Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


23 July 2017

Sasar Temon, Satpol Sita Alat Karaoke - solopos.com



Satuan Polisi Pamong Praja Kulonprogo kembali melakukan penyitaan alat dari sebuah rumah karaoke di wilayah Kecamatan Temon, Kulonprogo. Usaha hiburan ilegal itu diketahui masih nekat beroperasi meski sudah disegel oleh pemerintah.

Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP Kulonprogo Duana Heru Supriyanto mengatakan penyitaan alat karaoke dilakukan dalam operasi penertiban yang menyasar Karaoke John di Desa Glagah, Temon Sabtu (22/7/2017) dini hari.

Kegiatan itu dilakukan bersama tim gabungan yang didukung Polres dan Kodim 0731/Kulonrogo. "Hasilnya, mengamankan perangkat alat karaoke berupa dua unit perangkat komputer dan dua unit power supply," ujar Duana, Sabtu.

Petugas juga mengamankan sembilan orang pemandu karaoke untuk menegakkan Peraturan Daerah No.4/2013 tentang Ketertiban Umum. Mereka dibawa ke Mako Satpol PP Kulonprogo untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan pembinaan. "Kegiatan serupa akan terus dilaksanakan dengan waktu yang tidak ditentu," ucap Duana

Share:

Program Wayang Masuk Sekolah Diluncurkan di Kulon Progo -republika.co.id



Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan pogram wayang masuk sekolah dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama dalam rangka menamakan pendidikan karaketer pada generasi muda.

Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo Untung Waluyo di Kulon Progo, Jumat, mengatakan wayang masuk sekolah akan dilakukan uji coba di 12 kecamatan di tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

"Wayang masuk sekolah ini untuk membangun karakter jiwa kemataraman. Kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dalam menyamakan persepsi pendidikan karakter," kata Untung saat meluncurkan wayang masuk sekolah di SD Negeri IV Wates.

Menurut dia, wayang sangat bagus diajarkan kepada peserta didik. Wayang merupakan media komunikasi, ada tutur luhur, sehingga dapat menanamkan karakter kepada siswa melalui wayang. "Banyak petuah dan ajaran dalam cerita wayang yang layak dikembangkan, sehingga melahirkan generasi yang berkarakter kemataraman," katanya.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan seni budaya yang ada di Kabupaten Kulon Progo ini sangatlah beragam dan banyak jumlahnya. Ini tentunya menjadi kekayaan. Hal ini perlu dilestarikan.

Seni budaya ini juga dapat dijadikan media edukasi dan penyampian informasiyang positif sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.

"Mari kita jadikan seni budaya sebagai filter atas berkembangnya teknologi informasi dan globalisasi yang kini benar-benar sarat dengan berbagai informasi baik yang positif dan negatif," katanya.

Tim Pengembang Kurikulin SD Negeri IV Wates Supriyanto mengatakan pihaknya mengembangkan program ekstra kurikuler kemataraman, diantaranya ektra karawisatan dan wayang kulit. "Kami berharap setelah lulus, mereka mencintai akan budaya sendiri," harapnya. 


Sumber : Antara
Share:

Pelebaran Jalan Ditargetkan Selesai Agustus - harianjogja.com



Pelebaran jalan di depan SMK Bopkri Wates, Kabupaten Kulonprogo yang mulai dikerjakan sejak awal Mei 2017 ditargetkan rampung pada akhir Agustus atau paling lambat awal September tahun ini.

Pelebaran dilakukan karena tikungan di Jalan Sugiman itu dianggap terlalu menjorok dan sempit sehingga kerap menimbulkan kemacetan.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulonprogo Nurcahyo Budi Wibowo menyampaikan pengerjaan proyek berjalan dengan lancar dan kini sudah mencapai 40%.


"Instalasi kabel dari Telkom sudah dipindahkan. Kemarin memang sempat ada kendala sedikit, kabel dari Telkomsel sempat terkena, tapi itu juga sudah di selesaikan. Pembebasan lahan juga sudah rampung sejak tahun 2016," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (21/7/2017).

Nurcahyo Budi Wibowo melanjutkan pengaspalan belum bisa dilakukan karena masih harus memindahkan tiang milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang masuk dalam area pelebaran.

Tapi ia menyebut pemindahan hanya menunggu waktu karena PLN sudah menyanggupi pemindahan. Hanya saja, imbuhnya, PLN  perlu waktu persiapan karena tiang tersebut terdapat trafo dan dilewati tegangan tinggi.

Barulah setelah tiang kabel PLN dipindahkan, tambahnya, pengaspalan akan langsung dikerjakan. Menurutnya pengaspalan tidak akan memakan waktu lama.

"Kalau ngaspal cepet selesai. Semoga bisa lebih cepat selesainya supaya bisa beralih ke proyek-proyek lain. Di Alun-Alun Wates bagian selatan juga rencananya ada pelebaran jalan karena tikungannya sempit," jelasnya.

Menurutnya pelebaran tikungan di Jalan Sugiman didasari oleh keadaan lalu lintas di area itu yang cenderung ramai dan bentuk tikungan yang agak menjorok sehingga pengendara yang datang dari arah barat maupun timur kesulitan untuk melihat kendaraan yang datang dari arah berlawanan.

Karena itu ia berharap ketika tikungan menjadi lebih lebar pandangan pengendara bisa lebih luas sehingga semakin aman dan tentunya lancar.

Nurcahyo Budi Wibowo menambahkan pelebaran tikungan menjadi satu paket dengan pelebaran di Jalan Moh. Dawam dengan anggaran kurang lebih sebanyak Rp1,8 miliar.

"Tapi pelebarannya tidak banyak, hanya 30 sampai 40 cm. Aspalnya dipenuhkan sampai trotoar, karena di kota targetnya aspal harus sampai trotoar," bebernya.

Editor: Nina Atmasari harianjogja
Share:

Bupati Kulon Progo: Bedah Menoreh Permudah Jalur ke Borobudur - news.detik.com



Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mempersiapkan proyek jalan Kulon Progo menuju Borobudur, Kabupaten Magelang. Ada dua alternatif, tapi akses melalui Bukit Menoreh jadi yang paling diharapkan dapat terwujud.

"(Menuju) Borobudur ada dua alternatif. Bisa lewat Sentolo, bisa juga lewat Menoreh. Ini dua-duanya diajukan ke Kementerian PU. Tinggal kita lihat hasil survei Kementerian PU (akan dipilih alternatif mana)," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo kepada wartawan di sela acara Workshop Pembangunan Budaya Integritas KPK RI-Pemda DPRD se-DIY di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Selasa (18/7/2017).

Menurutnya bila bandara di Kulonprogo sudah jadi, jalan bisa dilalui mulai dari Temon, Menoreh menuju Borobudur. "Kalau kami berharap bisa lewat Temon, Menoreh kemudian Borobudur," imbuhnya.

Hasto mengatakan alternatif jalan bedah Menoreh ini tidak hanya warga Kulonprogo yang menikmati, namun akan bisa dinikmati juga oleh warga Purworejo.

"Kalau saya, jalan bedah Menoreh ini saya pepet-pepetkan ke Purworejo. Bahkan saya sendiri, Kabupaten membangun jalan tembus ke Purworejo di Girimulyo, Jatimulyo, dekat Gunung Gakah dengan lebar 12 meter ke Purworejo," katanya.

Sedangkan soal rencana pembangunan jalan tol, Hasto menilai hal itu belum diperlukan. Saat ini sudah banyak akses alternatif yang bisa digunakan di antaranya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

"Jadi modal transportasi, konektivitas ada (ke Borobudur) 4 jalur, ke Yogya 6 jalur, double track kereta api, JJLS, sudah ada 4 (akses). (Pembangunan tol) bukan lagi hal yang urgent," pungkas Hasto. 
(sip/bgs)
Share:

20 July 2017

Desa di Kulon Progo ini masuk lima besar lomba desa nasional - ANTARA News



Kulon Progo (ANTARA News) - Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masuk lima besar desa terbaik dalam Lomba Desa Regional II Tingkat Nasional karena berbagai inovasi yang telah ditorehkan.

Kepala Subdit Evaluasi Perkembangan Desa Wilayah II Dirjen Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri RI sekaligus Ketua Tim Klarifikasi Jawa-Bali Ratna Andriani di Kulon Progo, Rabu, mengatakan layanan pemerintahan di desa Sendangsari mampu berjalan baik dengan adanya pembinaan dari Pemkab Kulon Progo dan Pemda DIY.

"Kami melihat Desa Sendangsari dalam bidang pemerintahan cukup baik, terlihat dari tata kelola pemerintahannya," kata Ratna.

Ia mengataka Desa Sendangsari melakukan berbagai inovasi, seperti cetak sawah baru yang dilakukan masyarakat secara swadaya, budi daya ulat sutera daun singkong, KB pria dan sistem informasi geografi (SIG).

"Semoga Desa Sendangsari menjadi desa percontohan desa-desa lain. Kami melihat banyak inovasi dan hal-hal yang dapat menjadi contoh desa lain," kata Ratna.

Ratna sangat mengapresiasi pengembangan Kampung Wisata Pring Ori yang dilakukan secara swadaya. Menurutnya, kampung wisata akan menggerakkan semua lini kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan pariwisata.

"Kampung Wisata Pring Ori akan menjadi penggerakan bila dikelola dengan baik," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan masyarakat di Desa Sendangsari telah melakukan banyak hal untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

"Mudah-mudahkan kita bisa mendapatkan penilaian yang terbaik. Hal-hal yang positif semoga bisa menjadi lebih baik lagi," harap Bupati Hasto.

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Share:

Pisang Bertandan Lima Hebohkan Warga Kulonprogo - SINDOnews.com




Pohon pisang Ambon milik Pagi (74), warga Pedukuhan VII, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, menjadi pusat perhatian karena memiliki lima buah tandan yang keluar dari batang pohon di bagian tengah. Foto dan video pohon pisang langka inipun menjadi viral di media sosial.

Pagi tidak pernah mengira pohon pisangnya akan memiliki lima buah tandan. Dia malah mengira pohon pisang itu mati, karena daun bagian atas sudah mongering.

Dia pernah berusaha untuk merobohkan dengan cara didorong, namun selang beberapa hari batang pohon ini justru terlihat terbuka dan muncul lima bunga pisang. Dari sini kemudian berkembang menjadi lima tandan buah pisang. "Baru sekitar sepuluh hari bunganya muncul," ujar Pagi, Selasa (18/7/2017).

Setelah sepuluh hari, tanda pisang pun semaki besar. Agar pohon tidak roboh, diberikan penyangga dari kayu. "Akan saya rawat sampai masak," tuturnya.

Seorang warga, Sakti Ahmadi mengaku, datang dari Wates setelah foto tentang pisang aneh ini menjadi viral di media sosial. Dalam beberapa hari, beberapa halaman facebook dan grup wattapps banyak yang menyebar gambar dan video ini. "Penasaran saja, ke sini untuk foto dan diunggah," ujarnya

Sumber : SINDOnews.com

Share:

13 July 2017

Dinsos Data 2.500 Lansia di Kulonprogo - TRIBUNJOGJA.COM



Sebanyak 2.500 warga lanjut usia (lansia) berhasil didata Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo hingga pertengahan 2017 ini.

Pendataan akan memudahkan pemerintah dalam mengalokasikan  program pemberdayaan maupun bantuan sosial.
Kepala Dinsos P3A Kulonprogo, Eko Pranyoto mengatakan, selama ini pihaknya memang belum memiliki data jumlah penduduk lansia di Kulonprogo.

Padahal, golongan lansia dinilai turut berkontribusi terhadap tingginya angka kemiskinan di daerah tersebut.
Adapun data jumlah lansia itu didapatkan Dinsos P3A dari hasil verifikasi data 3.000 lansia yang diajukan masyarakat melalui pedukuhan.
"Para lansia ini dimungkinkan terlewat dalam pendataan bantuan raskin atau KIS. Nantinya, data akan kami gunakan untuk mendukung alokasi bantuan bagi mereka," jelas Eko, Minggu (9/7/2017).

Adapun Pemkab sejauh ini memiliki catatan jumlah penduduk miskin mencapai 60.816 jiwa atau sekitar 13,70% pada 2016. Angka itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang diketahui sebanyak 52.331 jiwa atau sekitar 12%.

Pencermatan oleh dinas, angka kemiskinan itu banyak diisi komponen keberadaan lansia. Maka itu, Pemkab Kulonprogo merasa perlu memberi perhatian kepada lansia.
Langkah pemberdayaan masyarakat akan dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan. Hanya saja, tak semua lansia bisa menyesuaikan diri dengan program pemberdayaan sehingga Pemkab berusaha fokus pada pemberian bantuan dan jaminan sosial. Di antaranya, bantuan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) yang diajukan kepada Kementerian Sosial.

"Tahun ini, bantuan berupa jaminan hidup sebesar Rp200.000 per bulan tersebut diberikan kepada 69 orang. Harapannya, bisa meringankan beban keluarganya," kata Eko.(ing)
Share:

Pemkab Kulonprogo Deklarasikan Pembentukan Desa Bebas Miras - TRIBUNJOGJA.COM



Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo menggagas dibentuknya desa bebas minuman keras dan minuman beralkohol (miras/minol) di wilayahnya.
Hal ini sebagai langkah pengawasan dan pengendalian peredaran miras/minol di tengah masyarakat.
Pada Minggu (9/7/2017), deklarasi desa bebas miras/minol dilakukan di Pendowoharjo, Kecamatan Girimulyo. Deklarasi yang difasilitasi Satpol PP Kulonprogo ini diikuti oleh pihak pemerintah kecamatan, pemerintah desa, aparat, TNI/Polisi, serta para tokoh masyarakat setempat.
Plt Kepala Satpol PP Kulonprogo, Duana Heru mengatakan, deklarasi desa bebas miras/minol ini merupakan bagian dari aksi dukungan terhadap program kerja 100 hari Bupati-Wkail Bupati Kulonprogo dalam mengawasi peredaran minuman keras di masyarakat.
Sebelum deklarasi, dilakukan sosialisasi dampak negatif miras/minol, maupun minuman memabukkan lainnya beserta bahaya yang bisa ditimbulkannya.
"Deklarasi dan sosialisasi bertujuan agar masyarakat bisa menyadari dan mengerti bahaya minuman keras yang bisa merusak mental generasi muda. Masyarakat dan pemerintah perlu bersatu dan bersinergi memerangi pekat, termasuk peredaran minuman memabukkan," katanya.
Pemkab Kulonprogo sebelumnya juga sudah menjalin kerjasama dengan Polres Kulonprogo untuk mewujudkan wilayah bebas miras dan penertiban tempat hiburan tak berizin.
Nota kesepahaman (MoU) sudah ditandatangani kedua belah pihak pada pertengahan Juni lalu.
Pemkab menilai, program pengawasan peredaran miras selaras dengan program Polres Kulonprogo terkait penilaian Polsek yang salah satu kriterianya adalah desa bebas miras. (*)

Share:

Pembangunan Bandara Kulon Progo Kejar Target 2 Tahun - Liputan6.com



Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo menggagas dibentuknya desa bebas minuman keras dan minuman beralkohol (miras/minol) di wilayahnya.
Hal ini sebagai langkah pengawasan dan pengendalian peredaran miras/minol di tengah masyarakat.
Pada Minggu (9/7/2017), deklarasi desa bebas miras/minol dilakukan di Pendowoharjo, Kecamatan Girimulyo. Deklarasi yang difasilitasi Satpol PP Kulonprogo ini diikuti oleh pihak pemerintah kecamatan, pemerintah desa, aparat, TNI/Polisi, serta para tokoh masyarakat setempat.

Plt Kepala Satpol PP Kulonprogo, Duana Heru mengatakan, deklarasi desa bebas miras/minol ini merupakan bagian dari aksi dukungan terhadap program kerja 100 hari Bupati-Wkail Bupati Kulonprogo dalam mengawasi peredaran minuman keras di masyarakat.

Sebelum deklarasi, dilakukan sosialisasi dampak negatif miras/minol, maupun minuman memabukkan lainnya beserta bahaya yang bisa ditimbulkannya.
"Deklarasi dan sosialisasi bertujuan agar masyarakat bisa menyadari dan mengerti bahaya minuman keras yang bisa merusak mental generasi muda. Masyarakat dan pemerintah perlu bersatu dan bersinergi memerangi pekat, termasuk peredaran minuman memabukkan," katanya.

Pemkab Kulonprogo sebelumnya juga sudah menjalin kerjasama dengan Polres Kulonprogo untuk mewujudkan wilayah bebas miras dan penertiban tempat hiburan tak berizin.
Nota kesepahaman (MoU) sudah ditandatangani kedua belah pihak pada pertengahan Juni lalu.

Pemkab menilai, program pengawasan peredaran miras selaras dengan program Polres Kulonprogo terkait penilaian Polsek yang salah satu kriterianya adalah desa bebas miras. (*)
Share:

Purworejo - Kulonprogo Sepakat Bentuk Sekber - KRJOGJA.com



Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo Jawa Tengah dan Kulon Progo Provinsi DIY sepakat membentuk sekretariat bersama (Sekber) dan penguatan kerja sama (PKS) antarwilayah. Kesepakatan ini untuk mengantisipasi berbagai bentuk konflik antar warga lintas daerah. Terutama pada daerah perbatasn yang melibatkan warga Purworejo dan Kulonprogo.
"Kita juga akan melakukan kerjasama antar organisasi perangkat daerah (OPD) agar kondisi di perbatasan ini dapat terjalin dengan baik dan saling menguntungkan," kata Bupati Kulon Progo H dr Hasto Wardoyo SPoG usai bersilaturahmi dengan Bupati Purworejo H Agus Bastian SE MM di ruang Peringgitan rumah dinas (Rumdis) bupati Purworejo, Selasa (11/07/2017) sore.
Kesepakatan ini muncul setelah sering terjadinya perselisihan antarwarga di daerah perbatasan, terutama antara Desa Jogoyoyo Kecamatan Purwodadi Purworejo dan Desa Jangkaran di Kecamatan Temon Kulonprogo. Desa Jangkaran berada di pantai selatan, namun untuk keluar masuk lokasi itu satu-satunya akses jalan harus melalui Desa Jogoboyo.
Kedua desa ini juga sepakat menjalin kerjasama pariwisata di wilayah itu, terutama wisata Pasir Mendit dan Kadilangu. Dalam kerjasama ini lanjut Hasto Wardoyo, harus saling menguntungkan. Retribusi yang masuk Desa Jangkaran sebagian akan diberikan kepada Desa Jogoboyo.
Dengan adanya kesepakatan ini Agus Bastian menilai bahwa konflik antar warga Purworejo dengan Kulonprogo dapat diselesaikan dengan baik. "Persoalan ini sebenarnya tidak berat, diselesaikan secara adat juga bisa," katanya. (Nar)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP