Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


26 January 2017

Aliansi Aktivis Desak Jokowi Batalkan Bandara Kulonprogo




tirto.id - Aliansi puluhan organisasi masyarakat sipil, yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Tolak Bandara (Gestob) Kulonprogo, mendesak Presiden Joko Widodo menghentikan rencana peletakan batu pertama pembangunan Bandara Internasional di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penolakan itu muncul setelah tersiar kabar di media massa bahwa Jokowi berencana meresmikan peletakan batu pertama pembangunan bandara tersebut pada Jumat (27/1/2017) besok.

Mereka juga mendesak Jokowi membatalkan rencana dan seluruh tahapan pembangunan bandara ini yang telah berjalan.

Kepala Departemen Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, juru bicara aliansi itu mengatakan desakan ke Jokowi ini punya alasan kuat. Syarat-syarat legalitas Pembangunan Bandara Kulonprogo, menurut Yogi, hingga kini belum terpenuhi.

“Kami sangat menyayangkan dan mengecam keras (Rencana peresmian pembangunan Bandara Kulonprogo),” kata Yogi dalam siaran persnya pada Kamis (26/1/2017).

Alasan pertama penolakan itu, menurut Yogi, lokasi pembangunan Bandara Kulonprogo berada di kawasan rawan bencana tsunami. Kerawanan itu tertera dalam Perpres Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali, Perda Provinsi DIY Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW Daerah Istimewa Yogyakarta dan Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Kulonprogo.

Peraturan perundang-undangan di atas juga tidak mengamanatkan pembangunan bandara di kawasan kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo.

Masterplan Pengurangan Resiko Bencana Tsunami buatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2012 juga sudah memetakan kawasan utama yang punya resiko dan probabilitas tsunami tinggi. Kawasan tersebut antara lain kawasan selat sunda dan Jawa Bagian Selatan, yang didalamnya termasuk wilayah bagian selatan Kabupaten Kulonprogo yang jadi calon lokasi pembangunan bandara.

“Pemerintah justru nekad menerabas rambu larangan itu. Bandara Kulonprogo diteruskan. Bahkan hendak dikebut pembangunannya dengan target Maret 2019 beres,” kata Yogi.

Sementara Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang dibuat PT Angkasa Pura I, kata Yogi, keabsahannya di depan hukum juga meragukan.

Sebabnya, Yogi menuding pembuatan Amdal itu melompati sejumlah tahapan wajib. Sementara, aspek pelingkupan Amdal itu juga tak memiliki kesesuaian antara lokasi rencana kegiatan pembangunan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan.

Alasan penolakan para aktivis itu juga menyangkut kondisi lokasi pembangunan Bandara Kulonprogo yang merupakan lahan pertanian produktif. Yogi mengatakan 5 desa di Kecamatan Temon, Kulonprogo, yang menjadi lokasi pembangunan bandara, dihuni 22.000 warga dengan pekerjaan sebagai petani sawah dan tegalan yang produksi utamanya aneka sayuran dan buah, terutama cabai.

“Paling penting, Bandara Kulonprogo merampas ruang hidup masyarakat (petani),” kata Yogi.

Sebelumnya, pada Sabtu (21/1/2017) lalu, Kementerian Perhubungan merilis informasi mengenai rencana Presiden Jokowi yang segera akan meresmikan peletakan batu pertama Bandara Kulonprogo pada akhir bulan ini. Pengumuman itu muncul setelah Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno dan Direktur Utama Angkasa Pura I, Danang S Baskoro, menemui Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada akhir pekan lalu.

"Dari segi teknis PT Angkasa Pura I (Persero) sudah melakukan persiapan-persiapan yang baik dari pembebasan tanah dan persiapan teknis lain," kata Budi seusai pertemuan itu.

Budi menambahkan, "Kami berdiskusi dengan bapak Sultan untuk rencana bapak Presiden datang menghadiri (groundbreaking) pada akhir bulan ini, tentang waktunya kami akan usulkan ke Presiden melalui Mensesneg (Pratikno)." 
Share:

Kulon Progo akan Bangun Gedung Wisata Edukatif



REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo berencana membangun gedung wisata edukatif. Gedung tersebut diharapkan tahun ini dapat terwujud agar bisa menarik minat baca masyarakat dan pelajar dan anak-anak usia dini.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo Harminto mengatakan gedung baru tersebut direncanakan berlantai dua yakni lantai satu untuk arena membaca dan pameran buku, sedangkan lantai 2 sebagai aula yang dapat digunakan untuk pemutaran film yang bertajuk pendidikan atau kegiatan lain yang bersifat mendidik. Sedangkan tembok pembatas sebelah timur gedung rencana akan dipangkas dan diletakan pot-pot tanaman supaya lingkungan baca terlihat nyaman.  

Sineas Indonesia Diminta Lebih Aktif Produksi Film Edukatif

"Kami sekarang sedang menyiapkan grand desain terkait dengan rencana pembangunan gedung baru tersebut, dan bapak Penjabat Bupati sudah memerintahkan untuk segera dipresentasikan  dihadapan beliau," kata dia.

Dengan adanya gedung baru tersebut nantinya diharapkan selain sebagai tempat membaca dan pameran, juga arena wisata edukatif  taman wana winulang sebagai rekreasi baca yang menyenangkan bagi pengunjung khususnya bagi anak-anak. Untuk kehadiran anak-anak SD atau pelajar lainnya ke perpustakaan, pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan kabupaten Kulon Progo untuk menyusun jadwal setiap harinya secara bergantian supaya anak-anak sekolah tersebut bisa meramaikan perpustakaan.

Harminto mengakui bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan masih belum sesuai target. Setiap harinya  mencapai 100 hingga 150 orang, sedangkan targetnya 200 orang  per hari.  Dikatakan dia, di Kulon Progo sekarang terdapat 91 unit perpustakaan desa, 50 persen masih aktif, 25 persen pasif, dan 25 persen belum sepenuhnya aktif atau kadang aktif, kadang tidak aktif.

"Oleh karena itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Kulon Progo akan melakukan kunjungan rutin ke desa-desa dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti  bedah buku yang temanya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," ujar Darminta.

Sementara itu penjabat Bupati Kulon Progo,  Budi Antono  mengatakan  di zaman yang serba canggih ini, kebiasaan membaca buku sepertinya sudah mulai berkurang, terutama di masyarakat. Sangat terlihat nyata, kini orang-orang mulai sibuk dengan gadget mereka sendiri-sendiri. Anak-anak, remaja, pemuda bahkan orang tua lebih suka bermain game,berselancar di dunia maya dan sibuk dengan media sosial seperti Facebook, Instagram, BBM, WA dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini banyak orang yang semakin malas untuk membaca buku.

"Oleh karena itu, kami berharap, kegiatan Pesta Buku Murah dan Terlengkap Kulon Progo 2017 ini, kiranya dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca, menjadi media edukasi, serta sebagai media transaksi bagi masyarakat Kulon Progo pada umumnya," kata dia.

Share:

8.966 Orang Masih Menganggur di Kulonprogo




WATES - Jumlah pengangguran di Kabupaten Kulonprogo berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 sebanyak 8.966 orang. Tahun 2016 pencari kerja tercatat 2.887 orang, sedangkan penempatan tenaga kerja dari Kulonprogo 2.099 orang.

"Upaya mengurangi pengangguran dilakukan melalui peningkatan capaian penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja, penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja. Selain itu mendorong tumbuh kembangnya jiwa kewirausahaan menuju wirausaha mandiri," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana seperti mengutip KRjogja, Kamis (26/1/2017)

Eko menjelaskan, salah satu upaya menekan jumlah pengangguran di Kulonprogo adalah bekerja sama dengan BPT3TKI DIY dan Kantor Cabang PPTKIS PT Sukamulia Mandiri Agung DIY, yang saat ini akan memberangkatkan 34 CTKI. Para calon pekerja itu bakal bekerja sebagai operator produksi PT Samsung Elektronics di Malaysia.

"Semula ada 111 orang peserta yang ikut seleksi. Kuota kebutuhan sebenarnya 40 orang, yang berhasil lolos 34 orang, terdiri dari lima perempuan dan 29 laki-laki yang berasal dari Kecamatan Panjatan, Galur, Wates, Sentolo, Pengasih, Kokap, Kalibawang, Temon, Lendah dan Girimulyo," katanya.

Penjabat Bupati Kulonprogo Budi Antono mengapresiasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan berbagai pihak, sehingga pada tahun 2016 telah ditempatkan sejumlah 2.099 orang tenaga dengan rincian 755 orang tenaga kerja Antar Kerja Lokal (AKL), 1.200 orang tenaga Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan 144 orang tenaga kerja Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

Kepada CTKI, Budi Antono mengingatkan saat bekerja di negara lain, bukan hanya sekedar bekerja, tapi sekaligus sebagai duta bangsa, diharapkan dapat menjaga nama baik daerah dan negara. “Jalanilah pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, fokus dan penuh semangat, belajar mandiri dan dapat mengatur waktu dan keuangan dengan baik," tutur dia.

(ran)

Share:

25 January 2017

Mentan Pastikan Kulon Progo Aman dari Antraks



Klaten- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) aman dari penyakit antraks.

"Aman terkendali, masyarakat tidak usah khawatir," katanya di Kabupaten Klaten, Rabu (25/1).

Hal tersebut disampaikan Mentan usai membuka Musyawarah Nasional III-2017 Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.

Mentan menjelaskan, Kementerian Pertanian telah mengirim tim khusus terkait dugaan kasus antraks yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Tim khusus tersebut dikirim ke Kabupaten Kulon Progo tidak lama setelah pihaknya menerima laporan mengenai dugaan munculnya penyakit antraks.

Tim khusus Kemtan, kata dia, mendirikan posko di daerah setempat hingga batas waktu yang tidak ditentukan untuk mengantisipasi penyakit antraks. "Hasilnya negatif (tidak ada penyakit antraks)," ujarnya.

Guna mengantisipasi merebaknya penyakit antraks, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mendapat bantuan vaksin sebanyak 17.600 dosis dari Kementerian Pertanian di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo. - http://www.beritasatu.com/
Share:

Ini Dia Bantuan Pendidikan bagi Murid Miskin Kulonprogo - RADARJOGJA.CO.ID



RADARJOGJA.CO.ID – Amanat Center berkomitmen memajukan pendidikan di Kulonprogo. Salah satu upayanya dengan menyalurkan bantuan pendidikan kepada para murid miskin di Kecamatan Temon.

“Ini bentuk kepedulian kami. Ada 50 paket bantuan pendidikan yang diberikan. Mulai tas, buku dan alat-alat tulis,” kata Ketua Amanat Center Muhtarom Asrorie, Minggu (22/1).

Penyaluran bantuan disaksikan Camat Temon, Kepala UPTD Dinas Pendidikan Temon, Kepala Desa di Kecamatan Temon dan tokoh masyarakat. Calon Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo juga hadir.

Muhtarom mengatakan Amanat Center merupakan lembaga yang melakukan advokasi masyarakat dan pendampingan. Salah satunya pada dunia pendidikan yang secara rutin digelar.

“Membantu tidak harus menunggu kaya. Amanat Center akan terus membantu masyarakat yang membutuhkan,” kata Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo ini.

Sutedjo mengatakan kepedulian terhadap dunia pendidikan harus ditingkatkan. Bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi warga penerima.

“Pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak. Kali ini Amanat Center kembali membuktikan kepeduliannya,” kata Sutedjo. (tom/iwa/mar)
Share:

Kulonprogo Kirim 34 Tenaga Kerja ke Pabrik Elektronik di Selangor - TRIBUNJOGJA.COM



TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Penjabat Bupati Kulonprogo Budi Antono melakukan pembekalan kepada puluhan tenaga kerja asal Kulonprogo, Rabu (25/1/2017). Mereka akan diberangkatkan sebagai TKI ke Selangor, Malaysia.

Ada 34 tenaga kerja yang akan diberangkatkan pada pertengahan Februari nanti. Mereka selanjutnya akan bekerja di sebuah pabrik elektronik besar di negeri jiran tersebut.

Budi Antono mengatakan, Kulonprogo masih mengandalkan beberapa skema dalam penempatan kerja untuk mengurangi angka pengangguran.

Di antaranya dengan mekanisme antar kerja antar negara (AKAN). Penempatan 34 tenaga kerja ini mengawali rekrutmen di 2017 ini.

"Kami memfasilitasi persiapan pemberangkatan 34 calon tenaga kerja ke pabrik Samsung Electronics di Malaysia," kata dia.

Proses perekrutan sudah dimulai sejak November 2016 oleh pelaksana penempatan tenaga kerja swasta (PPTKS) asal Bantul, PT Suka Mulia Mandiri Agung.
Pemkab Kulonprogo berpesan agar para tenaga kerja asal Kulonprogo itu menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan semangat belajar mandiri. (*)

Share:

23 January 2017

Kementan Kirim 17.500 Dosis Vaksin Antraks



REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA –- Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian bergerak cepat menanggapi kasus antraks di Kulon Progo. Kementan telah memberikan bantuan berupa vaksin antraks sebanyak 17.500 dosis, antibiotika sebanyak 48 botol masing-masing 100 mililiter, vitamin sebanyak 48 botol masing-masing 100 mililiter, desinfektan sebanyak empat botol masing-masing sebanyak 2,5 liter dan satu unit sprayer.

Yogyakarta Waspadai Penyebaran Anthrax

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan adanya bantuan Vaksin dari Ditjen PKH Kementerian Pertanian.  "Vaksinnya sudah kami terima. Rencananya akan dilakukan vaksinasi Februari. Karena untuk pemberian vaksin setelah pemberian antibiotik dua minggu, baru bisa dilakukan vaksinasi," kata dia kepada Republika.co.id.

Surveilens dan monitoring secara terus menerus dilakukan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates bersama Dinas Peternakan Kabupaten Kulon Progo terutama dengan meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak dari dan ke lokasi kejadian dan sekitarnya. Mulai dari penutupan lalu lintas sampai pembatasan dan pemeriksaan ternak yang akan keluar dan masuk wilayah.

Selain itu, pengambilan dan pengujian sampel oleh laboratorium BBVet Wates juga terus dilakukan secara intensif untuk memonitor cemaran kuman di lokasi dan kondisi ternak yang ada di sekitar kejadian. Koordinasi dengan Pemkab Kulon Progo juga terus dilakukan dengan melibatkan lintas instansi antara lain  Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya, terutama untuk menyusun langkah-langkah pengendalian kasus anthrax, baik untuk pengamanan terhadap masyarakat juga pengamanan pada hewan. 
Share:

Dokter dan Survailans Yogyakarta Antisipasi Antraks



REPUBLIKA.CO.ID,Dinkes Yogya Kumpulkan Dokter dan Survailans Guna Anisipasi Antraks
YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh dokter puskesmas dan surveilans kesehatan di setiap kelurahan di Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan antraks yang diindikasikan sudah menyerang di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo.

"Sampai saat ini belum ada laporan kasus antraks di Yogyakarta. Tetapi kita sudah meminta semua dokter dan tenaga kesehatan di Puskesmas untuk waspada," ujar Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu, Senin (23/1).

Menurut Endang, pihaknya sudah mengirimkan surat himbauan melalui grup media sosial ke seluruh dokter dan tenaga medis di puskesmas di Kota Yogyakarta. Himbauan tersebut terkait pencegahan dan penanganan antraks. Namun secara resmi, Dinkes setempat baru akan mengeluarkan surat edaran pada pekan ini. Seluruh layanan kesejhatan di Kota Yogyakarta sendiri menurut Endang, siap untuk merawat pasien yang didindikasikan antraks. Rumah sakit rujukan awal yang ditunjuk adalah RS Pratama.

Meski begitu, pihaknya berharap tidak ada kasus antraks di Kota Yogyakarta. Karena dalam sejarah hal tersebut juga belum pernah ditemukan di Kota Yogyakarta. Akan tetapi kesiagaan tetap dilakukan termasuk dengan mengumpulkan para dokter puskesmas dan tenaga surveilans. "Mereka akan kita bekali pengetahuan tentang antraks, penanganan dan pencegahannya," katanya.

Dia mengatakan dari sisi obat ketersediaan di Kota Yogyakarta sangat cukup. Karena pasien antraks terbagi dalam empat type yaitu antraks yang menyerang kulit, saluran pernafasan, pencernaan dan otak. Antraks yang menyerang pernafasan, kulit dan pencernaan lebih banyak kemungkinan untuk bisa disembuhkan dengan pengobatan antibiotik. Namun yang menyerang otak kemudian menjadi meningitis sebagian besar sulit disembuhkan.

Menurutnya, spora dan bakteri antraks bukan hanya diwaspadai di daging saja tetapi juga bisa menyebar melalui rumput, tanaman bahkan udara. Karenanya kata dia, sosialisasi gerakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci utama dalam pencegahan penyakit antraks ini.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pertanian, Sugeng Darmanto mengatakan, pihaknya gencar melakukan sosialiasasi ke mitra tani terkait kasus antraks tersebut. Menurutnya, daging yang beredar di pasar tradisional di Kota Yogyakarta sebagian besar dipasok dari rumah pemotongan hewan (RPH) Giwangan. Karenanya pihaknya optimis daging tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan dan layak dikonsumsi masyarakat.

Meski begitu, pihaknya juga terus melakukan pengawasan terhadap peredaran daging dan hewan ternak yang ada di Kota Yogyakarta terutama yang datang dari daerah yang endemis antraks.
Share:

Wabah Antraks Positif Serang Satu Desa di Kulon Progo - REPUBLIKA.CO.ID

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - During this time in DI Yogyakarta declared free of anthrax because it has previously not been a case. But with the cases of anthrax that occurred in several hamlets in the village Purwosari Girimulyo District of Kulon Progo Regency, then in the Perwosari village tested positive for anthrax outbreaks. It was announced by the Director of the Animal Health Directorate General of Livestock and Animal Health Ministry of Agriculture Fajar Rasa Sumping Tjatur on Republika.co, id, at the Center for Veterinary Wates, Monday (23/1). "Although only one animal positive anthrax and the area has never been a case it is called an outbreak. So, in the village of Purwosari to say an outbreak of anthrax," said the former Director of the Center for Veterinary Wates in 2011 hinga end of 2016. In order not to disrupt the economy, then in the Village area Purwosari, District Girimulyo created zone that is associated with the points where livestock deaths occurred. To have it done mapping the views of the population and distribution of these animals will follow geographical conditions. He admitted in the zone closest to the point of incidence, livestock in the region was until now not allowed out. For that of the officer at the Center for Animal Health and BB Girimulyo Veterinier continue monitoring and sampling. "Prohibition animals should not be out until anthrax germs in the area declared negative," he said. According to Fajar, in the hamlet of occurrence of cases of anthrax quite secluded so it is rather strange that in these hamlets case of anthrax. He admits it is limited in terms of the knowledge society. Dead animals considered normal so they do not report. As for the animal breeders valuable. So when sick slaughtered and then consumed, so they would not lose if the animal is dead. "Therefore from now on continue to socialize that if there is a sick animal, let alone the dead should report to Clinic (Center for Animal Health) in each district," he said. He acknowledged health worker is still limited, so even though they've been around to the public but may be in a remote area is missed. So, we need also an active part of society. "With this event we take positive lessons that people should know when there is a disease in any animal, let alone the disease can spread to other animals should be reported," said Fadjar asserted.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini di DI Yogyakarta  dinyatakan bebas antraks karena sebelumnya memang tidak pernah ada kasus. Namun dengan adanya kasus antraks yang terjadi di beberapa dusun di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, maka di Desa Perwosari tersebut dinyatakan positif terjadi wabah antraks.

Hal itu disampaikan Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa pada Republika.co,id, di Balai Besar Veteriner Wates, Senin (23/1). "Walaupun hanya satu ekor hewan yang positif antraks dan di daerah tersebut belum pernah ada kasus maka itu disebut wabah. Sehingga di Desa Purwosari bisa dikatakan terjadi wabah antraks," jelas mantan Direktur Balai Besar Veteriner Wates di tahun 2011 hinga akhir 2016 ini.

Agar tidak mengganggu perekonomian, maka di wilayah Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo dibuat zona yang dikaitkan dengan titik-titik di mana kasus kematian hewan ternak terjadi. Untuk itu telah dilakukan pemetaan yang dilihat dari populasi dan distribusi hewan ini akan mengikuti kondisi geografis.

Dia mengakui di zona yang paling dekat dengan titik kejadian, hewan ternak di wilayah tersebut memang sampai sekarang tidak boleh keluar. Untuk itu dari petugas di Pusat Kesehatan Hewan Girimulyo dan BB Veterinier terus melakukan pemantauan dan pengambilan sampel. "Pelarangan hewan tidak boleh keluar sampai kuman antraks di daerah tersebut dinyatakan negatif," ujarnya. 

Menurut Fadjar, di dusun terjadinya kasus antraks cukup terpencil sehingga agak aneh bila di dusun tersebut terjadi kasus antraks. Dia mengakui memang dari segi pengetahuan masyarakat terbatas. Hewan yang mati dianggap biasa sehingga mereka tidak melapor.  

Sementara bagi peternak hewan tersebut berharga. Sehingga ketika sakit disembelih lalu dikonsumsi, supaya mereka tidak rugi kalau hewan tersebut mati. "Karena itu mulai sekarang terus dilakukan sosialisasikan bahwa apabila ada hewan yang sakit, apalagi mati harus melapor ke Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang ada di setiap kecamatan," tuturnya. 

Dia mengakui petugas Puskesmas memang masih terbatas, sehingga meskipun mereka sudah keliling ke masyarakat tetapi mungkin di daerah terpencil ada yang terlewatkan. Sehingga diperlukan juga peran aktif masyarakat. "Dengan kejadian ini kita ambil hikmah positif bahwa masyarakat harus tahu bila ada penyakit pada hewan apapun, apalagi penyakit tersebut bisa menyebar ke hewan lain harus dilaporkan," kata Fadjar menegaskan.
Share:

Komisi IX Desak Pemerintah Pastikan Dugaan Penyebaran Anthrax di Kulonprogo - TRIBUNNEWS.COM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Commission IX urge the government to ensure the alleged spread of anthrax virus in Kulon Progo, Yogyakarta. Because the news spread of the virus has caused unrest in the community. Moreover, the virus has reportedly menalan casualties. "The news we hear, the Ministry of Health has been conducting research. The samples have been studied in the laboratory. However, an official announcement has not been delivered. Of course, this still raises a question mark," said Vice Chairman of Commission IX Saleh Daulay via short messages, Monday (23/1 / 2017). Saleh warned alleged anthrax spread of this virus should not be underestimated. Moreover, until recently the anthrax virus transmission is not so clear. If that's true, of course this can cause concern and anxiety. "The medical world we are not very familiar with anthrax. Including drugs and tools needed to heal the victims," ​​said the PAN politician. If it is true there is the spread of anthrax in Kulon Progo, the government should immediately take steps necessary. In addition to the unexpected treatment efforts have contracted, the government was also asked to undertake anticipatory measures. Including dissemination related symptoms, causes, diagnosis, treatment, and prevention methods. "People need to be given an accurate explanation about this virus. That way, people can avoid and do things that are needed if there is suspicion of spread of the virus in the environment," said Saleh. In addition, Saleh also called on the government to study the spread of anthrax cases that have occurred in other countries. It should also explore ways of treatment they do. Because anthrax is already considered a dangerous outbreak, WHO would also own research-related research. Their results could be used as an initial reference. "If not mistaken, in 2002, scientists at Rockefeller University, New York, United States, never claimed to have found a cure for anthrax. Antibiotics named PlyG Lysine has been tested and it works. But it is not known to the continuation of the study. Perhaps, and even then need to explore, "said Saleh


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR mendesak pemerintah untuk memastikan dugaan menyebarnya virus anthrax di Kulonprogo, DIY. Pasalnya, berita penyebaran virus tersebut telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Apalagi, virus itu dikabarkan telah menalan korban jiwa.
"Kabar yang kita dengar, Kemenkes telah melakukan penelitian. Sampelnya telah diteliti di laboratorium. Hanya saja, pengumuman resmi belum disampaikan. Tentu ini tetap menimbulkan tanda tanya," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Daulay melalui pesan singkat, Senin (23/1/2017).

Saleh mengingatkan dugaan penyebaran virus anthrax ini tidak boleh dianggap remeh. Apalagi, sampai saat ini penularan virus anthrax ini belum begitu jelas. Kalau itu betul, tentu ini bisa menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan.

"Dunia medis kita belum begitu familiar dengan anthrax. Termasuk obat dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyembuhkan korban," kata Politikus PAN itu.
Jika betul ada penyebaran anthrax di Kulon Progo, pemerintah diminta segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan.

Selain upaya pengobatan bagi yang terduga terjangkit, pemerintah juga diminta untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Termasuk melakukan sosialisasi terkait gejala, penyebab, diagnosa, pengobatan, dan cara pencegahan.

"Masyarakat perlu diberi penjelasan yang akurat soal virus ini. Dengan begitu, masyarakat bisa menghindari dan melakukan hal-hal yang diperlukan jika ada dugaan penyebaran virus itu di lingkungannya," kata Saleh.
Selain itu, Saleh juga meminta pemerintah untuk mempelajari kasus-kasus penyebaran anthrax yang pernah terjadi di negara lain.

Perlu juga ditelusuri cara pengobatan yang mereka lakukan. Karena anthrax ini sudah dianggap sebagai wabah berbahaya, tentu WHO juga sudah memiliki penelitian-penelitian terkait.
Hasil penelitian mereka bisa saja dijadikan sebagai referensi awal.
"Kalau tidak salah, tahun 2002 lalu, ilmuwan di Universitas Rockefeller, New York, Amerika Serikat, pernah mengklaim menemukan obat untuk mengatasi anthrax. Antibiotik yang diberi nama PlyG Lysin telah pernah diujicobakan dan berhasil. Tetapi tidak diketahui kelanjutan hasil penelitian tersebut. Mungkin, itupun perlu ditelusuri," tutur Saleh
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP