Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


24 May 2019

Ketika Tukang Becak di Kulon Progo Dapat THR

 

istimewa

Tukang becak di seputaran kota wates mendapat THR alias santunan berupa uang Rp150.000 dan bingkisan yang berasal dari dana zakat infak fan sodakoh yang terkumpul melalui Baznas setempat.


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Sebanyak 134 pengayuh becak di sekitaran Kota Wates mendapatkan 'THR' dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Kamis (23/5/2019).

Selain uang tunai senilai Rp150.000, mereka juga mendapatkan bingkisan berupa paket bahan makanan pokok alias sembako.

Pembagian 'THR' itu merupakan realisasi pemberian santunan dari hasil zakat, infak, dan sodaqoh (ZIS) yang telah dikumpulkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kulon Progo.


Dana tersebut berasal dari penyisihan dana dari gaji para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo maupun masyarakat umum melalui Baznas.

Adapun para pengayuh becak itu biasanya mangkal di beberapa titik keramaian publik di Wates.

Antara lain di pasar, stasiun kereta, simpang lima Karangnongko, dan terminal bus.

Senyum bahagia langsung terpancar dari wajah mereka ketika mendapatkan amplop berisi uang tersebut.

"Uangnya nanti untuk berlebaran, njajakke (menraktir) cucu dan anak. Sebagiannya buat perbaiki becak, ada yang perlu dilas," kata Waluya (59), satu di antara pengayuh becak ketika ditemui di depan rumah dinas Bupati Kulon Progo.

Bersamaan acara itu juga digelar Pasar Rakyat Ramadan yang menjajakan berbagai jenis sembako dan barang murah.

Warga Kriyanan, Kelurahan Wates ini mengaku pemberian santunan tersebut sangat berarti bagi dirinya dan rekan-rekan.
Share:

19 May 2019

Dimulai Tahun Ini, Stasiun Kedundang Dibuat Baru



Tribunnews.com/Apfia Tiocony Billy
Presiden Jokowi meresmikan kereta bandara, Selasa (2/1/2018)

TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO - Kereta api khusus menuju Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) alias Yogyakarta International Airport (YIA) di Temon, Kabupaten Kulon Progo akan segera dibangun.

Konstruksi fisiknya dimungkinkan berjalan mulai tahun ini.

Kepala PT KAI Daops 6 Yogyakarta, Eko Purwanto mengatakan informasi terakhir yang didapatkannya dari manajemen pusat, jalur kereta khusus bandara itu akan segera berjalan konstruksinya.


Yakni, pembangunan trase jalur dari Stasiun Kedundang menuju gedung terminal penumpang di Bandara YIA. Tahapan-tahapan pembangunan menurutnya sudah berjalan, termasuk sosialisasi kepada warga yang lahannya bakal terdampak pembangunan jalur kereta tersebut.

Sedangkan pembangunan nantinya akan dilakukan oleh DIrektorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

"Informasinya, tahun ini akan dimulai konstruksinya. Stasiunnya (Kedundang) akan dibuat baru lagi oleh DJKA," kata Eko seusai memantau jalur rel menyambut Lebaran 2019 di Stasiun Wates, Kamis (16/5/2019).


Sementara ini, akses transportasi massal menggunakan kereta api untuk para penumpang penerbangan di YIA dilayani oleh satu rangkaian kereta.

Eko menyebut, KA tersebut dirancang dedicated untuk melayani penumpang YIA dan beroperasi reguler secara rutin setiap harinya.

Titik pemberangkatannya antara lain dari Stasiun Maguwo, Stasiun Tugu, Stasiun Wates, dan titik akhir pemberhentian di Stasiun Wojo, Kabupaten Purworejo.

Skema yang sama juga berlaku untuk mengangkut penumpang dari YIA yang hendak meneruskan perjalanan menggunakan kereta api.

Eko mengatakan, perjalanan kereta bandara itu disusun menyesuaikan jadwal penerbangan di YIA meski sementara ini baru ada satu jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat yakni dari maskapai Citilink.

Sedangkan ke depannya, seiring rencana penambahan penerbangan di bandara tersebut, pihaknya juga akan menyesuikan jadwal kereta. Di antaranya, mengoperasikan kereta api sampai malam jika ada penerbangan malam.

Rekayasa operasi perjalanan dengen menghentikan kereta reguler tertentu di Stasiun Wojo juga akan dilakukan apabila diperlukan.


Hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi keterlambatan kereta maupun pesawat sehingga penumpang tetap bisa terangkut.

Pihaknya terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, terutama maskapai penerbangan untuk mensinkronkan jadwal tersebut.

"Kami juga sudah bertemu dengan PT Angkasa Pura I dan manajemen Garuda Indonesia di Yogyakarta. Komunikasi terus kami lakukan supaya sinkron jadwalnya sehingga penumpang bandara bisa terlayani dengan baik," kata Eko. (Tribunjogja I Singgih Wahyu)
 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jalur Kereta Bandara YIA Kulonprogo Dimulai Tahun Ini, Stasiun Kedundang Dibuat Baru, http://www.tribunnews.com/regional/2019/05/16/jalur-kereta-bandara-yia-kulonprogo-dimulai-tahun-ini-stasiun-kedundang-dibuat-baru.

Editor: Sugiyarto
Share:

Jalur Mudik Kulon Progo - Purworejo Ambles, Warga Amankan Barang Berharga - suara.com

Jalur Mudik Kulon Progo - Purworejo Ambles, Warga Amankan Barang Berharga
Ruas jalan penghubung Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh ambles sedalam satu meter dan panjang 20 meter.
Supriyono salah satu warga Desa Ngargosari Supriyono mengatakan, amblesnya badan jalan ini selain membahayakan pengendara, juga mengancam tiga rumah warga yang berada di bawah jalan.
"Kami sangat resah karena khawatir tebing setinggi 10 meter yang menopang jalan raya ini akan ambles sewaktu-waktu," kata Supriyono.
Selain ambles, aspal di sekitar lokasi juga mulai retak akibat pergeseran tanah. Amblesnya tanah ini membahayakan aktivitas warga yang melintas. Sebelum ambles, keretakan jalan ini sudah terjadi sejak awal 2017.
Ia menduga amblesnya jalan tersebut karena kondisi tanah yang labil, ditambah aktivitas lalu lintas yang cukup tinggi.
Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM DIY melakukan pembangunan talud di sisi jalan agar tidak terjadi longsor dan membahayakan warga yang tinggal di bawahnya.
"Kami berharap DPU-ESDM DIY segera memperbaiki jalan karena jalan provinsi ini sangat strategis bagi warga di Samigaluh. Selain itu, kondisi jalan yang seperti ini mengancam tiga rumah yang ada di bawahnya.
Warga yang rumahnya terancam dengan amblesnya jalan ini, Sarjiah mengaku khawatir kalau ada hujan mengguyur wilayah tersebut. Hal ini akan meningkatkan potensi amblesnya jalan yang nantinya turut berdampak kepada rumahnya.
"Saya tukut dan khawatir kalau hujan. Kami takut tebing dekat rumah ambrol dan menimpa rumah. Kami sudah menyiapkan barang-barang berharga kalau sewaktu-waktu terjadi hujan deras," katanya.
Ia berharap jalan tersebut segera diperbaiki. Di samping untuk keselamatan warga sekitar, juga demi kelancaran arus lalu lintas. Apalagi sebentar lagi akan memasuki arus mudik dan balik lebaran.
"Jalan vital jadinya kerap dilewati pemudik, semoga nanti sudah ada perbaikan," katanya. (Antara)
Share:

13 May 2019

Detail Outer Ring Road Kulon Progo Belum Jelas




TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas


TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Gambaran detail rencana pembangunan jalur lingkar luar (outer ring road) di wilayah Kulon Progo hingga kini belum diketahui secara pasti.

Trase yang akan digunakan hingga saat ini juga belum ditentukan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Gusdi Hartono mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari Pemerintah DIY untuk pembangunan jalur outer ring road di Kulon Progo tersebut.


Sehingga, perencanaan untuk percepatan pembangunannya juga belum bisa dibuat.

"Proyek tersebut memang ditangani oleh Pemerintah DIY sehingga regulator di tingkat kabupaten belum tahu pasti lokasi maupun rute yang akan digunakan," kata Gusdi, Minggu (12/5/2019).
Disebutnya, rencana pembangunan outer ring road untuk ruas Ngeplang (Sentolo)-Dekso (Kalibawang) lalu tembus ke Magelang dan Godean itu masih dicari formasinya.

Yakni apakah hanya akan memperlebar jalan eksisting atau justru membuat jalur baru.

Demikian juga untuk arah Ngeplang ke selatan sebagai jalan tembus ke Bantul serta kawasan Yogyakarta International Airport (YIA) di Temon masih mencari rutenya.

Opsi yang tersedia adalah bisa langsung ke selatan dari Ngeplang atau mencari rute lain yang tembus ke jalur jalan lintas selatan (JJLS).

Sementara ini, Gusdi menyebut bahwa outer ring road di wilayah utara dimungkinkan masih menggunakan trase lama.

Sedangkan pengembangan outer ring road wilayah selatan belum ditentukan trasenya serta masih dilakukan survei lapangan.

Karena belum ada rencana final, pihaknya juga belum berencana melakukan pembebasan tanah.
"Kalau tetap menggunakan trase lama, berarti tinggal pelebaran saja. Sedangkan jika pakai jalur baru maka pembebasan tanah total. kami belum dapat kesimpulan finalnya rute mana yang ditetapkan," jelas Gusdi.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menyebut informasi awal outer ring road akan dibangun dari Jalan Magelang-Godean-Dekso-Sentolo-langsung Bantul (Piyungan)-Prambanan.

Hanya saja sampai saat ini memang belum diputuskan jalur atau trase yang akan digunakan, khususnya di wilayah Kulon Progo.

Ia hanya berharap jalur jalan itu nantinya harus bisa mendongkrak perekonomian Kulon Progo dan tidak meninggalkan potensi lokal seperti UMKM.(TRIBUNJOGJA.COM)

Share:

Keluhan Buruh di Kulon Progo soal THR Kini Bisa Diadukan via WhatsApp



Shutterstock Ilustrasi THR

KULON PROGO, KOMPAS com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempermudah caraburuh mengadu seputar Tunjangan Hari Raya ( THR).

Mereka membuka layanan lewat telepon maupun pesan singkat ke nomor telepon petugas Posko Pengaduan THR Disnakertrans Ritus Widyanurti di nomor 085868542507 dan Hadrianus Widiharyoko di nomor 081804112913.

Selain melalui telepon, pengadu juga bisa datang langsung ke posko THR di kantor mereka di Jalan Sugiman Nomor 03, Wates Kulon Progo.

Kepala Disnakertrans Kulon Progo, Eko Wisnu Wardhana menyatakan, akan menindaklanjuti semua keluhan dan pengaduan seputar Tunjangan Hari Raya 2019 ini.

"Laporan (pengaduan) pekerja akan kami tindaklanjuti dengan datang ke perusahaan. Laporan itu bisa datang langsung (ke posko) atau lewat WA, intinya tersampaikan ke kami," kata Eko Wisnu, di kantor Pemkab, Jumat (10/5/2019).

Posko THR kembali berfungsi untuk menerima persoalan seputar THR. Baik itu yang tidak menerima, terlambat, hingga jumlah yang tidak sesuai dengan ketentuan berlaku.

Disnakertrans memastikan akan mendatangi perusahaan yang diadukan untuk membantu mediasi. Bila mediasi gagal, pihaknya akan melaporkan ke pegawai pengawas ketenagakerjaan.

Pemerintah bahkan sudah mensosialisasikan hal serupa pada 60 dari 80 pengusaha di Kulon Progo.

Mereka ini adalah para pengusaha yang mempekerjakan lebih dari 10 karyawan. "Bahkan, perusahaan yang belum datang akan didatangi," kata dia.

Dalam sosialisasi itu, Disnaker menghimbau agar perusahaan tidak perlu menunggu mendekati hari raya untuk menyalurkan THR. Eko Wisnu mengatakan, perusahaan sejatinya sudah memperhitungkan sejak semula.

Karenanya, masih menurut Eko, bila ada perusahaan belum memberi THR sesuai hak buruh, buruh bisa meminta bantuan mediasi.

"Kita biaa turun ke lapangan ke perusahaan-perusahaan," kata Eko.

Dunia usaha Kulon Progo sebenarnya cukup kondusif dari keluhan buruh soal THR. Disnaker menerima rata-rata 2-3 keluhan di tiap masa penyaluran THR hari raya keagamaan.

Keluhan biasanya terkait buruh terlambat menerima THR.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 6 Tahun 2016 tentang THR Keagamaan Pekerja/ Buruh di Perusahaan memuat bahwa perusahaan wajib membayar THR pada buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.

Bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan THR secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja/12 bulan x 1 bulan upah.

THR bagi pekerja atau buruh di perusahaan swasta, diberikan setidaknya satu minggu (H-7) sebelum Hari Raya Idul Fitri.

PenulisKontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua
EditorRobertus Belarminus
Share:

Ikan Asin Berformalin Beredar di Kulonprogo saat Ramadan

 

KULONPROGO - Petugas Satpol PP Kulonprogo menemukan ikan asin yang positif mengandung formalin beredar di pasar tardisional. Ikan asin jenis tari nasi ini, ditemukan petugas saat melakukan pengawasan makanan beredar di Pasar Dekso, Kalibawang, Kulonprogo Minggu (12/5/2019).

Petugas gabungan dar Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan maupun Dinas Kelautan dan Perikanan, menyisir dan mengawasi barang yang ditawarkan pedagang.

Mereka juga memeriksa kondisi dagangan dan mengambil sampel ikan asin. Petugas mengambil 14 sampel ikan asin dari para pedagang. Namun setelah semuanya dilakukan pengujian menggunakan formalin test kit, hanya ada dua sampel yang positif.

“Ini kita dapat dari dua pedagang setelah kita uji sampel dengan formlain test kit. Ada dua yang positif mengandung formalin,” jelas Kasi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Kulon Progo, Qumarul Hadi.


Satu pedagang memiliki 6,5 ons teri nasi, dan satu lagi seberat 1,3 kilogram. Ikan asin ini tidak disita namun dikembalikan kepada pedagang. Pedagang hanya diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mejual kembali.

“Kalau nanti kita temukan lagim bisa kita proses hukum,” jelasnya

Pedagang yang menjual ikan asin berformalin, Suyatmi mengaku tak tahu menahu bila ikan asin yang ia jual mengandung bahan pengawet mayat. Ia mengaku baru pertana kali membeli ikan teri nasi di Pasar Beringharjo. Saat itu dia beli 3 kilogram dan sudah dijual selama 10 hari.

“Ini masih tersisa 13 ons. Saya tidak tahu kalau adakandugan formalinnya,” jelasnya.

(kha)

Share:

11 May 2019

Semua Penerbangan Tambahan saat Lebaran di Jogja Dialihkan ke Bandara Baru

Sebanyak 52 penumpang terbang dengan pesawat Citilink dari Bandar Udara Yogyakarta International Airport menuju Halim Perdanakusuma pada Senin (6/5/2019). Hari ini, Citilink menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan armada di YIA. 

Ilustrasi - Proses pengerjaan Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, DIY, Rabu (24/4 - 2019).

Harianjogja.com, KULONPROGO - Penerbangan tambahan pada libur Lebaran 2019 di DIY dipastikan bakal dialihkan ke bandara baru di Kulonprogo.

Demi membantu Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta (YOG), PT Angkasa Pura I (Persero) akan memindahkan semua penerbangan tambahan atau extra flight menuju Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).

Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy W. Suradji mengatakan, guna membantu untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di Bandara Adisucipto, fasilitas Bandara YIA akan menampung seluruh penerbangan tambahan menuju Yogyakarta pada musim puncak Lebanran 2019.

"Semua extra flight lebaran masuknya ke YIA, jadi tidak masuk ke Adisucipto, setiap tahun biasanya ada tambahan 32 penerbangan, semoga 32 juga ya tahun ini," katanya saat menyambut penerbangan komersial pertama di Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Senin (6/5/2019).

Kapasitas Bandara YIA sendiri mencapai 14 juta penumpang per tahun, sedangkan kapasitas Bandara Adisucipto Yogyakarta (YOG) hanya 1,8 juta penumpang per tahun. Adapun saat ini Bandara Adisucipto melayani hingga 8,4 juta penumpang per tahunnya.

Sebagai langkah awal, maskapai berbiaya hemat (LCC) Citilink Indonesia melakukan penerbangan komersial perdana ke Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (6/5/2019).

Penerbangan QG 132 menggunakan armada Airbus A320 (PK-GQR) dengan 96 penumpang ini berangkat dari Bandara Halim Perdanakusumah (HLP) pada pukul 11.30 WIB dan tiba di YIA pukul 12.15 WIB.

Setiba di YIA, pesawat disambut water salute oleh 2 armada Satuam Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK). Kemudian saat masuk terminal kedatangan, penumpang disambut tarian khas Kulon Progo yaitu "Tari Angguk Sigrak" yang dipersembahkan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi berharap, dengan dibukanya penerbangan Citilink Indonesia dari dan menuju YIA ini bisa menjadi rute alternatif bagi masyarakat yang ingin bepergian ke Yogyakarta.

Penerbangan rute HLP-YIA ini menggantikan salah satu jadwal penerbangan Citilink Indonesia rute Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (HLP) menuju Bandara Internasional Adisutjipto (JOG). Penerbangan rute HLP-YIA beroperasi setiap hari menggunakan pesawat Airbus A320 dengan kapasitas angkut sebanyak 180 penumpang.

Penerbangan ini dijadwalkan berangkat setiap hari dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (HLP) pukul 11.30 WIB dan tiba di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) pukul 12.40 WIB dengan Nomor Penerbangan QG 132.

Sementara itu, penerbangan sebaliknya akan berangkat dari YIA pukul 13.10 WIB dan tiba di HLP pukul 14.15 WIB dengan nomor penerbangan QG 133.

"Angkasa Pura I berharap dengan dibukanya Bandara Internasional Yogyakarta ini dapat meningkatkan konektivitas ke Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang pada akhirnya dapat mengembangkan perekonomian Jawa bagian selatan dan sekitarnya," katanya dalam keterangan yang diterima.

Pada sisi darat, YIA akan memiliki luas terminal 210.000 m2 dengan kapasitas penumpang sebanyak 14 juta penumpang per tahun. Adadpun di sisi udara, YIA memiliki runway atau landas pacu sepanjang 3.250 x 45 meter dengan 23 parking stand seluas 159.140 m2. NYIA juga akan dilengkapi fasilitas sebanyak 10 unit garbarata.

Sumber : Bisnis.com
Editor : Bhekti Suryani
 
Share:

Mudik ke Kulon Progo, Yuk Mampir ke Pemecah Gelombang Pantai Glagah


ANGGARA WIKAN PRASETYA

Kompas.com


Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Pemecah Gelombang di Pantai Glagah, Kulon Progo.

KULON PROGO, KOMPAS.com – Mudik merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Indonesia pada momen Hari Raya Idul Fitri. Tak hanya bertemu keluarga dan sanak saudara, mudik biasanya satu paket dengan aktivitas berwisata.

Bagi mereka yang bertujuan atau sekadar melewati Kulon Progo saat mudik, ada baiknya untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata di sana. Saat ini ada banyak obyek wisata menarik di Kulon Progo yang sayang untuk dilewatkan.
 
Salah satu obyek wisata yang kini menjadi salah satu ikon Kulon Progo adalahPantai Glagah. Hal itu karena terdapat pemecah gelombang yang langka di pantai ini sehingga membuat banyak orang penasaran.

Pantai Glagah berlokasi di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Pantai yang berada di selatan Bandar Udara Yogyakarta Internationa Airport (YIA) ini berjarak sekitar 42 kilometer dari pusat Kota Jogja.

Benteng pemecah gelombang

Pemecah gelombang merupakan atraksi wisata utama yang ada di Pantai Glagah. Banyak pengunjung datang ke pantai ini untuk melihat secara langsung seperti apa pemecah gelombang itu.

Ada dua pemecah gelombang di kawasan Pantai Glagah ini. Pemecah gelombang yang banyak dikunjungi wisatawan ada di sisi barat yang satu bagian dengan kawasan pantai pasir Glagah. Pemecah gelombang sisi timur bisa dijangkau melalui Dermaga Adikarta.

Ombak yang menghantam pemecah gelombang menjadi atraksi menarik lain di Pantai Glagah ini. Saat sedang besar, ombak yang menghantam pemecah gelombang akan menghasilkan percikan air raksasa nan menakjubkan.



Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Pemecah Gelombang di Pantai Glagah, Kulon Progo

Momen inilah yang dinantikan oleh para pengunjung untuk berfoto. Mereka berharap agar bisa berfoto dengan latar belakang percikan air yang besar ketika ombak besar menghantam pemecah gelombang.

Namun, momen ini tidak bisa diperkirakan. Pengunjung harus memperhatikan gelombang yang ada di laut selatan. Saat ombak kemungkinan besar, mereka harus segera berpose untuk menangkap momen ketika ombak menghantam pemecah ombak.

Namun, tidak selalu ombak yang menghantam cukup besar untuk menghasilkan percikan air besar. Tidak jarang saat sudah berpose untuk foto, ombak terlalu kecil sehingga tidak menghasilkan momen yang diharapkan.

Atraksi wisata lain

Selain pemecah gelombang, masih ada atraksi wisata lain yang bisa dikunjungi di Pantai Glagah. Ramainya obyek wisata ini membuat banyak orang yang berjualan di sepanjang jalan menuju pemecah gelombang sehingga tampak seolah seperti pasar.

Aneka makanan dan suvenir menarik bisa didapatkan di pasar tersebut, mulai dari kaus, buah jambu, hingga undur-undur laut. Bahkan ada pula kolam renang untuk pengunjung yang membawa anak.



Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Perahu Wisata di Pantai Glagah, Kulon Progo.

Selain itu, ada pula perahu wisata yang akan membawa pengunjung berkeliling danau yang berada di kawasan Pantai Glagah ini. Menurut pengamatan KompasTravel, Minggu (28/04/2019), ada banyak pengunjung yang naik perahu wisata ini.

Tiket masuk Pantai Glagah cukup terjangkau, yakni hanya Rp 5.000. Waktu terbaik untuk berkunjung ke sini adalah sore hari menjelang matahari terbenam ketika cuaca sedang cerah.

PenulisAnggara Wikan Prasetya
EditorSri Anindiati Nursastri
Share:

Gubernur DIY dukung pembangunan Embarkasi Haji Kulon Progo

 

Kulon Progo (ANTARA) - Rencana pembangunan embarkasi haji di Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah mendapat izin dari Gubernur Sri Sultan HB X, kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.

Hasto di Kulon Progo, Jumat, mengatakan awalnya, pemkab mengusulkan dua kandidat lokasi embarkasi haji, yaitu di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap dan Desa Margosari, Kecamatan Pengasih.

Ngarso Dalam (Sri Sultan HB X) mengarahkan kalau tanah yang digunakan merupakan tanah Kasultanan atau tanah Pakualaman, jangan sampai dijadikan tanah negara atau tanah pemerintah karena menyebabkan status tanah Kasultanan dan Pakualaman hilang.

"Ngarso Dalem sangat mendukung rencana kami untuk mengupayakan pembangunan embarkasi haji di Kulon Progo dengan catatan jangan menghapuskan kepemilikan tanah Kasultanan dan Pakualaman," kata Hasto.

Ia mengatakan dukungan dari Ngarso Dalem sudah jelas, sehingga Pemkab Kulon Progo akan bekerja cepat untuk pembangunannya.

"Kebutuhan embarkasi haji sangat penting yang terintegrasi imigrasi. Konsep kami itu, membangun embarkasi haji terintegrasi dengan imigrasi," katanya.

Hasto mengatakan dampak adanya embarkasi di Kulon Progo, yakni urusan umrah dan haji bisa diambilalih oleh Kulon Progo. Urusan imigrasi juga di Kulon Progo, sehingga urusannya lebih komplek ada di Kulon Progo.

"Kami akan membesarkan imigrasi dengan adanya umrah, haji yang berangkat dari Kulon Progo. Bandara internasional itu identik dengan imigrasi, sehingga turis asing centernya di Kulon Progo," katanya.

Dia mengatakan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan embarkasi haji, idealnya enam hektare. Tapi, lahan di Triharjo, luasnya lebih dari enam haktare, yang terdiri dari dua hektare tanah milik pemerintah dan enam hektare milik tanah kas desa.

Rencana pembangunan embarkasi akan diusulkan mulai 2020, dan pada 2019 ini fokus menyelesaikan administrasi kepemilikan tanah.

"Kami target pembebasan tanah pada akhir tahun ini, kemudian tahun depan pembangunannya. Kalau tahun ini selesai proses pengadaan tanahnya, bersamaan menyusun rencana detail teknis, kemudian kami ajukan ke Kementerian Agama," katanya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan Pemkab Kulon Progo bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk membangun embarkasi haji.

"Apakah nanti menggunakan dana jamaah haji yang uangnya dikelola Kementerian Agama, atau sumber lain. Kementerian Agama sendiri sudah menunjukkan ketertarikan bahwa lebih baik di bawah Kementerian Agama," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Triharjo, Samsu Giharto mengatakan belum lama ini pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo terkait pemanfaatan lahan seluas sembilan hektare di wilayahnya untuk dijadikan lokasi embarkasi haji.

Lahan tersebut meliputi lima hektare tanah kas desa dan empat hektar tanah Paku Alam Ground (PAG). Untuk tanah kas desa, lokasinya berada di area persawahan Desa Triharjo. Saat ini difungsikan sebagai perkebunan tebu dan telah dikontrak rutin oleh Pabrik Madukismo, Bantul selama satu tahun. Beberapa hektare di antaranya digunakan petani setempat untuk menanam padi.

Sedangkan tanah yang berstatus milik PAG mencakup kawasan gedung balai desa dan hunian serta tempat usaha warga sekitar.

"Total ada 10 kepala keluarga, tapi itu tidak ada masalah, karena bukan tanah hak milik mereka," ujarnya.

Samsu memastikan, pemerintah desa dan masyarakat menyambut baik rencana pemanfaatan lahan tersebut untuk dijadikan Embarkasi Haji. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, pemerintah terlebih dulu harus memberi kepastian ihwal nasib warga terdampak.

"Jadi ada tiga yang perlu diperhatikan, pertama soal hunian warga di PAG, mereka juga ingin dapat tempat baru, lalu lahan pengganti untuk petani, dan terakhir soal nasib tanah pelungguh [tanah bengkok] yang merupakan hak perangkat desa," kata dia.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Share:

Soal Pengangkatan Bupati Kulon Progo Jadi Kepala BKKBN Viral di Medsos


Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo. Foto: Tugu Jogja.


Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, santer dikabarkan diangkat menjadi Kepala BKKBN oleh Presiden Joko Widodo. Surat pengangkatan Hasto sebagai Kepala BKKBN beredar luas melalui media sosial di Kulonprogo. Hanya saja dalam surat tersebut memang belum ditangani oleh Presiden Jokowi.

Dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 33/TPA Tahun 2019 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di lingkungan BKKBN, Bupati Hasto ditetapkan sebagai Kepala BKKBN. Hanya saja dalam surat itu belum tercantum tanda tangan Presiden Joko Widodo. Namun baru ditandandatangani Deputi Bidang Administrasi Sekretaris Kabinet, Farid Utomo.
 
Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Astungkoro, ketika dikonfirmasi mengaku belum menerima surat tersebut secara resmi. Sehingga pihaknya berharap masyarakat untuk bersabar menunggu kepastian kebenaran surat tersebut.

"Iya, sudah banyak yang menanyakan. Saya sendiri tidak tahu surat itu darimana,"tutur Astungkoro ketika dikonfirmasi, Kamis (9/5/2019) malam.

 Sampai saat ini memang belum ada surat resminya. Namun demikian ia mengaku sudah menanyakannya ke Bupati Hasto Wardoyo, dan bahkan mengucapkan selamat. Namun Bupati Hasto Wardoyo juga mengaku belum menerima surat secara resmi dari pemerintah pusat.

Karena belum ada surat resmi, pemerintah Kulon Progo sendiri belum mengambil langkah apapun terkait dengan pengangkatan orang nomor satu di Kulonprogo tersebut. Jika memang nanti ada surat resmi yang memastikan pengangkatan tersebut, barulah akan ada proses termasuk dari Kementrian Dalam Negeri.

"Kita tetap menunggu surat resminya,"tandasnya.

Berikut ini adalah surat pengangkatan Hasto sebagai Kepala BKKBN beredar luas di media sosial.

Surat pengangkatan Hasto sebagai Kepala BKKBN beredar luas di media sosial. Foto: erl.

Bupati Kulon Progo sendiri belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat ataupun telepon ke nomor pribadinya juga belum ada respon. Karena berdasarkan asisten pribadinya, Hasto Wardoyo baru saja mendarat di Bandara Adisutjipto

"Bapak baru saja landing,"tutur Ajudan Bupati Kulonprogo, Alfian. (erl/adn)

Disalin dari : https://kumparan.com/tugujogja/soal-pengangkatan-bupati-kulon-progo-jadi-kepala-bkkbn-viral-di-medsos-1r2wMtcz0mg
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP