Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


27 August 2018

Masjid Al Hidayah Di Lokasi Bandara Baru Kulon Progo Akan ...




Masjid Al Hidayah yang berada di dalam lokasi Izin Penggunaan Lahan (IPL) Bandara Baru Kulon Progo, New Yogyakarta International Airport akan segera dipindah. Material masjid yang saat ini digunakan sebagai basis 8 kepala keluarga penolak bandara baru tersebut akan segera dibongkar dengan cara manual.

Pemindahan masjid atau relokasi tersebut akan dilakukan seiring dengan dimulainya pembangunan masjid Al Hidayah di tanah relokasi Desa Palihan. Minggu (26/8) sore, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo bersama dengan juru bicara Proyek NYIA, Agus Pandu Purnama melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid Al Hidayah di tanah relokasi.

Usai acara peletakan, Hasto menandaskan bangunan masjid Al Hidayah yang lama akan segera dibongkar. Ia menandaskan pembongkaran masjid melalui tahapan penurunan material tersebut bukan untuk mengusik keberadaan 8 kepala keluarga yang masih nekat bertahan di bangunan masjid lama tersebut.

"Pembongkaran masjid tersebut karena sebagian materialnya akan digunakan untuk bangunan masjid baru hasil relokasi ini,"tandas Hasto.

Ia berharap agar pembangunan masjid hasil relokasi ini dapat selesai sesuai target waktu yang disematkan. Namun irama pembangunan masjid Al Hidayah yang baru tersebut juga akan disesuaikan dengan kecepatan pembongkaran masjid yang lama. Sebab, rencananya sebagian material yang masih bisa dimanfaatkan akan digunakan dalam bangunan baru ini.

Terkait dengan warga yang masih bertahan, Hasto mempersilahkan untuk mengambil keputusan. Jika masih memilih bertahan dengan mendirikan tenda di sekitar lokasi masjid lama, ia tidak mempermasalahkannya meskipun sebenarnya ia berharap agar tetap segera pindah.

Sementara Pandu menandaskan sesuai dengan komitmen PT Angkasa Pura I, pihaknya akan segera menyelesaikan pembangunan masjid Al Hidayah baru di tanah relokasi Desa Palihan. Masjid yang baru ini akan berdiri di tanah wakaf yang lebih luas yaitu 788,1 meter persegi.

"Sebelumnya masjid Al Hidayah berdiri di tanah wakaf seluas 292 meter persegi. Dengan tanah yang lebih luas ini maka nanti warga bisa memperluas bangunan masjid dengan cara swadaya,"paparnya.
Sumber dana untuk membangun masjid yang baru tersebut berasal dari ganti rugi hasil appraisal senilai Rp 500 juta. Sementara peralatan lain seperti Karpet, Sound System, pagar dan beberapa fasilitas lain akan dibantu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Angkasa Pura. (erl/pro) 

Share:

Kulonprogo Targetkan Kunjungan Wisatawan Naik 200 Persen

 


REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO--Dinas Pariwisata Kulonprogo menargetkan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik meningkat 200 persen setelah dioperasikannya New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Target tersebut ditargetkan naik dari sebelumnya, sehingga diharapkan rata-rata jumlah kunjungan dapat naik mencapai 51 ribu per tahunnya.


"Kalau ke depannya dengan adanya bandara kita harus naikkan target. Kalau saya nggak salah kita wisatawannya saat ini baru 17 ribu rata-rata per tahun baik asing maupun mancanegara. Targetnya ke depan sampai 200 persen," kata Plh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Agung Kurniawan saat ditemui di Dusun Duwet, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Ahad (26/8).

Ia menyebutkan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan asing masih terbilang sedikit di Kulonprogo. Jika dibandingkan dengan wisatawan domestik, jumlah kunjungannya masih jauh berbeda. "Tahun ini kunjungan wisatawan lokal kira-kira 90 persen. Sementara wisatawan mancanegara hanya 10 persen," tambahnya.
  
Untuk itu, dengan dioperasikannya NYIA nanti dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan domestik. Tentunya hal tersebut juga didukung dengan pembangunan di sektor pariwisata baik tempat wisata, infrastruktur maupun peningkatan SDM di bidang pariwisata. Ia pun optimistis target tersebut akan tercapai.

"Pesawatnya saja dua juta penumpang per tahun. Target itu harus ada. Masa di Kulonprogo nggakada yang bisa nyantol (wisatawan asing untuk mengunjungi Kulonprogo)," tambahnya.

Baca Selengkapnya pada https://ift.tt/2LughZM
Share:

Kelompok Konservasi Penyu Kulon Progo Lepasliarkan 108 Tukik



KOMPAS.com/ Dani J Sebanyak 108 anak penyu atau disebut juga sebagai tukik, dilepasliar ke laut oleh kelompok konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik.



KULON PROGO, KOMPAS.com - Kelompok warga Penyu Abadi Pantai Trisik, BKSDA DIY, dan para karyawan Tara Hotel asal Yogyakarta melepasliarkanpenyu ke laut.

Sebanyak 108 anak penyu ( tukik) dan satu penyu dewasa dilepas ke Pantai Trisik, pantai wisata yang berada di Kecamatan Galur, Kukon Progo, DIY.

General Manajer Tara Hotel, Jiman Budiharja mengungkapkan, di mana pun entitas bisnis tetap memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan. Bila biasanya diwujudkan lewat aksi menanam pohon, Tara Hotel melirik aksi lain yang perlu juga mendapat perhatian, yakni pelestarian dan perlindungan pada penyu sebagai satwa yang dilindungi.

"Kami biasanya melaksanakan donor darah dan di bidang lingkungan tadinya kita mau tanam pohon. Sekarang lokasi tanam pohon sudah sulit, kami mencari di mana lokasi kita bisa support. Bekerja sama dengan BKSDA ini maka kita melepas 108 tukik," kata Jiman di Trisik, usai pelepasliaran, Sabtu (25/8/2018).

Satwa penyu, menurutnya, memiliki fungsi dan peran penting dalam keanekaragaman hayati di lingkungan laut. Aktivitas penyu memakan rumput laut dan alga mempengaruhi jumlah karbon dilepas.

Penyu juga mengontrol distribusi spons, memangsa ubur-ubur, mendistribusikan nutrisi dan mendukung kehidupan mahluk air yang lain. Penyu seperti menjaga kesehatan laut.

Tantangannya besar dalam mempertahankan populasi penyu ini. Karenanya perlu pelestarian dan perlindungan bagi penyu dan mendorong bertambahnya populasi.

"Karenanya kami akan menjadikan agenda rutin tahunan ke depan," kata Jiman.

Kelompok konservasi di pantai DIY tidaklah banyak. Pantai di selatan Yogyakarta dan termasuk wilayah Kulon Progo sejauh 24 kilometer meliputi empat kecamatan, yakni Galur, Panjatan, Wates, dan Temon.

Sepanjang itu garis pantai, konservasi penyu Kulon Progo hanya ada dilakukan kelompok warga Penyu Abadi Trisi di Kecamatan Galur.

Ketua Penyu Abadi, Jaka Samudra menceritakan, dulunya nelayan sepanjang pantai sering kali mendapati penyu indukan tersangkut jaring, dikonsumsi, maupun diambil telurnya untuk dijual.

Perilaku warga berangsur berubah sejak upaya perlindungan dan pelestarian penyu muncul di antara warga di 2002. Sejak itu, banyak warga pantai dan nelayan khususnya di Trisik lebih memilih menyelamatkan telur, menetaskannya, lantas dilepaskan dan dikembalikan ke laut.

"Sekarang di daerah kami tidak ada lagi perburuan penyu dan telur," kata Jaka.

Penyu Abadi (PA) Trisik pun masih aktif hingga kini. Sebelumnya, Jaka juga mengakui perjalanan PA lebih banyak swadaya. Karenanya, PA terus mengupayakan terobosan dengan cara membuka sumbangan sukarela dari berbagai kalangan.

Mengajak pihak ketiga untuk terus peduli pada pelestarian dan perlindungan penyu merupakan salah satu cara mereka menggalang dana untuk memperpanjang nafas upaya pelestarian dan perlindungan penyu di pantai selatan Kulon Progo ini.

Baca Selengkapnya pada https://ift.tt/2MNhhNf
Share:

Bandara Kulonprogo Beroperasi, Turis dari Jepang, Korea dan ...


Ilustrasi penerbangan - Alamy

Harianjogja.com, JOGJA- Bandara Kulonprogo diharapkan mampu membuka akses penerbangan ke negara-negara utama yang selama ini hanya diakomodir Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Internasional Ngurah Rai. Akses masyarakat di wilayah DIY dan Jawa Tengah kian terbuka, termasuk akses ekspor produk lokal di kedua wilayah ini.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengungkapkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, Jogja memiliki daya tarik untuk turis terutama dari luar negeri. "Selama ini, potensi tersebut belum bisa terlayani secara optimal oleh Bandara Internasional Adistjipto. Karena keterbatasan bandara ini yang hanya bisa menampung pesawat kecil," ujar Faik belum lama ini.
 
New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo telah dirancang dengan desain bandara yang sesuai standar internasional dengan panjang runway 3.250 meter. Faik mengungkapkan dengan bandara baru ini, penerbangan internasional dapat dilayani sebanyak mungkin.

Faik berharap dibukanya bandara ini dapat semakin membuka akses masuknya pesawat-pesawat berbobot besar dari berbagai maskapai dunia. Di mana yang selama ini, pintu utama masuknya turis ke Indonesia baru diakomodir oleh Jakarta dan Bali.

"Kami harap penumpang atau turis dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Australia bisa langsung masuk ke Jogja melalui bandara di Kulonprogo tanpa harus ke Bali atau Jakarta dulu," jelas Faik.

Jika target penerbangan dari luar negeri masuk ke dalam negeri melalui bandara Kulonprogo adalah wisatawan. Sedangkan secara outbound, yakni penerbangan dari Kulonprogo ke luar negeri diharapkan bisa mengakomodir akses bagi para jemaah haji maupun umrah. Pun demikian untuk potensi untuk logistik atau kargo.

Faik menjelaskan kegiatan ekspor akan lebih terakomodir, terutama untuk produk-produk asal DIY dan Jawa Tengah. Produk ekspor dari kedua wilayah ini, kata Faik, akan memiliki daya saing yang lebih kuat lagi.

"Karena produk asal DIY dan Jawa Tengah sudah memiliki akses [pengiriman] langsung ke luar negeri. Kalau selama ini produk kedua daerah ini harus dikirim lewat bandara-bandara lain, sehingga timbul biaya-biaya yang lebih mahal," jelas Faik
Share:

25 August 2018

Dapat 500 Hewan Kurban dari Singapura, Kulonprogo Salurkan Daging ke Lombok



Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo (kiri) mencoba mengikuti petugas untuk menguliti kambing di rumah pemotongan hewan Samigaluh, Kamis (24/8/2018). - Harian Jogja/Beny Prasetya

Harianjogja.com, KULONPROGO -- Kulonprogo menyalurkan daging dari 500 kambing kurban pemberian warga muslim Singapura. Penyembelihan yang dilakukan di pusat pemotongan hewan di Samigaluh itu dilakukan bersama 1.100 hewan kurban lainnya yang diberikan warga muslim Singapura melalui Jalaludin Service & Rajendra Farm.

Pengiriman daging hewan kurban tersebut dilakukan menuju pulau seribu masjid dengan mengunakan kontainer pendingin sejak Kamis (23/8/2018) malam.

“Berkat kerjasama dengan warga muslim Singapura sehingga lebih dari 1600 ekor kambing bisa dipotong di Kulonprogo semoga bermanfaat meningkatkan iman taqwa kita kepada Alloh SWT,” kata Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, Jumat (24/8/2018).

Penyembelihan hewan kurban ini sduah menjadi agenda rutin di Kulonprogo. Hak ini dilakukan lantaran di Singapura sendiri, proses penyembelihan hewan kurban tidak bisa semudah di Indonesia. Peraturan tertentu yang diberlakukan membuat warga muslim lebih memilih menyembelih hewan kurban di Indonesia khususnya Kulonprogo.

"Di Kulonprogo sendiri pemotongan juga dapat dijadikan contoh, dan dilakukan dengan sebaik-baiknya, karena massal maka dibuat rumah potong hewan, didampingi dokter hewan. Penyembelihan secara sehat dan aman, dengan membuat sumur untuk memasukkan jeroan kedalam lubang yang aman, kedap air, sehingga bakteri ecoli tidak merambat," ungkapnya.

Terpisah, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, mengapresiasi warga muslim di Singapura dan Bupati Kulonprogo yang berniat menyerahkan hewan kurban ke warga Nusa Tenggara Barat yang mengalami musibah gempa. Menurutnya dengan pemberian ini rasa kebersamaan semakin tinggi.

"Sebagai masyarakat Indonesia karena mendapatkan bantuan dari masyarakat Singapura, tentu rasa kebersamaan kami untuk menyalurkan ke NTB,” kata GKR Hemas.
Share:

24 August 2018

Pedagang Bisa Tempati Pasar Bendungan Awal 2019



TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Pasar Bendungan dalam proses pembangunan.

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Tahap kedua pembangunan Pasar Bendungan, Wates, ditargetkan rampung Oktober 2018.

Dengan begitu, para pedagang bisa segera menempatinya pada awal tahun depan.

Pasar Bendungan ludes terbakar pada 2016 silam dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menganggarkan pembangunannya secara multiyears pada 2017 hingga 2019 mendatang.

Pekerjaan yang dilakukan dalam tahap kedua pembangunan pasar tersebut memakan anggaran Rp3,7 miliar.

Meliputi pemasangan paving blok, pagar, penyelesaian Gedung B, serta ornamen untuk penyempurnaan gedung berupa gunungan atap.

Selain itu, dibangun pula jembatan penghubung antar Gedung A dan B, juga pemberian taman kecil untuk pedestrian karena di kawasan tersebut tidak diperbolehkan untuk jalan.

Pembangunan dikerjakan selama enam bulan sesuai kontrak dengan rekanan.

"Evaluasi terakhir, pekerjaan sudah hampir selesai dan tersisa waktu 70 hari. Kami menargetkan proyeknya selesai 25 Oktober," kata Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan, Dinas Perdagangan Kulonprogo, Wahyu Widodo pada Tribunjogja.com, Kamis (23/8/2018).

Setelah itu, pembangunan masuk tahap ketiga berupa penyediaan lahan parkir dan pos polisi denghan anggaran Rp196 juta.

Meski pekerjaan baru akan dimulai tahun depan, ia memastikan pasar tersebut sudah bisa dioperasionalkan secara bersamaan.

Pedagang dijadwalkan boyongan untuk menempati kios dan los pada awal 2019.

Kapasitas pasar nantinya sanggup menampung hampir 700 pedagang lama serta para pedagang baru yang sudah tertarik mendaftar karena bangunan semakin megah.

"Pedagang lama akan diprioritaskan. Di dalam pasar rencananya juga akan ditempatkan bak kontainer tampung sampah dengan landasan karena di tempat sebelumnya dikomplain warga,"kata dia.

Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Daerah, Dinas Perdagangan Kulonprogo, Slamet Riyadi menyebut ada sekitar 30 pasar di Kulonprogo.

Sepuluh pasar di antaranya dalam kondisi baik, delapan lainnya kondisi sedang, dan 12 pasar tergolong berkondisi tidak baik.

Pihaknya berjanji akan merevitalisasinya secara bertahap sehingga lebih layak dan nyaman.(*)


Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pedagang Bisa Tempati Pasar Bendungan Awal 2019, http://jogja.tribunnews.com/2018/08/23/pedagang-bisa-tempati-pasar-bendungan-awal-2019

Penulis: ing
Editor: Gaya Lufityanti
Share:

Muslim Singapura Sumbang Ribuan Hewan Kurban untuk Warga ...




KULON PROGO, KOMPAS.com - Masyarakat muslim di Singapura turut memberikan kurban bagi warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya pada hari raya Idul Adha, Rabu (23/8/2018) lalu. Mereka memberi ribuan domba maupun kambing.

"Dua perusahaan di Kecamatan Samigaluh yang mengelola pengadaan hewan kurban dari Singapura, yakni domba dan kambing," kata Rinanti, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Pangan di Kulon Progo, Kamis (23/8/2018).

Dua perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ini berada di Dusun Trayu, Desa Ngargosari, Samigaluh. Keduanya, CV Rajendra Farm dan PT Atawasul Insani, mengadakan ribuan domba dan kambing. Hewan itu mulai disembelih sejak hari raya Rabu kemarin hingga 3 hari ke depan.

"Sebanyak 900 dari Rajendra dan 400 dari Insani," kata Rinanti.

Hewan kurban kemudian dibagikan bagi warga yang membutuhkan di banyak kecamatan Kulon Progo dan sekitarnya, juga hingga kabupaten lain di DIY seperti Bantul, Gunung Kidul, Sleman. Bahkan daging kurban akan didistribusi sampai Purworejo hingga Magelang. Kurban dibagikan baik dalam bentuk daging potong maupun hewan.

Berkurban merupakan tradisi di kalangan masyarakat muslim, juga dilakukan mereka yang berada di Singapura. Aturan ketat terkait penyembelihan hewan di negeri singa ini membuat mereka melaksanakan kurban di negara lain, termasuk Indonesia.

Mereka mengumpulkan dana, menyerahkannya pada perusahaan atau lembaga yang mengurusi kurban, lantas perusahaan atau lembaga itu bekerja sama dengan pedagang lokal di Indonesia untuk mengadakan hewan kurban. Di sana, hewan disembelih, lantas dibagikan kepada warga membutuhkan.

Bambang Wijono dari Rajendra Farm mengatakan, pihaknya sudah belasan tahun dipercaya untuk mengelola kurban masyarakat muslim Singapura ini. Rata-rata, kata Bambang, Rajendra mengadakan sekitar 1.500 domba setiap tahun.

Kali ini, Rajendra akan mengadakan lebih banyak lagi, yakni sampai 1800 domba dengan nilai Rp 2.000.000-2.500.000 per ekor. Sebanyak 500 ekor di antaranya dikirim sebagai kurban bagi warga korban gempa di Pulau Lombok. "Hari ini dilepas oleh Kanjeng Ratu," kata Bambang.

Bambang mengatakan, peternak lokal Kulon Progo dan sekitarnya dan warga Singapura sama-sama diuntungkan. Peternak bakal panen karena ternak mereka laris dibeli. Sementara warga Singapura dimudahkan dalam beribadah.

"Masyarakat sangat terbantu karena kambing beli dari Kulon Progo, dipelihara di sini, pakan di sini, potong di sini," kata Bambang.

Kompas TVMulai dari penjualan hewan kurban, distribusi hewan kurban sampai dengan bisnis pangan ternak.

Penulis: Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua
Editor: Aprillia Ika
Share:

23 August 2018

Tiket Masuknya Cuma Rp 3 Ribu, Yuk Nikmati Asrinya Air Terjun ...



TRIBUN JOGJA/ Gilang Satmaka


TRIBUNTRAVEL.COM - Air Terjun Kedung Pedut merupakan wisata alam yang cukul terkenal di Kulonprogo.

Obyek wisata alam tersebut juga dikenal oleh para wisatawan karena keindahan warna airnya.

Warna air yang sangat cantik terdiri dari dua komponen warna yaitu putih jernih dan hijau.


Warna putih jernih terjadi karena aliran air deras yang berasal dari air terjun di samping kedung ini.

Warna hijau tosca terbentuk dari pantulan batuan di dasar sungai yang terpancar sinar matahari.

Di samping kedung juga terdapat beberapa tempat istirahat untuk para wisatawan yang terbuat dari bambu sehingga menambah kesan alami dari tempat ini.

Air Terjun Kedung Pedut (TRIBUN JOGJA/ Gilang Satmaka)

Rute menuju tempat wisata Air Terjun Kedung Pedut tidaklah sulit.

Wisata tersebut tepatnya berlokasi di Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo.

Untuk tiket masuk, pengunjung akan dikenakan tarif sebesar Rp3.000/orang

Sementara tiket parkir motor sebesar Rp2.000/unit dan parkir mobil Rp5.000/unit. (TribunJogja/Hanin Fitria)


Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Tiket Masuknya Cuma Rp 3 Ribu, Yuk Nikmati Asrinya Air Terjun Kedung Pedut di Kulonprogo, 

Share:

Ramai-ramai Warga Bersihkan Jeroan Hewan Kurban di Sungai ...

Warga mencuci jeroan binatang kurban, sapi maupun kambing, di Sungai Serang, Kulon Progo. Tidak hanya anak muda dan orang tua, banyak sekali anak-anak terlibat membersihan jeroan di sungai ini.

KULON PROGO, KOMPAS.com - Banyak kelompok warga mendadak muncul di aliran Sungai Serang yang masuk dalam wilayah Kota Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka rupanya sibuk mencuci jeroan atau isi dari perut hewan- hewan kurban.

Tidak hanya pria dewasa dan pemuda, tapi anak-anak usia pelajar tampak gembira melibatkan diri dalam kegiatan ini.

Aktivitas kelompok-kelompok warga itu terlihat dari Jembatan Putih, sebutan warga setempat, di Jalan Pahlawan, Dusun Wonosidi Kidul, Wates, Kulon Progo, sampai di kejauhan.

"Habis dari potong kurban, warga bawa jeroan ke sungai sini. Kebanyakan usus yang dibersihkan," kata Parno, 36 tahun, sambil menyaksikan teman-temannya dari tepi sungai, Rabu (22/8/2018).


Warga kemudian membawa jeroan hewan-hewan kurban itu ke tepi Sungai Serang tidak jauh dari tempat menyembelih. Mereka mencucinya di sana.

"Sudah biasa. Tahun yang lalu juga begitu. Setelah dicuci, dibagi," kata Parno.

Rupanya banyak kelompok warga lain di Sungai Serang sepanjang pagi hingga siang tadi. Mereka datang dari tempat-tempat penyembelihan hewan kurban.

Di situ, mereka berendam di air sungai setinggi sekitar 100 sentimeter sambil membersihkan jeroan..

Seorang warga asal Wonosidi bernama Wahyu CM mengatakan, jeroan yang ia bersihkan berasal dari hewan kurban yang disembelih di Masjid Masfa, tak jauh dari sungai.


Warga mencuci jeroan binatang kurban, sapi maupun kambing, di Sungai Serang, Kulon Progo. Tidak hanya anak muda dan orang tua, banyak sekali anak-anak terlibat membersihan jeroan di sungai ini.(https://buff.ly/WlXVd6 Dani J)
 
Warga mencuci jeroan binatang kurban, sapi maupun kambing, di Sungai Serang, Kulon Progo. Tidak hanya anak muda dan orang tua, banyak sekali anak-anak terlibat membersihan jeroan di sungai ini.

Sebanyak 8 sapi dan 4 kambing disembelih di sana. Wahyu dan kawan-kawannya membawa jeroan ke Sungai Serang di bawah Jembatan Putih. Mereka bertugas membersihkan jeroan itu di sungai.

"Tidak ada tempat (bersihkan jeroan di masjid). Setelah dari sini (sungai) nanti dibilas di masjid lalu dibagikan," kata Wahyu.

Beberapa anak tampak berada di pinggir sungai bertugas membalur jeroan yang sudah bersih dengan kapur sirih. Jeroan lantas dibilas lagi di sungai.

"Kapur ini untuk merontokkan kotoran, gajih, lemak. Kalau tidak dilabur dengan kapur ini tidak bersih," kata Rivan, warga Wonosidi Kidul.

Kegembiraan warga terlihat sepanjang hari mereka membersihkan jeroan di sungai.

Dimasak lebih lama

Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan Wilayah Selatan Kulon Progo, Drh Eko Sulistyadi mengatakan, ada banyak risiko mencuci jeroan di sungai, di antaranya kontaminasi bakteri e-coli.

Bakteri ini bisa mengakibatkan infeksi usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam.

Eko mengharapkan warga yang ingin mengonsumsi jeroan nanti perlu memasak hingga benar matang.

"Kita matikan bakteri e-coli. Kalau tidak dimatikan bisa kena diare. Memasaknya di suhu sampai 90 derajat atau sekitar 20 menit," kata Eko.

Pemerintah sebenarnya rutin menyosialisasi cara penanganan daging dan bagian-bagiannya secara higienis, utamanya untuk hari raya kurban. Ia meyakini kesadaran warga berangsur semakin baik dari waktu ke waktu.

Ia mengatakan, dalam 3 tahun penyuluhan, sudah cukup banyak perubahan perilaku warga.

"Dulu memotong sambil merokok, sekarang sudah tidak ada. Perlu memanfaatkan alas untuk hewan yang dipotong, sekarang sudah pakai plastik. Membawa daging pakai tas plastik transparan. (Peningkatan kesadaran) perlu proses dan waktu," kata Eko.

Ke depan, pihaknya berharap kesadaran warga membaik dalam menangani jeroan secara higienis, tidak lagi di sungai.

"Harusnya dicuci di air mengalir, seperti air keran. Bukan sungai mengalir," kata Eko. 

Ia mengatakan, sosialisasi dari kantornya banyak berlangsung pada warga di wilayah kerjanya di Kecamatan Temon, Panjatan, Galur, dan Wates. Semua ini dilaksanakan agar penanganan daging di masyarakat lebih baik dari waktu ke waktu.


PenulisKontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua
EditorDian Maharani” https://regional.kompas.com/read/2018/08/22/20450641/ramai-ramai-warga-bersihkan-jeroan-hewan-kurban-di-sungai-

Ramai-ramai Warga Bersihkan Jeroan Hewan Kurban di Sungai ... KOMPAS.com
Kebiasaan Buruk Cuci Jeroan di Sungai Masih Terjadi di Kulonprogo Tribun JogjaFull coverage








Baca Selengkapnya pada https://ift.tt/2w3MJNV

Kulon progo - Google News
Share:

DPT Kulonprogo Menurun



Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kulonprogo menetapkan jumlah pemilih untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di kabupaten tersebut sebanyak 334.153 orang.

Angka ini terbilang lebih banyak dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2014 maupun Pilkada 2017.

Penetapan DPT untuk Pemilu 2019 ini telah dilakukan KPU Kulonprogo pada Senin (20/8/2018) lalu setelah rapat pleno terbuka rekapitulasi daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPS-HP).

Dari DPT sejumlah 334.153 orang itu, jumlah pemilih laki-laki sebanyak 162.553 orang dan perempuan 171.600 orang.

Adapun dalam DPS-HP sebelumnya terdapat 334.682 pemilih yang terdiri atas pemilih laki-laki 162.810 orang dan perempuan 171.872 orang.

"Ada penurunan 529 pemilih yang masuk ke DPT dari DPS-HP," jelas Ketua KPU Kulonprogo, Muh Isnaini, Rabu (22/8/2018).

Angka DPT itu lebih sedikit dibanding Pemilu tahun-tahun sebelumnya.

Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kulonprogo 2017 lalu, DPT mencatat sebanyak 332.211 pemilih.

Sedangkan pada Pemilu Legislatif 2014 DPT mencakup 335.897 pemilih serta pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 sebanyak 335.805 pemilih.

Jumlah pemilih terbanyak dalam DPT Pemilu 2019 ini berada di Kecamatan Pengasih yakni 38.726 orang dari 7 desa dengan 139 tempat pemungutan suara (TPS).
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP