Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


25 March 2020

Corona dan Gua Legenda Sugriwa-Subali di Kulon Progo - Tagar News


Kulon Progo - Wabah virus Corona atau Covid-19 yang makin meluas berdampak pada obyek wisata di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Jumlah kunjungan menurun cukup drastis jika dibandingkan dengan sebelum makin merebaknya Coronavirus, salah satunya objek wisata Gua Kiskendo yang berlokasi di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo.
Pengelola obyek wisata alam Gua Kiskendo, Suisno mengatakan, gua yang memiliki legenda Sugriwa dan Subali ini, kondisinya saat ini cenderung sepi pengunjung. Jika pada hari biasa jumlah kunjungan bisa 50 hingga 100 orang, maka pada saat ini kunjungan tidak lebih dari 30 orang. "Jika dipersentase penurunan kunjungan mendekati angka 60 persen," ujar Suisno di Kulon Progo pada Sabtu 21 Maret 2020.
Sementara untuk akhir pekan, diketahui juga mengalami penurunan. Jika sebelumnya bisa mencapai 500 orang, jumlah kunjungan saat ini sekitar 250 orang per hari.
Suisno menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya mengantisipasi penyebaran virus Corona, seperti menyediakan sabun di kamar mandi, yang bisa digunakan pengunjung untuk cuci tangan. Dengan disediakannya sabun ini, pengunjung diimbau agar senantiasa cuci tangan memakai sabun. "Kami sepenuhnya ikut kebijakan dari pemerintah kabupaten," ucap Suisno.
Suisno berharap, wabah virus Corona bisa segera tertangani dengan baik agar jumlah kunjungan wisatawan segera pulih. Pariwisata baik yang baru sampai dengan yang berkembang dan mandiri adalah salah satu penambah perekonomian masyarakat. "Kami masih bingung mau berbuat apa agar kunjungan wisatawan tidak menurun," ungkapnya.
Jika dipersentase penurunan kunjungan mendekati angka 60 persen.
Slamet Adi Suwito, pengelola Gua Kiskendo, lainnya mengatakan, di dalam paket jelajah gua, pengunjung bisa menikmati setiap sudut gua yang penuh dengan stalagtit dan stalagmit. "Pengunjung akan mendapatkan informasi tentang kisah Sugriwa Subali," tuturnya.
Gua Kiskendo yang berada di perbukitan Menoreh ini tidak lepas dari cerita turun temmurun tentang sosok pewayangan, Sugriwa dan Subali. Sugriwa merupakan raja kera sekaligus tokoh protagonis dalam cerita Ramayana yang tinggal di Kerajaan Kiskenda bersama kakaknya bernama Subali.
Saat Sugriwa dan Subali melalang buana, kerajaan ini jatuh dan dikuasai oleh Maesasura dan Lembusura, dua manusia berkepala sapi dan kerbau. Raja Kera dan kakaknya datang untuk merebut kembali kerajaannya. Terjadilah pertempuran sengit antara kedua belah pihak.
Maesasura dan Lembusura berhasil dikalahkan. Sugriwa mengira adiknya juga ikut gugur dalam pertempuran itu. Lalu Sugriwa memilih meninggalkan kerajaannya dan kembali ke langit. Dalam pertempuran itu, Subali terkubur di gua. Dengan segenap upaya, Subali bisa keluar dari tanah dengan menjebolnya. Maka terjadilah gua yang kemudian dinamakan Gua Kiskendo.
Pertempuran sengit itu digambarkan melalui relief di pintu masuk gua. Relief dibuat pada 1980-an oleh pemerintah dan komunitas seni di Yogyakarta. []

Sumber Berita : Corona dan Gua Legenda Sugriwa-Subali di Kulon Progo - Tagar News
Share:

Wabah Corona, 5 Wisata Berbasis Masyarakat di Kulon Progo Tutup - Tempo


TEMPO.COKulon Progo - Lima objek wisata berbasis masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, tutup mulai Sabtu sampai Kamis, 21 Maret - 2 April 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Niken Probo Laras mengatakan lima objek wisata berbasis masyarakat yang tutup adalah Pule Payung, Kalibiru, Canthing Mas, Kebun Teh Nglinggo, dan Ayunan Langit.
"Sesuai arahan Ketua Gugus Tugas Bidang Ekonomi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, objek wisata ditutup. Kami menunggu surat edaran dari provinsi yang akan keluar Senin (23 Maret 2020)," kata Niken, Minggu 22 Maret 2020.
Hingga saat ini, menurut dia, bebeberapa objek wisata yang dikelola pemerintah kabupaten masih melayani pengunjung kendati jumlah kunjungan wisatawan turun drastis.
Ketua Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis Kalibiru, Sumarjono mengatakan objek wisata Kalibiru, Kulon Progo, Yogyakarta, tutup sejak 21 Maret hingga 2 April 2020, dan buka kembali pada Jumat 3 April 2020. Tujuannya, mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19. "Kami tidak buka karena wisatawan yang datang ke Kalibiru berasal dari berbagai daerah di Indonesia," kata dia.
Pengunjung berfoto dengan latar pemandangan hutan luas dan Waduk Sermo dari puncak Wisata Alam Kalibiru, Kulon Progo, Yogyakarta. Di sini pengelola mesti membangun spot baru untuk berfoto. Lokasi ini dijuluki sebagai salah satu objek wisata yang Instagramable. TEMPO/Pius Erlangga
Sejak terjadi wabah corona, Sumarjono mengatakan jumlah kunjungan wisatawan Kalibiru anjlok. Pada libur akhir pekan, kunjungan wisatawan biasanya mencapai 400 hingga 500 orang perhari, dan pada hari biasa mencapai 150 hingga 200 orang setiap hari.
"Selama wabah corona ini, kunjungan wisatawan tidak lebih dari 40 orang per hari," kata Sumarjono. "Kami hanya bisa berharap wabah corona ini segera hilang, sehingga pariwisata kembali bangkit."

Sumber Berita : Wabah Corona, 5 Wisata Berbasis Masyarakat di Kulon Progo Tutup - Tempo
Share:

Pemuda di Kulon Progo Sulap Studio Jadi Tempat Bagi-bagi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Beberapa pemuda bersama-sama merelakan studio fotonya di wilayah Kelurahan Wates, Kapanewon Wates untuk dijadikan sebagi lokasi pembagian hand sanitizer. Adalah Septian Aryo Cahyo Seto dan Nosa Pramana, yang secara bersama beberapa temannya berinisiatif membagikan isi ulang hand sanitizer secara gratis sejak Senin (23/03/2020) lalu.
Kegiatan ini dilakukan atas dasar krpihatinan mereka dengan kondisi masyarakat saat ini yang sulit memperoleh masker dan hand sanitizer. Jika pun masih ada harganya sudah pasti mahal.
Nosa dan Seto serta sejumlah pemuda lainnya ini mengaku mereka merogoh kocek pribadi untuk membeli puluhan liter hand sanitizer cair untuk dibagi-bagikan secara cuma-cuma.
"Awalnya memang kami merogoh kocek pribadi. Namun ternyata banyak teman-teman yang kemudian membantu untuk membeli refill hand sanitizer ini," ungkap Seto pada Selasa (24/03/2020) ditemui di sela-sela pengisian ulang hand sanitizer.
Masyarakat umum hanya diperbolehkan untuk mengisi ulang satu botol hand sanitizer kecil berukuran 60 ml hingga 100 ml untuk diisi ulang. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa setiap orang yang datang mendapatkan cairan hand sanitizer.
Pihaknya juga tetap mengimbau kepada masyarakat untuk membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Menjaga kesehatan dan mengurangi pertemuan yang mengumpulkan orang banyak atau social distancing.
Ia berharap adanya hand sanitizer ini bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat ketika digunakan untuk membersihkan tangan dalam kondisi apapun.
Saat ini di Kulon Progo, sejumlah toko dan apotek mulai kehabisan hand sanitizer. Tak sedikit orang yang memborong hand santizer lantaran takut tertular Covid-19.
Ditemui terpisah, Winda Dwi Lestari (17), salah seorang warga Panjatan, mengaku cukup kesulitan mendapatkan hand sanitizer sejak seminggu terakhir. Winda mengaku pernah menemukan hand sanitizer, namun ia harus menebusnya dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Tentunya aksi ini sangat bermanfaat. Apalagi saat ini banyak orang yang kesulitan mendapatkan hand sanitizer. Semoga pemerintah juga melihat aksi ini," katanya.
Pengisian ulang hand sanitizer secara gratis ini rencananya masih akan berlangsung hingga 31 Maret 2020 mendatang. Seto tidak membatasi siapa saja yang hendak bergabung dalam memberi bantuan materi atau pun bahan untuk membuat hand sanitizer.
Ia dalam promosi di akun media sosialnya juga selalu menekanan bahwa aksi ini adalah tentang berbagi, tidak perlu saling berebut atau serakah hingga mengambil sebanyak-banyaknya dan merugikan orang lain.

Sumber Berita : Pemuda di Kulon Progo Sulap Studio Jadi Tempat Bagi-bagi Hand Sanitizer - SuaraJogja.ID
Share:

22 March 2020

KLHK lepasliarkan elang ular bido di Puncak Kulon Progo - ANTARA Sumatera Selatan


Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliarkan sepasang burung elang ular bido (Spilornis cheela) di Puncak Gondang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Direktur Jendral Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno di Kulon Progo, Minggu, mengatakan program pelepasliaran ini melibatkan banyak pihak di antaranya BKSDA Yogyakarta, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta(YKAY), Raptor Indonesia (RAIN), Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) dan Kelampok Tani Hutan Wanapaksi Desa Jatimulyo.
"Keterlibatan banyak pihak dalam upaya konservasi satwa dan habitatnya terutama keterlibatan masyarakat sekitar sangat diperlukan," kata Wiratno.
Ia mengatakan program pelepasliaran kedua elang ular bido ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan montoring selama kurang lebih 21 hari yang dilakukan oleh para sukarelawan dan perwakilan para pihak terkait beserta BKSDA Yogyakarta.
"Selain itu juga dilakukan juga kegiatan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat sekitar mengenai nilai penting keberadaan elang dan habitatnya, serta lingkungan pada umumnya," katanya.

Tim Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta memeriksa burung elang ular bido sebelum dilepasliarkan di Puncak Gondang, Kulon Progo, DIY. (FOTO ANTARA/HO-Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta)
Sementara itu, Kepala Balai KSDA Yogyakarta Wahyudi mengatakan burung elang ular bido yang dilepasliarkan ini telah menjalani proses rehabilitasi di Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY).
Elang ular jantan yang diberi nama “Sugeng” itu diterima YKAY pada 30 Juni 2013 dari hasil serahan warga Desa Kasihan, Kabupaten Bantul. Sedangkan elang ular betina yang diberi nama “Wilujeng” diterima YKAY pada 23 Januari 2013 dari serahan warga melalui BKSDA Yogyakarta.
Setelah melalui proses rehabilitasi di YKAY, kedua elang ini menjalani proses habituasi di kawasan Jurang Jero Taman Nasional Gunung Merapi pada 14 Februari 2020. Tujuan habituasi ini agar kedua elang tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan dan juga mengenal pakan alami di sekitar lokasi pelepasliaran.
"Berdasarkan pertimbangan teknis termasuk rekomendasi hasil kajian habitat dan perilaku, kemudian pada 13 Maret 2020, kedua elang tersebut ditranslokasi ke kawasan hutan Jatimulyo, Girimulyo, Kabupateb Kulon Progo sebelum dilepasliarkan," katanya.
Prosesi pelepasliaran sepasang burung elang ular bido secara simbolis dilakukan oleh Direktur Jendral KSDAE Wiratno didampingi oleh Sekditjend KSDAE Tandya Tjahjana dan Kepala Balai KSDA Yogyakarta Wahyudi pada Sabtu (21/3) di Puncak Gondang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
Share:

Kulon Progo Segera Berlakukan KBM Secara Daring dari Rumah - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana telah membuat surat edaran yang ditujukan kepada seluruh sekolah mulai PAUD, TK, SD, dan SMA.
Diperkirakan, saat ini total jumlah siswa PAUD, baik formal dan non formal di Kulon Progo ada sekitar 18.000 peserta didik.
"Kami instruksikan (untuk anak didik PAUD) untuk bermain di rumah," kata Sumarsono, di Kulon Progo, Sabtu (21/3/2020).
Ia meminta orang tua turut mengambil peran pengawasan terhadap anaknya. Bermain di rumah bukan berarti libur dan malah diajak keluar atau tempat keramaian.
Hal ini, menurutnya, anak-anak termasuk dalam kategori rentan terpapar virus. Sementara untuk siswa SD-SMP pihak sekolah juga sudah diminta mulai menata pembelajaran secara daring dan non-daring (penugasan).
"Sesuai arahan Gubernur, belajar di rumah melalui aplikasi Jogja Belajar. Sejumlah guru juga sudah mendapat bimbingan terkait aplikasi Jogja Belajar ini. Saat inilah kesempatan untuk mengaplikasikannya. Aplikasi itu sebenarnya sudah dijalankan sejak pertengahan 2019," ujar Sumarsono melansir dari Antara.
Sumarsono menyadari, tidak semua siswa memiliki layanan internet di rumah, sehingga pihaknya juga tidak ingin membebani masyarakat dalam kondisi seperti saat ini.
Apabila tidak memungkinkan untuk KBM daring, ia melanjutkan, sekolah bisa memberikan tugas secara offline atau tugas biasa, baik secara struktural dengan lembar kegiatan siswa, menggunakan modul pembelajaran, metode buku pengayaan atau metode lain yang sudah dipahami oleh guru.
"Jadi tidak harus dengan wifi terus, bisa dengan penugasan yang diberikan ke orang tua wali, kerjakan halaman ini hasilnya bisa difoto dan kirimkan ke guru, dengan sistem harapannya juga menjadi bukti rasa tanggungjawab orang tua terhadap anaknya," katanya.
Hasil belajar di rumah ini nantinya juga akan menjadi pertimbangan penilaian dalam sistem.

Share:

Pengelola Wisata Gua Kiskendo Kulon Progo Keluhkan Sepi Pengunjung - Suara.com


SuaraJawaTengah id - Gua Kiskendo yang merupakan salah satu objek wisata di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo mencatat jumlah kunjungan wisatawan, baik turis mancanegara maupun domestik turun drastis sebagai dampak merebaknya virus Corona (Covid-19).
Pengelola Gua Kiskendo, Suisno mengatakan, bahwa dengan adanya corona ini kunjungan menjadi turun. Tidak hanya kunjungan ke Gua Kiskendo saja tapi termasuk dengan kunjungan wisata yang ke Desa Jatimulyo juga.
"Penurunan sangat drastis, pokoknya wisata untuk umum atau yang ada hubungan dengan wisata orang ke orang yang jelas mengalami penurunan secara drastis," kata Suisno, saat dihubungi Sabtu, (21/3/2020).
Ia menuturkan, bahwa jika perhari yang biasanya bisa mencapai 50-100 lebih orang, sekarang tinggal kurang dari 30 orang. Itu pengunjung yang dicatat untuk hari biasa.
Jika biasanya yang masuk ke Desa Jatimulyo dapat mencapai 500 orang, akhir-akhir ini menjadi kisaran 250 orang.
"Secara presentase ya memang turun hampir 60% kunjungan yang datang," tegasnya.
Suisno mengungkapkan bahwa belum ada imbauan terkait menutup objek wisata tersebut. Masih tetap sekadar imbauan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan diri untuk para wisatawan yang berkunjung.
Pihaknya sendiri sudah menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun di area Gua Kiskendo.
Gua beserta kisah-kisah yang menyertainya menjadi daya tarik terbesar obyek wisata ini. Gua Kiskendo konon sudah ditemukan 2 abad silam. Para leluhur terdahulu memanfaatkan untuk mencari ketenangan batin dan pencerahan lewat bertapa.
Share:

Tiwul Bu Sri Kulon Progo Bikin Ketagihan - Tagar NewsTiwul Bu Sri Kulon Progo Bikin Ketagihan - Tagar News


Kulon Progo - Beragam kuliner khas ada pulau Jawa dan dijadikan makanan sehari-hari, salah satunya adalah tiwul. Selama ini, tiwul menjadi makanan khas dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahan baku dari tiwul sebenarnya mudah didapat. Bahan dasar dari tiwul terbuat dari gaplek atau singkong yang sudah dikeringkan dan dikukus. Singkong, masih banyak ditemui di tengah masyarakat. Tanaman ini cukup mudah ditanam dan dipanen tanpa membutuhkan perawatan khusus.
Nah, seiring dengan perkembangan zaman, tiwul turut pula berkembang. Kini sudah muncul tiwul dengan rasa yang beraneka ragam dan dijual di berbagai wilayah termasuk di Kulon Progo.
Di Bumi Binangun ini, muncul tiwul aneka rasa yang dijual oleh Sri Mulyati, warga Dusun Kopat, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih. Dia ingin sekali mengembangkan tiwul agar makanan tradisional Indonesia tetap bertahan dan tidak hilang ditelan makanan modern seperti roti.
Adapun tiwul yang tersedia beraneka ragam rasanya, mulai dari rasa kacang, keju, cokelat, stroberi, hingga tiwul sayur, meski tetap dijual juga tiwul original yang memiliki rasa gurih.
"Harga tiwul aneka rasa setiap kotaknya Rp 12.000. Sementara untuk yang original dijual Rp 9.000 per kotak," ujar Sri Mulyati di Kulon Progo pada Jumat, 20 Maret 2020.
Ada yang berminat membeli original, tiwul aneka rasa dan juga tiwul sayur.
Dia menambahkan, meski baru awal buka, namun peminat tiwul aneka rasa tersebut sudah banyak. Mereka yang membeli masih di lingkup wilayah Kulon Progo seperti dari Pengasih. Tidak hanya orang tua saja, konsumen tiwul ini juga ada yang masih muda. Setiap harinya, rata-rata mampu terjual sekitar 50 Kotak tiwul.
"Ada yang berminat membeli original, tiwul aneka rasa dan juga tiwul sayur. Mereka beli dengan cara COD (Cash On Delivery)," tuturnya.
Dia mengatakan untuk pembuatannya cukup mudah. Tepung singkong dicampur rata dengan parutan kelapa yang masih agak muda, garam, gula, vanili. Setelah itu dicetak dan dikukus sekitar 20-30 menit.
Sementara itu, salah satu pembeli, Rahman, 25 tahun, warga Kapanewon Wates mengatakan, dirinya memang menyukai tiwul sejak lama. Tiwul, menurutnya, lebih enak dan juga tidak membahayakan kesehatan. "Saya beli 2 kotak tiwul rasa cokelat. Rencana mau untuk camilan keluarga," ujarnya.
Sementara itu, Prasetyo, 20 tahun, warga Kokap, mengatakan, dirinya membeli tiwul tersebut karena penasaran dengan rasa tiwul stroberi. "Rasanya enak dan harganya terjangkau. Tidak rugi saya beli," tuturnya. []
Share:

15 March 2020

Cegah Corona, Polres Kulon Progo Bersihkan Stasiun Wates - Suara.com


SuaraJogja.id - Pencegahan penyebaran virus corona penyebab COVID-19 gencar dilakukan di semua daerah. Di Kulon Progo, Minggu (15/3/2020) pagi, Stasiun Wates disterilkan.
Sterilisasi dilakukan dengan cara membersihkan semua titik di stasiun dengan cairan antiseptik, mulai kursi, pintu, meja ruang tunggu, gagang kunci, besi pegangan, monitor pemesanan tiket, serta titik lain yang kerap disentuh pengunjung. Tujuannya, memastikan stasiun dalam kondisi bersih.
"Tujuan bakti sosial ini yaitu mencegah penyebaran virus corona yang sudah banyak menyerang di Indonesia. Polres Kulon Progo melakukan bakti sosial di banyak tempat berkerumun orang ataupun tempat-tempat yang rentan terjadi interaksi manusia atau penumpang di stasiun ini," kata Ketua Tim 1 Baksos Corona AKP Haru Meiyanto di Stasiun Wates, Minggu.
Sterilisasi atau bakti sosial ini dilakukan sejumlah pihak, mulai dari petugas stasiun, Pemda, Polri, TNI, hingga BPBD Kulon Progo. Kegiatan digelar mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB.
Dengan makin meluasnya penyebaran virus corona, maka penanganannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan keterlibatan seluruh komponen masyarakat. Urusan Kesehatan (Urkes) Polres Kulon Progo, yang turut datang, juga sempat mendemokan cara mencuci tangan yang benar kepada para penumpang.
"Kami mengantisipasi virus corona ini dengan memberi pemahaman melindungi diri dan memberi contoh cuci tangan yang benar serta sosialisasi tentang penggunaan masker. Karena memang sekarang banyak pemikiran masyarakat bahwa yang memakai itu semua, jadi kita mengurangi pemahaman tersebut dengan menjelaskan bahwa masker hanya digunakan untuk masyarakat yang sakit atau mengunjungi daerah yang telah terjadi [COVID-10]," jelas Staf Urusan Kesehatan Polres Juliana Saragih.
Pembersihan atau sterilisasi ini tak hanya dilakukan di stasiun, tapi juga di beberapa titik keramaian di sekitar Wates, seperti terminal, masjid, dan lainnya. Masyarakat pun diharapkan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Sumber Berita : Cegah Corona, Polres Kulon Progo Bersihkan Stasiun Wates - Suara.com
Share:

12 March 2020

Disdikpora Kulon Progo Keluarkan Surat Edaran Terkait Antisipasi Penyebaran COVID-19 - Tribun Jogja


  • Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
    TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, mengeluarkan surat edaran mengenai antisipasi penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah dan telah diedarkan sejak Selasa (10/3/2020).
    Kepala Disdikpora Kulon Progo, Sumarsana, Rabu (11/3/2010) mengatakan bahwa pihaknya mengeluarkan surat edaran ini sebagai tindak lanjut atas mewabahnya virus Corona di Indonesia.
    Selain itu tambahnya, adanya pula instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Disdikpora DIY perihal antisipasi penyebaran virus tersebut.
    "Maka kami mengombinasikan itu untuk menekankan kepada sekolah-sekolah agar menyebarluaskan apa-apa saja yang disarankan oleh dinas dan kementrian," kata Sumarsana.
    Pada surat edaran tertanggal 10 Maret tersebut, ada sembilan poin yang harus dilakukan instansi pendidikan tingkat PAUD, TK, SD dan SMP di Kulon Progo untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
    Adapun isi salah satu diantarnya, mengimbau sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), berkoordinasi dengan institusi kesehatan setempat dalam upaya pencegahan penyebaran, meningkatkan peran UKS.
    "Selain itu, pihak sekolah juga harus rutin membersihkan peralatan sekolah seperti komputer, buku dan sebagainya menggunakan cairan disinfektan, serta mempraktekkan etika batuk (jaga jarak, tutup hidung menggunakan masker, tisu atau kain)," ujarnya.
    Dia pun mengharapkan dengan keluarnya surat edaran ini, imbauaan pencegahan penyebaran COVID-19 bisa benar-benar dijalankan seluruh sekolah.
    Kepala SD N Jatiroto, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Sudaryati, berkaitan dengan surat edaran tersebut mengatakan pihaknya sudah melaksanakan Imbauan dalam surat itu.

Sumber Berita : Disdikpora Kulon Progo Keluarkan Surat Edaran Terkait Antisipasi Penyebaran COVID-19 - Tribun Jogja
Share:

Longsor dan Tanah Bergerak, Tiga Keluarga di Kulonprogo Mengungsi - Kompas.com -

KOMPAS.com



KULONPROGO, KOMPAS.com – Tanah longsor yang terjadi dalam sepekan belakangan di Pedukuhan Sabrang Kidul, Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, menyebabkan tiga keluarga yang terdiri 11 jiwa mengungsi.

Belasan jiwa yang mengungsi terdiri dari Joko Yuwono, Santoso, dan Suparji, tiga anak-anak dan dua lansia.

“Mereka mengungsi ke rumah Karyorejo tidak jauh dari rumah” kata Panewu Girimulyo, Purwono via telepon, Rabu (11/3/2020).

Sementara, dua rumah yang berada di atas rumah Joko belum ikut mengungsi.

Tanah tebing di atas rumah Joko Yuwono merekah dan terus bergerak sejak Kamis (6/3/2020).

Hal demikian diakibatkan hujan lebat yang berlangsung sejak sepekan terakhir.

“Sekarang mereka masih belum bisa kembali karena material tanah di sana,” kata Purwono.

Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor di Samarinda, 7.000 Warga Terdampak

Meski demikian, kata Purwono, warga belum bisa kembali ke rumah dikhawatiekan terjadi longsor susulan.

“Hari ini datangkan alat berat. Rencana hari ini atau besok dikerjakan. Hari ini saja hujan lebat kembali terjadi,” kata Purwono.

Dia menambahkan, pihaknya mencatat ada 25 kejadian longsor di Girimulyo, terdiri 10 kejadian mengenai ataulah mengancam rumah.

Sebanyak 15 longsor lain menutup jalan, menumbangkan pohon, menimpa jaringan listrik.


Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP