurun atau belum,” ujar Sultan.
Sedangkan Dinas Perhubungan DIY mencatat dua pekan terakhir total sudah ada 61 ribu lebih pemudik masuk Yogya.
PRIBADI WICAKSONO
Sumber Berita : Irfan Hakim Sampai Rio Febrian Imbau Warga Kulon Progo Tak Mudik - Tempo
Setelah Berbulan-bulan Lowong, Wakil Bupati Kulon Progo Akhirnya Terpilih - Kompas.com - KOMPAS.com
KULON PROGO, KOMPAS.com – Fajar Gegana terpilih menjadi Wakil Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia terpilih setelah melalui pemungutan suara dalam Rapat Paripurna DPRD Kulon Progo.
Fajar memperoleh dukungan mayoritas anggota dewan dalam pemungutan suara itu. Dia mengalahkan Agus Langgeng Basuki, yang pernah menjadi Kepala Bappeda Kulon Progo.
“Saya (akan) menyesuaikan program pemkab yang sudah berjalan, terutama soal penanganan wabah Corona,” kata Fajar usai pemungutan suara di DPRD Kulon Progo, Kamis (9/4/2020).
Posisi wakil bupati lowong sejak Sutedjo definitif menjadi Bupati Kulon Progo, awal November 2019. Sutedjo sebelumnya merupakan Wakil Bupati dari Hasto Wardoyo.
Hasto meninggalkan jabatannya sejak menjabat Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI pada awal Juli 2019.
Sutedjo pun menjabat pelaksana tugas bupati sejak ditinggal Hasto dan diangkat jadi bupati pada akhir 2019. Namun, posisi wakil bupati lowong.
Pengisian posisi wabup diwarnai dengan penjaringan bakal calon, penyaringan, pengerucutan calon, lalu dibahas dalam panitia khusus (pansus) di DPRD Kulonprogo.
Kantor DPC PDI-P Kulonprogo jadi lokasi pendaftaran sekaligus Sekretariat Bersama (Sekber) Penjaringan Cawabup Kulonprogo.
Proses pendaftaran dikawal langsung partai pengusung, yaitu PDI-P, PAN, Golkar, PKS dan Nasdem.
Banyak yang melamar. Namun dalam perjalanannya mengerucut pada dua pelamar, yakni Fajar Gegana dan Langgeng.
Rapat Paripurna DPRD Kulon Progo pun akhirnya memutuskan Fajar menjadi Wabup. Fajar merupakan kader PDI-P, tokoh dalam Banteng Muda Indonesia (BMI) Kulon Progo.
Sebanyak 40 orang hadir dalam pengambilan suara itu. Fajar memperoleh dukungan 28 suara dan Langgeng 12 suara.
Ketua Panitia Pemilihan Wabup Kulon Progo, Istana, mengungkapkan wabup baru ini bisa membantu Pemkab Kulon Progo, khususnya di tengah kabupaten ini sibuk menangani dampak akibat Coronavirus Disease (Covid) – 19.
"Alhamdulillah, hari ini kita telah berhasil menggelar pemilihan, secara mekanisme sudah sesuai aturan," kata Istana usai pemilihan.
Bupati Kulon Progo, Sutedjo juga mengharapkan, wakil bupati bisa bertugas membantunya dalam menuntaskan berbagai persoalan daerah saat ini.
"Semoga bisa ikut membantu kami menyelesaikan masalah di Kulon Progo," kata Sutedjo.
Sumber Berita :
Setelah Berbulan-bulan Lowong, Wakil Bupati Kulon Progo Akhirnya Terpilih - Kompas.com - KOMPAS.com
09 April 2020
Jarang Disorot, Cleaning Service RS Buat Prihatin Bupati Kulon Progo RSUD Wates menugaskan dua cleaning servis yang ditempatkan di ruang isolasi.
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Ilustrasi cleaning service - (Unsplash/@edubenari)
SuaraJogja.id - Tidak jarang profesi cleaning service luput dari pemberitaan. Padahal cleaning service salah satu profesi di rumah sakit yang juga rentan terjangkit virus corona.
Kepala Bidang Pelayanan Penunjang RSUD Wates Sulalita Saraswati menjadi salah satu orang yang memperhatikan kinerja cleaning service di rumah sakit setempat. Ia menyoroti berbagai risiko pekerjaan cleaning service, yang bahkan rela jam kerjanya ditambah untuk melakukan tugasnya.
Ia mengutarakan bahwa RSUD Wates menugaskan dua petugas cleaning service yang ditempatkan di ruang isolasi, sehingga mereka mengalami kelebihan jam kerja. Kondisi ini merupakan dampak dari keterbatasan alat pelindung diri (APD) yang tersedia di RSUD Wates.
"Mungkin jarang terucap tapi kontribusi mereka [cleaning service] juga sangat besar dan patut diapresiasi," kata Sulalita, Rabu (8/4/2020).
Dalam sehari, cleaning service yang bertugas di ruang isolali bisa bekerja dari pukul 08.00-22.00 WIB. Jadi, dalam sebulan mereka mendapat kelebihan waktu selama kurang lebih 52 jam.
"Kemarin kita juga sudah koordinasi, kemungkinan besar nanti akan ada kompensasi karena kelebihan jam itu karena juga cleaning service ini dari pihak ketiga juga. Harapannya, pihak Pemda Kulon Progo juga bisa membantu dalam kompensasi itu," ujarnya.
Ditemui terpisah, Bupati Kulon Progo Sutedjo ikut mengapresiasi rekan-rekan cleaning service yang rela menambah jam kerjanya untuk melakukan pelayanan. Pihaknya juga memberikan ucapan terima kasih kepada teman-teman cleaning service yang tetap menjalankan tugasnya di tengah wabah COVID-19.
Menurut dia, di tengah mewabahnya penyakit COVID-19, tenaga cleaning service di RS tentu tetap bekerja seperti biasa. Mereka membersihkan dan mengepel lantai, menyiapkan makanan dan membersihkan sisa makanan bekas pasien serta membuang sampah medis dan pekerjaan lainnya.
"Kita ikut prihatin jika kondisinya seperti itu, tapi juga kita apresiasi sebesar-besarnya. Kelebihan jam dihitung dan dicatat saja, nanti kalau memang anggaran memungkinkan, perlu diperhatikan juga. Masukkan ke dalam anggaran yang diajukan, kan juga masuk akal," ucapnya.
Kepala Bidang Pelayanan Penunjang RSUD Wates Sulalita Saraswati menjadi salah satu orang yang memperhatikan kinerja cleaning service di rumah sakit setempat. Ia menyoroti berbagai risiko pekerjaan cleaning service, yang bahkan rela jam kerjanya ditambah untuk melakukan tugasnya.
Ia mengutarakan bahwa RSUD Wates menugaskan dua petugas cleaning service yang ditempatkan di ruang isolasi, sehingga mereka mengalami kelebihan jam kerja. Kondisi ini merupakan dampak dari keterbatasan alat pelindung diri (APD) yang tersedia di RSUD Wates.
"Mungkin jarang terucap tapi kontribusi mereka [cleaning service] juga sangat besar dan patut diapresiasi," kata Sulalita, Rabu (8/4/2020).
Dalam sehari, cleaning service yang bertugas di ruang isolali bisa bekerja dari pukul 08.00-22.00 WIB. Jadi, dalam sebulan mereka mendapat kelebihan waktu selama kurang lebih 52 jam.
"Kemarin kita juga sudah koordinasi, kemungkinan besar nanti akan ada kompensasi karena kelebihan jam itu karena juga cleaning service ini dari pihak ketiga juga. Harapannya, pihak Pemda Kulon Progo juga bisa membantu dalam kompensasi itu," ujarnya.
Ditemui terpisah, Bupati Kulon Progo Sutedjo ikut mengapresiasi rekan-rekan cleaning service yang rela menambah jam kerjanya untuk melakukan pelayanan. Pihaknya juga memberikan ucapan terima kasih kepada teman-teman cleaning service yang tetap menjalankan tugasnya di tengah wabah COVID-19.
Menurut dia, di tengah mewabahnya penyakit COVID-19, tenaga cleaning service di RS tentu tetap bekerja seperti biasa. Mereka membersihkan dan mengepel lantai, menyiapkan makanan dan membersihkan sisa makanan bekas pasien serta membuang sampah medis dan pekerjaan lainnya.
"Kita ikut prihatin jika kondisinya seperti itu, tapi juga kita apresiasi sebesar-besarnya. Kelebihan jam dihitung dan dicatat saja, nanti kalau memang anggaran memungkinkan, perlu diperhatikan juga. Masukkan ke dalam anggaran yang diajukan, kan juga masuk akal," ucapnya.
07 April 2020
Satlantas Polres Kulon Progo Bagikan Masker Kain ke Pengguna Jalan - Tribun Jogja
- Laporan Reporter Tribunjogja.com, Irvan RiyadiTRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO – Satuan Lalu-lintas dari Polres Kulon Progo, membagikan masker kain ke pengendara di kawasan Simpang Lima Karangnongko, Kulon Progo, dalam kegiatan Operasi Keselamatan Progo 2020, Selasa (7/4/2020).Dalam giat tersebut, turut dibagikan hand sanitizer, stiker serta leaflet, berisikan imbauan dan protokol, terkait upaya pencegahan dan penanganan virus Corona.Sebanyak 550 lembar masker berbahan kain, disiapkan dan dibagikan dalam kegiatan tersebut.Kepala Satuan Lalu-lintas (Kasatlantas) Polres Kulon Progo, AKP Didik Purwanto SH MM, menerangkan, giat ini akan akan berlangsung sampai 19 April 2020.“Ops Keselamatan Progo 2020, kali ini, kami isi dengan pembagian masker kain. Harapannya, dengan ini, dapat mencegah penularan virus (corona) ini, khususnya pada pengendara, di wilayah Kulon Progo,” tutur AKP Didik kepada Tribunjogja.com.Selain di Simpang Lima Karangnongko, pembagian masker kain dan lainnya, juga dilakukan di Polsek-polsek, di wilayah kerja Polres Kulon Progo.“Kami, merupakan satuan tugas yang bekerjasama dengan satuan fungsi lain, sampai ke Polsek-polsek, selama 14 hari, terhitung sejak Senin (6/4/2020) kemarin,” tambahnya.Ia juga berharap, selain mematuhi aturan keselamatan dalam berkendara, pengendara juga melengkapi diri dengan masker, mengingat penggunaan masker sudah mulai di galakkan untuk menjadi wajib di kenakan, dalam upaya pencegahan virus Corona. (TRIBUNJOGJA COM)
Imbas Covid-19 di Kulonprogo, Dampak Sosial dan Ekonomi Perlu Jadi Perhatian
Jalannya rapat terbatas penanganan Covid-19 di DPRD Kulonprogo, Kamis (2/4/2020).-Harian Jogja - Ist
alu Rahman Dewantara
Harianjogja.com, KULONPROGO—Selain berdampak terhadap kesehatan, pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) juga berpotensi mempengaruhi kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Karena itu, perlu ada langkah konkret dari pemerintah agar efek domino akibat pagebluk ini bisa diminimalkan.
Hal tersebut menjadi catatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo yang disampaikan dalam rapat terbatas penanggulangan Covid-19 bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Kulonprogo di gedung DPRD Kulonprogo, Kapanewon Pengasih, Kamis (2/4/2020).
Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati mengatakan catatan itu begitu penting karena didasari atas realita di lapangan. Dari pengamatannya, Covid-19 secara tidak langsung telah mengganggu roda perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat.
“Dari laporan yang saya terima, seluruh pemangku kepentingan pariwisata termasuk pelaku wisata, penjaja kuliner, suvernir dan sebagainya telah lumpuh. Berhenti beroperasi karena pandemi Covid-19,” kata Akhid, Senin (6/4/2020).
Selain pariwisata, pandemi ini juga berdampak terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Banyak dari mereka kini kesulitan memperoleh penghasilan lantaran sepinya permintaan. Untuk dampak sosial, yakni munculnya kepanikan berlebih dengan maraknya aksi penutupan akses jalan di sejumlah wilayah di Kulonprogo.
Dewan telah meminta Pemkab untuk segera menindaklanjuti catatan tersebut. Beberapa di antaranya sudah direspons oleh instansi daerah. Semisal Dinas Koperasi dan UMKM yang sudah menyampaikan informasi terbaru tentang perubahan sistem jualan UMKM, yang semula fokus ke jual beli secara langsung kini mulai merambah ranah daring.
Bupati Kulonprogo juga sudah menerbitkan surat edaran tentang penanganan Covid-19 di wilayah kalurahan. SE ini berisi aturan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah kalurahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 termasuk di antaranya mengondisikan masyarakat agar tidak panik tapi tetap harus waspada.
Ketua Komisi IV DPRD Kulonprogo Istana mengatakan dalam kondisi saat ini yang harus dilakukan masyarakat adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Cara ini juga selalu dikampanyekan kepada masyarakat agar upaya mengantisipasi penularan Covid-19 bisa berjalan optimal.
Sumber Berita : Imbas Covid-19 di Kulonprogo, Dampak Sosial dan Ekonomi Perlu Jadi Perhatian
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/04/06/514/1036196/imbas-covid-19-di-kulonprogo-dampak-sosial-dan-ekonomi-perlu-jadi-perhatian
Harianjogja.com, KULONPROGO—Selain berdampak terhadap kesehatan, pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) juga berpotensi mempengaruhi kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Karena itu, perlu ada langkah konkret dari pemerintah agar efek domino akibat pagebluk ini bisa diminimalkan.
Hal tersebut menjadi catatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo yang disampaikan dalam rapat terbatas penanggulangan Covid-19 bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Kulonprogo di gedung DPRD Kulonprogo, Kapanewon Pengasih, Kamis (2/4/2020).
Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati mengatakan catatan itu begitu penting karena didasari atas realita di lapangan. Dari pengamatannya, Covid-19 secara tidak langsung telah mengganggu roda perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat.
“Dari laporan yang saya terima, seluruh pemangku kepentingan pariwisata termasuk pelaku wisata, penjaja kuliner, suvernir dan sebagainya telah lumpuh. Berhenti beroperasi karena pandemi Covid-19,” kata Akhid, Senin (6/4/2020).
Selain pariwisata, pandemi ini juga berdampak terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Banyak dari mereka kini kesulitan memperoleh penghasilan lantaran sepinya permintaan. Untuk dampak sosial, yakni munculnya kepanikan berlebih dengan maraknya aksi penutupan akses jalan di sejumlah wilayah di Kulonprogo.
Dewan telah meminta Pemkab untuk segera menindaklanjuti catatan tersebut. Beberapa di antaranya sudah direspons oleh instansi daerah. Semisal Dinas Koperasi dan UMKM yang sudah menyampaikan informasi terbaru tentang perubahan sistem jualan UMKM, yang semula fokus ke jual beli secara langsung kini mulai merambah ranah daring.
Bupati Kulonprogo juga sudah menerbitkan surat edaran tentang penanganan Covid-19 di wilayah kalurahan. SE ini berisi aturan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah kalurahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 termasuk di antaranya mengondisikan masyarakat agar tidak panik tapi tetap harus waspada.
Ketua Komisi IV DPRD Kulonprogo Istana mengatakan dalam kondisi saat ini yang harus dilakukan masyarakat adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Cara ini juga selalu dikampanyekan kepada masyarakat agar upaya mengantisipasi penularan Covid-19 bisa berjalan optimal.
Sumber Berita : Imbas Covid-19 di Kulonprogo, Dampak Sosial dan Ekonomi Perlu Jadi Perhatian
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/04/06/514/1036196/imbas-covid-19-di-kulonprogo-dampak-sosial-dan-ekonomi-perlu-jadi-perhatian
Pemkab Kulon Progo Siapkan 20 Ruangan Isolasi di RSUD Bagi Pasien Covid-19 - Tribun Jogja
- Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi GunawanTRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo saat ini terus menfokuskan kesiapan dalam rangka penanggulangan COVID-19 khususnya di wilayah Kulon Progo.Bupati Kulon Progo, Sutedjo, Senin (6/4/2020) menyampaikan bahwa salah satu langkah konkrit yang dilaksanakan yakni memaksimalkan fasilitas kesehatan untuk penanggulangan COVID-19.Disebutkan olehnya, saat ini Kulon Progo sudah memiliki 20 Ruangan isolasi khusus bagi pasien Covid-19."20 ruangan itu terbagi di RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang," katanya.Lanjutnya, awalnya pihaknya memang baru memiliki enam ruangan khusus untuk isolasi, namun sebagai langkah antisipasi, saat ini sudah ditambah menjadi 20 ruang."Harapannya ya tidak perlu digunakan, tapi kita siapkan itu untuk berjaga-jaga," jelasnya.Terkait dengan masih adanya potensi peningkatan pasien Covid-19 di Kulon Progo karena banyaknya catatan pendatang yang saat ini sudah lebih dari 3500 orang, Sutedjo juga menyampaikan bahwa kedepannya masih banyak ruangan khususnya di RSUD Wates yang bisa digunakan sebagai ruang isolasi.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami yang dihubungi secara terpisah juga menyampaikan hal serupa.Menurutnya, 20 Ruangan isolasi tersebut terbagi atas 16 Ruangan yang terletak di RSUD Wates dan 4 lainnya di RSUD Nyi Ageng Serang. (TRIBUNJOGJA.COM)
Sumber Berita : Pemkab Kulon Progo Siapkan 20 Ruangan Isolasi di RSUD Bagi Pasien Covid-19 - Tribun Jogja
Nilai Tugas Jadi Barometer Kenaikan Kelas di Kulon Progo - Tribun Jogja
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pendidikan Kulon Progo, Senin (6/4/2020) sampaikan bahwa tidak ada ujian akhir semester maupun ujian sekolah bagi siswa-siswi SD dan SMP se-Kulon Progo.
Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo, Sumarsana, menyampaikan bahwa kebijakan tersebut didasari oleh Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
"Ada Lima poin utama dalam Surat Edaran tersebut yakni pembatalan Ujian Nasional (UN), Proses Belajar dari Rumah, Ujian Sekolah untuk kelulusan, Kenaikan Kelas dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)," katanya.
Berdasarkan SE tersebut, skema ujian kenaikan kelas dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan atau bentuk asesmen jarak jauh lainnya.
"Jadi tugas-tugas yang diberikan selama proses belajar dirumah menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk penilaian kenaikan kelas. Itu disesuaikan dengan kebijakan masing-masing sekolah," katanya.
Sementara itu, Sumarsana juga menyampaikan bahwa dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap proses belajar dirumah, dinilai baik dan efektif.
Jumlah pengawasan tugas-tugas mencapai lebih dari 80 persen.
"Jadi dari laporan yang diterima dari pengawas-pengawas, pelaksanaan tugas oleh siswa mencapai lebih dari 80 persen. Misal ada 100 siswa, ada 80 lebih siswa yang mengerjakan tugas," katanya.
Sumber Berita : Nilai Tugas Jadi Barometer Kenaikan Kelas di Kulon Progo - Tribun Jogja
Pasien Positif Corona Sembuh, Bupati Kulon Progo Sampaikan Apresiasi dan Terima Kasih ke Tim Medis - Tribun Jogja
- Laporan Reporter Tribunjogja.com, Irvan RiyadiTRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Bupati Kulon Progo, Sutedjo, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada segenap petugas medis yang bertugas di wilayah Kulon Progo, Senin (6/4/2020).Hal tersebut disampaikan langsung kepada tim medis, melalui sambungan teleconference, yang menghubungkan Kantor Bupati Kulon Progo, dengan RSUD Wates.“Terima kasih atas kerja keras tim medis sekalian, dan semoga bencana covid ini segera berakhir,” sapa Bupati, sesaat setelah membuka percakapan melalui teleconference.Ucapan terima kasih, disampaikan secara khusus, mengingat kondisi terbaru pasien positif Corona, di RSUD Wates, telah dinyatakan sembuh.Selain menyampaikan apresiasi dan terima kasih, Bupati Sutedjo, juga menanyakan kesiapan dan perkembangan lain terkait penanganan covid-19.Sementara, dari seberang, Direktur RSUD Wates, Lies Indriati, menanggapi, jika sampai saat ini, ketersediaan APD masih menjadi kekhawatiran tersendiri. Khususnya untuk masker bedah dan masker N-95.Lies, berharap, ada prioritas terhadap ketersediaan APD tersebut.“Kami berharap, semoga nanti ada prioritas untuk APD. Mengingat saat ini, bahkan di rekanan kami, pun stoknya sangat terbatas,” sambung Direktur RSUD Wates.Terkait kondisi terkini pasien yang dinyatakan sembuh, dr. Albertus Sunuwarta Triprasetya, Humas Tim Penanganan Covid-19, RSUD Wates, menyampaikan, sampai hari ini kondisi pasien semakin membaik.