Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


07 September 2015

Kulonprogo Gelar Uji Coba Tinju Porda

WATES ( KRjogja.com)- Untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di
ajang Pekan Olahraga Daaerah (Porda) DIY 2015, atlet tinju Kulonprogo
melakukan pertarungan uji tanding dengan para petinju amatir dari
beberapa sasana tinju di Jawa Tengah.

Menurut pelatih tinju Kulonprogo, Ferry Kuahaty, pertarungan uji
tanding ini merupakan persiapan terakhir sebelum para petinju berlaga
di Porda. Sebanyak 10 petinju Kulonprogo melakukan pertarungan uji
tanding dengan petinju amatir dari Bantul, Sragen, Kebumen, Solo dan
Magelang.

"Uji tanding bersama ini untuk meningkatkan dan mengukur kemampuan
atlet sebelum berlaga di Porda. Selain itu untuk menambah jam terbang
para atlet dan meningkatkan mental saat bertanding," kata Ferry di
Alun-alun Wates, Minggu (6/9).

Ia menambahkan, untuk memeriahkan pertarungan uji coba ini juga
dilakukan peluncuran Senam Kreasi Tinju Bela Beli Kulonprogo yang
mengombinasikan antara olahraga senam dengan tinju. Launching
dilakukan oleh Bupati Kulonprogo, dr H Hasto Wardoyo SpOG(K). "Tinju
merupakan olahraga hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai
kalangan. Sehingga untuk menarik minat masyarakat kami ciptakan senam
kreasi tinju," jelasnya.(*-32)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

NAMA UNIK : Warga Kulonprogo Bernama “Nama”, Sering Terlewat saat Diabsen Guru

Harianjogja.com, KULONPROGO- Setelah Tuhan, Saiton dan Andy Go To
School, nama unik lainnya muncul dari Dusun Salam, Desa Salamrejo,
Kecamatan Sentolo. "Nama saya, Nama," itulah perkenalan awal yang
cukup membingungkan saat ditemui di rumahnya, Minggu (6/9/2015).

Kedatangan beberapa awak media ke kediamannya yang sederhana itu
langsung membuatnya bertanya-tanya. Nama tidak pernah menyangka,
namanya menjadi perbincangan hangat di salah satu akun media sosial
Kulonprogo. Dia bahkan tidak mengetahui, jika kartu tanda penduduknya
telah diunggah oleh beberapa orang di media sosial.

Sehari-harinya, Nama berdagang beras di Pasar Gawok, Wates. Dari sana
juga awalnya dirinya mengaku diberitahu seorang langganan tentang
namanya mendadak terkenal di media sosial. "Saya kaget diberitahu
begitu, tadinya juga tidak percaya. Lalu saya ditunjukkan sama
pelanggan," ujarnya santai.

Nama mengaku, sebelumnya juga tidak mengetahui adanya fenomena
nama-nama unik yang sedang hangat diperbincangkan media massa dan
media sosial. Saking banyak orang yang penasaran di media sosial,
tidak jarang ada orang yang iseng mendatangi kediaman bapak dua anak
itu hanya untuk memastikan keaslian namanya.

Lebih lanjut Nama mengungkapkan, tidak pernah tahu alasan kedua
orangtuanya memberikan nama tersebut. Selama ini, yang diketahuinya
namanya itu hanya sekedar nama yang tidak ada arti khusus. Namun,
Aminah, istri Nama menjelaskan, pernah menanyakan arti pemberian nama
suaminya itu kepada ibu mertuanya.

Aminah mengaku, sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP)
dirinya sudah menjalin hubungan dengan suaminya itu. Karena penasaran
dengan nama orang yang dinikahinya itu, Aminah mencoba menanyakannya.
"Kata ibu [mertua], nama suami saya itu waktu lahir dikasih nama
Tekad. Tetapi karena sering sakit-sakitan, akhirnya diganti namanya
dengan Nama. Hanya begitu saja bilangnya," papar Aminah.

Selama menyandang nama "Nama", ada beberapa pengalaman unik yang
dialaminya. Nama mengisahkan, saat itu dirinya duduk di bangku sekolah
dasar. Daftar presensi siswa selalu diawali dengan nomor dan nama.
Lantaran Nama mendapatkan nomor urut pertama, gurunya selalu tidak
menyebutkan namanya saat diabsen.

"Akhirnya, waktu naik kelas tiga, nomor urut absen saya dipindah ke
tengah agar bisa terbaca guru saat diabsen," kisahnya sambil menahan
tawa geli.

Tidak hanya guru dan teman-teman semasa sekolahnya yang heran dan
merasa lucu dengan nama Nama. Bahkan, ketika mengurus surat-surat ke
kantor pemerintahan desa, namanya seringkali mengundang tawa geli
sebagian perangkat desa. Ketika ada operasi kendaraan pun, SIM C
miliknya juga tak jarang membuat polisi yang memeriksanya tersenyum
menahan tawa.

Pengalaman unik juga dirasakan putra sulung Nama, Wahyu Nugroho, 20.
Wahyu menuturkan, nama ayahnya itu sering menjadi bahan lelucon
teman-temannya. "Saat ditanya nama bapak siapa, lalu saya jawab Nama.
Semua teman-teman saya tertawa. Meski saya ulang menyebutnya, juga
kadang tidak ada yang percaya. Mau bagaimana lagi, namanya memang
Nama," celetuk Wahyu.

Meski namanya dianggap unik, namun bapak dua anak ini tidak merasa
spesial dengan namanya. Laki-laki kelahiran 5 Mei 1974 ini, tetap
menjalani aktifitasnya sebagai pedagang beras dari pasar ke pasar.
Meski pelanggannya bertanya-tanya tentang namanya, dia pun hanya
menjawab singkat.

"Mau bagaimana lagi, nama saya memang Nama. Dan itu pemberian orang
tua dari kecil," pungkas Nama singkat.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

05 September 2015

Kampung Jagal di Sukoreno Kulonprogo

Bisnis,com, KULONPROGO-Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo
dikenal sebagai Kampung Jagalan sejak tahun 1990. Sebab di kampung
ini, warga setempat punya pekerjaan musiman sebagai tenaga penyembelih
sapi setiap perayaan hari raya Idul Adha. Jumlahnya kemudian semakin
bertambah hingga mencapai ratusan seiring banyaknya permintaan dari
masyarakat. Wilayah itu kemudian terkenal dengan sebutan Kampung
Jagal.

Salah satu tukang jagal musiman di sana bernama Suwartono. Dia
memulai pekerjaan itu sejak 1997 silam. "Awalnya cuma ikut-ikutan
teman lalu jadi bisa dan biasa," kata warga Dusun Banggan, Desa
Sukoreno, Jumat (4/9/2015).

Lelaki berusia 50 tahun tersebut sehari-hari berjualan beras dan
ternak ayam. Namun, setiap menjelang Idul Adha, dia bersiap
menyumbangkan tenaganya untuk menyembelih sapi. "Persiapannya cuma
mengasah pedang, pisau kecil, dan menyiapkan tambang," ucapnya.

Suwartono mengaku tidak pernah mengalami kendala berarti selama ini.
Modal utamanya adalah tidak ragu-ragu atau merasa takut ketika
menyembelih hewan kurban. "Belum pernah ada sapi yang sampai berontak.
Jika tidak dikasari, sapi itu juga bakal jinak," ujar Suwartono.

Suwartono dan kawan- kawan punya seorang koordinator bernama Olan
Suparlan. Rupanya, juragan sapi ini sengaja menyediakan tukang jagal
sebagai fasilitas khusus untuk para pelanggannya. "Awalnya ada pembeli
dari kota yang minta tenaga penyembelih. Dulu cuma 10 orang lalu
lama-lama semakin banyak," ungkap Olan.

Olan memaparkan, setiap tahun dia bisa menyebarkan setidaknya 100
tukang jagal ke sekitar wilayah Kulonprogo, Jogja, Sleman, dan Bantul.
Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan diantar ke masing-masing
lokasi penugasan pada pagi hari. Satu kelompok minimal terdiri dari
dua orang, tergantung jumlah sapi yang akan disembelih. "Jangkauan
wilayahnya memang tidak bisa terlalu jauh karena takut malah
kesiangan. Nanti setelah selesai, siangnya tenaga penyembelihnya
dijemput pulang," tuturnya.

Saat ini, tukang jagal di Sukoreno tersebar di delapan dusun. Tiga
hari sebelum Idul Adha, Olan akan mengumpulkan mereka untuk pembagian
kelompok dan diberikan pengarahan. "Mereka juga dapat pelatihan tata
cara penyemb elihan, termasuk apa doanya dan bagaimana cara merobohkan
sapi," papar warga Dusun Blimbing, Desa Sukoreno ini.

Editor : Mediani Dyah Natalia

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

Website MTsN Galur Diluncurkan

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Website madrasah yang beralamat
www.mtsgalur.sch.id diluncurkan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Galur. Peluncuran website bagi insitusi madrasah ini tidak hanya
sebagai elemen pendukung, namun sudah menjadi suatu kebutuhan seiring
dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang makin maju dan modern.

"Website madrasah bisa digunakan sebagai sarana informasi dan
komunikasi yang efektif dan efisien antara madrasah dengan siswa, dan
berbagai pihak. Selain itu juga sebagai media promosi sekolah, pusat
dokumentasi, data hingga bisa untuk ruang belajar online. Saat ini
keberadaan website di madrasah sudah menjadi sebuah parameter
ketanggapan madrasah dalam menghadapi perkembangan teknologi," kata M
Muslich Purwanto SAg selaku PYMT Kepala MTs Negeri Galur, Jumat
(04/09/2015).

Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama
(Kemenag) Kulonprogo Dra Hj Sulasmi MA mengapresiasi diluncurkannya
website MTs N Galur. Menurutnya, kini perkembangan dunia pendidikan
tak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi informasi (internet),
karena pada zaman sekarang ini memiliki website dan email khusus
dengan nama madrasah merupakan suatu identitas baru.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

02 September 2015

Putusan Banding Menguatkan, Kejari Wates Segera Eksekusi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kejaksaan Negeri (Kejari) Wates segera
mengeksekusi oknum anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kabupaten Kulonprogo, Subardiyanto yang divonis empat bulan kurungan
oleh Pengadilan Negeri (PN) Wates pada Juni lalu.

Langkah tersebut menjadi tindak lanjut dari hasil banding yang
ditempuh Subardiyanto yang justru menguatkan keputusan majelis hakim
PN Wates.

Kepala Kejaksaan Negeri Wates, Saring mengungkapkan, keputusan
Pengadilan Tinggi Jogja terhadap upaya banding terkait kasus laporan
pembegalan palsu tidak berpihak pada Subardiyanto. Dengan demikian,
eksekusi pasti akan dilaksanakan. Namun, Kejari Wates harus memastikan
yang bersangkutan sudah tidak menempuh upaya hukum berikutnya. "Asal
tidak ada upaya hukum lagi atau sudah inkrah," ujar Saring, Selasa
(1/9/2015).

Saring memaparkan, dia telah menerima surat putusan Pengadilan Tinggi
Jogja pada 13 Agustus lalu. PN Wates juga sudah memberitahukan hal itu
kepada yang bersangkutan. "Kami akan konfirmasi ke PN apa masih ada
upaya hukum atau tidak. Kalau inkrah, langsung kami eksekusi," tegas
Saring

Terpisah, Kepala Bidang Pengawasan Data dan Kesejahteraan PNS Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kulonprogo, Heri Warsito
mengatakan, pelanggaran disiplin oleh Subardiyanto sudah termasuk
kategori berat.

Terlepas bagaimana hasil akhir proses hukum nantinya, BKD Kulonprogo
telah memutuskan sanksi berupa penurunan pangkat satu tingkat selama
tiga tahun. "Dari golongan II B menjadi II A. Selama tiga tahun tidak
boleh naik pangkat," ucap Heri.

Sanksi tersebut diberikan atas berbagai pertimbangan, terutama terkait
banyaknya tindakan pelanggaran disiplin yang dilakukan. Di antaranya
membuat laporan palsu, penipuan, dan aksi premanisme. Heri
mengungkapkan, berdasarkan PP No.53/2010, semua itu termasuk
pelanggaran disiplin kategori berat.

"Hasil pemeriksaan pimpinan menunjukkan semua itu sudah terbukti.
Kalau nanti sampai diulang lagi, ya sudah. Sayonara," ujarnya
kemudian.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

01 September 2015

Pemkab Akan Bangun TPST di Seluruh Desa

GALUR ( KRjogja.com) - Sebagai upaya memperpanjang masa penggunaan
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pedukuhan Sambiroto Desa
Banyuroto Kecamatan Nanggulan sekaligus untuk menciptakan lingkungan
bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo berencana
membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di seluruh desa dan
kelurahan.

"Rencananya ke depan TPST akan dibangun di 87 desa dan satu kelurahan.
Tapi karena keterbatasan dana daerah, maka dalam pelaksanaan program
kabupaten bersih sampah tersebut pemkab terpaksa minta bantuan Satuan
Kerja Pengelolaan Air Minum (Satker PAM) DIY," tegas Kepala Unit
Perangkat Teknik Daerah (UPTD) Kebersihan dan Pertamanan Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Toni SIP, di ruang kerjanya, Senin
(31/8/2015).

Sejak dilaksanakan program tersebut yakni 2014 telah dibangun empat
TPST masing-masing di Desa Pengasih, Kelurahan Wates, Desa Bendungan
dan Sentolo. Sedangkan pada 2015 ini akan dibangun empat TPST lagi
meliputi Desa Triharjo, Giripeni, Ngestiharjo Kecamatan Wates dan Desa
Kranggan Kecamatan Galur.

Langkah populis pemkab dalam penanganan sampah memang cukup bagus,
selain bertujuan memperpanjang usia TPAS Banyuroto serta menciptakan
lingkungan bersih dan sehat juga membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Dalam operasinya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang
menangani TPST di masing-masing desa melakukan pengolahan sampah
dengan cara tiga R. Reduce (mengurangi sampah), reuse, (pemanfaatan
ulang sampah) dan recycle (daur ulang sampah). Petugas mengambil
sampah dari rumah warga dan di bawa ke TPST. Di tempat tersebut
petugas melakukan pemilahan. Sampah yang bisa diolah menjadi pupuk
atau kompos disendirikan. Begitu juga dengan sampah plastik maupun
jenis lainnya dikelompokkan sendiri untuk dijual.

"Kalau pengurus dan anggota KSM benar-benar bisa maksimal melakukan
pengolahan sampah rumah tangga, maka prosentase sisa sampah yang masuk
TPAS Banyuroto tinggal sekitar 40 persen lagi, sebab sebagian sampah
rumah tangga sudah dipilah dan dimanfaat di tingkat TPST," terang
Toni.

Menanggapi kekhawatiran sebagian warga terhadap timbulnya pencemaran
lingkungan, aroma tidak sedap maupun banyak lalat di wilayah mereka
akibat adanya TPST, Toni mengimbau warga agar tidak berlebihan
mensikapi kehadiran TPST. Sebab keberadaan sampah di tempat tersebut
tidak akan terlalu lama. Begitu sampah rumah tangga di bawa ke TPST
tentu petugas akan langsung melakukan pemilahan. (Rul)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

31 August 2015

Festival Campur Krumpyung Hipnotis Warga

Harianjogja.com, KULONPROGO– Musik Campur Krumpyung berhasil membius
warga masyarakat Kulonprogo di Alun-alun Wates, Jumat (28/8/2015)
malam. Acara itu menampilkan kolaborasi antara alat musik krumpyung
dengan musik campursari.

Kompetisi musik campur krumpyung menampilkan kelompok musik dari empat
desa binaan pelestari alat musik krumpyung. Di antaranya Desa Cerme di
Kecamatan Panjatan, Desa Hargowilis di Kecamatan Kokap, Desa Pengasih
di Kecamatan Pengasih dan Desa Banjararum di Kecamatan Kalibawang.

"Akhirnya, Kulonprogo memiliki kesenian khas yang baru. Musik Campur
Krumpyung diharap bisa dipertahankan sebagai kesenian asli
Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo.
Hasto memaparkan, dukungan semua pihak dalam mengenalkan dan
mengangkat kembali kesenian ini begitu diperlukan. Hasto berharap,
musik ini dapat terus ditampilkan di setiap kegiatan. Tujuannya, musik
ini dapat dikenal sebagai musik Kulonprogo, sehingga pelestariannya
dapat berkelangsungan.

"Beberapa kali saya sudah menyaksikan, musik ini mencoba diperkenalkan
di sejumlah acara. Saya harap dapat terus ditampilkan agar semakin
dikenal," jelas Hasto.

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
(Dinbudparpora) Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, alat musik
krumpyung sejak tahun lalu mulai dikenalkan kembali. Namun, tidak
mudah untuk mengangkat kembali kesenian yang kini terkendala oleh
produksi. Pasalnya, di Kulonprogo perajin alat musik ini sangat
sedikit jumlahnya.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, alat musik ini merupakan gamelan dari
bambu. Musik-musik yang umumnya dimainkan adalah musik gendhing
gamelan.

"Namun, memang alat musik ini nadanya terbatas karena menggunakan
nada-nada pentatonis. Itulah tugas kami, bagaimana caranya musik ini
dapat dinikmati semua kalangan," papar Joko.

Musik campur krumpyung yang dihadirkan malam itu menampilkan musik
bambu yang unik dan berbeda. Alat musik bambu itu dikolaborasikan
secara apik dengan musik campursari. Joko berharap, melalui kolaborasi
tersebut, alat musik krumpyung dapat lebih luwes dimainkan dan
diperkenalkan ke masyarakat

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

KECELAKAAN KULONPROGO : Ban Meletus Bikin Mobil Boks Oleng

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebuah mobil boks miliki Tiara Katering
menabrak mobil Suzuki APV bernomor polisi AB 1373 GZ di sekitar Jalan
Mandung, Pengasih, Kulonprogo, Minggu (30/8/2015). Meski tidak ada
korban jiwa, tiga penumpang mobil boks terluka dan segera dibawa di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates.

Informasi yang dihimpun Harianjogja.com, kejadian bermula ketika
sopir mobil boks bernama Heri mengemudikan kendaraan yang membawa
berbagai perlengkapan makanan dan katering. Dia hendak kembali ke
Tiara Katering yang beralamat di dekat Pasar Wates. Namun, mobil boks
tersebut mendadak oleng setelah ban depannya meletus. Laju kendaraan
menjadi tak terkendali dan jatuh ke arah kanan.

Pada saat bersamaan, mobil Suzuki APV yang dijalankan Anik Yulianto
melaju dari arah selatan. Tabrakan pun terjadi hingga bagian depan
mobil boks rusak berat. Heri diketahui menderita luka serius dan tidak
sadarkan diri. Bersama dua penumpang mobil boks lainnya yang mengalami
luka ringan, mereka dilarikan ke RSUD Wates. Sementara itu, Anik dan
anaknya beruntung karena tidak terluka. Meski demikian, bagian kanan
depan mobilnya juga rusak cukup parah.

Kanit Laka Lantas Polres Kulonprogo, Iptu Purwanto mengungkapkan,
mobil boks AB 9467 MB memang terlihat tidak layak jalan. Padahal,
muatan yang dibawa sangat banyak. "Kami masih melakukan penyelidikan.
Namun melihat kondisi mobil, ini karena muatan yang berlebih dan
bannya gundul," ujarnya

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

29 August 2015

Bawang Putih Impor Makin Mahal

Bisnis.com, KULONPROGO-Harga bawang putih impor perlahan merangkak
naik selama tiga hari terakhir. Meski demikian, pasokan tetap berjalan
lancar sehingga jumlah stok tidak berkurang.
Hal tersebut diungkapkan Ngatirah, salah satu pedagang di Pasar Gawok,
Wates, Kulonprogo, Jumat (28/8/2015). Besar kenaikannya mencapai
Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram (kg/2015). "Ini naiknya tinggi.
Biasanya cuma Rp200 atau Rp300. Sekarang sampai Rp1.500," ungkap
Ngatirah.
Sebelumnya, Ngatirah menjual bawang putih seharga Rp15.000 per kg,
sedangkan saat ini sudah naik menjadi Rp16.500 per kg. "Itu buat yang
kulakan. Kalau eceran, harganya Rp19.500. Tadinya sekitar Rp16.000
sampai Rp17.000," paparnya.
Ngatirah menambahkan, bawang putih jenis kating yang sebelumnya dijual
seharga Rp20.000 per kg juga naik menjadi Rp22.000 per kg. Menurut
Ngatirah, kenaikan harga termasuk dampak melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar. Sebab, semua bawang putih di Pasar Gawok merupakan
produk impor dari Tiongkok. "Tidak ada yang lokal. Dari luar negeri
semua," kata Ngatirah.
Meski demikian, pasokan bawang putih masih lancar. Ngatirah sendiri
mengaku menerima dua ton bawang putih setiap 10 hari sekali. Namun,
daya beli konsumen jadi menurun. "Jadi agak sepi. Biasanya sehari bisa
jual sekuital. Ini belum ada yang beli," imbuhnya.
Kenaikan harga bawang putih ternyata cukup meresahkan konsumen.
Misalnya saja Isni Widayati. Dia hanya bisa berharap harga bawang
putih tidak terus melambung. Bagi dia, bawang putih adalah bumbu pokok
di dapurnya setiap hari. "Bawang putih ini harus ada. Kalau bisa ya
harganya turun," tutur Isni saat berbelanja di Pasar Gawok, Jumat
siang.
Isni mengaku kaget saat tahu pedagang telah menjual bawang putih
seharga Rp22.000 per kg. Namun, dia harus tetap membeli, berapa pun
harganya. Solusi alternatifnya hanya satu, menghemat penggunaannya
saat memasak. "Kayaknya kemarin masih Rp20.000. Harus dikurangi biar
irit," ungkapnya.
Sementara itu, kondisi berbeda terjadi pada harga bawang merah yang
justru anjlok. Harganya saat ini hanya dipatok Rp10.000 per kg.
Padahal, sebelumnya mencapai Rp15.000 per kg. "Sudah sekitar10 hari
ini turunnya," ucap Ngatirah.
Editor : Nina Atmasari
Share:

Pemasaran Online, Jangkauan Lebih Luas

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Penguasaan pemasaran online bagi usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) akan dapat bersaing dan meningkatkan
nilai jual, karena jangkauan pasar lebih luas bahkan menjangkau luar
daerah. Dengan teknologi informasi, produk akan diakses jutaan orang,
seperti dengan Facebook. Sedangkan penjualan secara konvensional tidak
dapat memperoleh hasil maksimal.

"Pelatihan pemasaran online sangat penting diberikan kepada para
pelaku UMKM untuk mengangkat daya saing dan nilai jual produk UMKM.
Sebab, selama ini UMKM di Kulonprogo masih sangat minim memanfaatkan
teknologi informasi untuk pemasarannya," kata Dosen Sekolah Vokasi
Diploma Ekonomika dan Bisnis UGM Bahroel Fauzi Rosidi saat
menyampaikan materi workshop pemasaran melalui online atau internet
yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kulonprogo bagi UMKM di RM
Kampung Rasa, Kamis (27/08/2015).
Sekitar 30 pelaku UMKM mendapat kesempatan menguasai teknis pemasaran
produk melalui jejaring sosial seperti Facebook. Pelatihan ini
diadakan dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Terlebih lagi dalam menghadapi pasar bebas Asean, pelaku usaha
Indonesia harus kuat dan tidak hanya sebagai penonton," katanya sambil
menambahkan peran pemerintah dibutuhkan, sebab UMKM tidak bisa jalan
sendiri.

Siti Rupingah pelaku usaha UMKM dari KWT Sari Jampi Salah menuturkan,
pelatihan pemasaran produk melalui internet penting, karena UMKM belum
banyak yang mendapat pengetahuan tentang bisnis online. "Kelompok kami
sudah memanfaatkan pemasaran online, tapi belum optimal. Selama ini
pemasaran online dikelola anggota yang relatih lebih muda, sedangkan
saya lebih fokus pada produksinya," kata Siti.(Wid)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP