Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


20 June 2015

Kulonprogo Perbaiki Jalan Jelang Mudik Lebaran

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Infrastruktur jalan yang diprediksi bakal
menjadi jalur maupun pusat keramaian saat Lebaranmenjadi perhatian
pemerintah.

Untuk melakukan perbaikan jalan pada titik tersebut, Pemkab Kulonprogo
menganggarkan Rp2,18 miliar.

Kepala DPU Kulonprogo, Sukoco, mengatakan perbaikan jalan dengan
anggaran sebesar itu mencakup jalan sepanjang lebih kurang 106,5
kilometer.

"Perbaikan sudah dimulai. Kami juga telah rapat persiapan jalur mudik
Lebaranbersama kepolisian," katanya, Kamis (18/6).

Beberapa titik menjadi prioritas adalah jalur-jalur penunjang akses
atau jalur mudik utama, jalur perbelanjaan, wisata dan pusat keramaian
yang lainnya.

Dia mengaku juga masih melakukan inventarisasi jalur keramaian lain
yang mungkin masih ada.

Pasalnya, pada masa lebaran diperkirakan jalur-jalur di Kulonprogo
akan mengalami kenaikan volume kendaraan.

"Perkiraan kami peningkatan itu terjadi di semua kecamatan secara
merata. Perhitungan kami total sepanjang 106,5 kilometer jalan
kabupaten itu," katanya.
Kabid Bina Marga, Gusdi Hartono, menyatakan perbaikan jalan persiapan
lebaran itu sudah dimulai sejak sebulan lalu. Dia meyakini perbaikan
itu bakal selesai pada pertengahan ramadan.
Hasil inventarisasi kerusakan jalan itu, disebutkan, antara lain
berupa jalan berlubang, retak, dan permukaan tidak rata.
" Lebarannanti kami harap sudah bisa digunakan. Untuk jalan provinsi
dan nasional menjadi kewenangan mereka karena itu jalur mudik utama,"
jelasnya.( tribunjogja.com)
Share:

Manfaatkan Posdaya, Ekonomi Produktif Jalan Terus

KULONPROGO ( KRjogja.com)-Tahun 2015 ini pos pemberdayaan keluarga
(Posdaya) Kabupaten Kulonprogo mulai memberikan bantuan benah rumah
dan ekonomi produktif bagi keluarga tidak mampu. Untuk tahun pertama,
bantuan benah rumah diberikan kepada Suto Mulyo Utomo warga Pereng
Bumirejo Kecamatan Lendah, karena rumahnya tidak layak huni. Bantuan
diserahkan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) dengan wujud
uang dan kambing.
"Bantuan benah rumah baru pertama kali diberikan oleh posdaya berupa
uang Rp 10 juta dari CSR Paguyuban Pengelola Toko Milik Rakyat
(Tomira). Bantuan ini diberikan karena rumahnya pak Suto tidak layak
huni. Karena rumahnya berada di atas tanah saudaranya, maka hanya
dilakukan benah rumah, dan saudaranya juga sudah mengizinkan untuk
dibenahi," ujar Ketua Tim Pembina Posdaya Kulonprogo Dra Hj Sri
Harmintarti MM, Kamis (18/6/2015).
Selain bantuan benah rumah, karena kemiskinannya dan tidak punya
usaha, Tim Pembina Posdaya setelah ada pendataan pemetaan maka Suto
Mulyo Utomo diberikan bantuan untuk usaha. Bantuan berupa ternak,
yakni dua ekor kambing dan kandang dari KSU Posdaya Pengasih.(Wid)
Share:

19 June 2015

KESEMPATAN KERJA : Rumah Potong Ayam di Kulonprogo Serap 300 Tenaga Kerja

Harianjogja.com, KULONPROGO– Rumah Potong Ayam (RPA) yang akan
dikembangkan di Desa Pleret, Panjatan segera dibangun. Pengembangan
perusahaan di wilayah kecamatan ini diharapkan dapat membuka lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar.
"Keberadaan perusahaan ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat sekitar. Sejalan dengan Bela Beli Kulonprogo, perusahaan
ini dapat memberdayakan masyarakat Kulonprogo," ujar Bupati Kulonprogo
Hasto Wardoyo saat membuka acara peletakan batu pertama pembangunan
Rumah RPA PT Jaya Makmur Prayoga Sentausa, Rabu (17/6/2015).
Hasto mengungkapkan, kabupaten ini masih membutuhkan uluran tangan
investor. Dia mengatakan, bantuan yang diharapkan yakni kerjasama
dengan masyarakat guna memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi
rakyat, terutama bagi masyarakat di desa tersebut.
Selain itu, Hasto menuturkan, peranan investor yang akan menanamkan
investasi di kabupaten ini diharapkan dapat turut menerapkan one
village one sister company. Target yang akan dicapai dari penerapan
program ini yakni untuk mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
"Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan mengoptimalkan program
corporate social responsibility [CSR]. Selain itu, tidak boleh ada
pungutan tidak resmi," tegas Hasto.
Dirut PT Jaya Makmur Prayoga Sentausa Bram Setyawan berharap,
keberadaan rumah potong ayam ini diharapkan tidak hanya dapat
menyuplai kebutuhan ayam potong di wilayah ini. Dia mengungkapkan, ke
depan dengan dibangunnya perusahaan ini dapat membuka lapangan kerja
bagi masyarakat Desa Pleret maupun masyarakat Kulonprogo secara umum.
"Kami menempati lahan seluas dua hektare. Kapasitas pemotongan ayam
paling tidak mencapai tiga juta ekor ayam per tahun," ujar Bram.
Sementara itu, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
(BPMPT) Kulonprogo Agung Kurniawan menambahkan, nilai investasi awal
yang diajukan perusahaan tersebut mencapai Rp1 miliar di triwulan
pertama. Penyerapan tenaga kerja yang akan dibutuhkan oleh perusahaan
ini cukup banyak. Pasalnya, paling tidak penyerapan tenaga kerja
mencapai 300 orang.
"Wilayah ini [Panjatan] masih memiliki potensi investasi yang baik.
Sesuai aspek tata ruang, kecamatan ini lebih cocok untuk sektor jasa
perdagangan. Apalagi saat ini jalur Daendels sedang diperlebar dan
banyak perusahaan-perusahaan pergudangan yang tertarik untuk
menanamkan investasinya di sini," jelas Agung.
Share:

Kasus Narkoba di Kulonprogo Naik

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Di Kabupaten Kulonprogo tahun 2014 kasus
penyalahgunaan narkoba yang diproses hukum ada delapan kasus.
Dibandingkan tahun 2013 yang ada lima, jumlah kasus 2014 meningkat.

Berdasarkan data dari Satresnarkoba Polres Kulonprogo, kasus tertinggi
terjadi pada 2010 sebanyak 13 kasus, tahun 2011 ada 6 kasus, dan 2012
dua kasus. "Kecamatan yang rawan penyalahgunaan narkoba yaitu Temon,
Galur, Nanggulan, dan Kalibawang. Kerawanan ini terjadi karena kasus
yang ada di sana, seperti di Kalibawang tertangkap kasus ganja di
Dekso. Wilayah rawan lainnya karena daerah perbatasan yang diprediksi
menjadi lalu-lintas peredaran narkoba, yaitu di Temon dan Galur,"
ujarnya pada dialog interaktif dalam rangka sosialisasi pencegahan
dan pemberantasan penyalaghunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN)
terhadap instansi Pemkab Kulonprogo, di aula PMI setempat, Kamis
(18/6/2015). Dialog menampilkan narasumber Kepala Badan Narkotika
Nasional Provinsi (BNNP) DIY KBP Soetarmono DS SE MSi .

Menurut Soetarmono, prevalensi penyalahgunaan narkoba di DIY tinggi.
Pada 2014 jumlah penyalahguna narkoba ada 62.028, sehingga DIY
menempati peringkat kelima tertinggi di Indonesia dari 33 provinsi.
Tahun 2008 DIY bahkan pernah menempati peringkat kedua setelah DKI
Jakarta. "Terkait penyalahgunaan narkoba, BNNP DIY menargetkan tahun
ini melakukan rehabilitasi terhadap 1.369 penyalahguna narkoba dari 62
ribu. Adanya upaya itu diharapkan yang belum terkena penyalahgunaan
narkoba akan imun atau menolak, dan yang sudah kena direhabilitasi,"
ujarnya.(*)
Share:

18 June 2015

Gedung Autis Center di Kulonprogo Resmi Dilaunching

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Operasional Pusat Layanan Autis di
Kulonprogo resmi diluncurkan, Rabu (17/6/2015). Mengawali
serangkaianlaunchinggedung Autis Center di Sentolo itu, beberapa anak
dan siswa autisunjukdiri dalam berbagai atraksi.
Seorang di antaranya Winantu Basuki, siswa SLBN 1 Bantul. Siswa
autisyang selalu merespon segala sesuatu dengan lagu dan musik ini
tampil menyanyikan lagu Ramadan Datang.
Bergaya di hadapan bupati dan para pejabat dinas serta kementerian,
Winantu mampu menyedot perhatian yang hadir. Dia bahkan memainkan alat
musik keybord dengan jari-jarinya yang lincah.
Guru SLB yang mendampinginya, Wahyu Joko Pramono, mengatakan Winantu
merupakan siswa tuna ganda, yaitu tuna netra dan autis.
"Sukanya memang musik. Lagu bahasa inggris cepat hafal. Penampilan
hari ini hanya sekali latihan," ujarnya.
Gedung baru autiscenter diperuntukkan bagi semua daerah. Sebagai
satu-satunya layanan autisdi DIY, keberadaannya melayani semua
kabupaten dan kota di DIY dan sekitarnya.
Share:

17 June 2015

KORUPSI KULONPROGO : Mayoritas Menyeret Kades

Harianjogja.com, KULONPROGO—Mayoritas kasus korupsi yang ditangani
Kejaksaan Negeri Wates di tahun ini menyeret nama-nama yang berasal
dari kalangan kepala desa.
Mereka meliputi mantan Kades Banaran, Kecamatan Galur, Dwi Haryanto;
mantan Kades Pendoworejo, Girimulyo, Landung Wiyana; dan mantan Kades
Tayuban, Panjatan, Wakidjo. Kasus Dwi dan Landung sudah masuk masa
persidangan sejak April lalu sedangkan kasus yang membelit Wakidjo
baru sampai tahap pemberkasan di Kejari.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Wates Arief Muda mengatakan selama ini
Kejari Wates mengandalkan laporan dan aduan warga terhadap sejumlah
kasus korupsi yang ditangani lembaganya. Jika pelapor dan materinya
jelas, Kejari segera menindaklanjuti dugaan kasus korupsi.
"Pernah ada surat kaleng [laporan tanpa identitas pengirim]. Kejari
tidak bisa menindaklanjuti yang seperti itu [surat kaleng]," paparnya
Terhadap kasus korupsi yang mayoritas membelit kades, Inspektorat
Daerah Kulonprogo berusaha memperketat pengawasan internal untuk
mencegah tindak pidana korupsi, baik di satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) maupun pemerintah desa. Laporan admnistrasi dan keuangan harus
benar-benar dicermati.
"Jika ditemukan kesalahan laporan pada pemeriksaan, kami [Inspekda]
minta dibetulkan," ungkap Kepala Inspektorat Daerah Kabupaten
Kulonprogo, Arif Sudarmanto, Jumat (12/6/2015).
Demi meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP), diadakan pertemuan
seluruh kepala SKPD setiap pekan dan tidak boleh diwakilkan. Siapa
saja yang punya masalah akan langsung diinventaris. Arif menambahkan
saat ini fokus pengawasan ditujukan pada pemerintah desa.
Menurut dia, laporan penggunaan dana desa harus benar-benar dibuat
secara rinci dan teliti sebab kesalahan yang terjadi bisa saja
berakhir pada kasus dugaan korupsi.
"Kami akan perbanyak pembinaan dan pendampingan yang sifatnya teknis.
Misalnya cara membuat laporan dan apa saja yang harus dilampirkan,"
papar Arif. Dia berharap tidak ada lagi kades yang terlibat kasus
dugaan korupsi meski uang yang diterima desa semakin besar.
Share:

Petinju Kulonprogo Ditawari Tanding di Thailand

Bisnis.com, KULONPROGO-Petinju asal Kulonprogo Hery Ardianto mendapat
tawaran bertanding di Thailand.
Setelah Lebaran 2015, Hery yang baru saja meraih sabuk emas Bupati
Kulonprogo seusai mengalahkan petinju asal Jakarta, Williem Rey, Sabtu
(13/6/2015) akan ditantang dalam kejuaraan tingkat nasional di
Jakarta.
"Rencananya seusai Lebaran. Setelah mengalahkan Williem dia akan
mempersiapkan diri untuk kejuaraan nasional di Jakarta," ujar Pelatih
Sasana Satria Menoreh, Ferry Kuahati kepada Bisnis.com, Minggu
(14/6/2015).
Menurut Ferry, pihaknya terus mendorong petinju yang biasa bertarung
di kelas ringan 60 Kg dan Welter 63 Kg ini menggondol gelar nasional.
Selain mengorbitkan Hery ke sejumlah promotor nasional, Ferry
menyatakan ada rencana petinju yang meraih kemenangan dalam delapan
ronde atas Williem ini bertarung di Thailand.
"Nanti lihat perkembangan yang ada. Tawaran sudah ada, tinggal
kelanjutannya saja," jelas Ferry.
Selain Hery, Ferry mengungkapkan ada sejumlah petinju yang tengah
dipersiapkan pihaknya untuk terjun ke tinju profesional. Akan tetapi,
Ferry masih enggan menyebutkan nama-namanya.
"Sementara untuk petinju lainnya, sedang fokus ke Porda dan Pra-PON,"
tandas Ferry.
Editor : Mediani Dyah Natalia
Share:

Sampai Kapanpun Petani Pesisir Kulonprogo Tolak Tambang Pasir Besi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Sempat lama tak muncul dalam aksi penolakan,
warga petani pesisir selatan Kulonprogo yang tergabung dalam Paguyuban
Petani Lahan Pantai (PPLP) akhirnya menunjukkan konsistensinya menolak
penambangan pasir besi, di pertigaan Cangkring Garongan Panjatan,
Senin (15/6/2015).
Mereka menggelar aksi penolakan tersebut dengan cara memasang beberapa
baliho dan papan bertuliskan menolak penambangan pasir besi di pesisir
selatan.
Humas PPLP, Widodo, mengatakan bahwa sampai kapan pun warga petani
pesisir tetap menolak rencana penambangan pasir besi.
"Ada sekitar delapan baliho dipasang di tepi jalan lintas selatan,"
kata Widodo, di sela aksi tersebut.
Menurutnya, baliho papan penolakan itu dipasang oleh masing-masing
unit PPLP di desa-desa. Pemasangan dimulai dari wilayah Karangwuni
sampai wilayah Banaran Kecamatan Galur.
"Ini bukti perjuangan kami sebagai petani pesisir menolak penambangan
pasir besi masih ada," ujarnya. Menunjukkan komitmen penolakan itu,
sampai saat ini warga petani tetap menggarap lahan pertanian di
pesisir selatan. Widodo menegaskan bahwa penolakan para petani tidak
akan ada habisnya.
Sengaja memasang papan penolakan saat menjelang ramadan, menurutnya,
agar para pemudik langsung mengetahui di wilayah itu masih ada
penolakan.
Setidaknya 70 perwakilan PPLP terlibat melakukan pemasangan papan
penolakan itu. Selain memasang baliho, mereka juga melakukan aksi
blokade jalan selama sekitar setengah jam.
Di lokasi pun petugas berjaga sekaligus melakukan pengalihan arus lalu
lintas kendaraan yang melintas.
Tokoh PPLP, Sumanto, menyatakan banyaknya proyek pembangunan di
Kulonprogo ternyata harus mengorbankan rakyat dengan penggusuran.
Sebab itu dia menegaskan warga terdampak penggusuran harus bersatu.
"Kami juga mendukung perjuangan WTT yang menolak pembangunan bandara
di Temon," ujarnya.( tribunjogja.com)
Share:

Anggota Satpol PP Kulonprogo Kemalingan Batu Akik

Bisnis.com, KULONPROGO—Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kulonprogo
Rokhgiarto kehilangan lebih dari 10 koleksi batu akik yang dia simpan
di rumahnya. Koleksi batu akik yang lenyap tersebut antara lain jenis
pirus, giok, ruby tanzania, kecubung, satam dan black jade. Pencurian
terjadi pada Kamis (11/6) pekan lalu.
Siang itu, dia sedang menjalankan tugas dalam acara bulan bakti gotong
royong masyarakat di wilayah Kecamatan Pengasih.
Tiba-tiba, Rokhgiarto menerima telepon dari anaknya yang bernama Zaki.
Anaknya kaget karena mendapati pintu rumah sudah rusak karena dibuka
secara paksa saat pulang dari sekolah. Ketika Zaki memasuki rumah, dia
juga melihat pintu kamar orangtuanya terbuka dan lampunya pun menyala.
"Katanya lemari sudah diacak-acak dan sejumlah barang termasuk akik
dalam wadah hilang," ungkap warga Desa Krembangan, Kecamatan Panjatan
itu, Selasa (16/6). Setelah mendapat kabar dari anaknya, Rokhgiarto
segera pulang dan mengecek kondisi rumah.
Tidak hanya koleksi batu akik, laptop, tablet, dan jam tangan ternyata
turut hilang. Meski tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, dia
memperkirakan kerugian yang dialami cukup besar. Sebab, batu akiknya
adalah koleksi sejak tahun 1990 sehingga nilainya diprediksi sudah
naik.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Kulonprogo Iptu Heru M.Yanto mengatakan
kasus pencurian yang menimpa Rokhgiarto masih dalam penyelidikan.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan kerusakan pintu
disebabkan adanya pencongkelan dari luar. Pemeriksaan saksi terus
dilakukan meski korban mengatakan ada warga sekitar rumahnya yang
sempat melihat pelaku.
Editor : Sumadiyono
Share:

11 Tahun Nunggak Pajak, Mobil Plat Merah Ditilang

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Razia angkutan yang digelar tim gabungan
dari Polres Kulonprogo, Satpol PP dan Dinas Perhubungan setempat di
Jalan Raya Pengasih, Senin (15/06/2015), berhasil menjaring mobil
berplat merah. Sebuah mobil tangki milik PDAM Kulonprogo kedapatan
beroperasi dalam kondisi belum membayar pajak selama 11 tahun
terakhir.
Informasi di lapangan menyebutkan, mobil tanki tersebut belum
terbayarkan pajaknya sejak tahun 2004 silam. Tidak hanya pajak
tahunan, mobil plat merah ini juga belum diuji KIR. Tak pandang bulu,
petugas gabungan yang menggelar razia kemudian menindaknya dengan
tilang di tempat.
Saat dimintai keterangan, sopir mobil tangki, Wahyudi Setiawan,
mengakui bahwa kendaraan yang dikemudikannya belum membayar pajak
sejak lama, juga tidak diuji KIR secara rutin. Wahyudi berdalih, mobil
tersebut tetap dioperasionalkan sebagai upaya pemberian pelayanan
kepada masyarakat.
"Platnya memang sudah mati karena belum bayar pajak tahunan dan KIR
sejak tahun 2004. Mobil ini bantuan dari Kementerian, makanya berplat
nomor B, Jakarta," katanya.
Menurut Wahyudi, ada dua mobil plat B merah milik PDAM Kulonprogo yang
belum dibayarkan pajaknya. Sebab untuk membayar pajak harus ke Jakarta
dan membutuhkan banyak biaya. "Biayanya mahal," ujar Wahyudi.
Saat dirazia, Wahyudi mengemudikan mobil tanki tersebut bersama
beberapa orang pegawai PDAM. Pegawai bagian gudang ini hendak
melakukan dropping air bersih untuk warga yang membutuhkan di daerah
Kalipetir.
Saat diperiksa petugas, Wahyudi juga tidak bisa menunjukkan
surat-surat kelengkapan kendaraan. Bertindak patuh, ia kemudian
menerima tilang petugas dan akan melaporkan hal ini ke pimpinan. "Biar
pimpinan yang memutuskan, mau bagaimana," katanya.
Sementara itu, KBO Satlantas Polres Kulonprogo, Ipda Basuki Rahmat
menguraikan, dalam operasi tersebut pihaknya berhasil menjaring
sekitar 50 kendaraan. 12 di antaranya melakukan pelanggaran yakni
belum memperbarui uji KIR dan tidak membawa surat kelengkapan
kendaraan. "Kami juga menindak truk yang melanggar ukuran badan,"
jelasnya.
Kabid Dalops Dinas Perhubungan Kulonprogo, Sigit Purnomo menambahkan,
ada beberapa pengendara yang tidak mengindahkan peringatan. Melalui
operasi gabungan tersebut, pihaknya kemudian melakukan tindakan
tegas.(Unt)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP