Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


22 January 2017

Isu Antraks di Kulon Progo, Wapres JK: Harus Diadakan Operasi - detikNews



Makassar - Isu Antraks menyebar di wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta dilakukan operasi pemusnahan ternak yang terjangkit virus itu.

"Pasti harus diadakan operasi," kata JK di kediamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (22/1/2017).

Selain dilakukan pemusnahan terhadap hewan ternak yang terjangkit, Wapres JK menilai isu antraks ini akan membuat masyarakat takut untuk makan daging.

Karena itu, JK kembali mengingatkan untuk segera dilakukan operasi pencegahan. "Ini sangat berbahaya. Biasanya kalau ada terbuka begitu kadangkala orang takut. Bahayanya masyarakat takut makan daging," terangnya.

"Kementerian kesehatan harus operasi pencegahan agar tidak menyebar," tambahnya.

Kementerian Kesehatan menegaskan tidak benar ada 15 warga Kulon Progo, DIY, yang dirawat di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta akibat terkena antraks. Warga pun diimbau tetap tenang.

"Masyarakat tidak perlu khawatir karena rumah sakit aman untuk berkunjung maupun berobat," Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/1) malam.

Selain itu, Oscar menambahkan, terkait kematian hewan juga sudah dilakukan investigasi dengan dinas peternakan setempat dan diperkuat oleh Kemenkes. Masyarakat khususnya di wilayah Kulon Progo tidak perlu takut mengonsumsi daging asalkan dagingnya sehat.

"Pastikan daging yang dibeli bersertifikat, masak daging dengan sempurna dengan suhu lebih dari 100 derajat celcius selama 5–10 menit, serta selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," katanya.

"Yang pasti sampai saat ini tidak ada lagi penambahan korban, kita minta masyarakat tenang, jangan khawatir untuk mengonsumsi asal berperilaku hidup sehat diutamakan," tuturnya.
(fiq/idh)
Share:

Menhub Ingin Kereta Api Jadi Akses ke Bandara Kulonprogo - Harian Kompas



YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan bakal memanfaatkan transportasi kereta api sebagai akses menuju Bandara Baru di Kulonprogo. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan, awalnya terdapat tiga rencana untuk akses ke bandara tersebut melalui kereta api.

Rencana pertama, dengan mengoperasikan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Yogyakarta-Solo-Purworejo yang nantinya melewati daerah bandara tersebut. Nantinya, dari stasiun yang terdekat dapat dilanjutkan melalui bus feeder menuju bandara tersebut.

Kedua, sama seperti rencana pertama dengan KRL, tetapi saat sampai di stasiun terdekat akan dilanjutkan dengan menggunakan kereta tanpa awak atau automated people mover system menuju ke bandara tersebut.

"Rencana ketiga yakni dari trase kereta api yang ada nanti dibelokkan langsung ke bandara. Namun kita lebih memilih rencana pertama, karena investasinya tidak terlalu mahal," ujar Budi Karya saat meninjau Bandara Baru di Kulonprogo, Yogyakarta, Sabtu (21/1/2017).

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini menugaskan PT Kereta Api Indonesia (KAI) membangun dua stasiun sepanjang jalur KRL Yogyakarta-Solo-Purworejo. Hal ini untuk mendukung pengoperasian KRL tersebut. Satu stasiun, jelas Budi Karya akan dibangun dekat dengan Bandara Baru di Kulonprogo.

Dirinya pun memperkirakan, investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 50 miliar - Rp 100 miliar. Pengerjaan dua stasiun tersebut nantinya paralel dengan pembangunan Bandara Baru di Kulonprogo Terkait KRL, kata Budi Karya, pengoperasian akan dimulai dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.

Karena, menurut dia Stasiun Lempuyangan belum begitu padat dibandingkan Stasiun Tugu.

"Jadi nanti Stasiun Tugu untuk jarak jauh, Stasiun Lempuyangan untuk KRL. Stasiun Lempunyangan juga strategis di tengah Kota," jelas dia.

Namun, Budi Karya tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan rencana kedua dan ketiga. Akan tetapi, hal itu menunggu kesiapan pembiayaan rencana tersebut.

"Untuk tahap pertama pasti (dijalankan). Untuk dua rencana kita lihat kesiapan investasinya," tandasnya.

Sekadar informasi, jarak antara pusat kota Yogyakarta dengan Kulonprogo sepanjang 40 kilometer. Jika menggunakan kereta api, maka waktu perjalanan bisa ditempuh selama 40 menit.

Penulis : Achmad Fauzi
Editor : Fidel Ali

Share:

21 January 2017

Antisipasi Antraks, Sleman Batasi Daging Sapi Kulonprogo



REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Guna mengantisipasi penyebaran virus antraks ke Kabupaten Sleman, pemerintah setempat mulai membatasi penjualan daging sapi asal Kulonprogo. Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Pangan dan Kehutanan (DPPK) untuk mengawasi distribusi daging sapi di wilayah setempat.

“Kami tentunya mencegah antraks masuk ke Sleman. Dinas Pertanian sudah melakukan berberapa upaya pengawasan,” katanya saat ditemui di Dusun Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Jumat (20/1). Meski di Sleman belum pernah ada kejadian antraks, Sri mengemukakan, pencegahan penyakit hewan yang bisa menular pada manusia itu penting dilakukan. Karena virus antraks sangat berbahaya.

Kepala DPPK Sleman, Widi Sutikno membenarkan adanya upaya pencegahan peredaran daging sapi asal Kulonprogo. DPPK juga menambah jumlah petugas kesehatan hewan di lapangan untuk meningkatkan pengawasan, baik di pasar tradisional maupun pasar hewan.

“Kita mencegah bukan artinya kita anti Kulonprogo. Tapi ini kan demi kebaikan kita bersama,” ujarnya. Selain melakukan pengawasan, DPPK berencana untuk melakukan vaksinasi terhadap sapi-sapi yang diduga sakit.

Namun demikian, Widi menyampaikan, upaya pencegahan antraks yang tidak kalah penting adalah sosialisasi pada masyarakat. Pasalnya awal mula kasus antraks di Kulonprogo terjadi karena warga menyembelih dan memakan sapi yang sedang sakit.

Padahal sapi yang sakit seharusnya ditangani secara medis. Bukan malah dikonsumsi tanpa mengetahui penyakitnya terlebih dulu. “Jadi kalau ada sapi sakit tolong lapor ke kita. Kita sudah bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner Wates untuk memantau antraks,” tutur Widi.

Menurutnya, fasilitas kesehatan hewan untuk memantau kejadian antraks di Sleman sudah cukup memadai. Setidaknya ada 14 Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang tersebar di Kabupaten Sleman yang mampu memberikan vaksin antraks pada sapi.
Share:

Warga Kulonprogo Demo Tolak Peletakan Batu Pertama Bandara Yogya



KBR, Yogyakarta- Warga tiga desa terdampak pembangunan bandara baru New International Yogyakarta Airport (NIYA) di Temon Kulonprogo menolak rencana peletakan batu pertama pembangunan. Rencananya, peresmian proyek  bandara digelar akhir Januari 2017.

Sekitar 300 KK yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) mengklaim menguasai 350 hingga 400 bidang tanah. Lahan seluas 50 hektare di antaranya berstatus hak milik. Ketua WTT Martono menyatakan menolak segala bentuk pendekatan yang dilakukan pemrakarsa maupun pemerintah. Termasuk upaya pembayaran konsinyasi bagi warga terdampak.

"Kami tetap menolak groundbreaking. Cacat hukum, melanggar tata ruang, alih fungsi lahan, terletak di kawasan rawan tsunami. Tetap menolak walaupun dengan presiden sekalipun," kata Martono, di sela aksi menolak pembangunan bandara Kulonprogo di halaman DPRD DIY, Jl Malioboro, Jum'at (20/01/2017).

Martono juga menegaskan tidak akan menanggapi panggilan sidang proses konsinyasi. Martono meminta pemrakarsa bertemu langsung dengan warga tanpa melalui Pengadilan Negeri Wates untuk membicarakan proses konsinyasi.

"Kami nggak akan menggubris. Emangnya yang mau mbangun Pengadilan? Yang punya gawe atau hajat itulah yang seharusnya turun menemui warga. Pemrakarsa dan pemerintah tidak pernah turun ke bawah," lanjutnya.

Lahan milik WTT di tiga desa yakni Sindutan, Palihan dan Glagah berada di tengah-tengah lokasi pembangunan bandara baru. Warga enggan pindah karena merasa telah hidup sejahtera di lahan produktif pertanian sayur mayur tersebut.

"Kita tahunnya di situ sejahtera dan hidup mapan. Mana kita tahu kalau dipindah tetap sejahtera?" tandas Martono.


Editor: Rony Sitanggang
Share:

Dua Pemuda Asal Kulonprogo Ciptakan Jam Unik dari Limbah Kayu



YOGYAKARTA - Berawal dari kecintaan pada jam tangan, dua pemuda asal Kulonprogo bernama Iyos Pramana dan Furqon Aziz mendaur ulang limbah kayu menjadi jam tangan mewah dan unik.

"Kami memilih kayu karena kami akrab dengan kayu sejak kecil, kami anak tukang kayu," kata Iyos Pramana (27) di Yogyakarta, baru-baru ini

Iyos bersama sang adik yang baru saja merampungkan pendidikan SMA-nya tergelitik memanfaatkan limbah meubel dari usaha ayahnya.

Potongan kayu-kayu furnitur diasah dan diserutnya menjadi rangka jam tangan yang unik, sehingga terciptalah brand yang mulai terangkat namanya kini JK Watch.

Terlebih di daerah tempatnya tinggal yakni di Kulonprogo, limbah kayu bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicari. Maka keduanya pun bertekad semakin serius memproduksi jam tangan unik dari kayu yang dibuat seluruhnya secara hand made dan eksklusif sesuai pesanan.

"Saking seriusnya kami sampai pinjam uang Rp5 juta ke bank untuk modal," kata Furqon yang tahun ini genap berusia 19 tahun.

Setelah mendapatkan endorsement dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sebuah pameran UKM, keduanya pun tak ragu membranding jam tangan buatannya dengan nama JK Watch yang juga bisa berarti Jam Kayu atau Jam asli Kulonprogo.

"Saat awal sampai beberapa bulan kami produksi sama sekali tidak laku, tapi kami tidak menyerah kami terus promosi terutama di media sosial," katanya.

Kerja keras keduanya membuahkan hasil, ketika sedikit demi sedikit JK Watch mulai menunjukkan prospek cerahnya terlebih setelah beberapa kali mengikuti pameran UKM di sejumlah kota.

Usaha yang genap berusia setahun itu kini mulai kebanjiran pesanan meski produksinya belum bisa secara massal, paling banyak 20 jam per bulan.

"Sebab untuk membuat satu jam kami perlu waktu dua hari," kata Furqon.

Jam yang dihasilkannya kini sudah semakin dikenal dan diminati bahkan menjadi souvenir khas yang dipesan beberapa instansi termasuk Kementerian Koperasi dan UKM. Rata-rata harga jam buatan dua bersaudara itu dijual berkisar Rp600.000-Rp850.000 per buah dengan garansi mesin ganti baru dan kerusakan dalam dua tahun.

Selain jam tangan, kakak adik itu pun memproduksi kaca mata kayu untuk melengkapi koleksi konsumen pencinta kayunya. Ke depan keduanya bertekad semakin serius menggeluti bisnis jam kayu yang unik tersebut.

"April tahun ini kami akan melaunching seri jam premium dengan mesin buatan Swiss dan bahan kayu terbaik," kata Iyos.

Semangat keduanya pun didukung penuh oleh keluarga bahkan kini ayahnya yang dulu berbisnis meubel berbalik membantu usaha kedua anaknya.

"Dulu kami bantu bapak, sekarang terbalik bapak bantu kami," kata Iyos.

(sus)
Share:

Menhub Temui Sri Sultan HB X Bahas Proyek Bandara Kulon Progo



Yogyakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan HB X, siang ini. Pertemuan ini membahas kesiapan groundbreaking New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo.

"Pagi ini saya ditemani Mensesneg berdiskusi persiapan rencana pembangunan bandara di Kulon Progo," ujar Budi di kediaman Sultan, Keraton Kilen, Yogyakarta, Sabtu (21/1/2017).

Pertemuan yang dihadiri juga oleh Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara), Pratikno dan Dirut PT Angkasa Pura (AP) I, Danang S Baskoro. Selama sekitar 1 jam mereka melaksanakan pertemuan tertutup.

"Secara teknis, AP 1 melaporkan sudah persiapannya baik, pembebasan tanah dan teknis. Oleh karenanya kami berdiskusi dengan Sultan untuk rencana Presiden datang pada akhir bulan ini," imbuhnya.

Danang mengamini pernyataan Budi, pihaknya menyatakan siap melaksanakan groundbreaking. Menurutnya, pembangunan bandara ini merupakan pekerjaan infrastruktur yang harus segera dilaksanakan sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo terkait kebutuhan masyarakat akan kapasitas bandara yang sudah harus ditambah di Yogyakarta.

Sultan menambahkan pihaknya juga telah siap melaksanakan pembangunan NYIA. Dia telah mengusulkan sejumlah tanggal kepada Mensesneg.

"Kami usulkan tanggal 23, 28, 30 (Januari 2017), maupun tanggal lain. Tergantung presiden bisa meluangkan waktunya. Silakan tanggal berapa, prinsipnya kita siap," kata Sultan.

Menanggapi hal itu, Pratikno siap mengatur jadwal Presiden agar grounbreaking segera dilaksanakan.

"Saya konteksnya berdiskusi agar segera groundbreaking, secepatnya segera akan cek jadwal (Presiden Jokowi) dal waktu singkat akan kami sampaikan (kepastiannya)," tutur Pratikno. (sip/hns)
Share:

Pembangunan Bandara Kulon Progo Dimulai Akhir Bulan Ini


Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Internasional Kulon Progo, Yogyakarta berjalan dengan lancar.

Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi menjelaskan, dengan sebagian besar lahan sudah dibebaskan ini maka ground breaking akan dilakukan secepatnya. "‎Ground breaking akan dilakukan akhir bulan ini, bisa tanggal 27, 29," kata Budi Karya seperti ditulis, Sabtu (21/1/2017).

Rencananya, peletakan batu pertama ini akan dilakukan langsung Presiden Joko Widodo. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak Istana Kepresidenan.

Undangan kepada Presiden Jokowi karena bandara ini memiliki fungsi yang sangat strategis bagi pertumbuhan pariwisata di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Bandara Adisutjipto, menurut Menhub saat ini kondisinya sudah cukup padat, sehingga perlu dibangun bandara baru.

Untuk memastikan kesiapan ground breaking tersebut, hari ini Budi Karya bersama jajaran pejabat Eselon I Kementerian Perhubungan dan direksi PT Angkasa Pura I (Persero) meninjau lokasi.

‎Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) telah membayarkan uang ganti kerugian lahan Paku Alam (Paku Alam Ground) dengan luas sekitar 160 ha sebesar Rp 701,5 miliar ke Pengadilan Negeri (PN) Wates.

Pembayaran lahan Paku Alam dengan cara menitipkan ke PN Wates ini (konsinyasi) diserahkan Project Manager PT Angkasa Pura I (Persero) R Sujiastono ke Panitera PN Wates Nunus Setiyadi atas perintah Ketua PN Wates dalam perkara permohonan penitipan uang ganti kerugian Nomor 1/Pdt.P.K/2017/PN Wat.

Dengan dilaksanakannya penitipan ganti kerugian ini, merujuk pada Pasal 43 UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, maka selanjutnya penguasaan atas lahan Paku Alam akan beralih ke negara setelah terbit pelepasan hak oleh Badan Pertanahan Negara.

"Hingga saat ini, proses pembebasan lahan tidak mengalami hambatan berarti untuk dapat dimulai proyek pembangunan bandara,” jelas Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi.

Adapun rincian luas lahan Paku Alam yang dibayarkan yaitu 382.205 m2  di Desa Palihan, 157.345 m2  di Desa Sindutan, 869.799 m2 di Desa Glagah, 193.639 m2 di Desa Jangkaran dengan total keseluruhan lahan sekitar 160 ha.

“Dengan demikian pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Internasional Baru Yogyakarta di atas lahan Paku Alam telah selesai. Adapun ganti kerugian untuk penggarap di atas lahan Paku Alam juga sudah dibayarkan, termasuk rumah dan pohon-pohon sesuai dengan nilai ganti kerugian yang dihitung oleh pihak Appraisal,” ujar Israwadi. (Yas/nrm)
Share:

16 Warga Kulonprogo Terjangkit Antraks Usai Konsumsi Daging Ternak Sakit



TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Penyakit antraks terindikasi muncul di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo. Belasan warga positif terjangkit penyakit yang dibawa bakteri Bacillus Anthracis ini.
Warga yang terjangkit itu berasal dari Pedukuhan Ngroto, Ngaglik, dan Penggung.

Ada 16 warga yang terjangkit penyakit mematikan itu setelah sebelumnya mengonsumsi daging ternak sakit.
Selain itu, penyakit tersebut juga telah mengakibatkan kematian satu ekor sapi dan empat kambing secara mendadak.

Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro mengakui adanya kasus tersebut.
Hal ini baru diketahui Kamis (12/1/2017) menyusul laporan adanya warga yang mengeluhkan luka melepuh di tangannya.

Hasil uji laboratorium mengarahkan indikasi sebagai gejala antraks.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates) juga melaporkan indikasi yang sama.

"Jumat kemarin saya diinformasikan dan langsung saya minta dilakukan identifikasi menyeluruh. Pendataan dan pengujian juga sudah dilakukan di pedukuhan asal warga yang terjangkit," kata Astungkoro, Selasa (17/1/2017).

Berdasar hasil penyidikan di lapangan, kasus itu berawal ketika warga setempat mendapati adanya hewan yang sempoyongan seperti sakit pada November 2016 kemarin.

Warga lalu berinisiatif menyembelih ternak itu dan dagingnya dikonsumsi serta sebagian disimpan.
Beberapa waktu berikutnya, mulai muncul gejala sakit dari warga serta kejadian hewan mati mendadak.
Belakangan, diketahui hewan yang disembelih itu positif terjangkit antraks.

Astungkoro mengatakan, uji sampel tanah dan sisa daging sudah dilakukan.
Senin (16/1/2017) kemarin juga sudah dilakukan tindakan penyemprotan desinfektan dengan koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian.

Para dukuh dan kepala desa juga sudah diinformasikan terkait kasus tersebut dan diminta lebih waspada.
Bila muncul indikasi lain, mereka diharap segera melapor ke instansi terkait.

Pasalnya, jika sudah menjadi spora, bakteri penyebab antraks yang terkena panas dan terhirup manusi bisa menular cepat. (TribunJogja)
Share:

15 January 2017

Truk Pengangkut Sepeda Motor Terguling, Muatan Menutup Jalan

Single accident occurred again in the national road Jogja-Wates, Sukoreno Village area, District Sentolo, Kulonprogro. A truck carrying 21 units of motorcycles rolled up to cover the half of the road, Friday (01/13/2017) afternoon.  The incident began when a truck plate number AD 1326 PJ drove from Jombor Sleman towards Wates. When arrived at Jalan Jogja-Wates kilometer 20, the driver lost control because of the steering lock so that rolled round the corner. As a result, the motorcycle that transported the truck crashed and scattered on the road. The incident invited the attention of local residents and road users. Many of those who came to the scene to watch the condition of the truck. "I am again in the shop and then there was a loud noise in the street. It turns out there was a truck overturned. I see there is one motorcycle that were piled in the streets. I think there is a rider was hit by a truck but it turned out that charge, "said Tini, a shop owner near the scene. The truck driver named Sarjiman claimed sudden steering lock and can not be moved. He tried to put the brakes on the vehicle but did not succeed. Truck kept going and hit a road divider in the corner. He then chose to swerve to the left so that the truck does not jump over the divider so that the truck overturned. Sarjiman was lucky not to be injured. Traffic flow is also in quiet conditions so that there is no other road users are hurt. "The road runs out of rain. I melaku speed of 60 kilometers per hour. I do not know why suddenly ngancing the wheel, "said Sarjiman. daily source jogja

Kecelakaan tunggal kembali terjadi di ruas jalan nasional Jogja-Wates, wilayah Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo. Sebuah truk pengangkut 21 unit sepeda motor terguling hingga menutup separuh badan jalan, Jumat (13/1/2017) sore.


Peristiwa itu bermula saat truk bernomor polisi AD 1326 PJ melaju dari Jombor Sleman menuju Wates. Saat sampai di Jalan Jogja-Wates kilometer 20, sopir kehilangan kendali karena kemudi mengunci sehingga terguling di tikungan. Akibatnya, sepeda motor yang diangkut truk tersebut jatuh dan berserakan di jalan.
Kejadian itu mengundang perhatian warga sekitar dan pengguna jalan. Banyak diantara mereka yang datang ke lokasi kejadian untuk menonton kondisi truk. “Saya lagi di warung lalu ada suara yang sangat keras di jalan. Ternyata ada truk terguling. Saya lihat ada satu sepeda motor yang teronggok di jalan. Saya kira ada pengendara ketabrak tapi ternyata itu muatan truknya,” ungkap Tini, seorang pemilik warung di dekat lokasi kejadian.
Sopir truk bernama Sarjiman mengaku kemudi tiba-tiba mengunci dan tidak bisa digerakkan. Dia berusaha mengerem laju kendaraan tapi tidak berhasil. Truk terus melaju dan menabrak divider di jalan tikungan. Dia lalu memilih membanting setir ke kiri agar truk tidak melompati divider sehingga truk terguling. Sarjiman pun beruntung karena tidak mengalami luka-luka. Arus lalu lintas juga sedang dalam kondisi sepi sehingga tidak ada pengguna jalan lain yang celaka.
“Jalan habis hujan. Saya melaku kecepatan 60 kilometer per jam. Enggak tahu kenapa tiba-tiba ngancing setirnya,” ujar Sarjiman. sumber harian jogja
Share:

BI Resmikan Gudang Benih Bawang Merah di Kulonprogo

Representative Office of Bank Indonesia (BI KPW) facilitates the Development DIY warehouse onion seeds in Klumutan, Desa Sri Kayangan, Sentolo, Kulonprogro. The inauguration of the warehouse carried out on Wednesday (11/01/2017). DIY BI KPW head, Arief Budi Santoso said the cluster development of onion aims to increase the production and productivity of onion through the provision of quality seeds locally and application of environmentally friendly farming. Simultaneously, BI is a step in keeping the inflation rate remained stable DIY. "The presence of clusters of red onion is included in facilitating the development of the production of primary commodities. Onions has been included commodities much DIY suppress inflation," Arief said during the inauguration of the warehouse. Warehouse capacity of 22 tons is expected to be the answer to the needs of the commodity seed. BI in this case took Farmers Group Sido Makmur as assisted farmers for the cultivation of onion in the village. Warehouse will be used by members and local farmers to delay selling storage and storage of seeds, especially local varieties Srikayangan order to remain sustainable. (Tribunjogja.com)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY memfasilitasi pembanguan gudang benih bawang merah di Klumutan, Desa Sri Kayangan, Sentolo, Kulonprogo.
Peresmian gudang dilakukan Rabu (11/1/2017).

Kepala KPw BI DIY, Arief Budi Santoso mengatakan, pengembangan klaster bawang merah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas bawang merah melalui penyediaan bibit unggul lokal dan penerapan budidaya ramah lingkungan.

Sekaligus, ini menjadi langkah BI dalam menjaga tingkat inflasi DIY tetap stabil.
"Adanya klaster bawang merah ini termasuk dalam fasilitasi pengembangan produksi komoditas utama. Bawang merah selama ini termasuk komoditas yang banyak menekan inflasi DIY," kata Arief saat peresmian gudang.

Gudang berkapasitas 22 ton ini diharapkan bisa menjadi jawaban atas kebutuhan benih komoditas tersebut.
BI dalam hal ini menggandeng Kelompok Tani Sido Makmur sebagai petani binaan untuk budidaya bawang merah di desa tersebut.

Gudang nantinya dimanfaatkan oleh anggota dan petani setempat untuk penyimpanan tunda jual maupun penyimpanan benih, khususnya varietas lokal Srikayangan agar tetap lestari. (tribunjogja.com)


Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP