Sumber Berita : Warga Kulon Progo Tak Perlu Keluar, 12 Koperasi Bakal Layani Belanja Daring - SuaraJogja.ID
04 April 2020
Warga Kulon Progo Tak Perlu Keluar, 12 Koperasi Bakal Layani Belanja Daring - SuaraJogja.ID
Sumber Berita : Warga Kulon Progo Tak Perlu Keluar, 12 Koperasi Bakal Layani Belanja Daring - SuaraJogja.ID
Dinkes Kulon Progo Berikan Materi Penanganan Korban Covid-19 - Tribun Jogja
Antisipasi Penolakan Pemudik, 4 Gedung Disiapkan di Kulon Progo - SuaraJogja.ID
Dana Penanganan COVID-19 di Kulon Progo Ditambah Rp4 Miliar - SuaraJogja.ID
Sumber Berita : Dana Penanganan COVID-19 di Kulon Progo Ditambah Rp4 Miliar - SuaraJogja.ID
03 April 2020
Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis - TRIBUNJOGJA.COM
Hujan Abu Juga Dirasakan di Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Girimulyo, Kulon Progo - tribunjogja.com
01 April 2020
Cegah Penyebaran Virus Corona, Nyadran Agung di Kulon Progo Dibatalkan - Tribun Jogja
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Prosesi Nyadran Agung yang merupakan satu dari beberapa agenda rutin di Kabupaten Kulon Progo dalam menyambut bulan suci Ramadhan, tahun ini terpaksa harus dibatalkan.
Gelaran yang kental dengan tradisi dan budaya Jawa ini, direncanakan akan digelar di Alun-alun Wates pada 17 - 18 April 2020.
Pembatalan Nyadran Agung tersebut tidak lain dikarenakan sebagai langkah antisipasi atas potensi penyebaran Pandemi Covid-19 di wilayah Kulon Progo.
Pasalnya, dalam pelaksanaan kegiatan Nyadran agung ini, ratusan orang dari berbagai wilayah dan juga wisatawan domestik serta asing biasa turut hadir dan ambil bagian.
Pembatalan gelaran tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, Untung Waluyo, Rabu (1/4/2020).
Menurutnya, gelaran yang merupakan akulturasi budaya dan agama ini, terpaksa harus dibatalkan setelah diputuskan dalam rapat koordinasi dengan Forkompinda kabupaten Kulon Progo beserta berbagai instansi terkait.
"Dari hasil rapat dengan berbagai pihak, mengingat dan mempertimbangkan berbagai kondisi, akhirnya Nyadran Agung 2020 dibatalkan," katanya.
Selain itu, pembatalan ini dilaksanakan sebagai langkah tindak lanjut terhadap Instruksi Gubernur DIY Nomor : 2/nstr/2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) dan Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor : 440/1197 tentang Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) di Kulon Progo.
Untung juga menyampaikan, dengan dibatalkannya gelaran tersebut, ada alternatif pengganti yang tentunya tidak melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya.
"Nanti alternatif kegiatan pengganti direncanakan melalui tahlil. Yang dilibatkan 7 sampai 9 orang pada tanggal 17 April 2020, malam. Esensi tetap dijalankan dengan sederhana," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)
Dorong Produksi Padi, Petani Kulon Progo Gunakan Budidaya Teknik Mulsa - SuaraJogja.ID
SuaraJogja.id - Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, melakukan uji coba budidaya padi menggunakan sistem mulsa guna mendorong produksi.
Salah satu anggota dari Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Ngadirin di Kulon Progo menjelaskan, teknik mulsa dilakukan dengan menutupi lahan sawah menggunakan plastik yang dilubangi untuk menanam padi.
"Teknik ini biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura. Kemudian, kami uji coba untuk tanaman padi. Semoga hasilnya mampu meningkatkan produksi padi," kata Ngadirin, Rabu (1/4/2020).
Ngadirin menjelaskan, uji coba dilakukan di lahan seluas 4.500 meter persegi. Jarak tanam padi 40 x 40 cm dengan legowo 4.1 dengan legowo 50 centi meter. Lahan yang digunakan merupakan sisa mulsa yang digunakan dalam budidaya cabai pada musim sebelumnya.
Kelebihan dari teknik budidaya padi sistem mulsa yakni bisa mengoptimalkan jumlah penanam dari metode biasanya yang bisa ditanam 8 orang, cukup dengan 4 orang, tanpa olah tanah.
"Sistem mulsa juga menghemat biaya, tidak tergantung pada traktor, hemat dalam penyiangan dan waktu pemupukan dan perawatan," kata Ngadirin, melansir Antara.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, Ngadirin mengungkapkan, dalam setiap rumpun bisa menghasilkan 45-55 anakan. Hal ini sangat menguntungkan dalam rangka menggenjot produktivitas padi, karena rata-rata padi yang dihasilkan di lokasi tersebut maksimal 35 anakan per rumpun.
Teknik mulsa menggunakan sistem tanam dengan menanam satu batang per rumpun. Berbeda dengan teknik tanam padi konvensional dilakukan oleh petani di wilayah Bendungan yang umumnya menanam 2-3 batang per tanam.
"Kami optimistis budidaya tanaman padi sistem mulsa dapat meningkatkan produksi padi," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugraha mengapresiasi inovasi budidaya tanaman padi sistem mulsa oleh Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Ia berharap kelompok tani lain juga berlomba-lomba berinovasi untuk meningkatkan produksi padi, dan tanaman pangan lain.
"Kami sangat mengapresiasi inovasi Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Inovasi ini sangat bagus untuk memotivasi kelompok tani yang lain. Kami siap memberikan pendampingan," katanya.
Sumber : Dorong Produksi Padi, Petani Kulon Progo Gunakan Budidaya Teknik Mulsa - SuaraJogja.ID
Stok Langka, Bantuan Hand Sanitizer Diberi ke Pemkab Kulon Progo - SuaraJogja.ID
SuaraJogja.id - Pemkab Kulon Progo menerima bantuan berupa hand mosturizer dan hand sanitizer yang diproduksi sendiri oleh PT Belle First. Penyerahan bantuan tersebut diterima langsung oleh Bupati Kulon Progo Sutedjo pada Selasa (31/3/2020) di ruang kerjanya.
Keprihatinan akan kelangkaan serta tingginya harga hand moisturizer dan hand sanitizer HS di pasaran mendorong PT Belle First untuk berinisiatif membuat sendiri kedua produk tersebut, yang kemudian diberikan sebagai bantuan kepada Pemkab Kulon Progo. Tidak hanya sebagai bantuan saja, produk dari Belle First itu juga tersedia di apotek di Kulon Progo.
“Bermula dari kedua barang tersebut yang sudah langka di pasaran karena adanya COVID-19, selain itu juga biasanya masyarakat membuat dengan komposisi yang tidak pas, yang berbahaya bagi kulit dan tubuh,” kata Komisaris Utama PT Belle First Yonanta Satria Nugraha saat melakukan audiensi bersama Sutedjo di ruang kerja Bupati Kulon Progo, Selasa.
Yonanta menuturkan, selanjutnya bantuan diberikan ke RSUD Wates, Dinas Kesehatan Kulon Progo, dan Dinas Koperasi UKM Kulon Progo sebagai bentuk kepedulian sekaligus dukungan terhadap penanganan COVID-19, khususnya di Kulon Progo.
“Jumlah bantuan yang diberikan untuk RSUD Wates sebanyak 50 hand moisturizer (HM) dan 100 hand sanitizer (HS), untuk Dinas Kesehatan sebanyak 10 HM dan 25 HS, dan Dinas Koperasi sejumlah 10 HM dan 25 HS. Jika masyarakat ingin membeli, produk Belle First sudah tersedia di apotek Kulon Progo”, jelasnya.
Sutedjo pun menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian dan dukungan PT Belle First, yang telah memberikan bantuan beruapa hand mosturizer dan hand sanitizer. Pihaknya juga menyatakan bahwa produk tersebut akan sangat membantu masyarakat di tengah kelangkaannya selamah wabah COVID-19 ini.
“Atas nama Pemkab Kulon Progo, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kepedulian PT Belle First, yang telah memproduksi barang yang dibutuhkan masyarakat berupa hand moisturizer dan hand sanitizer karena barang tersebut juga sudah langka di pasaran”, kata Sutedjo.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Harmintarti berharap agar RSUD turut membantu mengutamakan menggunakan produk lokal yang diproduksi oleh Belle First.
“Ini merupakan produk lokal yang diproduksi oleh PT Belle First, agar RSUD dapat membantu mengutamakan penggunaan produk ini. Di sisi lain, PT Belle First juga sudah bekerja sama dengan BPOM dalam hal komposisi produk, sehingga segala sesuatu sudah dikawal oleh BPOM”, katanya.
Pesan Polres Kulon Progo soal Pembatasan Wilayah - Tagar News
Warga selain dengan melaporkan ke pemangku kepentingan di wilayahnya, melakukan penyemprotan disinfektan mandiri sampai melakukan pembatasan di wilayahnya dengan mengurangi akses jalan dan membuat spanduk imbauan.
Pelaksana Harian Wakil Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo Komisaris Polisi Sudarmawan ikut menanggapi maraknya aksi pembatasan wilayah oleh masyarakat itu. Kepolisiam bisa memaklumi proteksi wilayah, namun yang perlu diperhatikan adalah pembatasan yang wajar atau tidak berlebihan.
Dia berpendapat agar spanduk yang dipasang memakai kata-kata yang humanis dan edukatif dalam penulisan. "Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya," ujar Sudarmawan di Kulon Progo pada Selasa, 31 Maret 2020.
Sudarmawan justru mempersilakan masyarakat ingin melakukan pembatasan wilayah. Mereka hanya perlu mengkoordinasikan dengan pemangku kepentingan setempat seperti Panewu, Kepala Kepolisian Sektor, Komandan Rayon Militer dan lainnya, agar diberikan arahan terkait dengan akses yang ditutup dan kata-kata yang disampaikan.
Dia mengungkapkan tujuan pembatasan ini baik. "Namun akses jalan jangan ditutup semua agar tidak timbul permasalahan," tuturnya.
Kita masyarakat Yogyakarta yang santun. Jadi harap diperbaiki kata-katanya.
Sudarman mengungkapkan, kepolisian siap bertindak jika masyarakat berlebihan dalam pembatasan wilayah. Namun, tindakan yang diambil yaitu dengan pendekatan persuasif kepada masyarakat yang dianggap sudah keluar dari koridor dan norma.
Dukuh Karangtengah Kidul, Kalurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Puryono mengatakan, pihaknya akan mengganti imbauan pembatasan wilayah dengan kata yang halus, dari larangan menjadi imbauan untuk warga yang terlanjur mudik yang dipasang di pintu masuk desa.
"Kami tidak bisa melarang atau mengusir yang sudah terlanjur mudik. Kami paham dengan pembatasan akses di kota, jadi kami beri pengertian saja. Semoga warga bisa mentaati aturan yang ada," tuturnya.
Puryono menjelaskan, pihaknya tidak bisa menolak jika ada perantau yang ingin pulang ke Karangtengah Kidul. Oleh karena itu, Padukuhan menugaskan jajaran RT dan warga untuk memantau para pendatang di masa wabah Covid-19 seperti sekarang ini.
"Kami juga perintahkan pendatang yang masuk daerahnya melakukan isolasi secara mandiri minimal hingga 14 hari," ujarnya.
Dia menambahkan, sudah ada beberapa pendatang dari luar kota yang tiba di Karangtengah Kidul. Mereka mayoritas pulang ke rumah orang tuanya, dan hanya satu orang yang pulang ke rumah miliknya. []