Solopos.com, KULONPROGO — Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulonprogo memperkirakan kerusakan pada jalan alternatif yang berstatus jalan kabupaten mencapai 20 persen. Namun, tidak ada upaya perbaikan khusus untuk menghadapi arus mudik Lebaran yang sudah semakin dekat.
Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Kulonprogo, Nurcahyo Budi Wibowo mengatakan, bentuk kerusakan kebanyakan berupa jalan berlubang atau bergelombang. Kondisi itu diakui bisa membahayakan pengguna jalan.
“Jalan yang baik kondisinya sekitar 80 persen. Kalau secara umum yang sekalian dengan jalan nasional propinsi kira-kira 75 persen,” ujar Nurcahyo, Senin (5/6/2017).
Nurcahyo lalu mengungkapkan, tidak ada upaya perbaikan khusus dalam persiapan menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini. Pemkab Kulonprogo hanya menggunakan anggaran pemeliharaan rutin. Terakhir mereka membenahi ruas jalan rusak di wilayah Kepek Pengasih yang menjadi jalur alternatif menuju Kecamatan Girimulyo dan Nanggulan.
“Kita tambal yang berlubang tapi rata-rata memang diperbaiki lewat pemeliharaan rutin,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com, kerusakan juga terjadi pada sebagian ruas jalan alternatif Pengasih-Sentolo di Kulonprogo. Kondisi jalan disana cenderung bergelombang, terutama yang terletak di wilayah Kaliagung, Sentolo. Menurut Nurcahyo, hal itu terjadi karena jalan sering dilalui truk pengangkut tanah uruk untuk lahan relokasi warga terdampak pembangunan bandara baru.
Jalan alternatif Pengasih-Sentolo selama ini menjadi salah satu pilihan utama warga untuk menuju ke arah Jogja. Namun, statusnya merupakan jalan propinsi sehingga Pemkab Kulonprogo juga tidak bisa berbuat banyak selain melakukan koordinasi dan komunikasi. “Itu juga penting jalannya tapi statusnya jalan propinsi. Pemda DIY paling juga ada anggaran pemeliharaan rutin,” ucap Nurcahyo kemudian